Monday, February 4, 2013

MENYIKAPI 10 PERBEDAAN SUNATULLAH

MENYIKAPI 10 PERBEDAAN SUNATULLAH


Dalam tulisan terdahulu telah dibahas mengenai 10 perbedaan sunatullah yang dijelaskan dalam surah dan ayat Al Qur’an. Tujuan adanya perbedaan bukan untuk saling menyakiti tapi untuk disikapi dan diselesaikan dengan cara-cara yang baik dan berada dalam ridho Allah SWT. Alhamdulillah, Al Qur’an juga telah memberikan tuntunan bagaimana menyikapi perbedaan itu.

Untuk mengingat kembali, di bawah ini ringkasan dari 10 perbedaan sunatullah itu. (Selengkapnya dapat dilihat di http://risalahmutiaratauhid.blogspot.com/10-perbedaan-sunatullah.html) :

  1. Perbedaan jenis kelamin, bangsa dan suku yang diciptakan untuk saling kenal mengenal QS 49 – Al Hujuraat : 13
  2. Perbedaan bahasa dan warna kulit yang merupakan bukti kebesaran Allah yang terdapat pada alam semesta – QS 30 – Ar Ruum : 22 
  3. Perbedaan pendapat/pemikiran QS 51 – Adz Dzaariyaat : 8
  4. Perbedaan dalam usaha/perbuatan/kegiatan QS 92 – Al Lail : 4  dan QS 72 – Al Jin : 11
  5. Perbedaan kemampuan dan kesanggupan QS 17 – Al Israa’ : 84
  6. Perbedaan dalam tingkat perekonomian QS 6 – Al An’aam : 53
  7. Perbedaan syariat dan keyakinan QS 22 – Al Hajj : 67
  8. Perbedaan dalam ritualQS 24 – An Nuur : 41
  9. Perbedaan derajat/kedudukan di mata Allah QS 6 – Al An’aam : 165
  10. Perbedaan dalam paradigma/cara pandang/kiblat QS 2 – Al Bagarah : 148 
Dalam kenyataan sehari-hari, perbedaan-perbedaan di atas sering menimbulkan perselisihan, pertentangan, konflik, ketidak adilan, merendahkan atau menghina pihak lain, penzaliman satu atas yang lainnya, saling merusak milik orang lain, bahkan dengan membunuh sesama manusia. Bahkan juga dilakukan dengan alasan yang sepele karena kabar bohong atau isu yang tak berdasarkan fakta kebenaran.

Yang paling mendasar dari setiap pertentangan adalah sikap yang menganggap dirinya paling benar, paling pintar, paling tahu, paling berhak, paling berkuasa, tidak mau mengalah, dan menganggap orang lain salah. Sikap “gue bener lu salah” itu biang keladi dari konflik-konflik yang terjadi.  

Oleh karena itu, cara terbaik untuk menyikapi perbedaan adalah dengan mencari petunjuk dalam Al Qur’an, sehingga setiap sikap dan usaha kita menyelesaikan masalah yang timbul karena perbedaan berada dalam ridho Allah SWT. Petunjuk Al Qur’an dalam menyikapi perbedaan, sekaligus mencegah terjadinya pertentangan seperti disinggung di atas sebagai berikut:  

#1 - Sikapi perbedaan dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih dan Penyayang. Kalau ada perbedaan bertingkah lakulah seperti sifat Allah yang penuh kasih sayang sebagaimana firmanNya: “Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang ~ QS 1 – Al Faatihah : 1 ~. Dengan demikian tidak akan ada rasa membenci orang lain karena perbedaan apapun.
#2 – Menyadari dan menghayati bahwa kalau kita menzalimi orang lain tanpa mengindahkan kebenaran itu merupakan perbuatan dosa, dan bakal mendapat siksaan yang amat pedih seperti firmanNya: “Sesungguhnya kesalahan hanya ada pada orang-orang yang berbuat zalim kepada manusia dan melampaui batas di bumi tanpa (mengindahkan) kebenaran.  Mereka itu mendapat siksaan yang pedih”. ~ QS 42 – Asy Syuura : 42 ~. Artinya, bersabar dan memberi maaf bila ada pertentangan merupakan perbuatan lebih baik daripada mengambil pembalasan secara zalim.

#3 – Menyadari dan menghayati bahwa orang sesama iman adalah saudara dekat, kalaupun ada yang berselisih (dan ini sering terjadi karena perbedaan melaksanakan syariat) harus didamaikan atau dicarikan penyelesaian persengketaan yang timbul antara sesame muslim. FirmanNya: “Sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara, karena itu damaikanlah antara kedua saudaramu (yang berselisih) dan bertakwalah kepada Allah agar kamu mendapat rahmat”. ~ QS 49 – Al Hujuraat : 10 ~. Jadi, berdamai adalah PERINTAH ALLAH. Kalau mengaku bertaqwa kepada Allah SWT, maka bangunlah sikap dan jiwa yang mudah berdamai dan penuh kedamaian.

#4 – Berhati-hati terhadap berita bohong, isu yang memprovokasi perpecahan dan konflik dengan menerimanya secara teliti. Periksa kebenarannya dengan akal pikiran jernih dan kepala dingin yang jauh dari emosi dan rasa amarah. FirmanNya: “Wahai orang-orang yang beriman!  Jika seseorang yang fasik datang kepadamu membawa suatu berita, maka telitilah kebenarannya, agar kamu tidak mencelakakan suatu kaum karena kebodohan (kecerobohan), yang akhirnya kamu menyesali perbuatanmu itu ~ QS 49 – Al Hujuraat : 6 ~. Kalau kita mengaku beriman, maka janganlah mudah tersulut oleh berita yang menimbulkan pertentangan. Allah SWT dengan sangat jelas telah mengingatkan kita.

#5 – Hindari bersikap tidak adil sehingga merugikan orang lain. FirmanNya:“Dan wahai kaumku!  Penuhilah takaran dan timbangan dengan adil, dan janganlah kamu merugikan manusia terhadap hak-hak mereka dan jangan kamu membuat kejahatan di bumi dengan berbuat kerusakan”. ~ QS 11 – Huud : 85 ~. Bahkan juga diingatkan kepada kita untuk menghindari berbuat jahat dan membuat kerusakan. Jelas ANARKISME MERUPAKAN LARANGAN ALLAH.

#6 – Utamakan sikap JUJUR, ADIL dan TAQWA dalam menyikapi perbedaan seperti firmanNya dalam surah dan 4 ayat berikut ini:
Ayat 181: “Sempurnakanlah takaran dan janganlah kamu merugikan orang lain”
Ayat 182: “dan timbanglah dengan timbangan yang benar”
Ayat 183: “Dan janganlah kamu merugikan manusia dengan mengurangi hak-haknya dan janganlah membuat kerusakan di bumi”
Ayat 184: “dan bertakwalah kepada Allah yang telah menciptakan kamu dan umat-umat yang terdahulu”. ~ QS 26 – Asy Syu’araa’ : 181 s/d 184 ~

#7 – Hindari berlaku tidak adil karena membenci orang lain, karena dengan cara ini kita menunjukkan ketaqwaan kita kepada Allah SWT. FirmanNya: “Wahai orang-orang yang beriman!  Jadilah kamu sebagai penegak keadilan karena Allah, (ketika) menjadi saksi dengan adil.  Dan janganlah kebencianmu terhadap suatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil.  Berlaku adillah.  Karena (adil) itu lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah, sungguh, Allah Maha Teliti dengan apa yang kamu kerjakan”. ~ QS 5 – Al Maa-idah : 8 ~

Maha Benar Allah beserta segala FirmanNya
Semoga berkenan dan bermanfaat. Aamiin ya Rabbal’aalamiin

Dari Pengajian Masnaga Jakasampurna
Narasumber: AA Diaz Genaldi