Thursday, October 24, 2013

EGP ( = EMANGNYA GUE PIKIRIN)

Bismillahirrohmanirrohiim

EGP ( = EMANGNYA GUE PIKIRIN) 


Saudara-saudaraku yang dirahmati Allah Subhaanahu wa ta’ala, musibah yang silih berganti telah dan sedang menimpa bangsa ini. Mulai dari bencana alam seperti gempa bumi, banjir, musim kemarau yang berkepanjangan yang mengakibatkan kekeringan, kegagalan panen dan kebakaran hutan sampai bencana karena ulah tangan-tangan manusia seperti kecelakaan didarat, laut dan udara dan belakangan ini; kerusuhan-kerusuhan yang diwarnai oleh penculikan, penyiksaan, penjarahan, perkosaan bahkan pembunuhan yang menyebarkan ketakutan dan keputus-asaan sehingga benar-benar merobek-robek harkat bangsa ini.

Belum lagi akibat dari semua itu yang menyebabkan bangsa ini mengalami krisis politik dan ekonomi. Lebih parah lagi adalah krisis akhlak dan kepercayaan. Kita menjadi bertanya-tanya, masihkah bangsa ini adalah bangsa yang diridhoi oleh Allah swt?

Mengapa Allah menimpakan cobaan yang demikian beratnya kepada kita-kita semua. Bukankah musibah ini diakibatkan oleh ulah sekelompok manusia-manusia zalim tidak berahlak yang mendustai Tuhannya yang sebenarnya telah diberikan karunia oleh Allah swt. dalam bentuk jabatan, kekuasaan dan kewenangan? Kenapa Allah tidak hanya menimpakan musibahNya kepada mereka, biang keladi dari semua kesengsaraan ini? Mengapa kita semua kena getahnya?

Ini semua terjadi karena kita sebenarnya tidak mengikuti aturan main yang telah ditentukan dalam Al-Qur’an. Padahal kita - sebagai ummat muslim yang bertaqwa - seharusnya sepakat bahwa Al-Qur’an adalah pedoman hidup kita untuk mencapai kebahagiaan dunia akhirat. Lho, bukankah kita tidak ikut-ikutan berbuat zalim, bukankah kita tergolong manusia alim yang selalu sholat, puasa, berzakat dan bersedekah, bahkan banyak diantara kita yang sudah haji. Kok kita dibilang tidak ikut aturan main. Kalau ada yang zalim, kenapa gue mesti ikut campur? EGP! Emangnya Gue Pikirin! Firman Allah swt.:

“Dan hendaklah diantara kamu segolongan umat yang menyeru kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang yang beruntung” ~ QS 3 – Ali  ‘Imran : 104 ~

Note: Ma’ruf : segala perbuatan yang mendekatkan kita kepada Allah, sedangkan munkar ialah segala perbuatan yang menjauhkan kita dari pada-Nya.

Sebagai insan yang berpihak kepada kebenaran, seharusnyalah kita selalu mengingatkan siapapun yang melakukan kemungkaran. Kita harus menghindari sikap EGP atau tidak mau tahu keadaan sekeliling kita. Tujuannya adalah agar yang menyeleweng dari relnya bisa dikembalikan ke jalan yang diridhoi Allah swt. Suatu usaha yang harus dilakukan tanpa tedeng aling-aling dengan terus menerus tak kenal lelah setiap saat dan kapan saja kita melihat ada kemungkaran terjadi disekeliling kita.  Allah berfirman :


Hai orang-orang yang beriman, jadilah kamu orang-orang yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi yang adil. Dan janganlah sekali-sekali kebencianmu terhadap satu kaum mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. ~ QS 5 – Al-Maaidah : 8 ~

Maka sampaikanlah olehmu secara terang-terangan segala apa yang telah diperintahkan kepadamu dan berpalinglah dari orang-orang yang musyrik  ~ QS 15 – Al-Hijr : 94 ~

Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasihat-menasihati supaya mentaati kebenaran dan nasihat-menasihati supaya menetapi kesabaran
~ QS 103 – Al-Ashr : 1-3  ~

Dan orang-orang yang beriman, laki-laki dan perempuan sebahagian mereka adalah menjadi penolong bagi sebahagian yang lain. Mereka menyuruh melakukan perbuatan yang ma’ru , mencegah dari yang munkar, mendirikan shalat, mengeluarkan zakat, taat kepada Allah dan Rasul-Nya. Mereka itulah orang-orang yang akan mendapatkan rahmat dari Allah swt. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana ~ QS 9 – At-Taubah : 71 ~

Beberapa hadist Nabi menekankan pada sikap terhadap kemungkaran:

Rasa takut terhadap manusia jangan sampai menghalangi kamu untuk menyatakan apa yang sebenarnya jika memang benar kamu melihatnya, menyaksikan atau mendengarnya” (HR Ahmad)

“Katakanlah apa yang hak meskipun akibatnya terasa pahit” (HR Ibnu Haban)

“Berjihad yang paling utama adalah mengatakan yang hak dihadapan penguasa yang zalim” (HR Abu Daud)

Semangat amar ma’ruf nahii mungkar ini harus dimulai dari lingkungan sosial terkecil. Mulai dari diri kita sendiri, keluarga, lingkungan tetangga, lingkungan kerja, perkumpulan dan organisasi sampai akhirnya pada sistim pemerintahan dan bernegara dalam tatanan dunia.

Mengenai bagaimana menghadapi dan melawan kemungkaran ini tercermin dari hadist Nabi saw seperti dikisahkan berikut ini:

Nabi Muhammad mengisahkan sebagaimana diriwayatkan Muslim: Suatu saat, sekelompok orang berpergian diatas kapal, berlayar lepas ditengah gelombang lautan. Diatas kapal itu, mereka memilih tempatnya masing-masing. Ada yang di bagian atas kapal, ada pula yang di bagian bawah. Tiba-tiba seorang yang di bagian bawah kapal berdiri dari tempat ia duduk dan mulai melubangi tempat ia duduk tadi dengan sebuah kampak. Penumpang yang lain segera memegang tangan orang itu dan bertanya: “Apa yang kamu perbuat?”. Ia menjawab: “Ini tempatku sendiri dan aku boleh berbuat pada tempatku semauku!”

Nabi bersabda lebih lanjut: “Jika mereka (penumpang lain) memegang tangan yang ingin berbuat semaunya itu, maka orang itu akan selamat dan mereka semua juga akan selamat. Tapi bila mereka membiarkannya, maka dia akan celaka dan semua penumpang lain akan celaka” Kemudian Nabi menegaskan sabdanya : “Siapa diantara kamu melibatkan kemungkaran, hendaklah mencegah dengan tangannya. Jika tidak punya kekuatan dengan tangan, maka cegahlah dengan lidahnya (teguran atau nasihat). Jika tidak sangup demikian (lantaran serba lemah), maka hendaklah dia mencegahnya dengan hatinya. Hal itu selemah-lemahnya iman”

Jadi, yang penting dilakukan dalam rangka amar ma’ruf nahii munkar ini adalah menentukan strategi menghadapi, melawan dan memberantas kemunkaran itu. Disini berbicara kearifan, kesabaran, ketegasan dan penggunaan akal secara maksimal, kemudian memformulasikan menjadi suatu action yang kongkrit.

Jangan sampai kita bersikap dan bertindak konyol sehingga langkah kita memberantas kemungkaran ini terhenti dengan kita sendiri sebagai pecundangnya. Kiat Nabi Muhammad saw menghadapi kemungkaran telah jelas: Pertama, dengan power kalau kita memilikinya dan kedua ; dengan kata-kata kalau kita tidak punya punya power.

Marilah kita mulai mencari dan melihat kemungkaran disekitar kita (baca lampiran: “Kemungkaran di sekeliling kita”) dengan lebih peduli dan membuang jauh-jauh sikap EGP. Kemungkaran yang ada disekeliling kita tidak lain adalah ujian buat kita apakah kita mau mengikuti aturan main sebagaimana dititahkan Allah dalam Al-Qur’an tanpa reserve atau keraguan sedikitpun jua. Dengan sikap sedemikian pada setiap muslim Indonesia, insya Allah kita semua bisa bangkit dari “Jaman jahiliyah masa kini” yang telah menyengsarakan kita semua. Amien Ya Robbal’alamiin.

Bagimana pendapat Anda?

Kepustakaan: Al-Qur’an, Hadist Buchari – Muslim, Hikmah Harian Republika, 1999
Filename: THINK08-EeGePe – Re-edited 24 Agustus 2009, Ramadhan 1430H, Copyright © Mimuk Bambang Irawan


NASEHAT UNTUK ANAKKU – PEDE AJA LAGI!

Bismillahirrohmanirrohiim

NASEHAT UNTUK ANAKKU – PEDE AJA LAGI!


Adi anakku yang budiman, kemarin Papa menemui seorang komposer lagu dalam rangka pembuatan suatu jingle untuk Bimoli Spesial. Rizki namanya. Umurnya masih muda, sekitar 30-an. Papa menemuinya dalam studionya yang tidak besar namun lengkap dengan peralatan audio-visual yang mutakhir. Rizki ini ternyata merupakan sosok yang mengagumkan.

Dalam waktu yang relatif singkat Rizki berhasil membuat jingle Bimoli yang bagus dan pas dengan film iklan yang dibuat sebelumnya. Ketrampilannya dalam memainkan syntesizer dan alat musik sungguhan betul-betul luar biasa. Dengan ketrampilan itu dia telah dipercaya untuk menggubah ratusan lagu untuk sinetron, film dokumentasi dan film iklan. Orangnya pun enak diajak ngomong. Ramah, dengan wajah penuh senyum dia tampak “enjoy” pekerjaannya.

Menurut ceritanya, dia belajar pada sekolah musik di Amerika. Dia belajar musik karena memang suka, yang akhirnya menjadi living-nya dengan membuka music arranger studio. Adi, yang membuat Papa lebih kagum lagi karena Rizki ini sesungguhnya cacat. Kedua kakinya lumpuh sejak anak-anak dan sekarang kedua kakinya ditopang oleh sepasang penyangga. Tapi walaupun dalam keadaan demikian, Rizki tetap memiliki percaya diri alias Pe De yang besar dan berani mengarungi hidup ini dan malah menjadi orang yang sukses sekali.

Pada suatu makan malam di Hotel River View, Singapore, Papa dan Pak Nyoman Budi dihibur oleh seorang pemain musik yang serba bisa. Dia bisa main keyboard, guitar dan sekaligus menyanyi dan diselingi dengan lawakan yang segar. Dalam melakukan performance-nya dia berinteraksi secara aktif dengan para penonton. Siapapun boleh meminta lagu yang diinginkannya. Dan hampir semuanya bisa dilayaninya. Sungguh gembira penonton dibuatnya. Padahal dia cacat. Persis seperti Rizki. Namun dia juga memiliki Pe De yang besar, sehingga berani tampil di mimbar dan bisa membuat happy orang lain.

Terakhir, kita bisa tengok almarhum Gus Dur yang terhambat penglihatannya serta pernah kena stroke, sehingga kedua kaki beliau tidak sekuat seperti orang sehat. Gus Dur juga memiliki Pe De yang kuat. Dalam keadaan yang serba tidak normal itu, Gus Dur berani melanglang buana menemui berbagai kepala negara top dunia dan mengadakan negosiasi dengan mereka demi menyelamatkan negara dan bangsa ini dari berbagai masalah.

Nah, pertanyaan yang timbul adalah; pantaskah kita, orang-orang yang normal, sehat tanpa cacat itu merasa kurang percaya diri, yang akhirnya akan menghambat segala aktivitas kita, sehingga kita tidak mendapatkan kemajuan dalam hidup kita?

Pernahkah Adi mendengar atau melihat seorang yang keren dan tampangnya bonafid tapi tak berani tampil di depan umum atau sungguh kikuk kalau harus melakukan presentasi di depan audience? Atau seorang  cewek yang cantik, tapi enggak mau bergaul karena “merasa” dirinya kurang pinter berbicara dan menciptakan suasana yang “enak”? Atau berapa banyak kita temui orang-orang yang tidak menemukan pasangan hidup karena selalu merasa dirinya kurang mampu atau kurang pas buat calon pasangan hidupnya?   

Adi anakku yang saleh, sesungguhnya cukup banyak orang yang dihinggapi rasa kurang percaya diri. Istilah kedokterannya, mereka dihinggapi minderwaardigheid complexen (Belanda), inferiority complex (Inggris),  rasa rendah diri. Padahal mereka tergolong manusia tidak kekurangan apa-apa. Mereka sehat, kaya, pandai, well-educated, ganteng, cantik dan sebagainya. Pendeknya secara fisik mereka perfect, tapi bathinnya cacat karena terjangkit perasaan ini.

Kalau ditelaah, maka gejala itu adalah hasil perkembangan kepribadian yang salah arah yang dimulai sejak usia balita. Ini adalah akibat dari cara mendidik yang represif di mana kreatifitas dan keberanian anak dimatikan. Ini dilarang, itu tidak boleh, kamu harus begini, jangan begitu. Kalau anak menunjukkan sikap yang berani, malah ditakut-takuti. Atau bila anak menunjukkan sikap yang tidak diinginkan orang tua maka ia dikritik, dimarahi atau dihukum. Kalau hal seperti itu berjalan bertahun-tahun dari masa anak ke masa remaja, maka akhirnya anak akan memiliki kepribadian yang penurut, kurang berani bergaul, kurang percaya diri dan penuh keraguan. Ya, kurang Pe De itu.

Adi anakku yang bijak, ada 3 hal utama secara garis besar yang bisa dilakukan untuk mendidik anak menjadi seorang penuh percaya diri.

PERTAMA, biarkan anak bebas melakukan apa saja, berikan dia kebebasan untuk mengekspresikan dirinya. Kala dia masih balita, biarkan dia mengacak-ngacak segala sesuatu, ngutak-ngatik ini itu dan sebagainya. Biarkan dia “nggelitis” karena memang itulah sikap dasar seorang balita yang baru mencoba untuk memahami dunia sekelilingnya. Kita cuma mengawasi gerak geriknya sampai dia melakukan susuatu yang benar-benar membahayakan. Kita mesti ingat bahwa belajar yang paling bagus adalah dari pengalaman dan kesalahan sendiri.

Dukunglah minatnya, hobbynya dan sebagainya. Sebagai orang tua tugas kita hanyalah menjaga jangan sampai dia melakukan hal-hal yang membahayakan dirinya dan orang lain. Tanamkanlah budi pekerti dan disiplin sejak dini, serta bimbinglah dia untuk bisa membedakan baik dan buruk. Menanjak remaja, jadikanlah dia sebagai seorang “teman”, sehingga komunikasi antar generasi bisa terjamin, karena anak remaja biasanya perlu teman untuk berbagi rasa dan pengalaman.

Tunjuklah hikmah dari setiap kejadian atau cerita yang dialaminya, supaya dia belajar memahami hakekat kehidupan ini. Lalu, jadikanlah punishment sebagai usaha terakhir untuk meluruskan sikapnya yang salah. Usahakan selalu bersikap suportif korektif ketimbang represif punishment. Pujilah sikapnya yang baik, serta koreksilah sikapnya yang salah. Dengan ini semua, kita berarti telah mengembangkan EMOTIONAL INTELLEGENCE si anak

KEDUA, bekali dia dengan ilmu. Yang pasti adalah ilmu pengetahuan yang bisa membuat dia semakin membuka wawasan berpikir dan mencerna hakekat kehidupan ini. Ilmu pengetahuan juga harus bisa mendorongnya untuk semakin meningkatkan keimanannya.

Saat ini, persaingan di dunia dalam meraih sukses duniawi semakin ketat. Orang yang berhasil mendapat suatu job yang prestigious dan mumpuni adalah orang-orang yang memiliki pendidikan yang tinggi. Sarjana S1 sekarang jumlahnya jutaan, dan banyak yang masih menganggur karena tidak kebagian pekerjaan. Oleh karena itu doronglah dia untuk terus menimba ilmu dan fasilitasi dia dan berikan dia motivasi untuk meraih sarjana S2, bahkan S3 guna meningkatkan profesionalitasnya.

Selain itu kita bisa membekalinya dengan ilmu-ilmu lain seperti kesenian, bela diri, olah raga, fotografi, yang kesemuanya bisa membuat dia semakin berguna bagi masyarakat sekelilingnya nanti. Hal kedua ini sama dengan mengembangkan INTELECTUAL INTELLEGENCE  dirinya

KETIGA adalah mengembangkan sisi spiritual anak dengan menanamkan keimanan sesuai tuntunan agama Islam sejak dini. Anak harus di-expose terhadap Sang Pencipta dengan mengenalkan Kebesaran Allah SWT. Anak harus di-expose terhadap kaidah-kaidah agama Islam yang berkaitan dengan tauhid dan fiqih.

Salah satu cara terbaik adalah memasukkannya kedalam sekolah yang berbasis Islam. Sekolah Islam yang bermutu saat ini semakin banyak, sepert Al Azhar, Al Ikhlas dan masih banyak lagi. Sekolah atau lembaga pendidikan Islam ini mulai dari play-group, taman kanak-kanak sampai perguruan tinggi. Kurikulum dari sejak dini ditekankan untuk menjadi seorang muslim berilmu yang taqwa kepada Allah SWT.

Di rumahpun orang tua harus memulai memperkenalkan kebiasaan seorang muslim yang baik, misalnya dengan membiasakan menyapa orang dengan “assalamu’alaikum”, mengucap “basmallah” saat akan melakukan sesuatu, atau membaca doa-doa pendek saat akan makan dan tidur. Lalu sholat berjemaah dengan mengajaknya ikut serta, membaca Al-Qur’an dan mengaji saat dia lebih besar. Hal ketiga ini adalah mengembangkan SPIRITUAL INTELLEGENCE sebagaimana firmanNya:

“....Dan orang-orang yang beriman –lelaki dan perempuan- sebagian mereka (adalah) menjadi penolong bagi yang lain. Mereka menyuruh (mengerjakan) yang ma’ruf, mencegah dari yang munkar, mendirikan shalat, menunaikan zakat, mereka taat kepada Allah dan Rasul-Nya. Mereka akan diberi rahmat oleh Allah. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana” ~ QS 9 – At-Taubah : 71 ~

Adi anakku yang baik, demikian kira-kira usaha yang harus dilakukan untuk membangun pribadi seorang anak yang penuh percaya diri, berilmu dan beriman. Siapa tahu anak ini kelak akan menjadi calon pemimpin di masanya dan ikut menyumbang tenaga dan fikirannya untuk menjadikan bangsa ini bangsa yang bersyukur. Amin ya Robbal alamin.

Bagaimana pendapat ananda?
  


Filename: THINK45-PeDe - Jkt, 15/02/2000, Re-edited:10 September 2009, Ramadhan 1430 H - Copyright 2009 © Mimuk Bambang Irawan     

JANGAN OMDO AH!

Bismillahirrohmanirrohiim

JANGAN OMDO AH!


Saudara-saudaraku yang di rahmati Allah Subhaanahu wa ta’ala, belakangan ini kuping dan mata kita terpolusi oleh orang-orang yang suka OMDO (ngomong doang), alias NATO (Talk Only No Action). Di koran dan TV kita bisa baca dan dengar bagaimana berbagai pejabat, tokoh masyarakat, selebriti, ahli ini dan itu, pengamat bidang ini dan itu angkat bicara. Lucunya, mereka bicara dengan penuh kebanggaan diri, padahal amat sering mereka tampak seperti pelawak yang sok pinter.

Yang lebih lucu, yang bukan ahli dan belum pernah menjadi pengamatpun bisa dan boleh angkat bicara. Ahli hukum bicara ekonomi, ahli ekonomi bicara teknik, insinyur bicara politik dan sebaliknya. Satu topik bisa dikomentari macam-macam oleh berbagai ‘ahli’. Makin banyak komentarnya makin bagus buat koran, majalah atau media-massa yang lain untuk menaikkan rating. Akhirnya yang bingung adalah masyarakat dan membuat negara ini makin runyam.

Mengenai berbicara atau berkata-kata itu, ada suatu hadits dari Bukhari dan Muslim yang menyatakan:

Barang siapa yang percaya akan Allah dan hari kiamat, hendaklah ia berkata-kata yang baik-baik atau diam. (HR Bukhari dan Muslim).

Jadi, artinya kita boleh ngomong, asal yang baik-baik dan inipun dalam rangka amal ma’ruf nahii munkar. Seorang yang obral bicara, obral janji, obral statement, apalagi obral caci-maki, umpatan, hujatan dan sejenisnya jelaslah bukan cara berbicara yang diteladani oleh Rasulullah seperti yang tersurat dalam hadits diatas.

Kalau ada hal yang tidak penting, apalagi yang tidak perlu atau tidak kita ketahui hakekatnya, maka sebaiknya kita diam. Silent is golden, kata pepatah orang barat. Orang barat pada dasarnya juga kurang suka kalau ada orang yang banyak bicara tanpa tindakan apa-apa. Ini barangkali karena orang barat lebih firm (tegas), terbuka dan pandai.

Berkata yang baik-baik memiliki makna yang dalam. Pada dasarnya berkata baik itu memberikan dampak positif bagi lawan bicara atau pendengarnya. Ada beberapa konteks dimana kita bisa berkata baik-baik itu.

 1. DAKWAH. Drs. K.H. Didin Hafidhuddin, M.Sc. mendefinisikan dakwah sebagai suatu “aktualisasi imani yang dimanifestasikan dalam suatu sistim kegiatan manusia beriman, dalam bidang kemasyarakatan yang dilaksanakan secara teratur untuk mempengaruhi cara untuk merasa, berpikir, bersikap dan bertindak manusia pada dataran kenyataan individual dan sosio-kultural, dalam rangka terwujudnya ajaran Islam dalam semua segi kehidupan dengan menggunakan suatu cara tertentu.

Dakwah dilakukan dalam rangka amal ma’ruf nahi mungkar, sehingga hanya mengandung dan mengundang kepada yang baik-baik. Dakwah menjadi kewajiban setiap muslim untuk menyampaikan berita yang baik mengenai ajaran Islam, sejalan dengan makin meningkatnya iman kita. Keharusan untuk berdakwah difirmankan Allah sebagai berikut:

Maka berilah peringatan, karena sesungguhnya kamu hanyalah orang yang memberi peringatan. Kamu bukanlah orang yang berkuasa atas mereka” ~ QS 88 – Al-Ghaasyiyah : 21-22 ~

“(yaitu) orang-orang yang jika Kami teguhkan kedudukan mereka di muka bumi, niscaya mereka mendirikan shalat, menunaikan zakat, menyuruh berbuat yang ma’ruf dan mencegah dari perbuatan yang mungkar; dan kepada Allah-lah kembali sgala urusan”
~ QS 22 – Al-Hajj : 41 ~

Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada jalan Allah, mengerjakan amal yang saleh dan berkata: “Sesungguhnya aku termasuk orang yang berserah diri”? ~ QS 41 – Fushshilat : 33 ~

Pada intinya, isi dakwah bertujuan agar makin banyak orang bersedia untuk masuk kejalan Allah dan secara bertahap tapi pasti menuju peri kehidupan yang Islami.

 2. MENASIHATI. Berkata yang baik-baik dapat di-implementasikan melalui saling nasihat menasihati sebagaimana dititahkan Allah swt. dalam beberapa ayat surah Al-Ashr:

Demi masa. Sesungguhnya manusia benar-benar berada dalam kerugian, kecuali orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran ~ QS 103 – Al’Ashr : 1-3 ~

Untuk dapat menasihati seseorang tentunya kita sendiri harus memiliki wawasan yang luas tentang kebenaran (ahlaq) dan pengetahuan (ilmu). Oleh karena itu menjadi sangat penting bagi kita untuk memperdalam ketauhidan dan mencari ilmu seluas-luasnya. Bila kita ingin menasihati orang maka hendaknya kita sendiri telah menjalani isi nasihat itu sendiri.

Kahlil Gibran, seorang ahli filsafat Arab yang tersohor mengatakan: Bila engkau hendak mengajak seseorang ke jalan terang (suci), maka itu tak mungkin kau lakukan bila engkau sendiri berada dalam gelap (berlumur dosa).

 3. MEMBELA YANG BENAR. Memperjuangkan dan membela kebenaran juga merupakan kewajiban seorang muslim (Al-‘Ashr:3). Sudah sering kita mendengar bahwa kita harus menegakkan kebenaran dan melawan kebathilan. Kebenaran yang kita bela dan tegakkan merupakan dasar dari prinsip keadilan yang ada dalam diri kita sebagaimana firman Allah sebagai berikut:

“Hai orang-orang yang beriman,  hendaklah kamu menjadi orang yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil”  ~ QS 5 – Al-Maa’idah : 8 ~

Katakanlah: “Tuhanku menyuruh menjalankan keadilan” ~ QS 7 – Al-A’raaf : 29 ~

“Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan” ~ QS 16 – An-Nahl : 90 ~

Kedua sifat ahlaq yang saleh itu mesti berjalan seiring, saling menunjang dan saling mengisi. Sangat sering orang-orang munafik memisahkan keduanya. Mereka menuntut keadilan bagi dirinya namun menyembunyikan kebenaran kepada orang lain.

 4. MENGEJAR ILMU PENGETAHUAN. Mengapa kita harus senantiasa berusaha mengajarkan ilmu pengetahuan yang kita miliki kepada orang lain, terutama sesama muslim? Ini tak lain karena ummat Islam dimuka bumi ini (apalagi di Indonesia) masih sangat memerlukan peningkatan dalam kekuatan dan kualitas hidup agar dapat berperan optimal sebagai Khalifah Allah di muka bumi ini.

Kita lihat betapa masih ketinggalannya kaum muslim dibandingkan dengan sarjana barat dalam hal ilmu pengetahuan dan teknologi. Keharusan menurunkan ilmu yang ada pada kita adalah sesuai dengan firman Allah:

“Dan (ingatlah), ketika Allah mengambil janji dari orang-orang yang telah diberi kitab (yaitu): “Hendaklah kamu menerangkan isi kitab itu kepada manusia, dan jangan kamu menyembunyikannya” ~ QS 3 – Ali-‘Imran : 187 ~

Oleh karena itu sungguh patut kalau kita menimba ilmu sebanyak-banyaknya untuk diberikan kepada orang lain dalam rangka tersebut diatas. Pada dasarnya ilmu yang kita timba itu haruslah ilmu yang bermanfaat bagi ummat dan dapat digolongkan dalam 4 macam ilmu:
1.     Ilmu yang menanamkan keyakinan aqidah yang benar, yang selamat dari syirik dan khurafat
2.     Ilmu yang makin meningkatkan ibadah kita secara benar dan penuh keikhlasan terhadap Allah swt.
3.     Ilmu yang makin membersihkan jiwa dan hati kita.
4.     Ilmu yang dapat mendisiplinkan tingkah laku kita yang berkaitan dengan aspek hablum-minannas
Selain itu, menebar ilmu merupakan suatu ibadah yang dijanjikan Allah akan mendapat pahala yang besar (QS 4 – An-Nisaa’:162)

 5. MENGAJUKAN GAGASAN YANG BERMANFAAT.. Kita diperintahkan oleh Allah Subhaanahu wa ta’ala untuk melakukan pemikiran-pemikiran atas ciptaanNya yang nyata maupun yang ghaib (Ar-Ra’d:3, An-Nahl:44, 65-69, 3-18, Ar-Ruum:20-21, Az-Zumar:42, Yunus:24),  sehingga kita memperoleh hikmah ilmu daripadanya. Olah pikir akan mencetuskan gagasan-gagasan baru yang bisa bermanfaat buat kehidupan kita.

Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering menemukan ide-ide sebagai sarana untuk mencari rizkiNya. Kita melahirkan konsep-konsep, teori-teori, hipotesa, rumus-rumus, metoda, sistim dan sebagainya. Itu semua harus dikomunikasikan, disebar-luaskan dalam bentuk ceramah, presentasi, makalah, sehingga diketahui dan bisa dimanfaatkan oleh orang lain.

Mengenai halnya tentang diam, maka dalam konteks hadits di atas, berarti kita mesti berkata yang baik dulu baru diam. Jadi, kalau ada orang diam dari awalnya, kita bisa menduga ia tergolong orang yang introvert. Disekeliling kita banyak ditemui orang yang introvert yang dilandasi kurang percaya diri sehingga cenderung untuk diam, takut kekurangannya akan ketahuan.

Biasanya orang jenis ini jarang bergaul atau sedikit sekali memiliki teman-teman. Ia kurang berhasil dalam hidup, karena gagal mengekspresikan keinginan, gagasan-gagasan dan  kemampuan yang dimilikinya. Ia gagal mengaktualisasi diri. Jadi, pepatah “Silent is golden”  itu tidak berlaku bagi yang introvert.

Kemudian, ada orang-orang yang bukan hanya banyak ngomong, tapi juga menghujat dan mengumpat orang lain. Untuk golongan ini Allah berfirman:

“Celakalah mereka yang suka mengumpat dan mencela”
~ QS 104 – Al-Humazah : 1 ~

Bagaimana pendapat Anda?


Kepustakaan: Al-Qur’an, Pengajian Kang Dedet, Drs. K.H. Didin Hafidhuddin, M.Sc, “Dakwah Aktual”, Hikmah Republika. Filename: THINK33-Jangan OMDO ah - Jakarta, 14 Juli 1999, Re-edited 1 September 2009, Ramadhan 1430 H - Copyright 1999 © Mimuk Bambang Irawan

TELINGA TANPA SARINGAN

Bismillahirrohmanirrohiim

TELINGA TANPA SARINGAN


Saudara-saudaraku yang dirahmati Allah Subhaanahu wa ta’ala, bertolak belakang dengan lirik lagu Bimbo: “….punya mata, tapi tak melihat. Punya telinga tapi tak mendengar……..”, yang menggambarkan manusia yang “bebal” terhadap sunatullah, maka saat ini satu hal yang justru banyak menyebabkan penyakit masyarakat (baca: penyakit hati: resah-gelisah, cemas, takut, was-was, curiga, buruk-sangka, dendam, dengki, bergunjing dan sebagainya) ialah: terlalu banyak melihat dan terlalu banyak mendengar.

Bayangkan! Mulai pagi, saat menyetel TV, kita disuguhkan berbagai ragam berita dan acara. yang masih bisa kita pilih antara satu stasiun TV dengan yang lain. Saat membaca koranpun – yang bisa 2 atau 3 macam koran – juga  kita disuguhi bermacam-macam berita. Belum lagi kalau kita berlanggan majalah yang juga macam-macam dan banyak lagi koran atau majalah gosip.

Keluar dari rumah, di radio mobil kita dengar berita dan aneka macam informasi lain. Dimana-mana terpasang spanduk promosi berbagai penawaran dengan headline yang ditulis mencolok.

Sesampai di kantor, teman-teman, rekanan atau partner bisnis tanpa diminta nerocos tentang macam-macam hal mulai dari hal-ihwal pekerjaan sampai kepada politik, kata si anu begini, si fulan bilang begitu dan seterusnya. Internet juga merupakan satu sumber informasi yang sering tidak jelas sumbernya, diragukan validitasnya, namun makin banyak diminati dan diamani, tanpa memeriksa kebenarannya. Para ibu rumah-tangga barangkali sekali-sekali mendengarkan tetangganya berkicau mengeluhkan ini-itu dibumbui dengan sedikit gosip.

Terlepas dari benar tidaknya, bermanfaat atau merugikan, baik atau buruknya informasi, kita telah dijejali informasi seharian sampai kita tidur. Kita menjadi mahluk yang over-informed, kelebihan informasi. Dengan begitu banyak yang kita baca dan dengar, maka penyakit hatipun merebak dan menjangkiti siapa saja yang kiranya memiliki telinga tanpa saringan dan mata tanpa sensor.

Berita dan isu yang merebak akhir-akhir ini membuat sebagian kita terperangah. Kita cemas, khawatir, gemas dan marah mendengar berita tentang tingkah laku koruptif yang semakin parah dinegeri tercinta Indonesia ini. Sikap koruptif yang telah menjangkiti seluruh kehidupan bangsa ini, terutama di antara para pemimpin, pejabat, pengusaha, penegak hukum dan bahkan kalangan para pembuat undang-undang.  

Berita dan isu tak terkontrol lagi. Mengaduk-ngaduk perasaan kita, marah, benci, dendam, kecewa, putus asa, rasa ingin berontak yang bisa jadi pencetus tindakan-tindakan kekerasan sampai pembunuhan ....dan seterusnya dan seterusnya! Na’udzubillah minzaliq .....

Nah, bagaimana pencegahannya, agar kita tidak termakan isu sehingga tidak terserang penyakit-penyakit itu? Ciba kita renungkan ayat-ayat berikut. Allah berfirman:

“Hai orang-orang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu” ~ QS 45 – Al-Hujuraat : 6 ~

Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya”. ~ QS 17 – Al-Israa’ : 36 ~

“Dan apabila datang kepada mereka suatu berita tentang keamanan ataupun ketakutan, mereka lalu menyiarkannya. Dan kalau mereka menyerahkannya kepada Rasul dan Ulil Amri* diantara mereka, tentulah orang-orang yang ingin mengetahui kebenarannya (akan dapat) mengetahuinya dari mereka (Rasul dan Ulil Amri). Kalau tidaklah karena karunia Allah kepada kamu, tentulah kamu mengikut syaitan, kecuali sebagian kecil saja (diantaramu)” ~ QS 4 – An–Nisaa’  : 83 ~

Note:  *Ulil Amri ialah tokoh-tokoh sahabat dan para cendikiawan diantara pengikut Nabi. Rasul dan Ulil Amri dianggap ahli dalam menetapkan kesimpulan (istimbat) tentang berita itu.

“Mengapa di waktu kamu mendengar berita bohong itu, orang mu’minin dan mu’minat tidak bersangka baik terhadap diri mereka sendiri, dan (mengapa tidak) berkata: “Ini adalah berita bohong yang nyata”. Mengapa mereka (yang menuduh itu) tidak mendatangkan empat orang saksi atas berita bohong itu? Oleh karena mereka tidak mendatangkan saksi-saksi maka mereka itulah pada sisi Allah orang-orang yang dusta” ~ QS 24 – An-Nuur : 12-13 ~

Dari ayat-ayat Al-Qur’an yang merupakan satu-satunya sumber berita tentang kebenaran, maka pantaslah kita bersyukur bahwa untuk situasi yang over-informed ini sudah tersedia petunjuk yang jelas, sehingga kita terhindar dari penyakit-penyakit hati itu.

Yang tersirat adalah bahwa setiap ada berita hendaknya kita menyaring berita itu. Tidak dibenarkan untuk menelan mentah-mentah setiap berita yang masuk ketelinga kita atau terbaca oleh mata kita. Waspadailah berita bohong atau berita yang berniat memecah belah. Jangan kita ikuti atau terpengaruh oleh hal-hal yang kita tidak memiliki pengetahuan tentangnya. Kita harus selalu meneliti sumber berita dengan seksama dan penuh kehati-hatian. Kita diingatkan untuk menggunakan kemampuan intelegensia kita, bukan perasaan emosi kita.

Orang yang bijak ialah orang yang selalu memfungsikan pendengaran, penglihatan dan pengamatan kemudian menggunakan daya analisanya secara cermat, sehingga menjadi ahli dalam menyimpulkan berita. Dengan demikian langkah-langkah yang diambilnya kemudian mencerminkan kemantapan pribadi dan penuh percaya diri yang tahan terhadap isu dan khabar bohong.

Berita apapun tidak akan meresahkannya dan menimbulkan kepanikannya. Semuanya ditanggapi dengan ketenangan karena yakin akan kebenaran Al-Qur’an dan bimbingan Allah swt.

Tugas menyimpulkan berita sebagaimana yang dilakukan oleh Rasul dan Ulil Amri di jamannya, harus bisa dihayati dan diamalkan oleh para kepala keluarga sekarang dalam setiap keluarga, sehingga keluarga, istri dan anak bisa hidup dalam ketentraman dan ketenangan terbebas dari isu-isu yang sangat diragukan kebenarannya.

Memang, pada saat penuh isu ini tugas kepala keluarga ialah “memasang saringan di telinganya”.

Bagaimana pendapat Anda?

Kepustakaan: Al-Qur’an dan Hikmah Republika.
Filename: THINK12-Telinga tanpa saringan – 1998, Re-edited: 26 Agustus 2009, Ramadhan 1430 H
1998 © Mimuk Bambang Irawan

SURAH AL KAHFI - AL QUR’AN MEMBUKTIKAN KEBENARAN TEORI EINSTEIN

SURAH AL KAHFI - AL QUR’AN MEMBUKTIKAN KEBENARAN TEORI EINSTEIN


Pada surah al-Kahfi dikhabarkan tentang beberapa orang yang “tertidur” selama 309 tahun. Dan ternyata kejadian ini berkaitan dengan teori relativitas Einstein.

Para Ashabul Kahfi hidup melintas jaman. Mereka serasa tertidur 1 hari di dalam sebuah goa, namun ternyata jaman telah berganti selama 309 tahun.

Dan mereka tinggal dalam gua mereka tigaratus tahun dan ditambah sembilan tahun lagi(QS 18 – Al Kahfi : 25)

Teori relativitas Einstein menyatakan: “Jika suatu benda, mahluk hidup atau apa saja bergerak dengan kecepatan yang mendekati kecepatan cahaya, maka benda tersebut akan mengalami ‘dilatasi waktu’ dan mengalami ‘kontraksi’ (memanjang dan memendek).

Di dalam surah al-Kahfi termaktub:

“Dan kamu mengira mereka itu bangun padahal mereka itu tidur; dan Kami balik-balikan mereka ke kanan dan ke kiri, sedangkan anjing mereka menjulurkan kedua kakinya di muka pintu gua. Dan jika kamu menyaksikan mereka, tentulah kamu akan berpaling dengan melarikan (diri) dan tentulah (hati) kamu akan dipenuhi dengan rasa ketakutan terhadap mereka” (QS 18 – Al Kahfi : 18)

Dalam firman Allah di atas ada kalimat: ‘Kami balik-balikan mereka ke kanan dan ke kiri’. Berarti mereka yang berada di dalam gua itu bergerak (digerakkan) dengan kecepatan tertentu. Berapakah kecepatan mereka, sehingga mereka dapat hidup melintasi jaman?

Dari informasi dalam surah al-Kahfi ini, maka berikut ini adalah sebuah analisis guna menjawab pertanyaan diatas, ‘berapakah kecepatan mereka saat itu?’, sekaligus membuktikan kebenaran peristiwa ashabul Kahfi tersebut.

Waktu bagi meeka yang “tertidur” = t0 = 1 hari. Waktu yang sebenarnya = t = 309 tahun = 109.386 hari. (1 tahun Qomariah = 354 hari)

Dari penurunan rumus dilatasi waktu: Kecepatannya mendekati kecepatan cahaya atau V = 0,999999C

Jika para Ashabul Kahfi bergerak (digerakkan) mendekati kecepatan cahaya, maka hal itu membuktikan bahwa peristiwa itu rasional.

Allah Subhaanahu wa ta’ala berfirman seperti ayat di atas: “Dan jika kamu menyaksikan mereka, tentulah kamu akan berpaling dengan melarikan (diri) dan tentulah (hati) kamu akan dipenuhi dengan rasa ketakutan terhadap mereka”

Mengapa orang yang melihat mereka akan ketakutan?

Kembali, teori Relativitas Einstein menyatakan: “Jika suatu benda, mahluk hidup atau apa saja bergerak dengan kecepatan yang mendekati kecepatan cahaya, maka benda tersebut akan mengalami dilatasi dan kontraksi waktu (memanjang dn memendek)”

Jika V mendekati kecepatan cahaya maka nilai L1 (panjang benda) akan mendekati nol (0). Ini berarti Ashabul Kahfi sudah hampir tidak terlihat wujudnya oleh orang yang melihatnya dari luar.

Mereka digerakkan olehNya ke kanan dan ke kiri. Berarti mereka bergerak (digerakkan) bolak balik

Teori fisika: Sebuah benda yang bergerak berbalik arah akan berhenti sesaat sebelum berbalik arah. Ketika berhenti sesaat itu, maka panjangnya akan kembali ke panjang semula. Setiap saat mereka akan berubah dari ukuran semula à memendek à menghilang à memanjang à kembali ke panjang semula. Begitulah seterusnya dengan kecepatan yang sangat tinggi.

Bisa dibayangkan bagaimana wujud mereka. Tentulah orang luar yang melihatnya akan ketakutan.

Selanjutnya adalah tentang BUNYI atau SUARA.

Dalam Surah Al Kahfi, Allah Subhaanahu wa ta’ala juga berfirman: “Maka kami tutup telinga mereka beberapa tahun dalam gua itu(QS 18 – Al Kahfi : 11)  

Mengapa telinga mereka ditutup?

Sebagaimana kita ketahui, bunyi atau suara ditimbulkan dari suatu benda yang bergetar. Getaran benda itu menggetarkan udara. Udara yang bergetar menggetarkan gendang telinga, di mana frekuensi getaran gendang telinga akan sama dengan frekuensi getaran benda itu. Karena frekuensinya sama, maka menjadi bisa didengar.

Namun, jika suatu benda bergetar di atas kecepatan suara, maka akan terjadi patahan gelombang suara (Supersonic Fracture = SF). SF akan menimbulkan ledakan suara yang luar biasa kuatnya. Misalnya di jaman sekarang, pesawat supersonic akan menghasilkan suara yang meledak-ledak dan bisa memecahkan kaca-kaca dan meruntuhkan bangunan.

Demikian pula dengan Ashabul Kahfi. Getaran mereka di atas kecepatan suara dan mendekati kecepatan cahaya. Otomatis terjadi SF yang menimbulkan suara ledakan yang luar biasa.

Oleh karena itu di ayat 11 surah Al Kahfi itu dinyatakan bahwa telinga mereka ditutup selama beberapa tahun. Ini guna melindungi gendang telinga mereka dari ledakan-ledakan suara akibat gerakan mereka yang amat sangat cepat.

Sesuatu yang tadinya tidak masuk akal, akan menjadi masuk akal bagi mereka yang mampu menganalisis dan mencerna...

Subhaanallah Allahu Akbar .......

Bagaimana pendapat Anda?

Jakarta, 25 Oktober 2013
@Mimuk Bambang Irawan

Friday, October 18, 2013

THE POWER OF GIVING

THE POWER OF GIVING


Sesungguhnya lebih berbahagia memberi dari pada menerima, karena ada keajaiban dibalik ‘memberi’. suatu rahasia yang hanya diketahui orang-orang yang berjiwa besar.

Dokter Allan Kutz mengadakan penelitian dan mengambil kesimpulan; ‘Memberi atau menolong orang lain, dapat mengurangi rasa sakit, rasa stres, serta meningkatkan endorfin dan kesehatan’

Prof. David Mc Clelland mengatakan: “Melakukan suatu yang positif terhadap orang lain, akan dapat memperkuat sistim kekebalan tubuh. Dan sebaliknya, orang kikir akan cenderung mudah terserang penyakit”.  Mengapa demikian?

Karena orang kikir biasanya cinta uang dan bila uangnya sedikit ia akan menderita stres. Tubuhnya akan mengeluarkan hormon kortisol yang akan mengurangi kekebalan tubuh.

Memberi dapat memperpanjang usia.

James Hous menyimpulkan. “Menolong orang lain secara sukarela akan meningkatkan kebugaran tubuh”

Rockeffeler adalah seorang kaya yang tidak bahagia dan sulit tidur. Dokter memvonis hidupnya takkan lama. Lalu Rockeffeler mengibah pola hidupnya dengan cara menolong kaum papa dan miskin.

Apa yang terjadi? Kesehatannya membaik dan berlawanan dengan perkiraan dokter. Ia hidup sampai usia 96 tahun sebagai ahli filantropi dan dermawan yang terkenal.

Memberi mendatangkan kebahagiaan yang luar biasa, ketika mengulurkan tangan untuk menolong sesama dan berbagi dengan kehidupan mereka, maka akan merasakan kebahagiaan yang mendalam, hidup dirasakan jauh lebih berarti ketika kita memberi.

Semoga bermanfaat, selamat berkarya hari ini dan sukses mengiringi anda.


Jakarta, 3 Oktober 2013

GARA-GARA TIDAK IKHLAS

GARA-GARA TIDAK IKHLAS


Abu Hurairah berkata, Aku pernah mendengar Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam bersabda: “Sesungguhnya tiga orang yang pertama kali diadili pada hari kiamat adalah:

PERTAMA, Seorang laki-laki yang telah berjuang demi mencari mati syahid. Lalu dia dihadirkan dan ditunjukkan kepadanya nikmat-nikmat yang sekiranya akan diperolehnya, sehingga diapun bisa mengenalinya.

Allah bertanya kepadanya: “Apa yang telah engkau lakukan untuk mendapatkan itu semua?”
Dia menjawab: “Aku berperang di jalan-Mu sampai aku menemui mati syahid”
Allah mnimpali jawabannya: “Kamu dusta. Sebenarnya kamu berperang agar disebut-sebut sebagai pemberani, dan sebutan itu telah kamu peroleh di dunia”

Allah memerintahkan malaikat untuk menyeretnya dalam keadaan tertelungkup di atas wajahnya, sehingga akhirnya dia dilemparkan ke dalam api neraka.

KEDUA, Seorang laki-laki yang menimba ilmu dan mengajarkannya serta pandai membaca dan menghafal al-Qur’an. Lalu dia dihadirkan dan ditunjukkan kepadanya nikmat-nikmat yang sekiranya akan diperolehnya, sehingga diapun bisa mengenalinya.

Allah bertanya kepadanya: “Apa yang telah engkau lakukan untuk mendapatkan itu semua?”
Dia menjawab: “Aku menimba ilmu dan mengajarkannya serta aku membaca dan menghafal al-Qur’an di jalan-Mu”
Allah menimpali jawabannya: “Kamu dusta. Sebenarnya kamu menimba ilmu agar disebut-sebut sebagi alim, dan kamu membaca al-Qur’an agar disebut sebagai qari’, dan sebutan-sebutan itu telah kamu dapatkan di dunia”

Kemudian Allah memerintahkan malaikat untuk menyeretnya dalam keadaan tertelungkup di atas wajahnya hingga akhirnya dilemparkan ke dalam api neraka.

KETIGA, Seorang laki-laki yang diberi kelapangan oleh Allah serta mendapatkan karunia berupa segala macam bentuk harta. Lalu dia dihadirkan dan ditunjukkan kepadanya nikmar-nikmat yang sekiranya akan diperolehnya, sehingga diapun bisa mengenalinya.

Allah bertanya kepadanya: “Apa yang telah kamu lakukan untuk mendapatkan itu semua?”
Dia menjawab: “Tidak ada satupun kesempatan yang Engkau cintai agar hamba-Mu berinfak kepadanya, melainkan aku telah berinfak padanya untuk mencari ridha-Mu”
Allah menimpali jawabannya: “Kamu dusta. Sesungguhnya kamu berinfak hanya demi mendapatkan sebutan sebagai orang yang dermawan. Dan sebutan itu telah kamu dapatkan di dunia”

Kemudian Allah memerintahkan malaikat untuk menyeretnya dalam keadaan tertelungkup di atas wajahnya hingga akhirnya dilemparkan ke dalam api neraka.
(HR Muslim (1903). lihat Syarh Muslim (6/529-530)

Astaghfirullah, semoga Allah memberikan karunia-Nya kepada kita berupa keikhlasan dalam beribadah dan beramal, dan semoga Allah menerima setiap amal ibadah kita. Aamiin ya Rabbal’aalamiin

Jakarta, 18 Oktober 2013

KEUTAMAAN PUASA SENIN KAMIS

KEUTAMAAN PUASA SENIN KAMIS


Ketika Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam ditanya tentang puasa pada hari Senin, maka beliau bersabda:

“Itu adalah hari aku dilahirkan, hari itu aku diutus sebagi Nabi, atau hari diturunkannya al-Qur’an kepadaku”

Dari riwayat yang bersumber dari Aisyah radhiyallahu ‘anha dia berkata: Nabi Shallallahu ‘alaihi wassalam senantiasa menjaga puasa Senin dan Kamis” (HR Lima Imam ahli hadits kecuali Abu Dawud)

Diriwayatkan dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wassalam bersabda”Amal-amal itu diperlihatkan pada hari Senin dan Kamis, maka aku senang jika amalku ditampakkan pada saat aku sedang berpuasa” (HR at-Tarmidzi)

Semoga kita bisa mengambil pelajaran dan mengamalkannya.
Aamiin ya Rabbal’aalamiin ....

Semoga bermanfaat


Jakarta, 18 Oktober 2013 

TANDA-TANDA AKHIR JAMAN

TANDA-TANDA AKHIR JAMAN


Saudara-saudaraku yang dirahmati Allah subhaanahu wa ta’ala, kali ini kita coba merenung tentang tanda-tanda akhir jaman. Terlebih dahulu akan di bahas mengenai kiamat itu sendiri.

K I A M A T

Allah telah memastikan datangnya kiamat (= hari akhir). Al-Qur’an juga menggambarkan bagaimana kedahsyatan kejadian kiamat itu. Sungguh mengerikan terutama bagi mereka yang kafir. Iman kepada hari kiamat merupakan satu rukun iman yang kita yakini pasti akan tiba. Tapi kapan?

Adakah manfaatnya kita mengetahui saat tibanya kiamat? Dalam berbagai firmanNya, Allah telah menetapkan bahwa tak seorangpun tahu mengenai waktu tibanya hari kiamat. Oleh karena itu kita tidak boleh terpengaruh oleh ramalan-ramalan paranormal ataupun orang-orang pandai dari berbagai kalangan yang mengaku punya “vision” tentang datangnya hari kiamat.

Hari kiamat, yang juga disebut dengan yaumul akhir, adalah akhir dari dunia yang ditandai dengan kehancuran alam semesta dimana semua manusia akan hancur berantakan dan bertebaran seperti anai-anai. Tanggapan dari manusia yang akan mengalami kiamat ini, terbagi dalam 2 kelompok besar.

Golongan pertama, adalah golongan yang menganggap kiamat sebagai malapetaka. Konsekuensinya adalah tersebarnya kecemasan, kegelisahan dan ketakutan di antara mereka. Golongan ini adalah mereka yang paling banyak berlumuran dosa, sadar atau tidak disadarinya. Mereka paling getol cari info mengenai kapan datangnya kiamat dengan berkonsultasi pada paranormal macam Ki Gendheng Pamungkas, Empek Wong Kam Fu Jr. atau sebangsanya.

Atau menganalisa berbagai musibah, bencana dan fenomena alam yang terjadi di dunia dan mengkaitkannya dengan datangnya hari kiamat. Untuk apa? Agar jika mereka tahu waktunya telah dekat, maka mereka masih memiliki kesempatan untuk mendekatkan diri pada Tuhan. Kalau waktu masih panjang, mereka bisa berlanjut dengan segala kenikmatan dunia hasil perbuatannya yang tidak di ridhoi Allah Subhaanahu wa ta’ala.

Mereka tidak tahu bahwa kiamat bisa datang dengan tiba-tiba sebagai di firmankan Allah Subhaanahu wa ta’ala dalam ayat-ayat Al Qur’an. Bila demikian halnya, maka sungguh terlambat bagi mereka untuk memperbaiki diri dan bagi mereka menunggu azab yang teramat pedih.

Golongan kedua, adalah golongan yang menganggap kiamat sebagai taqdir atau ketentuan Allah yang tak dapat dihindari dengan cara dan usaha apapun juga. Hari kiamat adalah benar-benar hari yang menjadi hak prerogatif Allah semata.

Tidak ada kecemasan, kegelisahan dan ketakutan akan datangnya hari akhir itu. Itu adalah hari penentuan yang memang telah ditunggu-tunggu oleh golongan ini, karena mereka akan segera mendapatkan surga. Hari kiamat adalah sekedar masa transisi dari kehidupan dunia ke kehidupan akhirat yang kekal.

Golongan ini telah bersiap untuk menghadapi kematian dengan segudang pahala sebagai hasil amal salehnya di dunia. Mereka ini adalah golongan yang telah berserah diri dan selalu siap untuk menerima ketentuan kiamat kapanpun juga. Mereka adalah golongan yang di ridhoi Allah Subhaanahu wa ta’ala.

Peringatan Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wassalam tentang datangnya malapetaka dan kehancuran umat justru merupakan  motivasi bagi mereka untuk mengajak ummat kepada kebenaran dengan meningkatkan iman dan taqwa, karena hanya yang beriman dan bertaqwa kepada Allah swt yang akan selamat sampai akhirat. Masuk golongan yang manakah Ananda? 

Beberapa ayat suci Al-Qur’an yang berhubungan dengan hari kiamat dikutip pada lembar berikut ini.

Sesungguhnya hari kiamat akan datang (dan) Aku merahasiakan (waktunya) agar tiap-tiap diri dibalasdengan apa yang diusahakannya.  ~ QS 20 – Thaha : 15 ~

Mereka menanyakan kepadamu tentang kiamat: “Bilakah terjadinya?” Katakanlah: “Sesungguhnya pengetahuan mengenai kiamat itu ada pada sisi Tuhanku; tidak seorangpun dapat menjelaskan waktu kedatangannya selain Dia. Kiamat itu amat berat (huru-haranya bagi mahluk) yang di langit dan di bumi. Kiamat itu tidak akan datang kepadamu melainkan dengan tiba-tiba”. Mereka bertanya kepadamu seakan-akan kamu benar-benar mengetahuinya. Katakanlah: “Sesungguhnya pengetahuan tentang kiamat itu ada di sisi Allah, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahuinya”.~ QS 7  – Al-A’raaf : 187 ~

Ia bertanya: “Bilakah hari kiamat itu?”Maka apabila mata terbelalak (ketakutan) dan apabila bulan telah hilang cahayanya,dan matahari dan bulan dikumpulkan. Pada hari itu manusia berkata: “Ke mana tempat lari?” Sekali-kali tidak! Tidak ada tempat berlindung!
Hanya kepada Tuhanmu sajalah pada hari itu tempat kembali. ~ QS 75 – Al-Qiyaamah : 6 – 12 ~

Tahukah kamu apakah hari kiamat itu? Pada hari itu manusia seperti anai-anai yang bertebaran dan gunung-gunung seperti bulu-bulu yang dihambur-hamburkan ~ QS 101 – Al-Qaari’ah : 3 - 5 ~

Apabila bumi digoncangkan dengan goncangannya (yang dahsyat) dan bumi telah mengeluarkan beban-beban berat (yang dikandung)nya,  dan manusia bertanya: “Mengapa bumi (jadi begini)?”, pada hari itu bumi menceritakan beritanya,karena sesungguhnya Tuhanmu telah memerintahkan  (yang sedemikian itu) kepadanya. ~ QS 99 – Az-Zalzalah : 1 – 5 ~

(Yaitu) pada hari Kami gulung langit sebagai menggulung lembaran-lembaran kertas. Sebagaimana Kami telah memulai penciptaan pertama begitulah kami akan mengulanginya. Itulah suatu janji yang pasti Kami tepati; sesungguhnya Kami-lah yang melaksanakannya. ~ QS 21 – Al-Anbiyaa’ : 104 ~

Dan (ingatlah) hari (ketika) langit pecah belah mengeluarkan kabut putih dan  diturunkanlah malaikat bergelombang-gelombang. ~ QS 25  – Al-Furqaan : 25 ~

Maka apabila langit telah terbelah dan menjadi merah mawar seperti (kilapan) minyak
~ QS 55 – Ar-Rahmaan : 37 ~

Apabila langit terbelah, dan patuh kepada Tuhannya, dan sudah semestinya langit itu patuhdan apabila bumi diratakan, dan memuntahkan apa yang ada didalamnnya dan menjadi kosong, dan patuh kepada Tuhannya, dan sudah semestinya bumi itu patuh,
 (pada waktu itu manusia akan mengetahui akibat perbuatannya) ~ QS 84 – Al-Insyiqaaq : 1 – 5 ~

Apabila matahari digulungdan apabila bintang-bintang berjatuhan, dan apabila gunung-gunung dihancurkan, dan apabila unta-unta yang bunting ditinggalkan (tidak dipedulikan),dan apabila binatang-binatang liar dikumpulkan, dan apabila lautan dipanaskan. Dan apabila ruh-ruh dipertemukan (dengan tubuh), apabila bayi-bayi perempuan yang dikubur hidup-hidup ditanya,karena dosa apa ia dibunuh,dan apabila catatan-catatan (amal perbuatan manusia) dibuka, dan apabila langit dilenyapkan, dan apabila neraka jahim dinyalakan, dan apabila surga didekatkan, maka tiap-tiap jiwa akan mengetahui apa yang telah dikerjakannya. ~ QS 81 – At-Takwir : 1 – 14 ~

Dan mereka bertanya kepadamu tentang gunung-gunung, maka katakanlah: “Tuhanku akan menghancurkannya (di hari kiamat) sehancur-hancurnya, maka Dia akan menjadikan (bekas) gunung-gunung itu datar sama sekali, tidak ada sedikitpun kamu lihat padanya tempat yang rendah dan yang tinggi-tinggi. ~ QS 20 – Thaahaa : 105 107 ~

TANDA AKHIR JAMAN


Mengenai tanda datangnya hari kiamat, Allah berfirman:

Dan apabila perkataan telah jatuh atas mereka, Kami keluarkan sejenis binatang melata dari bumi yang akan mengatakan kepada mereka,  bahwa sesungguhnya manusia dahulu tidak yakin kepada ayat-ayat Kami yang menunjukkan kedatangan kiamat. ~ QS 27 – An-Naml : 82 ~

Sesungguhnya Allah telah menimpakan sejenis kiamat pada manusia di jaman nabi-nabi dahulu sebagai hukuman atas peringatan Allah yang tidak digubris.

Kaumnya Nabi Nuh As ditenggelamkan dengan air bah karena mendustakan ayat-ayat Allah (Al-A’raaf:64, Yunus:73, Al-Furqaan:37).

Kaum A’ad, kaumnya Nabi Huud As diazab oleh suara yang mengguntur keras dan berasal dari awan yang membawa angin dingin dan sangat kencang. Hari-hari itu merupakan hari naas yang berjalan tak henti-hentinya selama tujuh malam delapan hari. Segala sesuatunya dijadikan Allah seperti serbuk hancur lebur tak berbekas.(Al-Mu’minuun:41, Al-Ahqaaf:24, Al-Qamar:19-20, Al-Haaqqah:6-7, Adz-dzaariyaat:41-42). Kaum A’ad itu mengingkari tanda-tanda kekuasaan Tuhan mereka dan mendurhakai rasul-rasul Allah dan mereka menuruti perintah semua penguasa yang sewenang-wenang dan menentang kebenaran.

Kemudian Nabi Shaleh As yang menyerukan kaum Tsamud untuk menyembah Allah Ta’ala saja namun tak berhasil. Allah kemudian membinasakan kaum Tsamud dengan kejadian luar biasa berupa sambaran petir dan suara yang mengguntur (Al-Haaqqah:4-5, Adz-Dzaariyaat:43-44, Huud:66-68, Al-Qamar:31).

Nabi Luth As melarang kaum Sadom untuk melakukan perbuatan faahisyah yaitu mengadakan hubungan antara kaum lelaki dengan kaum lelaki. Karena larangan itu tak digubris, Allah mengahzab kaum Sadom dengan hujan batu yang dibawa oleh angin dan akibat dibaliknya tanah oleh Allah. Batu yang terdiri dari tanah yang terbakar itu menghujani kaum Sadom dan akhirnya Allah membinasakan mereka dengan suara mengguntur sebelum matahari terbit (Al-Qamar:33-34, Huud:82, Al-Hijr:73-74).

Nabi Syuaib As menyerukan kaumnya, yakni penduduk Madyan untuk hanya menyembah Allah, Rabb Semesta Alam saja, namun mereka mendustakan ayat-ayat Allah. Penduduk Madyan kemudian dibinasakan dengan suara yang mengguntur, pada hari mereka dinaungi oleh awan, mereka di timpa gempa yang dahsyat (Asy-Syu’araa’:189, Al-‘Ankabuut:36-37, Al-A’raaf:91-92).

Demikian berbagai kisah tentang kiamat atau kehancuran umat manusia yang ingkar di waktu yang lalu, dimana hanya para pengikut nabi-nabi yang tetap beriman kepadaNya sajalah yang diselamatkanNya dari setiap bencana yang ditimpakanNya itu.

Kisah-kisah dalam Al-Qur’an itu dimaksudkan untuk mengingatkan kita agar kita jangan sampai terlena dan menjauhkan diri dariNya dan mengikuti perintah serta menjauhi laranganNya. Nabi Muhammad saw, nabi terakhir umat manusia mengingatkan lagi tentang kiamat yang bisa menimpa umatnya bila mengingkari ayat-ayat Allah.

Nabi Muhammad saw bersabda: “Tanda hari kiamat semakin dekat adalah dihapus (dicabut)nya ilmu (agama), lalu timbul fitnah (bencana dan kekacauan). Di mana-mana dijumpai kebakhilan serta banyak pembunuhan.” (Hadist riwayat Muslim).

Dihapusnya agama berarti manusia tidak lagi memiliki iman kepadaNya, makin banyak saja yang kian tenggelam dalam urusan dunia. Mereka mengejar harta, pangkat dan kedudukan serta mengejar ilmu yang hanya dimanfaatkan untuk dirinya.

Norma kehidupan masyarakat yang baik memudar karena pertentangan prinsip yang didasarkan pada persepsi yang tidak Qur’ani. Lantas timbul fitnah dan pembunuhan karena masing-masing mempertahankan prinsipnya yang dianggapnya paling benar.

Dalam hadits lain, Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wassalm bersabda: “Apabila umatku melakukan 15 perkara maka akan datang kepada mereka malapetaka, berupa angin merah (situasi memanas), gempa bumi, penyakit yang dapat mengubah wajah dan hujan batu. Ke-15 perkara itu adalah: 1) Bila harta kekayaan hanya beredar pada golongan tertentu, 2) Amanah jadi sumber kekayaan, 3) Zakat tak ditunaikan, 4) Suami tunduk kepada kemauan istri, 5) Durhaka kepada ibu, 6) Baik dengan kawan lupa pada ayah, 7) Masjid tak lagi menjadi sarana dzikir, 8) Orang fasik diangkat jadi pemimpin, 9) Pemimpin masyarakat ahlaknya paling rendah, 10) Seseorang dimuliakan karena takut kejahatannya, 11) Menonjolnya kemewahan hidup, 12) Wanita menjadi penghibur (kesenangan seksual), 13) Minuman keras meraja rela, 14) Mengajar bukan karena Allah, dan 15) Orang suka melaknati orang yang dulu baik amalnya (menghilangkan jasa)” (HR Turmuzi)

Mencermati ke limabelas perkara itu, maka tampaknya kesemuanya telah menjangkiti masyarakat kita. Ini merupakan “lampu kuning” buat kita semua untuk segera melakukan langkah-langkah korektif sebelum Allah menimpakan ahzabNya.

Marilah kita meningkatkan usaha untuk saling mengingatkan tentang kebenaran. Kita tingkatkan kegiatan-kegiatan yang bersifat amal ma’ruf nahii munkar. Kalau di masa lalu kita hanya berpangku tangan, mendiamkan kezaliman berjalan, maka kini sudah saatnya kita berani menyerukan kebenaran. Untuk itu, kita harus menggunakan akal, tenaga dan pikiran dengan lebih keras, agar suara untuk menegakkan keadilan dan kebenaran benar-benar sampai, menyentuh dan menyadarkan mereka yang zalim dan ingkar.

Yang terutama dan paling penting ialah perlunya kita mawas diri, introspeksi, apakah kita telah menjalani aturan main yang ditetapkanNya dengan benar, sebelum kita mengingatkan orang lain berbuat serupa. Perlu kita renungkan kembali tujuan hidup kita ini, yaitu bahwa kita diciptakan oleh Allah untuk menempuh perjalanan yang panjang mulai dari alam ruh, alam janin, alam fana, alam barzah dan akhirat. Kehidupan kita di alam fana atau dunia ini, merupakan ujian seumur hidup untuk menentukan kedudukan kita di akhirat nanti dengan mengumpulkan pahala sebanyak-banyaknya dan mengindari dosa sebanyak-banyaknya pula.

Kehidupan di dunia ini memang merupakan sarana bagi kita untuk mengumpulkan bekal pahala sebanyak-banyaknya, sehingga bila kita mati kelak kita lebih yakin untuk mendapatkan surga. Bagi umat yang beriman kepadaNya, kematian kitalah sebenarnya merupakan kiamat bagi kita, tanpa perlu merisaukan tanda-tanda kiamat atau tanda akhir zaman. Kiamat adalah hal yang wajar dan sudah merupakan takdir Illahi.

Bagaimana pendapat anda?

Kepustakaan: Al-Qur’an, Hikmah Republika, Pengajian Kang Dedet.
Filename: THINK17-Tanda akhir jaman – 2000, Re-edited: 27 Agustus 2009, Ramadhan 1430 H Copyright 2000 © Mimuk Bambang Irawan