Tuesday, June 30, 2015

WAFAT DAN KEBANGKITAN ‘ISA AL MASIH

WAFAT DAN KEBANGKITAN ‘ISA AL MASIH

Ada satu hari yang merupakan hari libur resmi pemerintah dalam kalendar tahunan kita, yaitu Hari Wafatnya ‘Isa Al Masih a.s. yang diikuti dengan kebangkitan beliau.
Menurut kebanyak literatur dan informasi, kematian ‘Isa Al Masih yang oleh umat Nasrani dikenal dengan Jesus, berlangsung dramatis, penuh dengan penghinaan dan penistaan kepada seorang nabi yang menjadi pesuruh Allah yang berakhir dengan kematian yang mengenaskan pada sebuah salib di gunung Golgota.
Kisah seputar wafat dan kebangkitan ‘Isa pada waktu sesudah wafat beliau menimbulkan banyak pendapat, antara lain bahwa ‘Isa sesungguhnya diangkat ke Surga, tidak mati dan masih hidup dalam lindungan Allah dan kelak akan diturunkan lagi ke dunia pada akhir jaman.  
Benarkah ‘Isa dibunuh dengan kejam pada sebuah kayu salib? Benarkah ‘Isa masih hidup dan berada dalam lindungan Allah? Dan pertanyaan yang paling banyak menimbulkan kontroversi adalah: betulkah ‘Isa menganggap dirinya Tuhan, dan mewartakan ini pada umatnya? Bagaimana Al Qur’an menjelaskan kepingan sejarah masa Nabi ‘Isa ini?
Ini diterangkan dalam surat An Nisaa’ ayat 157 – 158. Allah berfirman yang artinya:
[157] dan karena ucapan mereka: “Sesungguhnya kami telah membunuh Al Masih, ‘Isa putra Maryam, Rasul Allah*)”, padahal mereka tidak membunuhnya, tidak (pula) menyalibnya, tetapi (yang mereka bunuh) ialah orang yang diserupakan dengan ‘Isa bagi mereka. Sesungguhnya orang-orang yang berselisih paham tentang (pembunuhan) ‘Isa, benar-benar dalam keragu-raguan tentang yang dibunuh itu. Mereka tidak mempunyai keyakinan tentang siapa yang dibunuh itu, kecuali mengikuti persangkaan belaka, mereka tidak (pula) yakin bahwa yang mereka bunuh itu adalah ‘Isa.
[158] Tetapi (yang sebenarnya), Allah telah mengangkat ’Isa kepada-Nya**). Dan adalah Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana ~ QS 4 – An Nisaa’ : 157 – 158 ~
Catatan: *) Mereka menyebut ‘Isa putera Maryam itu Rasul Allah ialah sebagai ejekan, karena mereka sendiri tidak mempercayai kerasulan ‘Isa itu
**) Ayat ini adalah sebagai bantahan terhadap anggapan orang-orang Yahudi bahwa mereka telah membunuh Nabi ‘Isa a.s.
Dengan sangat jelas surat dan 2 ayat ini membantah anggapan orang-orang Yahudi bahwa mereka telah membunuh Nabi ‘Isa a.s. Yang terbunuh adalah orang yang diserupakan oleh Allah sebagai ‘Isa. Allah mewafatkan (mengangkat) ‘Isa tanpa seorangpun tahu di mana keberadaan jasad beliau.
“Menurut murid-murid-Nya dan sejumlah catatan lain, ‘Isa bangkit kembali dari kematian pada hari yang ketiga. Hari itu merupakan hari pertama dalam minggu. Kubur tempat Ia diletakkan setelah matinya terbuka kosong. Sekitar 500 orang melihat ‘Isa hidup lagi setelah kematiannya itu dan sejumlah dari mereka melihatnya terangkat naik ke langit sampai menghilang tertutup awan. Mayat maupun kuburan ‘Isa yang kedua tidak pernah ditemukan”. (Sumber: Wikipedia)
Mengenai anggapan di atas bahwa ‘Isa masih hidup dan dibangkitkan kembali, Al Qur’an menjelaskan firman-Nya tentang hal ini dalam surat 21, Al Anbiyaa’ ayat 34 – 35. FirmanNya:
[34] “Kami tidak menjadikan hidup abadi bagi seorang manusiapun sebelum kamu (Muhammad), maka jikalau kamu mati, apakah mereka akan kekal?
[35] Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebanar-benarnya). Dan hanya kepada Kamilah kamu dikembalikan” ~ QS 21 – Al Anbiyaa’ : 34 – 35 ~
Sudah menjadi ketentuan Allah ta’ala bahwa semua mahluk hidup (yang berjiwa) akan mati, tanpa kecuali. Tak ada yang hidup abadi, termasuk para rasul dan nabi, serta para malaikat dan jin. Semua akan menemui ajalnya. Jadi hidupnya kembali ‘Isa tidak sesuai dengan keyakinan kaum muslim
Bagaimana tentang pendapat bahwa ‘Isa bangkit kembali di hari ketiga setelah wafatnya? Mari kita lihat apa yang difirmankan Allah dalam Al Qur’an Surat 22, Al Hajj  ayat 5 – 7
[5]Hai manusia, jika kamu dalam keraguan tentang kebangkitan (dari kubur), maka (ketahuilah) sesungguhnya Kami telah menjadikan kamu dari tanah, kemudian dari setetes mani, kemudian dari segumpal darah, kemudian dari segumpal daging yang sempurna kejadiannya dan yang tidak sempurna, agar Kami jelaskan kepada kamu dan Kami tetapkan dalam rahim, apa yang Kami kehendaki sampai waktu yang sudah ditentukan, kemudian Kami keluarkan kamu sebagai bayi, kemudian (dengan berangsur-angsur) kamu sampailah kepada kedewasaan, dan di antara kamu ada yang diwafatkan dan (ada pula) di antara kamu yang dipanjangkan umurnya sampai pikun, supaya dia tidak mengetahui lagi sesuatu pun yang dahulunya telah diketahuinya. Dan kamu lihat bumi ini kering, kemudian apabila telah Kami turunkan air di atasnya, hiduplah bumi itu dan suburlah dan menumbuhkan berbagai macam tumbuh-tumbuhan yang indah.
[6]Yang demikian itu, karena sesungguhnya Allah, Dialah yang haq dan sesungguhnya Dialah yang menghidupkan segala yang mati dan sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.
[7]“dan sesungguhnya hari kiamat itu pastilah datang, tak ada keraguan padanya; dan bahwasanya Allah membangkitkan semua orang di dalam kubur.
Ayat-ayat itu menjelaskan kepada kita bahwa semua manusia, termasuk para rasul dan para nabi akan wafat, tidak ada seorangpun yang kekal abadi di dunia ini. Semuanya akan memasuki alam kubur dan menunggu tibanya Hari Kebangkitan atau Hari Kiamat, yaitu waktu di mana manusia dimintakan pertanggung jawabannya selama hidup di dunia.
Jadi pendapat bahwa ‘Isa bangkit di hari ketiga dan diangkat ke surga tidak sesuai dengan keyakinan kaum muslim berdasarkan Al Qur’an. Semua manusia akan dibangkitkan dari alam kubur pada hari yang sama, yaitu pada hari kiamat. Tidak ada seorang manusiapun yang lebih dahulu dibangkitkan.
Mengenai Pen-tuhan-an ‘Isa oleh sebagian pengikutnya, dikisahkan bahwa terjadi dialog antara Allah dengan ‘Isa, sebagaimana difirmankan Allah dalam Surat 5 – Al Maa-idah ayat 116 – 117:
[116] Dan (ingatlah) ketika Allah berfirman: “Hai ‘Isa putera Maryam, adakah kamu mengatakan kepada manusia: “Jadikanlah aku dan ibuku dua orang tuhan selain Allah?”. ‘Isa menjawab: “Maha Suci Engkau, tidaklah patut bagiku mengatakan apa yang bukan hakku (mengatakannya). Jika aku pernah mengatakannya maka tentulah Engkau telah mengetahuinya. Engkau mengetahui apa yang ada pada diriku dan aku tidak mengetahui apa yang ada pada diri Engkau. Sesungguhnya Engkau Maha Mengetahui perkara yang ghaib-ghaib”.
[117] “Aku tidak pernah mengatakan kepada mereka kecuali yang apa yang Engkau perintahkan (mengatakan)nya yaitu: “Sembahlah Allah, Tuhanku dan Tuhanmu”, dan adalah aku menjadi saksi terhadap mereka, selama aku berada di antara mereka. Maka setelah Engkau wafatkan (angkat)aku, Engkau-lah yang mengawasi mereka. Dan adalah Maha Menyaksikan atas segala sesuatu” ~ QS 5 – Al Maa-idah : 116 – 117 ~
Dalam ayat-ayat di atas dtegaskan oleh ‘Isa bahwa ia hanya menyampaikan apa-apa yang diperintahkan Allah, dan tidak pernah meminta pengikutnya untuk mengakui dirinya da ibunya sebagai tuhan selain Allah.
Katakanlah: “Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu” Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang ~ QS 3 – Ali Imran : 31 ~

Demikian Surat dan ayat-ayat Al Qur’an menjelaskan mengenai wafat dan kebangkitan Nabi Isa Al-Masih. Semoga berkenan

ASBABUN NUZUL KE 26

ASBABUN NUZUL KE 26

TURUNNYA SURAH 36– YASIN AYAT 77 - 79

Kisah Ubay ibn Khalaf – Pembantah seruan Nabi.

Ubay ibn Khalaf berasal dari Bani Jannah adalah saudara Umayyah ibn Khalaf si pemilik Bilal. Kedua bersaudara ini sangat membenci Rasulullah dan berusaha terus mengganggu beliau. Ketika Rasulullah menyeru umatnya dan berbicara tentang kebangkitan setelah kematian juga tentang pahala dan siksa di akhirat, tiba-tiba Ubay mengambil sepotong tulang yang sudah rapuh, lalu meremukkan dan menebarkan ke udara sambil berkata sinis: ‘Hai Muhammad...! Akankah Allah membangkitkan tulang itu setelah kuhancurkan dan kulemparkan menjadi debu...?’.
Rasulullah saw menjawab: ‘Ya benar aku mengatakan itu... Hai Ubay, Allah SWT akan membangkitkan kamu juga, lalu memasukkanmu ke neraka...!!!’. Setelah Rasulullah menyerukan da’wahnya, Allah SWT berfirman:
“Awalam yaralinsaanu annaa khalaqnaahu min nuthfatin faidzaa huwa khashiimum mubiin. Wadharabalanaa matsalawwanasiya khalqah. Qaala mayyuhyil ‘adhaama wa hiyaramiim. Qul yuhyiihalladzii ansya ahaa awwala marrah. Wa huwa bikulli khalqin ‘aliim”.
“Dan apakah manusia tidak memperhatikan bahwa Kami menciptakannya dari setitik air (mani), maka tiba-tiba ia menjadi penantang yang nyata! Dan ia membuat perumpamaan bagi Kami; dan dia lupa kepada kejadiannya; ia berkata: ‘Siapakah yang dapat menghidupkan tulang belulang, yang telah hancur luluh? Katakanlah: ‘Ia akan dihidupkan oleh Tuhan yang menciptakannya kali yang pertama. Dan Dia Maha Mengetahui tentang segala mahluk”. ~ QS 36 – Yasin : Ayat 77-79 ~
Dalam perang Uhud, Ubay termasuk dalam pasukan kafir yang memerangi kaum Muslim. Ketika mengetahui apa yang menimpa Rasulullah setelah beliau tidak dilindungi pasukan pemanah yang malah memburu kaum kafir dan mengumpulkan harta rampasan perang. Ubay memandang ketempat Rasulullah dan berteriak keras: ‘Dimana Muhammad...!!, jika ia selamat aku yang akan membunuhnya...!!!’
Dengan luka-lukanya Rasulullah bangkit berdiri lalu mengambil senjatanya dari Al Harits, kemudian menyerang Ubay yang duduk diatas untanya. Ubay terjatuh dan terluka, kemudian berusaha naik kembali keatas untanya, namun pedang Rasulullah saw mengantarnya pada kematian.

Demikian nasib kafir musuh Rasulullah itu mati dalam kesesatan dan hukum akhirat telah menantinya.

RAINBOW MOUNTAIN CHINA

RAINBOW MOUNTAIN – MERENUNG KEBESARAN ALLAH DI NEGERI CINA


Seperti halnya Surat Ar Rahman 19-20 yang menyebutkan fenomena alam berupa pertemuan dua lautan yang tidak bercampur; ternyata fenomena gunung berwarna-warni yang difirmankan Allah dalam Surat ke 35 – Faathir (Pencipta) ayat 27, pun benar adanya.

Meskipun demikian, mungkin masih banyak orang yang belum mengetahui fenomena alam yang indah berupa gunung-gunung yang berwarna-warni di Zhangye Danxia, provinsi Gansu, Cina.

Al-Qur'an telah menginformasikan fenomena alam tersebut 15 abad yang lalu. 
Apakah Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam pernah ke Cina? 

Tidak pernah sama sekali.  Tiada lain tiada bukan, informasi tersebut bersumber dari wahyu Allah Subhanahu wa Ta’ala semata,

"Tidakkah engkau melihat bahwa Allah menurunkan air dari langit lalu dengan air itu Kami hasilkan buah-buahan yang beraneka macam jenisnya. Dan di antara gunung-gunung itu ada garis-garis putih dan merah yang beraneka macam warnanya dan ada (pula) yang hitam pekat." (QS 35 - Faathir : 27)

Gunung yang terletak di China ini tampak seperti hamparan pelangi karena itu orang menyebutnya 'Rainbow Mountain'.



Gunung pelangi seluas 300 kilometer persegi ini merupakan bagian dari Zhangye Danxia Landform Geological Park yang terletak di provinsi Gansu, China.
Bukit dan lembahnya terdiri dari lapisan warna merah, biru, hijau zamrud, coklat, dan kuning. Meskipun demikian, di sana tidak ditemui tumbuhan atau hewan apapun karena kondisi tanahnya yang tandus.

Fenomena alam yang menakjubkan ini merupakan contoh geomorfologi petrografi yang terbentuk karena kondisi lingkungan.

Menurut Telegraph, warna-warni perbukitan yang menakjubkan  tersebut berasal dari batuan pasir merah dan mineral yang terbentuk sejak Periode Kapur, tepatnya 24 juta tahun lalu.

Gunung ini akan menampilkan pola warna yang berbeda-beda, tergantung pada kondisi cuaca dan pencahayaan matahari. Warna-warni gunung ini akan semakin kontras jika turun hujan pada hari sebelumnya.

Saat gunung ini pertama kali diketahui khalayak melalui foto yang beredar di dunia maya, banyak yang beranggapan kalau pola pelanginya merupakan hasil rekayasa komputer. Tetapi sekarang Zhangye Danxia Park menjadi salah satu objek wisata paling dicari di China.


Masyaa Allah... Allahu Akbar ...  Maha Benar Allah dengan segala firman-Nya.


ASBABUN NUZUL KE 25

ASBABUN NUZUL KE 25

TURUNNYA SURAH 4 – AN NISAA AYAT 32 -34

Kisah Ummu Salamah r.a – Pembela hak-hak wanita.

Hindun ibn Abi Umayyah (Ummu Salamah), adalah wanita cantik, santun, rendah hati dan mulia, puteri dari Abi Umayyah seorang pemuka dan pemimpin Mekkah yang sangat dermawan. Ketika dewasa ia menikah dengan Abdullah ibn Abd Al Asad. Keduanya termasuk kelompok pertama yang masuk Islam.  Sepulang dari Abissinia dan hendak berangkat hijrah kembali ke Yatsrib menyusul Rasulullah, keduanya ditahan oleh keluarga besarnya, sehingga akhirnya yang pergi ke Yatsrib hanya Abdullah suaminya, sedangkan Ummu Salamah beserta anaknya ditahan di Mekkah.

Selama setahun di Mekkah, Ummu Salamah menderita tekanan dari keluarga dan kaum Quraisy. Ia hidup hanya dengan anaknya, namun ia tetap berharap kepada Allah SWT untuk dapat dipertemukan kembali dengan suaminya. Allah SWT mendengar do’anya, hingga suatu hari dia diijinkan menyusul suaminya ke Madinah asalkan hanya berdua anaknya saja. Namun Allah SWT mempertemukan seorang kafir Quraisy yang baik hati bernama Utsman ibn Thalhah untuk mengantarkannya ke Madinah dan akhirnya bisa berkumpul kembali dengan suami dan anak-anaknya di Madinah.

Belum lama ia bertemu dengan Abdullah suaminya, dia harus berpisah lagi karena Abdullah ikut berjihad dalam perang Uhud dan dalam perang itu ia mendapatkan luka berat yang akhirnya mengantar kepada kematian.
Dalam kesendirian dengan anak-anaknya yang masih kecil ia berdo’a seperti yang diajarkan Rasulullah: ‘Ya Allah ... Engkau mengetahui musibah yang menimpaku dan aku menyerahkannya kepadaMu, balas dan gantilah musibahku dengan kebaikan’. 

Allah mendengar do’anya dan ia dilamar Rasulullah untuk dijadikan isterinya. Ummu Salamah mendampingi Rasulullah bersama isterinya yang lain yaitu Saudah, Aisyah dan Hafshah dengan penuh kedamaian dan cinta kasih.

Ummu Salamah bersama para wanita lainnya ikut berperan aktif membantu para mujahidin di medan perang dengan menyediakan makanan, pengobatan, perawatan korban dan sebagainya, sesuai perintah Allah bahwa laki-laki dan perempuan memiliki hak yang sama untuk berjihad. Namun tentu saja tidak semua kaum wanita dapat ikut berjihad ke medan perang, mengingat keterbatasannya dalam mengurus rumah tangga. Ummu Salamah mempertanyakan hal ini kepada Rasulullah. Sehingga Allah SWT menurunkan ayat sebagai berikut:

“Walaa tatamannau maa fadhdhalallaahu bihii ba’dhakum ‘alaa ba’dh. Lirrijaali nashiibum mimmaktasabuu. Wa linnisaa i nashiibum mimmak tasabn. Was alullaaha minfadhlih. Innallaaha kaana bikulli syai in ‘aliimaa. Wa likullin ja’alnaa mawaaliya mimmaa tarakalwaa lidaani  wal aqrabuun. Walladziina ‘aqadat aimaanukum fa aatuuhum nashiibahum. Innallaaha kaana ‘alaa kulli syai in syahiidaa. Arrijaalu qawwaamuuna ‘alannisaa i bimaa fadhdhalallaahu ba’dhahum ‘alaa ba’dhiwwabimaa anfaquu min amwaalihim. Fashshaalihaatu qaanitaatun haafidhaatul lilghaibi bimaa hafidhallaah. Wallaatii takhaafuuna nusyuuzahunna fa’idhuuhunna wahjuruuhunna filmadhaaji’i wadhribuuhunn. Fain atha’nakum falaa tabghu ‘alaihinna sabiilaa. Innallaaha kaana ‘aliyyan kabiiraa”.

“Dan janganlah kamu iri hati terhadap apa yang dikaruniakan Allah kepada sebahagian kamu lebih banyak dari sebahagian yang lain. (Karena) bagi orang laki-laki ada bahagian dari pada apa yang mereka usahakan, dan bagi para wanita(pun) ada bahagian dari apa yang mereka usahakan, dan mohonlah kepada Allah sebagian dari karuniaNya.  Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.

Bagi tiap-tiap harta peninggalan dari harta yang ditinggalkan ibu bapak dan karib kerabat. Kami jadikan pewaris-pewarisnya. Dan (jika ada) orang-orang yang kamu telah bersumpah setia dengan mereka, maka berilah kepada mereka bahagiannya. Sesungguhnya Allah menyaksikan segala sesuatu. Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain (wanita), dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka. Sebab itu maka wanita yang shaleh, ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada, oleh karena Allah telah memelihara (mereka). Wanita-wanita yang kamu khawatirkan nusyuznya, maka nasehatilah mereka di tempat tidur mereka, dan pukullah mereka. Kemudian jika mereka mentaatimu, maka janganlah kamu mencari-cari jalan untuk menyusahkannya. Sesungguhnya Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar”. ~ QS 4 – An Nisa : Ayat 32-34 ~

Demikianlah Allah SWT menjelaskan hak laki-laki dan wanita yang sebelumnya tidak pernah terjadi pada jaman jahiliyah.

Ummu Salamah wafat ketika berusia 84 tahun disaat kepemimpinan Khalifah Ali ibn Abu Thalib. Semoga Allah SWT merahmatinya.

Edited and posted by: Rika Rakasih
Sumber : Kitab Asbabun Nuzul
Penulis : Fathi Fauzi Abd Al Mu’thi
Disarikan oleh : Idih Ruskanda

Thema :  An Nisa (4) – Ayat 32-34 à Ummu Salamah ra – Pembela hak-hak wanita

POHON SAHABI

POHON SAHABI

Pohon Sahabi yang menjadi saksi bisu pertemuan Nabi Muhammad SAW dengan Biarawan Kristen bernama Bahira (arab: Buhaira). Telah ditemukan kembali oleh Pangeran Ghazi bin Muhammad dan otoritas pemerintah Yordania. ketika memeriksa arsip negara di Royal Archives. 
Mereka menemukan referensi dari  teks-teks kuno yang menyebutkan bahwa Pohon Sahabi Berada di wilayah padang pasir diutara Yordania.
Setelah 1400 tahun berlalu,  pohon ini ditemukan masih hidup dan tetap tumbuh kokoh di tengah ganasnya gurun Yordania.
Bersama beberapa ulama terkenal termasuk Syekh Ahmad Hassoun, Mufti Besar Suriah, Pangeran Ghazi mengadakan pengamatan dan ternyata benar bhw pohon tua itulah yang disebutkan dalam catatan biarawan Bahira.
Kini Pohon tersebut dilestarikan oleh pemerintah Yordania dan dipantau secara rutin keberadaannya. 
Keberadaan pohon ini memang cukup unik dan dinilai tidak cocok tumbuh dilingkungan sekitarnya. 
Pasalnya lingkungan sekitar pohon  itu, merupakan tanah kering dan sangat gersang, sementara pohon Sahabi menjadi satu-satunya pohon yang tumbuh subur dengan daun yang rimbun. 
Kondisi ini menentang kegersangan dan ketiadaan warna dari lingkungan di sekitar pohon. Meskipun kekuatan matahari ditengah gurun sangat terik, namun akan terasa teduh ketika berada di bawah pohon ini. 
Tiga manuskrip kuno yang ditulis oleh Ibn Hisham, Ibn Sa'd al-Baghdadi, dan Muhammad Ibn Jarir al-Tabari menceritakan tentang kisah Bahira yang bertemu dengan bocah kecil calon rasul terakhir.
Saat itu Muhammad baru berusia 9 atau 12 tahun. Ia menyertai pamannya Abu Thalib dalam perjalanan untuk berdagang ke Suriah.
Pada suatu hari, Biarawan Bahira mendapat firasat, kalau ia akan bertemu dengan sang nabi terakhir..   tiba tiba ia melihat rombongan kafilah pedagang Arab, dan melihat pemuda kecil yang memiliki ciri-ciri  sesuai yang digambarkan dalam kitabnya. 
Kemudian Bahira mengundang kafilah tersebut dalam sebuah perjamuan. 
Semua anggota kafilah menghadiri  kecuali anak yang Ia tunggu-tunggu. Ternyata. Muhammad kecil sedang menunggu di bawah pohon untuk menjaga unta-unta.
Bahira keluar mencarinya dan ia sangat takjub menyaksikan cabang2 pohon Sahabi merunduk melindungi sang pemuda dari terik Matahari. Dan segumpal awan pun ikut memayungi ke manapun IA pergi.
Bahira pun meminta agar bocah kecil tersebut diajak serta berteduh dan bersantap dalam perjamuan. 
Dia pun segera meneliti dan menanyai pemuda kecil ini. dan  menyimpulkan bahwa Dia adalah utusan terakhir yang dijelaskan dalam Alkitab. 
Bahira pun meyakinkan paman anak itu yakni Abu Thalib untuk kembali ke Makkah, karena orang-orang Yahudi tengah mencari Muhammad SAW kecil untuk membunuhnya .
Setelah berselang 1400 tahun kemudian, pohon yang pernah meneduhi Muhammad itu masih berdiri tegak, menjadi satu-satunya pohon yang berhasil hidup di tengah padang pasir gersang, menjadi saksi sejarah ttg kenabian Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam.  
Pohon ini secara ajaib diawetkan oleh Allah untuk waktu yang panjang. Dan kini siapapun masih bisa menyentuh dan berlindung di bawah cabangnya yang senantiasa rimbun.
STORY FROM JORDAN

ASBABUN NUZUL KE 24

ASBABUN NUZUL KE 24

TURUNNYA SURAH 24– AN NUR AYAT 2 -3

Kisah Martsad ibn Abi Martsad R.A. – Hukuman bagi pezina.

Inaq adalah seorang gadis cantik, memikat, mempesona dan menarik hati setiap lelaki yang melihatnya. Ia bekerja di kedai kopi milik Yusuf seorang Yahudi. Setiap malam ia menghibur para tamu yang datang ke kedai itu, dengan menyanyi dan menari di panggung. Melihat kecantikan Inaq, tentu saja setiap pemuda berlomba-lomba ingin menjadi kekasih Inaq, salah satunya adalah Martsad putera seorang pedagang.


Setiap pulang berdagang ia menghabiskan keuntungan yang diberikan ayahnya untuk berfoya-foya meni’mati kehidupan malam yang menyesatkan dan memenuhi hasrat nafsunya bersama dengan Inaq. Itulah gambaran kehidupan malam para pemuda di Mekkah bersama para penghibur yang sekaligus menjajakan dagangan berahi dan minuman keras.

PINTU-PINTU MASUK SETAN

PINTU-PINTU MASUK SETAN

PINTU - PINTU MASUKNYA SETAN KE DALAM TUBUH MANUSIA:



Ada 17 pintu masuk sebagai berikut:

01. AL JAHLU (Kebodohan}
02. Al ghadhab (Kemarahan)
03. Hubbud dunya (Gila dunia)
04. Thulul amal (Panjang angan-angan)
05. Al hirshu (Ketamakan)
06. Al bukhlu (Pelit kikit)
07. Al kibru (Sombong)
08. Hubbul madhu (Gila pujian)
09. Ar riyaau (Pamer)
10. Al 'ujubu (Bangga diri)
11. Al jaza'u wal hala'u (Panik dan galau)
12. Ittiba'ul hawa (Menuruti nafsu)
13. Su’udz dzon (Prasangka buruk)
14. Ihtiqorul muslim (Merendahkan orang islam)
15. Ihtiqorudz dzunub (Meremehkan dosa)
16. Al amnu min makrillah (Merasa aman dari ancaman Allah)
17. Al qunuth min rahmatillah (Pesimis dari rahmat Allah).
Ya Allah jauhkan kami, sahabat-sahabat kami dan keluarga kami dari sifat- sifat buruk ini. Aamiin ya Rabbal’aalamiin

Mudah-mudahan saya tidak keliru, yang salah datangnya dari saya (semoga Allah mengampuni). Yang Maha Benar hanya Allah semata.

ASBABUN NUZUL KE 23

ASBABUN NUZUL KE 23

TURUNNYA SURAH 8 – AL ANFAL AYAT 70

Kisah Abbas ibn Abd. Muthalib – Penyedia Air Minum di Al Haramayn.

Al Abbas adalah salah seorang putera dari Abdul Muthalib, kakek Rasulullah saw. Sepeninggal ayahnya dia tinggal bersama kakaknya Abu Tholib dan Muhammad keponakannya.
Pada suatu hari Al Abbas mendengar Muhammad menyeru seluruh orang di sekitar Ka’bah untuk menyembah Allah dan meninggalkan berhala-berhala dan dirinya diutus sebagai Rasul Allah.
Umm Al Fadhl isteri Al Abbas langsung beriman dan menjadi wanita Islam pertama sesudah Sayyidah Khadijah, namun Al Abbas masih belum menyatakan keimanannya karena takut akan kaumnya.
Sepeninggal Abu Tholib dan Khadijah, tinggallah Al Abbas yang menemani Muhammad. Dengan sembunyi-sembunyi, Al Abbas berperan dalam menghubungkan utusan-utusan dari Yatsrib dengan Muhammad yang dibai’at di Aqobah.
Pada saat Rasulullah hijrah ke Yatsrib, Al Abbas tidak ikut serta, sehingga pada saat perang Badar, Al Abbas, Uqil ibn Abi Thalib (saudaranya Ali ibn Abi Thalib) dan kerabat Bani Hasyim dipaksa kaum kafir Quraisy untuk ikut serta ke Yatsrib memerangi Rasulullah.
Rasulullah mengetahui bahwa keluarga Bani Hasyim terpaksa ikut berperang, sehingga beliau berpesan untuk tidak membunuhnya. Al Abbas, Uqil dan beberapa kerabat tertawan pasukan Muslim dan untuk membebaskannya disepakati harus membayar fidyah sebesar 4.000 dirham. Rasulullah tahu bahwa Al Abbas bukan orang kaya dan pernah membantu Rasulullah, maka ketika Al Abbas diminta membayar dia menjawab bahwa dirinya sebetulnya sebagai Muslim hanya menyembunyikannya karena kekhawatiran dibenci kaumnya. Tentu saja sebagai manusia biasa Rasulullah tidak mengetahui hakekat keislaman Al Abbas yang sebenarnya.
Allah SWT menunjukkan jalan kepada Rasulullah melalui wahyuNya:
“Yaa ayyuhannabiyyu qul liman fii aidiikum minal asraa iyya’lamillaahu fii quluubikum khairam mimmaa ukhidza minkum wa yaghfirlakum wallaahu ghafuururrahiim”
“Hai Nabi, katakanlah kepada tawanan-tawanan yang ada di tanganmu: ‘Jika Allah mengetahui ada kebaikan dalam hatimu, niscaya Dia akan memberikan kepadamu yang lebih baik dari apa yang telah diambil daripadamu dan Dia akan mengampuni kamu’. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”. ~ QS 8 – Al Anfal : Ayat 70 ~
Setelah mendapatkan wahyu, sekali lagi Rasulullah meminta Al Abbas membayar fidyah seraya mengatakan bahwa Al Abbas masih memiliki harta yang di wasiatkan kepada Al Fadhl puteranya jika dirinya tidak kembali ke Mekkah.
Tentu saja Al Abbas terkejut mendengar itu karena yang tahu akan harta itu hanya dirinya dan Al Fadhl puteranya, namun Allah memberitahu RasulNya.
Atas kekagumannya, seketika itu pula Al Abbas menyatakan keislamannya.
Karena kecerdikan dan kebijakannya Al Abbas diminta Rasulullah untuk tetap tinggal di Mekkah sebagai intel mengawasi perkembangan kaum Quraisy, meskipun dengan cara menyembunyikan keislamannya.
Ia sangat bahagia dan bangga ketika tahun ke 10 Hijriyah, Rasulullah berhasil menaklukkan Mekkah tanpa pertumpahan darah. Al Abbas dipercaya menjadi sesepuh Bani Hasyim dalam membagikan harta kepada anak cucunya.

Sepeninggal Rasulullah, meskipun Al Abbas saudara Nabi, namun ia taat sepenuhnya kepada Amirul Mukminin. Beliau wafat. Semoga Allah merahmati Al Abbas sesuai jasa-jasanya terhadap Islam.
Edited and posted by: Rika Rakasih
Sumber : Kitab Asbabun Nuzul
Penulis : Fathi Fauzi Abd Al Mu’thi
Disarikan oleh : Idih Ruskanda
Thema :  Al Anfal (8) – Ayat 70 à Al Abbas ibn Abd. Muthalib – Penyedia Air Minum di Al Haramayn.

HIKMAH SAKIT

HIKMAH SAKIT
by: Ustadz Salim A. Fillah



#1 - Sakit itu dzikrullah Mereka yang m enderitanya akan lebih sering dan syahdu menyebut Asma ALLAH dibanding ketika dalam sehatnya.

#2. Sakit itu istighfar Dosa-dosa akan mudah teringat, jika datang sakit, sehingga lisan terbimbing untuk mohon ampun.

#3. Sakit itu tauhid Bukankah saat sedang hebat rasa sakit, kalimat thoyyibat yang akan terus digetar?

#4. Sakit itu muhasabah Dia yang sakit akan punya lebih banyak waktu untuk merenungi diri dalam sepi, menghitung-hitung bekal kembali.

#5. Sakit itu jihad Dia yang sakit tak boleh menyerah kalah, diwajibkan terus berikhtiar, berjuang demi kesembuhannya.

#6. Bahkan Sakit itu ilmu Bukankah ketika sakit, dia akan memeriksa, berkonsultasi dan pada akhirnya merawat diri untuk berikutnya ada ilmu untuk tidak mudah kena sakit.

#7. Sakit itu nasihat Yang sakit mengingatkan si sehat untuk jaga diri, yang sehat hibur si sakit agar mau bersabar, ALLAH cinta dan sayang keduanya.

#8. Sakit itu silaturrahim Saat jenguk, bukankah keluarga yang jarang datang akhirnya datang membesuk, penuh senyum dan rindu mesra? Karena itu pula sakit adalah perekat ukhuwah.

#9. Sakit itu gugur dosa Barang haram tercelup di tubuh dilarutkan di dunia, anggota badan yang sakit dinyerikan dan di cuci-Nya.

#10. Sakit itu mustajab doa Imam As-Suyuthi keliling kota mencari orang sakit lalu minta didoakan oleh yang sakit.

#11. Sakit itu salah satu keadaan yang menyulitkan syaitan, diajak maksiat tak mampu tak mau, dosa lalu malah disesali kemudian diampuni.

#12. Sakit itu membuat sedikit tertawa dan banyak menangis, satu sikap keinsyafan yang disukai Nabi dan para makhluk langit.

#13. Sakit meningkatkan kualitas ibadah, rukuk-sujud lebih khusyuk, tasbih-istighfar lebih sering, tahiyyat-doa jadi lebih lama.

#14. Sakit itu memperbaiki akhlak, kesombongan terkikis, sifat tamak dipaksa tunduk, pribadi dibiasakan sa-ntun, lembut dan tawadhu.

#15. Dan pada akhirnya sakit membawa kita untuk selalu ingat mati.

Semoga bermanfaat

ASBABUN NUZUL KE 22

ASBABUN NUZUL KE 22

TURUNNYA SURAH 3 – ALI IMRAN AYAT 99 – 101

Kisah Asid ibn Al Hadhir, Amir putera Sang Amir.

Asid adalah pejuang tangguh yang selalu siap menerima tantangan yang mengancam negeri, keluarganya jiwanya dan harga dirinya. Ia mahir dalam melontarkan tombak dan memanah. Dia diangkat menjadi pemimpin suku Aus menggantikan ayahnya yang terbunuh oleh suku Khazraj yang merupakan musuh besar suku Aus.
Setelah adanya bai’at pada para utusan Yatsrib, Islam mulai berkembang di kota Yatsrib. Untuk lebih memberikan pemahaman tentang Islam disana, Rasulullah mengutus Mush’ab ibn Umair ke Yatsrib. Di Yatsrib dia tinggal di rumah As’ad ibn Zararah.
Suatu hari ketika Asid tertidur dibawah pohon kurma, ia bermimpi didatangi ayahnya yang membawa mushaf di tangan kanan dan tongkat di tangan kirinya. Ia melihat hamparan pasir di sekelilingnya berubah menjadi putih kebiru-biruan memancarkan cahaya yang cemerlang.
Ketika dibangunkan Sa’d ibn Mu’az, sahabatnya, ia diceritakan bahwa kawannya As’ad ibn Zararah kedatangan tamu dari Mekkah yang menyeru manusia ke agama baru yang menyembah Allah Tuhan Yang Maha Esa dan Muhammad adalah utusanNya.
Allah memerintahkan manusia beriman kepada agamaNya, serta meninggalkan penyembahan kepada berhala. Ia juga menyatakan bahwa kelak sesudah mati semua akan dibangkitkan kembali dan dimintai pertanggung jawabannya.
Asid tersentak marah karena merasa tuhan-tuhannya telah dihina. Dengan wajah yang merah padam ia langsung menuju rumah As’ad. Alangkah kagetnya ketika tiba di rumah As’ad ternyata para tetua dan pemuka Yatsrib berkumpul membentuk lingkaran mendengarkan dengan khidmat kata-kata seorang laki-laki asing yang duduk ditengah-tengah mereka.
Dia datang bukan dengan maksud mendengarkan ceramah, tetapi hendak menyatroni laki-laki itu yang telah meracuni pikiran orang-orang Yatsrib, mencela ibadah mereka dan menghina tuhan-tuhan mereka.
Mush’ab menyadari kemarahan Asid, namun dengan lembut dia mengajak Asid untuk mendengarkan dulu apa yang ia jelaskan.
Setelah mendengarkan uraian dari Mush’ab, Allah berkehendak memberinya petunjuk tentang Islam kepada Asid. Asid segera mengucapkan dua kalimat syahadat bahwa Allah dan Muhammad utusanNya.
Keislaman Asid yang merupakan kepala suku Aus merupakan berkah bagi Islam, sehingga hampir semua penghuni rumah Yatsrib memeluk agama Islam.
Pada musim haji, Asid bersama 70 penduduk Yatsrib dibaiat Rasulullah di Aqobah untuk setia dan melindungi Rasulullah, siap berperang demi agama Allah juga diminta untuk menyeru penduduk Yatsrib masuk Islam.
Rasulullah bersama Abu Bakar hijrah dari Mekkah ke Yatsrib dan mengganti nama Yatsrib menjadi Madinah Al Munawwarah. Beliau juga berhasil mendamaikan kedua suku Aus dan Khazraj yang selama ini selalu berperang menjadi saudara.
Rasulullah juga berhasil menentramkan penduduk Madinah dari hasutan jahat seorang Yahudi yang bernama Syas untuk tidak mengikuti ajaran Muhammad dan kembali ke ajaran nenek moyangnya.
Adanya peristiwa ini Allah menurunkan ayat Al Qur’an yang mencela kebusukan kaum kafir Yahudi untuk memecah belah kaum Muslim:
“Qulyaa ahlalkitaabi limatashudduuna ‘an sabiilillaahi man aamana tabghuunahaa ‘iwajawwa antum syuhadaa’. Wamallaahu bighaafilin ‘ammaa ta’maluun. Yaa ayyuhalladziina aamanuu intuthii’uu fariiqam minalladziina uutulkitaaba yarudduukum ba’da iimaanikum kaafiriin. Wa kaifa takfuruuna wa antum tutlaa ‘alaikum aayaanullaahi wa fiikum rasuuluh. Wa mayya’tashim billaahi faqad hudiya ilaa shiraathim mustaqiim”
“Katakanlah: ‘Hai Ahli Kitab, mengapa kamu menghalang-halangi dari jalan Allah orang-orang yang telah beriman, kamu menghendakinya menjadi bengkok, padahal kamu menyaksikan?’.
Allah sekali-kali tidak lalai dari apa yang kamu kerjakan.
Hai orang-orang yang beriman, jika kamu mengikuti sebahagian dari orang-orang yang diberi Al Kitab, niscaya mereka akan mengembalikan kamu menjadi orang kafir sesudah kamu beriman.
Bagaimanakah kamu (sampai) menjadi kafir, padahal ayat-ayat Allah dibacakan kepada kamu, dan RasulNya pun berada ditengah-tengah kamu...?
Barangsiapa yang berpegang teguh kepada (agama) Allah, maka sesungguhnya ia telah diberi petunjuk kepada jalan yang lurus” ~ QS 3 – Ali Imran : Ayat 99-101~
Dalam mempertahankan kaum Muslim, Asid ibn Al Hadhir tidak pernah absen untuk ikut berperang bersama Rasulullah.
Pada suatu hari terjadi perselisihan antara beberapa orang kaum Anshar dan kaum Muhajirin memperebutkan sebuah sumur. Pertengkaran itu dimanfaatkan Abdullah ibn Ubay ibn Salul seorang pemimpin kaum munafik untuk membangkitkan permusuhan antara kaum Anshar yang menurut dia lebih berhak atas sumur itu daripada kaum Muhajirin yang hanya pendatang serta menyuruh kaum Anshar mengusirnya. Begitulah pedasnya ucapan seorang munafikun hingga terdengar oleh Rasulullah dan tak lama setelah itu Allah menurunkan ayat:
“Humulladziina yaquuluuna laatunfiquu ‘alaa man ‘indarasuulillaahi hattaa yanfadhdhu. Walillaahi khazaainussamaawaati wal ardhi walaakinnal munaafiqiina laa yafqahuun. Yaquuluuna lairraja’naa ilalmadiinati layukhrijannal a’azzu minhal adzall. Walillaahil ‘izzatu wa lirasuulihii wa lilmu’miniina wa laakinnal munaafiqiina laa ya’lamuun”.
“Mereka orang-orang yang mengatakan (kepada orang-orang Anshar): ‘Janganlah kamu memberikan perbelanjaan kepada orang-orang (Muhajirin) yang ada disisi Rasulullah supaya mereka bubar (meninggalkan Rasulullah)’.
Padahal kepunyaan Allahlah perbendaharaan langit dan bumi, tetapi orang-orang munafik itu tidak memahami.
Mereka berkata: ‘Sesungguhnya jika kita telah kembali ke Madinah, benar-benar orang yang kuat akan mengusir orang-orang yang lemah daripadanya’.
Padahal kekuatan itu hanyalah bagi Allah, bagi RasulNya dan bagi orang-orang mu’min, tetapi orang-orang munafik itu tiada mengetahui” ~ QS 63 – Al Munaafiquun : Ayat 7-8 ~
Pada saat Rasulullah wafat, timbul perselisihan tentang siapa yang akan memimpin. Apakah orang Muhajirin atau Anshar...?
Sejarah Islam menuturkan, betapa manfaatnya peran penting Asid Al Hadir dalam peristiwa ini. Dia meyakinkan kaum Anshar bahwa kaum Muhajirinlah yang berhak menggantikan Rasulullah, mengingat beliaupun orang Muhajirin. Adapun kaum Anshar adalah kaum penolong dan akan selalu menolong Sang Khalifah. Keteguhan ucapan Asid ibn Hadhir untuk mendukung Abu Bakar patut dibanggakan, padahal dia adalah seorang Amir (pemimpin) kaum Aus yang dipandang di Madinah. Asid sampai akhir hayatnya ia tetap mendukung khalifah Abu Bakar Al Shiddiq.
Semoga Allah SWT mengasihinya.
Edited and posted by: Rika Rakasih
Sumber : Kitab Asbabun Nuzul
Penulis : Fathi Fauzi Abd Al Mu’thi
Disarikan oleh : Idih Ruskanda
Thema :  Ali Imran (3) – Ayat 99-101 à Asid ibn Al Hadhir, Amir putera Sang Amir