Friday, July 31, 2015

ASBABUN NUZUL SURAH 98 – AL BAYINNAH AYAT 1 – 8

ASBABUN NUZUL KE-36 - TURUNNYA SURAH 98 – AL BAYINNAH AYAT 1 – 8
Kisah Ubay ibn Ka'b RA - Salah seorang Sumber Ilmu dan Kebijaksanaan.

Ubay ibn Ka'b adalah penduduk Yatsrib yang sangat cerdas, gemar membaca dan pandai menulis. Saat kedatangan Mush'ab ibn Umar yang diutus Rosulullah untuk mengajarkan agama Islam kepada penduduk Yatsrib, ia langsung bergabung dan menyatakan keislamannya, ikut dibai'at di Aqobah dan ikut menyambut Rosulullah ketika beliau hijrah ke Yatsrib.
Karena kepandaiannya menulis, Ubay dipilih Rosulullah sebagai salah seorang pencatat dan penulis ayat Al Qur'an yang diwahyukan Allah kepada RosulNya. Dia juga senantiasa berada disamping Rasulullah ketika beliau berada di majlis ilmu atau masjid.
Karena perannya itu , suatu hari Rasulullah bersabda : "Wahai Ubay, Jibril menyuruhku untuk membacakan ayat Al Qur'an kepadamu".
Dengan takjub Ubay menjawab : "Allah menyebutkan namaku kepadamu..?". 
"Ya... Dia menisbahkanmu kepada malaikat tertinggi".
Lalu Rasulullah menyampaikan ayat Al Qur'an kepada Ubay untuk dicatatnya : 
لَمْ يَكُنِ الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ وَالْمُشْرِكِينَ مُنْفَكِّينَ حَتَّىٰ تَأْتِيَهُمُ الْبَيِّنَةُ / رَسُولٌ مِنَ اللَّهِ يَتْلُو صُحُفًا مُطَهَّرَةً / فِيهَا كُتُبٌ قَيِّمَةٌ / وَمَا تَفَرَّقَ الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ إِلَّا مِنْ بَعْدِ مَا جَاءَتْهُمُ الْبَيِّنَةُ / وَمَا أُمِرُوا إِلَّا لِيَعْبُدُوا اللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ حُنَفَاءَ وَيُقِيمُوا الصَّلَاةَ وَيُؤْتُوا الزَّكَاةَ ۚ وَذَٰلِكَ دِينُ الْقَيِّمَةِ / إِنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ وَالْمُشْرِكِينَ فِي نَارِ جَهَنَّمَ خَالِدِينَ فِيهَا ۚ أُولَٰئِكَ هُمْ شَرُّ الْبَرِيَّةِ / إِنَّ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ أُولَٰئِكَ هُمْ خَيْرُ الْبَرِيَّةِ / جَزَاؤُهُمْ عِنْدَ رَبِّهِمْ جَنَّاتُ عَدْنٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا أَبَدًا ۖ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمْ وَرَضُوا عَنْهُ ۚ ذَٰلِكَ لِمَنْ خَشِيَ رَبَّهُ 

"Orang-orang kafir yakni ahli Kitab dan orang-orang musyrik (mengatakan bahwa mereka) tidak akan meninggalkan (agamanya) sebelum datang kepada mereka bukti yang nyata,  (yaitu) seorang Rasul dari Allah (Muhammad) yang membacakan lembaran-lembaran yang disucikan (Al Quran), di dalamnya terdapat (isi) Kitab-kitab yang lurus.
Dan tidaklah berpecah belah orang-orang yang didatangkan Al Kitab (kepada mereka) melainkan sesudah datang kepada mereka bukti yang nyata. Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus. Sesungguhnya orang-orang yang kafir yakni ahli Kitab dan orang-orang yang musyrik (akan masuk) ke neraka Jahannam; mereka kekal di dalamnya. Mereka itu adalah seburuk-buruk makhluk. Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh, mereka itu adalah sebaik-baik makhluk. Balasan mereka di sisi Tuhan mereka ialah surga ´Adn yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Allah ridha terhadap mereka dan merekapun ridha kepada-Nya. Yang demikian itu adalah (balasan) bagi orang yang takut kepada Tuhannya".
(QS 98 -  Al-Bayyinaħ : 1-8)
Ubay menangis terharu dan bahagia saat mendengarkan wahyu yang disampaikan Rasulullah kepadanya untuk dicatat. Dia merasa bangga atas keutamaan yang diberikan Allah melebihi sahabat lainnya.
Sepeninggal Rasulullah, Ubay tetap setia kepada Khalifah Abu Bakar dan sering diminta untuk berceramah serta membari nasihat.
Dia juga mengusulkan agar ayat-ayat Al Qur'an yang ditulis pada tulang, kulit dan pelepah kurma dikumpulkan dan dibuat mushaf Al Qur'an. Namun pembuatan mushaf Al Qur'an ini baru terlaksana pada saat kekhalifahan Utsman ibn Affan.
Ubay ibn Ka'b meninggal saat kekhalifahan Umar ibn Al Khathab.
Semoga Allah merahmati Ubay yang sangat bejasa dengan catatan-catatan ayat Al Qur'annya.
Bekasi, 31 Juli 2015
Edited and posted by: Rika Rakasih
Sumber : Kitab Asbabun Nuzul
Penerbit: Zaman
Penulis : Fathi Fauzi Abd Al Mu’thi
Disarikan oleh : Idih Ruskanda

Thema : Al Bayinnah [98] : 1-8 - Kisah Ubay ibn Ka'b RA - Salah seorang Sumber Ilmu dan Kebijaksanaan.

ASBABUN NUZUL SURAH 4 – AN NISAA AYAT 51 - 52

ASBABUN NUZUL KE-35 - TURUNNYA SURAH 4 – AN NISAA AYAT 51 - 52
Kisah Ka'b ibn Al Asyraf - Si Pendengki Pemimpin Kaum Yahudi

Kaum Yahudi terkenal sebagai kaum pengecut, licik, pembuat makar, pembuat tipudaya dan pembangkang bahkan kepada Nabi-nya sendiri.
"Dan mereka membunuh nabi-nabi mereka tanpa hak dan mereka berkata, hati kami telah ditutup" (QS 4 – An Nisaa : 155).
Akibat dikejar-kejar Fir'aun, mereka berpencar dan ada yang berimigrasi ke Yatsrib. Di Yatsrib mereka mendominasi kekuatan ekonomi, menguasai lahan pertanian, perkebunan dan perdagangan yang dipimpin Ka'b ibn Al Asyraf dari Bani Al Nadhir, Akibatnya penduduk Yatsrib hanya menjadi buruh, kuli dan pekerja mereka.
Ketika Islam mulai masuk kota Yatsrib, kaum Yahudi berusaha memusuhi kaum Muslim. Mereka seringkali melakukan keburukan kepada Islam, meskipun mereka sesungguhnya mengetahui dan menyadari dalam Kitab Taurat menyatakan bahwa kelak akan datang nabi baru yang membawa ajaran dari langit sama dengan ajaran Yahudi serta ajarannya adalah benar.
Kaum Yahudi mengetahui bahwa kaum Quraisy Mekkah memusuhi Islam. Mereka mengharapkan kaum Quraisy dapat mengalahkan Islam, sehingga mereka mendapat keuntungan menguasai lagi ekonomi dan politik di Madinah serta keberadaannya tidak terdesak. 
Tapi alangkah kecewanya karena setiap terjadi peperangan antara kaum Muslim dan Quraisy selalu dimenangkan kaum Muslim. Alih-alih sadar, malah mereka mendekati kaum Quraisy. Mereka datang ke Mekkah menemui salah seorang pemimpin Quraisy yang membenci Islam, yaitu Abu Sufyan ibn Harb.
Tentu saja Abu Sufyan terkejut ketika Ka'b ibn Al Asyraf bersama 70 orang kawannya datang ke Mekkah dan menceritakan kebenciannya pada kaum Muslim. 
Abu Sufyan tahu bahwa kaum Yahudi adalah kaum Akhli Kitab yang sama dengan Islam diturunkan Allah, berbeda dengan kaum Quraisy yang menganut Paganisme atau menyembah berhala.
Terdorong oleh kebencian dan kedengkiannya terhadap Muhammad, Ka'b secara mengejutkan menyatakan kepada Abu Sufyan bahwa agama kaum Quraisy yaitu menyembah berhala lebih baik daripada kaum Muhammad.
Allah Subhanahu wa ta’ala mengetahui apa yang dilakukan Ka'b, Dia mengabarkan kepada RosulNya dengan mewahyukan ayat :
أَلَمْ تَرَ إِلَى الَّذِينَ أُوتُوا نَصِيبًا مِنَ الْكِتَابِ يُؤْمِنُونَ بِالْجِبْتِ وَالطَّاغُوتِ وَيَقُولُونَ لِلَّذِينَ كَفَرُوا هَٰؤُلَاءِ أَهْدَىٰ مِنَ الَّذِينَ آمَنُوا سَبِيلً / أُولَٰئِكَ الَّذِينَ لَعَنَهُمُ اللَّهُ ۖ وَمَنْ يَلْعَنِ اللَّهُ فَلَنْ تَجِدَ لَهُ نَصِيرًا
"Apakah kamu tidak memperhatikan orang-orang yang diberi bahagian dari Al kitab? Mereka percaya kepada jibt dan thaghut, dan mengatakan kepada orang-orang Kafir (musyrik Mekah), bahwa mereka itu lebih benar jalannya dari orang-orang yang beriman. Mereka itulah orang yang dikutuki Allah. Barangsiapa yang dikutuki Allah, niscaya kamu sekali-kali tidak akan memperoleh penolong baginya". (QS 4 -  An Nisaa : 51-52)
Rosulullah sangat marah mendengar pernyataan Ka'b. Beliau menganggap Ka'b telah berbuat kejahatan yang keji kepada kaum Muslim sehingga atas nama Allah layak untuk dibunuh.
Beliau menawarkan siapa yang sanggup membunuh Ka'b. Beberapa sahabat menyanggupinya.
Mulailah para sahabat berembug untuk menjebak Ka'b melalui saudara sesusuan Ka'b yaitu Salikan dengan dalih ia bersama kawan-kawan Arab ingin keluar dari Islam karena menderita dan kesulitan makanan. Ia mengajak Ka'b untuk bekerjasama dan membantunya dengan jaminan beberapa senjata.
Hingga waktu yang ditentukan, Salikan berhasil membawa Ka'b keluar dari benteng pertahanan Bani Al Nadhir untuk mengambil senjata yang dijaminkan Salikan.
Diperjalanan inilah para sahabat berhasil membunuh Ka'b si pendengki dan penghina Islam.
Bekasi, 31 Juli 2015
Edited and posted by: Rika Rakasih
Sumber : Kitab Asbabun Nuzul
Penerbit: Zaman
Penulis : Fathi Fauzi Abd Al Mu’thi
Disarikan oleh : Idih Ruskanda

Thema : An Nisaa [4] Ayat 51-52 – Kisah Ka'b ibn Al Asyraf - Si Pendengki Pemimpin Kaum Yahudi

ASBABUN NUZUL KE-34

TURUNNYA SURAH 76 – AL INSAAN AYAT  7 - 12
Kisah Fathimah Al Zahra dan Ali ibn Abi Thalib RA - Menunaikan nazar dan mementingkan orang lain

Fathimah Al Zahra adalah putri Rasulullah dari Sayyidah Khadijah bint Khuwailid, ia dilahirkan 5 tahun sebelum bi'tsah (Muhammad diangkat sebagai Rasul Allah). 
Sejak ditinggal wafat ibunya, dialah yang melindungi Rasulullah dari siksaan kaum Quraisy.
Fathimah menikah dengan Ali ibn Abi Thalib sepupunya. Dari hasil perkawinannya, Fathimah melahirkan dua anak laki-laki bernama Al Hasan dan Al Husain serta dua anak perempuan yang bernama Zainab dan Ummu Kaltsum.
Suatu hari Al Hasan dan Al Husain jatuh sakit dan setelah sekian lama keduanya belum sembuh juga, Rasulullah datang menjenguknya sambil mendo'akan agar kedua cucunya segera pulih kembali. Menghadapi suasana seperti itu, Ali dan Fathimah bernazar apabila kedua putranya sembuh maka mereka akan berpuasa selama 3 hari berturut-turut.
Allah Subhanahu wa ta’ala mendengar do'a RasulNya dan kedua orang tua Al Hasan dan Al Husain. Dia mengulurkan tangan kesembuhan dengan mengusap tubuh kedua anak itu, atas ijinNya kedua anak itu sembuh dan lincah kembali.
Ali dan Fathimah mulai menjalankan puasanya. Allah Subhanahu wa ta’ala ingin menguji kedua suami istri itu.
Saat itu di rumah Ali hanya ada 3 sha (kantong kecil) gandum.
Hari pertama Fidhah budak Fathimah menggunakan 1 sha gandum untuk dibuat roti.
Saat menunggu adzan Magrib datanglah seseorang yang mengaku kelaparan mengetuk pintu rumah Fathimah untuk minta makan. Ali segera memberikan roti yang dibuat Fidhah kepada orang itu.
Pada malam itu kedua suami istri itu hanya berbuka puasa dengan meneguk air saja.
Esok harinya Fidhah menggunakan 1 sha gandum lagi untuk membuat roti. 
Kembali kejadian berulang, saat keduanya sedang menunggu adzan Maghrib, datanglah seorang pemuda yang mengaku anak yatim dan saat ini belum makan.
Ali dan Fathimah spontan memberikan roti yang tadi dibuat Fidhah kepadanya. Tinggalah keduanya berbuka puasa kembali dengan banyak minum saja.
Pada hari ketiga, Fidhah menggunakan sisa gandum untuk membuat roti kembali.
Begitulah Allah berkehendak, menjelang Maghrib datanglah seseorang yang mengaku tawanan perang dan tidak diberi makan.
Ali dan Fathimah segera memberikan roti yang baru selesai dibuat kepadanya.
Rasa lapar mendera mereka, selama tiga hari mereka hanya berbuka dengan air putih saja. Mereka menyadari ini adalah ujian dari Allah yang teramat berat baginya.
Pada saat itu Rasulullah datang menjenguknya. Beliau trenyuh melihat tubuh mereka hampir terhempas dan tidak berdaya lagi. Lalu beliau memerintahkan orang-orang sekitarnya untuk mengambil beberapa potong makanan.
Selagi Rasulullah beristirahat dikamar Ali, tiba-tiba Jibril datang membawa wahyu untuk NabiNya :
يُوفُونَ بِالنَّذْرِ وَيَخَافُونَ يَوْمًا كَانَ شَرُّهُ مُسْتَطِيرًا / وَيُطْعِمُونَ الطَّعَامَ عَلَىٰ حُبِّهِ مِسْكِينًا وَيَتِيمًا وَأَسِيرًا / إِنَّمَا نُطْعِمُكُمْ لِوَجْهِ اللَّهِ لَا نُرِيدُ مِنْكُمْ جَزَاءً وَلَا شُكُورًا / إِنَّا نَخَافُ مِنْ رَبِّنَا يَوْمًا عَبُوسًا قَمْطَرِيرًا / فَوَقَاهُمُ اللَّهُ شَرَّ ذَٰلِكَ الْيَوْمِ وَلَقَّاهُمْ نَضْرَةً وَسُرُورًا / وَجَزَاهُمْ بِمَا صَبَرُوا جَنَّةً وَحَرِيرًا
"Mereka menunaikan nazar dan takut akan suatu hari yang azabnya merata di mana-mana. Dan mereka memberikan makanan yang disukainya kepada orang miskin, anak yatim dan orang yang ditawan. Sesungguhnya kami memberi makanan kepadamu hanyalah untuk mengharapkan keridhaan Allah, kami tidak menghendaki balasan dari kamu dan tidak pula (ucapan) terima kasih. Sesungguhnya kami takut akan (azab) Tuhan kami pada suatu hari yang (di hari itu) orang-orang bermuka masam penuh kesulitan. Maka Tuhan memelihara mereka dari kesusahan hari itu, dan memberikan kepada mereka kejernihan (wajah) dan kegembiraan hati. Dan Dia memberi balasan kepada mereka karena kesabaran mereka (dengan) surga dan (pakaian) sutera, (QS 76 – Al Insaan : 7-12)
Rasulullah memuji Tuhan dan berterima kasih kepada sang putri Fathimah, Ali dan Fidhah budaknya.  Mereka telah berbuat kebajikan, mementingkan orang lain yang membutuhkan daripada dirinya.
Bekasi, 31 Juli 2015
Edited and posted by: Rika Rakasih
Sumber : Kitab Asbabun Nuzul
Penerbit: Zaman
Penulis : Fathi Fauzi Abd Al Mu’thi
Disarikan oleh : Idih Ruskanda

Thema : Al Insaan  [76] Ayat 7-12 - Kisah Fathimah Al Zahra dan Ali ibn Abi Thalib RA - Menunaikan nazar dan mementingkan orang lain.

Thursday, July 23, 2015

RENUNGAN TENTANG BAN

RENUNGAN TENTANG BAN
BELAJAR DARI FILOSOFI "BAN"

Seorang anak memperhatikan ayahnya yang sedang mengganti ban mobil mereka.
"Mengapa ayah mau repot-repot mengerjakan ini dan tidak memanggil orang bengkel saja untuk mengerjakannya?" tanya si bocah dengan penasaran.
Sang ayah tersenyum. "Sini nak, kau lihat dan perhatikan.  Ada Enam hal tentang ban yang bisa kita pelajari untuk hidup kita," katanya sambil menyuruh sang bocah duduk di dekatnya. 
"Belajar dari ban..?" 
Mata sang anak membelalak. "Lebih pintar mana ban ini daripada bu guru di sekolah?"
Sang ayah tertawa. "Gurumu tentu pintar, Nak... Tapi perhatikan ban ini dengan segala sifat-sifatnya.
Pertama, ban selalu konsisten bentuknya : "Bundar".  Apakah dia dipasang di sepeda roda tiga, motor balap pamanmu, atau roda pesawat terbang yang kita naiki untuk mengunjungi kakek-nenekmu.
Ban tak pernah berubah menjadi segi tiga atau segi empat."
Si bocah mulai serius."Benar juga ya, Yah.. Terus yang kedua?"
"Kedua, ban selalu mengalami kejadian terberat. Ketika melewati jalan berlubang, dia dulu yang merasakan. Saat melewati aspal panas, dia juga yang merasakan. Ketika ada banjir, ban juga yang harus mengalami langsung. Bahkan ketika ada kotoran hewan atau bangkai hewan di jalan yang tidak dilihat si pengemudi, siapa yang pertama kali merasakannya?" tanya sang ayah. 
"Aku tahu, pasti ban ya, Yah?" jawab sang bocah antusias.
"Benar sekali. 
Yang Ketiga, ban selalu menanggung beban terberat. Baik ketika mobil sedang diam, apalagi sedang berjalan. Baik ketika mobil sedang kosong, apalagi saat penuh penumpang dan barang. Coba kau ingat," ujar sang ayah. Si bocah mengangguk.
"Yang keempat, ban tak pernah sombong dan berat hati menolak permintaan pihak lain. Ban selalu senang bekerja sama. Ketika pedal rem memerintahkannya berhenti, dia berhenti. Ketika pedal gas menyuruhnya lebih cepat, dia pun taat dan melesat. Bayangkan kalau ban tak suka kerjasama dan bekerja sebaliknya? Saat direm malah ngebut, dan saat digas malah berhenti?" 
"Wow, benar juga Yah," puji sang bocah sambil menggeser duduknya lebih dekat kepada sang ayah.
"Nah, sifat kelima ban adalah, meski banyak hal penting yang dilakukannya, dia tetap rendah hati dan tak mau menonjolkan diri. 
Dia biarkan orang-orang memuji bagian mobil lainnya, bukan dirinya."
 "Maksud ayah apa?" tanya si bocah bingung.
"Kamu ingat waktu kita ke pameran mobil bulan lalu?" tanya sang ayah disambut anggukan sang bocah. 
"Ingat dong, Yah, kita masuk ke beberapa mobil kan?"
"Persis," jawab sang ayah. "Biasanya di show room atau pameran mobil, pengunjung lebih mengagumi bentuk body mobil itu, lalu ketika mereka masuk ke dalam, yang menerima pujian berikutnya adalah interior mobil itu. Sofanya empuk, AC-nya dingin, dashboardnya keren, dll. Jarang sekali ada orang yang memperhatikan ban apalagi sampai memuji ban.  Padahal semua kemewahan mobil, keindahan mobil, kehebatan mobil, tak akan berarti apa-apa kalau bannya kempes atau bocor."
"Wah, iya ya, Yah, aku sendiri selalu lebih suka memperhatikan kursi mobil untuk tempat mainanku."
Sang ayah selesai mengganti bannya, dan berdiri menatap hasil kerjanya dengan puas.
"Yang Keenam tentang ban adalah, betapa pun bagus dan hebatnya mobil yang kau miliki, atau sepeda yang kau punya, atau pesawat yang kita naiki, saat ban tak berfungsi, kita tak akan bisa kemana-mana. Kita tak akan pernah sampai ke tujuan."
Sang anak mengangguk-angguk. 
Sang ayah menuntaskan penjelasannya, "Jadi saat kau besar kelak, meski kau menghadapi banyak masalah dibanding kawan-kawanmu, menghadapi lumpur, aspal panas, banjir, atau tak mendapat pujian sebanyak kawan-kawanmu, bahkan terus menanggung beban berat di atas pundakmu, tetaplah kamu "Konsisten dengan kebaikan" yang kau berikan, tetaplah mau bekerja sama dengan orang lain, jangan sombong dan merasa hebat sendiri, dan yang terpenting, tetaplah menjadi "penggerak di manapun kau berada". Itulah yang ayah maksud dengan hal-hal yang bisa kita pelajari dari "Ban untuk hidup kita."

Semoga dapat menjadi inspirasi bagi kehidupan sehari-hari

Wednesday, July 22, 2015

LANTUNAN AYAT SUCI AL QUR’AN

LANTUNAN AYAT SUCI AL QUR’AN

Dengarkan lantunan ayat-ayat suci Al Qur’an di web


1. Al-Fatihah —> http://j.mp/1Heozkd 
2. Al-Baqarah —> http://j.mp/1Hepj8U
3. Ali `Imran —> http://j.mp/1cVcLqp
4. An-Nisa' —> http://j.mp/1cVcKmd
5. Al-Ma'idah —> http://j.mp/1yLN2KL
6. Al-'An`am —> http://j.mp/1Hepj8X
7. Al-'A`raf —> http://j.mp/1cVcKmj
8. Al-'Anfal —> http://j.mp/1Hepj92
9. At-Tawbah —> http://j.mp/1yLN2KN
10. Yunus —> http://j.mp/1HeplOf
11. Hud —> http://j.mp/1yLN4lR
12. Yusuf —> http://j.mp/1HeplOc
13. Ar-Ra`d —> http://j.mp/1yLN31a
14. Ibrahim —> http://j.mp/1yLN318
15. Al-Hijr —> http://j.mp/1yLN45t
16. An-Nahl —> http://j.mp/1yLN2KT
17. Al-'Isra' —> http://j.mp/1yLN2KS
18. Al-Kahf —> http://j.mp/1yLN4lH
19. Maryam —> http://j.mp/1yLN31m
20. Taha —> http://j.mp/1Hepj90
21. Al-'Anbya' —> http://j.mp/1cVcLqh
22. Al-Haj —> http://j.mp/1Hepj8W
23. Al-Mu'minun —> http://j.mp/1yLN2KJ
24. An-Nur —> http://j.mp/1HeplO5
25. Al-Furqan —> http://j.mp/1Hepj94
26. Ash-Shu`ara' —> http://j.mp/1cVcKmf
27. An-Naml —> http://j.mp/1yLN4lP
28. Al-Qasas —> http://j.mp/1cVcKmn
29. Al-`Ankabut —> http://j.mp/1yLN4lL
30. Ar-Rum —> http://j.mp/1yLN4lT
31. Luqman —> http://j.mp/1yLN4lN
32. As-Sajdah —> http://j.mp/1Hepj8S
33. Al-'Ahzab —> http://j.mp/1Hepm4C
34. Saba' —> http://j.mp/1cVcKml
35. Fatir —> http://j.mp/1yLN31e
36. Ya-Sin —> http://j.mp/1cVcKmh
37. As-Saffat —> http://j.mp/1cVcLqn
38. Sad —> http://j.mp/1HeplO0
39. Az-Zumar —> http://j.mp/1yLN2KG
40. Ghafir —> http://j.mp/1cVcLqj
41. Fussilat —> http://j.mp/1yLN4lJ
42. Ash-Shuraa —> http://j.mp/1yLN2KI
43. Az-Zukhruf —> http://j.mp/1cVcLqq
44. Ad-Dukhan —> http://j.mp/1yLN31c
45. Al-Jathiyah —> http://j.mp/1cVcYtN
46. Al-'Ahqaf —> http://j.mp/1cVcYK7
47. Muhammad —> http://j.mp/1yLNdpn
48. Al-Fath —> http://j.mp/1HepBwI
49. Al-Hujurat —> http://j.mp/1HepBwE
50. Qaf —> http://j.mp/1HepBwJ
51. Adh-Dhariyat —> http://j.mp/1yLNd8R
52. At-Tur —> http://j.mp/1yLNfgS
53. An-Najm —> http://j.mp/1HepzF0
54. Al-Qamar —> http://j.mp/1cVcWSy
55. Ar-Rahman —> http://j.mp/1cVcWSz
56. Al-Waqi`ah —> http://j.mp/1yLNdpe
57. Al-Hadid —> http://j.mp/1cVcWSu
58. Al-Mujadila —> http://j.mp/1yLNf0l
59. Al-Hashr —> http://j.mp/1yLNdpg
60. Al-Mumtahanah —> http://j.mp/1cVcWSs
61. As-Saf —> http://j.mp/1yLNf0z
62. Al-Jumu`ah —> http://j.mp/1cVcYK8
63. Al-Munafiqun —> http://j.mp/1yLNd91
64. At-Taghabun —> http://j.mp/1yLNf0w
65. At-Talaq —> http://j.mp/1cVcYKb
66. At-Tahrim —> http://j.mp/1HepBwA
67. Al-Mulk —> http://j.mp/1HepBwu
68. Al-Qalam —> http://j.mp/1cVcWSw
69. Al-Haqqah —> http://j.mp/1HepBwC
70. Al-Ma`arij —> http://j.mp/1cVcYtF
71. Nuh —> http://j.mp/1yLNdpk
72. Al-Jinn —> http://j.mp/1HepzF4
73. Al-Muzzammil —> http://j.mp/1HepBwv
74. Al-Muddaththir —> http://j.mp/1yLNeK6
75. Al-Qiyamah —> http://j.mp/1yLNdpi
76. Al-'Insan —> http://j.mp/1yLNd8Y
77. Al-Mursalat —> http://j.mp/1yLNfgQ
78. An-Naba' —> http://j.mp/1cVcYtK
79. An-Nazi`at —> http://j.mp/1yLNf0n
80. Abasa —> http://j.mp/1yLNd8W
81. At-Takwir —> http://j.mp/1Hepzom
82. Al-'Infitar —> http://j.mp/1HepyRw
83. Al-Mutaffifin —> http://j.mp/1cVcYtH
84. Al-'Inshiqaq —> http://j.mp/1HepBfY
85. Al-Buruj —> http://j.mp/1yLNd8N
86. At-Tariq —> http://j.mp/1cVcWC8
87. Al-'A`la —> http://j.mp/1cVcWC6
88. Al-Ghashiyah —> http://j.mp/1HepyRv
89. Al-Fajr —> http://j.mp/1yLNkBr
90. Al-Balad —> http://j.mp/1HepMrL
91. Ash-Shams —> http://j.mp/1HepKQA
92. Al-Layl —> http://j.mp/1cVd4S8
93. Ad-Duhaa —> http://j.mp/1yLNkRN
94. Ash-Sharh —> http://j.mp/1cVd6ta
95. At-Tin —> http://j.mp/1yLNjgD
96. Al-`Alaq —> http://j.mp/1yLNkBt
97. Al-Qadr —> http://j.mp/1yLNjgA
98. Al-Bayyinah —> http://j.mp/1yLNj0n
99. Az-Zalzalah —> http://j.mp/1HepKAg
100. Al-`Adiyat —> http://j.mp/1yLNkRL
101. Al-Qari`ah —> http://j.mp/1cVd4S2
102. At-Takathur —> http://j.mp/1HepKAi
103. Al-`Asr —> http://j.mp/1yLNkRH
104. Al-Humazah —> http://j.mp/1cVd6t6
105. Al-Fil —> http://j.mp/1yLNj0k
106. Quraysh —> http://j.mp/1HepKQy
107. Al-Ma`un —> http://j.mp/1yLNkRP
108. Al-Kawthar —> http://j.mp/1cVd4S6
109. Al-Kafirun —> http://j.mp/1cVd4S4
110. An-Nasr —> http://j.mp/1cVd6t4
111. Al-Masad —> http://j.mp/1HepKQw
112. Al-'Ikhlas —> http://j.mp/1yLNj0j
113. Al-Falaq —> http://j.mp/1cVd6t8
114. An-Nas —> http://j.mp/1yLNkRI


Semoga bermanfaat.. Melantun ayat suci kapan dan dimana pun, terutama di bulan puasa ini.. 

Tuesday, July 21, 2015

TANDA HARI KEBANGKITAN

SUATU TANDA HARI KEBANGKITAN


Pada suatu hari, pukul 4:00 pagi kita bangun shalat subuh, kemudian kita bersiap-siap untuk berangkat ke tempat kerja, sampai kantor pukul 7:00 pagi, ternyata hari masih gelap. Mungkin kita anggap hari ini mendung akan hujan, jadi diabaikan. Masuk kantor, bekerja dan kita lihat pukul 12:00 siang, sudah waktunya makan siang, tapi keadaan masih tetap gelap. Keluar pintu kantor, suasana masih gelap, hitam pekat seperti malam. Mungkin masih bisa dianggap hari ini akan hujan lagi. Jadi abaikan saja.Tapi kalau jam 14:00 siang pun hari masih gelap.. maka pertanda apakah itu?
Keesokan hari pun sama, nonton tv semua orang kalang kabut menceritakan bahwa dunia ini sudah tidak ada lagi siangnya. Dan begitu juga dengan lusa, masih juga tidak ada lagi matahari.
Tetapi pada hari keempat kita bangun pagi, kita dapat melihat matahari,
tetapi jangan terkejut, karena matahari telah terbit dari sebelah barat. Kehebatan ahli dunia akan mengatakan itu fenomena alam, tapi sadarkah, itulah pertanda besar yang paling awal sebelum tibanya hari kiamat!!
Maka telah tertutuplah pintu taubat. Saat itu, kita akan melihat satu fenomena luar biasa di mana, golongan kaya akan keluarkan semua harta untuk diinfakkan, golongan yang tidak pernah baca Al Qur’an, 24 jam membaca Al Qur’an, golongan yang tak pernah solat jemaah akan berlari2 menunaikan solat secara berjemaah.Tapi sayangnya semuanya sudah tidak berguna lagi.
Bismillahirrahmanirrahim,
·         Kenapa kita tidur saat Allah memanggil? Tapi kita sanggup menahan kantuk saat menonton film selama 3 jam?
·         Kenapa kita bosan saat baca al Qur'an? Melainkan kita lebih rela membaca timeline twitter, wall facebook, novel atau buku lain?
·         Kenapa kita senang sekali mengabaikan pesan dari Allah? Tapi kita sanggup mem-forward pesan yang aneh-aneh?
·         Kenapa masjid semakin kecil? Tapi bar dan club semakin besar?
·         Kenapa kita lebih sangat senang menyembah artis? Tapi sangat susah untuk menemui ALLAH?
Pikirkan itu Apakah anda akan men-forward pesan ini? Apakah anda akan mengabaikan pesan ini karena takut ditertawakan dengan kawan yang lain?
Allah Berfirman: "Jika kamu menyangkal Aku di depan teman-temanmu, Aku akan menyangkal kamu pada saat hari penghakiman..."
1. Biarkan di dalam whatsapp, line, bbm dsb anda tanpa bermanfaat untuk orangg lain.
2. Anda sebarkan pada semua kenalan anda. .
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda; "Barang siapa yang menyampaikan 1(satu) ilmu saja dan ada orang yang mengamalkannya, maka walaupun yang menyampaikan sudah tiada (meninggal dunia), dia akan tetap memperoleh pahala”.
Renungkanlah ...
KIAMAT menurut agama Islam di tandai dengan:
·         Kemunculan Imam Mahdi
·         Kemunculan Dajjal
·         Turunnya Nabi Isa a.s
·         Kemunculan Yakjuj dan Makjuj
·         Terbitnya matahari dari barat ke timur
·         Pintu pengampunan akan ditutup
·         Dab'bat al-Ard akan keluar dari tanah & akan menandai muslim yang sebenar-benarnya
·         Kabut selama 40 Hari akan mematikan semua orang beriman sejati sehingag mereka tidak perlu mengalami tanda-tanda kiamat lainnya
·         Sebuah kebakaran besar akan menyebabkan kerusakan
·         Pemusnahan/runtuhnya Kabah
·         Tulisan dalam Al-Quran akan lenyap
·         Sangkakala akan ditiup pertama kalinya membuat semua makhluk hidup merasa bimbang dan ketakutan
·         Tiupan sangkakala yang kedua kalinya akan membuat semua makhluk hidup mati dan yg ketiga yang membuat setiap makhluk hidup bangkit kembali
Nabi Muhammad Shallalahu ‘alaihi wa sallam telah bersabda: “Barang siapa yang mengingatkan ini kepada orang lain, akan Ku buatkan tempat di syurga baginya pada hari penghakiman kelak”
Kita bisa kirim ribuan bbm mesra, promote, bc yang terlalu penting tapi bila kirim yang berkaitan dengan ibadah mesti berpikir dua kali.
Allah berfirman : "Jika engkau lebih mengejar duniawi dari pada mengejar dekat denganKu maka Aku berikan, tapi Aku akan menjauhkan kalian dari syurgaKu"
Subhanallah...
Ya ALLAH...
Ampunilah dosa ku.. dosa orang tuaku.. dan dosa orang-orang yang meng"aamiin"kan doa ini..
Wafatkanlah kami kelak dalam keadaan husnul khotimah
Dan masukan kami ke dalam surgaMu tanpa hisab..

Aamiin yaa Rabbal'aalamiin..

Monday, July 20, 2015

SABAR DAN SHALAT

SABAR DAN SHALAT


Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman

بسم الله الرحمن الرحيم
اسﻻم عليكم ورحمة الله وبركاته

Yang artinya: ''Wahai orang-orang yang berIman jadikan lah sabar dan sholat sebagai penolong mu, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar” ~ QS 2 - Al-Baqarah : 153 ~
MENGAPA SABAR DAN SHALAT SEBAGAI PENOLONG?
Kata SABAR lebih dari seratus kali disebut di dalam AL-Qur'an. Hal ini menunjukan betapa pentingnya makna sabar. Karena sabar merupakan poros, sekaligus inti dan asas segala macam ke-Muliaan Akhlak.
Jika ditelusuri lebih lanjut ternyata hakekat seluruh Akhlak Mulia, sabar selalu menjadi asas atau landasan nya.
MISALNYA:
* Iffah (menjaga kesucian diri), adalah merupakan bentuk kesabaran dalam menahan diri dari memperturutkan Syahwat.
* Syukur, adalah bentuk kesabaran untuk tidak mengingkari Nikmat dari Allah Subhanahu wa ta’ala.
* Qana'ah (merasa cukup dengan apa yang ada), adalah sabar menahan diri dari angan-angan dan keserakahan.
* Hilm (lemah lembut), adalah kesabaran dalam mengendalikan Amarah.
* Pemaaf, adalah sabar untuk tidak membalas dendam.
* Demikian pula keutamaan Akhlak lain nya, semuanya bersumbu pada kesabaran ..
Dengan kata lain secara psikologis kita bisa memaknai kesabaran sebagai suatu kemampuan untuk menerima, mengelolah, dan menyikapi kenyataan.
Jadi sabar adalah upaya menahan diri dalam melakukan sesuatu atau tidak melakukan sesuatu untuk mencapai Ridho Allah Subhanahu wa ta’ala. Maka orang yang sabar adalah orang yang mampu menempatkan diri dan bersikap optimal dalam setiap keadaan.
Sabar bukanlah sebuah bentuk keputus asa'an, tapi merupakan optimisme yang terukur. Ketika menghadapi situasi dimana kita harus marah misalnya, maka marahlah secara Bijak dan diniati untuk kebaikan bersama..
Sedangkan SHALAT adalah Ibadah yang diawali dengan  TAKBIR dan diakhiri dengan SALAM. Dengan gerakan dan bacaan tertentu seperti yang telah dicontohkan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Shalat adalah Ibadah paripurna yang memadukan oleh pikir, gerak dan rasa.
Ketiganya terpadu secara serasi dan selaras dan saling melengkapi.
Dalam shalat terintregrasi proses latihan meletakan kendali diri secara proporsional, mulai dari gerakan, inderawi, aql, dan pengelolaan Nafsu yang pada akhirnya akan menghasilkan jiwa yang bersifat MUTHMA'INNAH.
Orang yang memiliki jiwa muthma'innah inilah yang pada akhirnya akan mampu mengaplikasikan nilai-nilai shalat dalam keseharian, yaitu nilai-nilai yang didominasi kesabaran paripurna..
Prakteknya tercermin dalam sikap penuh syukur, pemaaf, lemah lembut, penyayang, tawaqal, qana'ah, menjaga kesucian diri, istiqomah, dsb.
Dengan kata lain, orang yang shalat nya baik dalam hidupnya akan dipenuhi sifat sabar yang tercermin dalam tingginya Akhlak dalam kehidupan sehari-hari..
Maka karena itulah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, para sahabat dan orang-orang shaleh menjadikan shalat sebagai istirahat, sarana pelajaran, media pembangkit energi, sumber kekuatan, dan pemadu untuk meraih kemenangan..
Ketika mendapat Rizki melimpah, shalat-lah ungkapan kesyukuran nya.
Ketika beban hidup makin berat, maka shalat -lah yang meringankan nya.
Ketika rasa cemas membelenggu, maka shalat-lah yang membebaskan nya...
Maka tak heran bila Khubaib bin Adi ketika akan menjalani eksekusi mati, dedengkot kafir quraisy diberi kesempatan untuk mengajukan permintaan terakhirnya.
Apa yang dia minta..???  Ternyata  yang diminta adalah kesempatan untuk shalat. Dengan khusyuk shalat dua rakaat ditunaikan.
Selepas itu beliau berkata... ''Andai saja aku tidak ingin dianggap takut dan mengulur-ulur waktu, niscaya akan kuperpanjang lagi shalatku.''
Memang shalat yang baik akan menghasilkan kemampuan bersabar.
Sebaliknya kesabaran yang baik akan menghasilkan shalat yang berkualitas. Yaitu terjadinya dialog dengan Allah Subhanahu wa ta’ala sehingga melahirkan kenikmatan, dan ketenangan yang tak terhingga di hati.
Barang siapa yang mampu merasakan Nikmatnnya berdialog dengan Allah Subhanahu wa ta’ala didalam shalat nya, maka niscaya Allah Subhanahu wa ta’ala akan membuka lebar-lebar pintu pertolongan-Nya...
''Sudahkah shalat kita demikian..???''
Oleh karena itu, mari kita berusaha menegakkan shalat dan mewarnai kehidupan kita penuh kesabaran, agar pintu pertolongan senantiasa terbuka lebar untuk kita... Amiin...!

Wassalamu'alaikum warohmatullahi wabarokatuh..