Friday, January 29, 2016

AL QUR'AN ITU SAHABATKU

Al Qur’an Itu Sahabatku
Bahagianya Dekat Dengan Al-Qur’an.

Perlakuan seseorang terhadap sesuatu sangat tergantung kepada pengenalan dan pemahaman seseorang terhadap sesuatu tersebut.
Semua orang berusaha sekuat tenaga untuk mencari uang. Karena semua orang memahami bahwa uang tersebut sangat penting.
Orang akan menyimpan dengan rapi dan ditempat yang aman perhiasan mereka. Cara mereka memperlakukan perhiasan tergantung kepada penilaian mereka kepada perhiasan tersebut.
Dari contoh-contoh diatas dapat kita ambil pelajaran bahwa sikap terhadap sesuatu tergantung kepada penilaian terhadap sesuatu tersebut.
Al-Qur’an adalah firman Allah. Al-Qur’an adalah Panduan hidup. Ia adalah Panduan untuk mendapatkan kebahagiaan dunia akhirat.
Ketika kita menyaksikan sikap umat Islam terhadap Al-Qur’an, dari sanalah kita Bisa menilai bagaimana pemahaman umat ini terhadap Al-Qur’an.
Sikap berbanding lurus dengan pemahaman. Ingin mengubah sikap Maka ubahlah Cara kita memandang Al-Qur’an.
Berkaitan dengan fungsi/ tujuan Al-Qur’an diturunkan, maka Saya memahami sebagai berikut:
1. Al-Qur’an adalah Penasehat pribadi.
Ketika hidup dengan aneka persoalannya kadang membuat kita membutuhkan taushiyah, Maka mintalah taushiyah tersebut dari Al-Qur’an.
2. Al-Qur’an adalah Dokter Pribadi.
Ketika hati, pikiran maupun jasmani kita sakit, Maka Al -Qur’an menyebut dirinya sebagai Syifa. Maka datangilah Al-Qur’an sebagaimana kita datang ke Dokter. Al-Qur’an adalah Dokter pribadi yang ada dalam diri kita.
3. Al-Qur’an adalah guru.
Banyak hal dalam hidup ini yang harus kita selesaikan dengan Baik. Dan kita tidak mungkin Bisa mengerjakan sesuatu dengan baik tanpa adanya ilmu. Al-Qur’an adalah sumber dari sumber ilmu. Maka tanyalah pada Al-Qur’an, dan jadikanlah Ia sebagai the best teacher.
4. Al-Qur’an adalah konsultan pribadi.
Benturan prioritas dan kepentingan dalam hidup adalah bagian yang tidak mungkin kita hindari. Yang harus kita lakukan adalah penilaian atau arahan objektive dari luar diri sendiri Ketika berhadapan dengan hal tersebut.
Berkonsultasilah dengan Al-Qur’an. Ada banyak solusi yang siap diberikan Al-Qur’an kepada siapa Saja yang datang dengan tulus kepadanya.
5. Al-Qur’an adalah sahabat terbaik.
Kadang kita merasa butuh telinga untuk mendengarkan segala curhatan diri kita. Namun tidak semua telinga amanah. Datangilah Al-Qur’an, dan curhatlah padanya. Ia akan mendengarkan dan tidak akan membeberkan curhatan kita.
Masih banyak lagi yang lainnya. Pertanyaannya adalah, adakah alasan untuk kita tidak mau Dekat dan berinteraksi dengan Al-Qur’an?.
Beruntunglah orang-orang yang sudah memiliki komitmen yang kuat untuk selalu dekat dengan Al-Qur’an.


Wednesday, January 27, 2016

SAYYIDUL ISTIGHFAR

Sayyidul Istighfar

اَللَّهُمَّ أَنْتَ رَبِّيْ، لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ، خَلَقْتَنِيْ، وَأَنَا عَبْدُكَ، وَأَنَا عَلَى عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مَا اسْتَطَعْتُ، أَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا صَنَعْتُ، أَبُوْءُ لَكَ بِنِعْمَتِكَ عَلَيَّ، وَأَبُوْءُ بِذَنْبِيْ، فَاغْفِرْ لِيْ، فَإِنَّهُ لاَ يَغْفِرُ الذُّنُوْبَ إِلاَّ أَنْتَ
“Allaahumma anta robbii, laa ilaaha illaa anta, kholaqtanii, wa anaa 'abduka, wa anaa 'alaa 'ahdika wa wa'dika mas-tatho'tu, a'uudzu bika min syarri maa shona'tu, abuu-u laka bini'matika 'alayya, wa abuu-u bidzanbii, faghfir lii, fa-innahu laa yagh-firudz-dzunuuba illaa anta.”
Artinya:
Ya Allah, Engkau adalah Tuhanku, tidak ada sesembahan yang berhak disembah kecuali Engkau, Engkaulah yang menciptakan aku.
Aku adalah hambaMu.
Aku akan setia pada perjanjianku denganMu semampuku.
Aku berlindung kepadaMu dari kejelekan yang kuperbuat.
Aku mengakui nikmatMu kepadaku dan aku mengakui dosaku, oleh karena itu, ampunilah aku.
Sesungguhnya tiada yang mengampuni dosa kecuali Engkau.
(HR. Al Bukhari no. 5522, 6306 dan 6323, at-Tirmidzi no. 3393, an-Nasa'i no. 5522 dan lain-lain)
Keutamaan Sayyidul Istighfar :
Dari Syaddad bin Aus radhiallahu 'anhu bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Sayyidul Istighfar adalah bacaan: (doa di atas)." Kemudian beliau menyebutkan keutamaannya:
"Barangsiapa yg membaca doa ini dengan penuh keyakinan di sore hari, kemudian dia mati pada malam harinya (sebelum pagi) maka dia termasuk ahli surga. Dan barang siapa yang membacanya dengan penuh keyakinan di pagi hari, kemudian dia mati pada siang harinya (sebelum sore) maka dia termasuk ahli surga."
Keterangan:
Dinamakan Sayyidul Istighfar, karena bacaan istighfar di atas adalah lafadz istighfar yang paling mulia dibandingkan lafadz istighfar lainnya.
Dalam lafadz istighfar ini, terdapat 8 aspek yang menjadikan istighfar ini memiliki keutamaan yang besar:
1. Dimulai dengan pujian kepada Allah.
2. Adanya pengakuan bahwa dirinya adalah hamba Allah, makhluk Allah yang berusaha menghambakan dirinya kepada Allah.
3. Mengimani adanya janji Allah, sehingga sang hamba sangat berpijak pada ikrarnya untuk mendapatkan janji Tuhannya.
4. Pengakuan akan kekurangan dirinya, dengan sekaligus memohon perlindungan kepada Tuhannya dari keburukan dirinya.
5. Pengakuan terhadap banyaknya nikmat yang telah Allah berikan kepada dirinya, yang ini mewakili rasa syukur.
6. Pengakuan terhadap banyaknya dosa & kelancangannya, yang ini merupakan bentuk taubatnya.
7. Diakhiri dengan permohonan ampunan yang setulusnya kepada Allah.
8. Dengan keyakinan, tidak ada Dzat yg mampu mengampuni dosa-dosa hamba kecuali Allah, Sang Maha Kasih Sayang. (Fiqh al-Adiyah, 3/15).
آمِينَ.

Monday, January 25, 2016

100 AHLAQ RASULULLAH SAW

100 Ahlaq Rasulullah SAW

100 KEUTAMAAN AHLAQ RASULULLAH SHALLALLAHU ‘ALAIHI WASALLAM
"Al-Imam Jakfar Shadiq RA berkata; "Saya tidak ingin seseorang meninggal dunia sementara ia belum mengetahui sebagian perilaku (ahlaq) Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam."
>1. Ketika berjalan, beliau berjalan secara pelan-pelan dan wibawa.
>2. Ketika berjalan, beliau tidak menyeret langkah kakinya.
>3. Pandangan beliau selalu mengarah ke bawah.
>4. Beliau senantiasa mengawali salam kepada siapa saja yang dilihatnya, tidak ada seorangpun yang mendahuluinya dalam mengucapkan salam.
>5. Ketika menjabat tangan seseorang, beliau tidak pernah melepaskannya terlebih dahulu.
>6. Beliau bergaul dengan masyarakat sedemikian rupa sehingga setiap orang berpikir bahwa dirinya adalah satu-satunya orang yangpaling mulia di mata Rasulullah SAW .
>7. Bila memandang seseorang, beliau tidak memandang sinis bak pejabat pemerintah.
>8. Beliau tidak pernah memelototi wajah seseorang.
>9. Beliau senantiasa menggunakan tangan saat mengiyaratkan sesuatu dan tidak pernah mengisyaratkan dengan mata atau alis.
>10. Rasulullah  SAW lebih banyak diam dan baru akan berbicara bila perlu.
>11. Saat bercakap-cakap dengan seseorang, beliau mendengarkan dengan baik.
>12. Senantiasa menghadap kepada orang yang berbicara dengannya.
>13. Tidak pernah berdiri terlebih dahulu selama orang yang duduk bersamanya tidak ingin berdiri.
>14. Tidak akan duduk dan berdiri dalam sebuah pertemuan melainkan dengan mengingat Allah.
>15. Ketika masuk ke dalam sebuah pertemuan, beliau senantiasa duduk di tempat yang akhir dan dekat pintu, bukan di bagian depan.
>16. Tidak menentukan satu tempat khusus untuk dirinya dan bahkan melarangnya.
>17. Tidak pernah bersandar saat di hadapan masyarakat.
>18. Kebanyakan duduknya menghadap kiblat.
>19. Bila di hadapannya terjadi sesuatu yang tidak disukainya, beliau senantiasa mengabaikannya.
>20. Bila seseorang melakukan kesalahan, beliau tidak pernah menyampaikannyakepada orang lain.
>21. Tidak pernah mencela seseorang yang mengalami kesalahan bicara.
>22. Tidak pernah berdebat dan berselisih dengan siapapun.
>23. Tidak pernah memotong pembicaraan orang lain kecuali bila orang tersebut bicara sia-sia dan batil.
>24. Senantiasa mengulang-ulangan jawabanya atas sebuah pertanyaan agar jawabannya tidakmembingungkan pendengarnya.
>25. Bila mendengar ucapan yang tidak baik dariseseorang, beliau tidak mengatakan mengapa si fulan berkata demikian, tapi beliau mengatakan, bagaimana mungkin sebagian orang mengatakan demikian?"
>26. Banyak bergaul dengan fakir miskin dan makan bersama mereka.
>27. Menerima undangan para abdi dan budak.
>28. Senantiasa menerima hadiah, meski hanya seteguk susu.
>29. Melakukan silaturahmi lebih dari yang lain.
>30. Senantiasa berbuat baik kepada keluarganya tapi tidak melebihkan mereka dari yang lain.
>31. Senantiasa memuji dan mendukung pekerjaan yang baik dan menilai buruk dan melarang perbuatan yang jelek.
>32. Senantiasa menyampaikan hal-hal yang menyebabkan kebaikan agama dan dunia masyarakat kepada mereka dan berkali-kali mengatakan, "Orang-orang yang hadir hendaknya menyampaikan segala yang didengarnya kepada orang-orang yang tidak hadir."
>33. Senantiasa menerima uzur orang-orang yang punya uzur.
>34. Tidak pernah merendahkan seseorang.
>35. Tidak pernah memaki atau memanggil seseorang dengan gelar yang jelek
>36. Tidak pernah mengutuk orang-orang sekitar dan familinya.
>37. Tidak pernah mencari-cari aib orang lain.
>38. Senantiasa menghindari kejahatan masyarakat, namun tidak pernah menghidar dari mereka dan beliau selalu bersikap baik kepada semua orang.
>39. Tidak pernah mencaci masyarakat dan tidakbanyak memuji mereka.
>40. Senantiasa bersabar menghadapi kekurangajaran orang lain dan membalas kejelekan mereka dengan kebaikan.
>41. Selalu menjenguk orang yang sakit, meski tempat tinggalnya dipinggiran Madinah yang sangat jauh.
>42. Senantiasa menanyakan kabar dan keadaanpara sahabatnya.
>43. Senantiasa memanggil nama sahabat-sahabatnya dengan panggilan yang terbaik.
>44. Sering bermusyawarah dengan para sahabatnya dan menekankan untuk melakukannya.
>45. Senantiasa duduk melingkar bersama para sahabatnya, sehingga bila ada orang yang barudatang, ia tidak bisa membedakan di antara mereka yang manakah Rasulullah.
>46. Akrab dan dekat dengan para sahabatnya.
>47. Beliau adalah orang yang paling setia dalammenepati janji.
>48. Senantiasa memberikan sesuatu kepada fakir miskin dengan tangannya sendiri dan tidak pernah mewakilkannya kepada orang lain.
>49. Bila sedang dalam shalat ada orang datang,beliau memendekkan shalatnya.
>50. Bila sedang shalat ada anak kecil menangis, beliau memendekkan shalatnya.
>51. Orang yang paling mulia di sisi beliau adalahorang yang paling banyak berbuat baik kepada orang lain.
>52. Tidak ada seorangpun yang putus asa dari Rasulullah SAW. Beliau selalu mengatakan,"Sampaikan kebutuhan orang yang tidak bisa menyampaikan kebutuhannya kepada saya!"
>53. Bila ada seseorang membutuhkan sesuatu kepada beliau, Rasulullah Saw pasti memenuhinya bila mampu, namun bila tidak mampu beliau menjawabnya dengan ucapan atau janji yang baik.
>54. Tidak pernah menolak permintaan seseorang,kecuali permintaan untuk maksiat.
>55. Beliau sangat menghormati orang tua dan menyayangi anak-anak.
>56. Rasulullah SAW sangat menjaga perasaan orang-orang asing.
>57. Beliau selalu menarik perhatian orang-orang jahat dan membuat mereka cenderung kepadanya dengan cara berbuat baik kepada mereka.
>58. Beliau senantiasa tersenyum sementara pada saat yang sama beliau sangat takut kepada Allah.
>59. Saat gembira, Rasulullah SAW memejamkan kedua matanya dan tidak banyak menunjukkan kegembiraannya.
>60. Tertawanya kebanyakan berupa senyuman dan tidak pernah tertawa terbahak-bahak.
>61. Beliau banyak bercanda namun tidak pernahmengeluarkan ucapan sia-sia atau batil karena bercanda.
>62. Rasulullah SAW mengubah nama yang jelek dengan nama yang baik.
>63. Kesabarannya mendahului kemarahannya.
>64. Tidak sedih dan marah karena kehilangan dunia.
>65. Saat marah karena Allah, tidak seoranpun yang akan mengenalnya.
>66. Rasulullah SAW tidak pernah membalas dendam karena dirinya sendiri melainkan bila kebenaran terinjak-injak.
>67. Tidak ada sifat yang paling dibenci oleh Rasulullah selain bohong.
>68. Dalam kondisi senang atau susah tidak lain hanya menyebut nama Allah
>69. Beliau tidak pernah menyimpan Dirham maupun Dinar.
>70. Dalam hal makanan dan pakaian tidak melebihi yang dimiliki oleh para pembantunya.
>71. Duduk dan makan di atas tanah.
>72. Tidur di atas tanah.
>73. Menjahit sendiri pakaian dan sandalnya.
>74. Memerah susu dan mengikat sendiri kaki ontanya.
>75. Kendaraan apa saja yang siap untuknya, Rasulullah pasti mengendarainya dan tidak adabeda baginya.
>76. Kemana saja pergi, Rasulullah selalu beralaskan abanya sendiri.
>77. Baju beliau lebih banyak berwarna putih.
>78. Bila memakai baju baru, maka baju sebelumny pasti diberikan kepada fakir miskin.
>79. Baju kebesarannya khusus dipakai untuk hari Jumat.
>80. Ketika memakai baju dan sandal, beliau memulainya dari sebelah kanan.
>81. Rasulullah menilai makruh rambut yang awut-awutan.
>82. Senantiasa berbau harum dan kebanyakan pengeluarannya untuk minyak wangi.
>83. Senantiasa dalam kondisi memiliki wudu dan setiap mengambil wudu pasti menyikat giginya.
>84. Cahaya mata beliau adalah shalat. Beliau merasa menemukan ketenangan dan ketentraman saat shalat.
>85. Beliau senantiasa berpuasa pada tanggal 13,14 dan 15 setiap bulan.
>86. Tidak pernah mencaci nikmat sama sekali.
>87. Menganggap besar nikmat Allah yang sedikit.
>88. Tidak pernah memuji makanan dan tidak juga mencelanya.
>89. Memakan makanan apa saja yang dihidangkan kepadanya.
>90. Di depan hidangan makanan beliau senantiasa makan makanan yang ada di depannya.
>91. Di depan hidangan makanan, beliau yang paling duluan hadir dan paling akhir meninggalkannya.
>92. Tidak akan makan sebelum lapar dan akan berhenti dari makan sebelum kenyang.
>93. Tidak pernah makan dua model makanan.
>94. Ketika makan tidak pernah sendawa.
>95. Sebisa mungkin beliau tidak makan sendirian.
>96. Mencuci kedua tangan setelah selesai makankemudian mengusapkannya ke wajah.
>97. Ketika minum, beliau meneguknya sebanyak 3 kali. Awalnya baca Bismillah dan akhirnya baca Alhamdulillah.
>98. Rasulullah lebih memiliki rasa malu daripadagadis-gadis pingitan.
>99. Bila ingin masuk rumah, beliau meminta izin sampai tiga kali.
>100. Waktu di dalam rumah, beliau bagi menjadi tiga bagian :satu bagian untuk Allah,satu bagian untuk keluarga dan satu bagian lagi untuk dirinya sendiri. Sedangkan waktu untuk dirinya sendiri beliau bagi dengan masyarakat..

صلوا علي الحب

Saturday, January 23, 2016

INFO HALAL HARAM

Info Halal Haram

Tahun 2015 ini dan di tahun-tahun selanjutnya Indonesia akan diserbu produk makanan Luar Negeri khususnya dari Tiongkok dan Thai. Berikut info tentang halal haram: 
INFO HALAL HARAM
Mungkin banyak yang tidak/belum tahu bahwa label bertulis "This product contain substance from porcine". Sebenarnya maksudnya adalah "Produk ini mengandung bahan dari babi", yang berarti haram.
Selain itu, diantaranya label yang kerap digunakan adalah "The source of gelatin capsule is porcine" yang artinya "Kapsul dari gelatin babi".
Berikut adalah istilah sains yang digunakan dalam produk yang mengandung/menggunakan unsur babi alias haram:
1. PORK : Istilah yang digunakan untuk daging babi di dalam masakan.
2. SWINE : Istilah yang digunakan untuk keseluruhan kumpulan spesies babi.
3. HOG : Istilah untuk babi dewasa, berat melebihi 50 kg.
4. BOAR : Babi liar /celeng/babi hutan.
5. LARD : Lemak babi yang digunakan untuk membuat minyak masak dan sabun.
6. BACON : Daging hewan yang disalai, termasuk/terutama babi.
7. HAM : Daging pada bagian paha babi.
8. SOW : Istilah untuk babi betina dewasa (jarang digunakan).
9. SOW MILK : susu babi.
10. PIG : Istilah umum untuk seekor babi atau sebenarnya babi muda, berat kurang daripada 50 kg.
11. PORCINE : Istilah yang digunakan untuk sesuatu yang berkaitan atau berasal dari babi.
Porcine sering digunakan di dalam bidang pengobatan/medis untuk menyatakan sumber yang berasal dari babi.
Semoga bermanfaat,

Thursday, January 21, 2016

WASPADAI KEBIASAAN BERDUSTA

Waspadai Kebiasaan Berdusta

Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Malik terdapat sebuah dialog antara seorang sahabat dengan Rasulullah shallallahu ’alaihi wasallam. Lengkapnya sebagai berikut:
و حَدَّثَنِي مَالِك عَنْ صَفْوَانَ بْنِ سُلَيْمٍ أَنَّهُ قَالَ قِيلَ لِرَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَيَكُونُ الْمُؤْمِنُ جَبَانًا فَقَالَ نَعَمْ فَقِيلَ لَهُ أَيَكُونُ الْمُؤْمِنُ بَخِيلًا فَقَالَ نَعَمْ فَقِيلَ لَهُ أَيَكُونُ الْمُؤْمِنُ كَذَّابًا فَقَالَ لَا
Telah menceritakan kepadaku Malik dari Shafwan bin Sulaim berkata; “Ditanyakan kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, “Apakah seorang mukmin bisa menjadi penakut?” Beliau menjawab: ‘Ya.” Kemudian ditanya lagi; “Apakah seorang mukmin bisa menjadi bakhil?” Beliau menjawab: “Ya.” Lalu ditanyakan lagi; “Apakah seorang mukmin bisa menjadi pembohong?” Beliau menjawab: “Tidak.” (HR. Imam Malik No. 1571)
Berdasarkan hadits itu jelas bahwa Nabi shallallahu ’alaihi wasallam memaklumi jika seorang mukmin memiliki sifat sebagai penakut. Begitu pula Nabi shallallahu ’alaihi wasallam masih memaklumi jika seorang mukmin memiliki sifat bakhil. Namun Nabi shollallahu ’alaih wa sallam samasekali tidak membenarkan seorang mukmin menjadi seorang pembohong alias pendusta. Mengapa demikian?
Di dalam berbagai penjelasan – baik ayat Al-Qur’an maupun hadits Nabi shallallahu ’alaihi wasallam - selalu saja sifat kaum munafiqun dikaitkan dengan kebiasaan berdusta. Berdusta merupakan trademark utama kaum munafiqun.
إِذَا جَاءَكَ الْمُنَافِقُونَ قَالُوا نَشْهَدُ إِنَّكَ لَرَسُولُ اللَّهِ وَاللَّهُ يَعْلَمُ إِنَّكَ لَرَسُولُهُ وَاللَّهُ يَشْهَدُ إِنَّ الْمُنَافِقِينَ لَكَاذِبُونَ
“Apabila orang-orang munafiq datang kepadamu, mereka berkata: “Kami mengakui, bahwa Sesungguhnya kamu benar-benar Rasul Allah”. dan Allah mengetahui bahwa Sesungguhnya kamu benar-benar Rasul-Nya; dan Allah mengetahui bahwa Sesungguhnya orang-orang munafiq itu benar-benar orang pendusta.” (QS 63 - Al-Munafiqun : 1)
عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ أَرْبَعٌ مَنْ كُنَّ فِيهِ كَانَ مُنَافِقًاأَوْ كَانَتْ فِيهِ خَصْلَةٌ مِنْ أَرْبَعَةٍ كَانَتْ فِيهِ خَصْلَةٌ مِنْ النِّفَاقِ حَتَّى يَدَعَهَا إِذَا حَدَّثَ كَذَبَ وَإِذَا وَعَدَ أَخْلَفَ وَإِذَا عَاهَدَ غَدَرَ وَإِذَا خَاصَمَ فَجَرَ
Dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Ada empat hal yang bila ada pada seseorang berarti dia adalah munafiq atau siapa yang memiliki empat kebiasaan (tabi’at) berarti itu tabiat munafiq sampai dia meninggalkannya, yaitu jika berbicara dusta, jika berjanji ingkar, jika membuat kesepakatan khiyanat dan jika bertengkar (ada perselisihan) maka dia curang”. (HR. Bukhari No. 2279)
Oleh karenanya, sudah sepatutnya orang-orang beriman mewaspadai sifat dan kebiasaan berdusta. Karena jika seseorang sudah mulai terbiasa berdusta, maka ia akan distempel Allah menjadi seorang pendusta. Dan pada gilirannya hal ini bisa menceburkan dirinya ke dalam golongan kaum munafiqun. Dan sebaliknya, jika ia membiasakan diri untuk selalu berlaku benar atau jujur, niscaya ia akan dicap oleh Allah sebagai lelaki yang jujur, sehingga ia bakal digolongkan ke dalam kelompok orang beriman sejati.
عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِنَّ الصِّدْقَ يَهْدِي إِلَى الْبِرِّ وَإِنَّ الْبِرَّ يَهْدِي إِلَى الْجَنَّةِ وَإِنَّ الرَّجُلَ لَيَصْدُقُ حَتَّى يَكُونَ صِدِّيقًاوَإِنَّ الْكَذِبَ يَهْدِي إِلَى الْفُجُورِ وَإِنَّ الْفُجُورَ يَهْدِي إِلَى النَّارِ وَإِنَّ الرَّجُلَ لَيَكْذِبُ حَتَّى يُكْتَبَ عِنْدَ اللَّهِ كَذَّابًا
Telah menceritakan kepada kami Utsman bin Abu Syaibah telah menceritakan kepada kami Jarir dari Manshur dari Abu Wa`il dari Abdullah radliallahu ‘anhu dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam beliau bersabda: “Sesungguhnya kejujuran akan membimbing pada kebaikan, dan kebaikan itu akan membimbing ke surga, sesungguhnya jika seseorang yang senantiasa berlaku jujur hingga ia akan dicatat sebagai orang yang jujur. Dan sesungguhnya kedustaan itu akan mengantarkan pada kejahatan, dan sesungguhnya kejahatan itu akan menggiring ke neraka. Dan sesungguhnya jika seseorang yang selalu berdusta sehingga akan dicatat baginya sebagai seorang pendusta.” (HR. Bukhari No. 5629)
Saudaraku, dalam kehidupan modern dimana fitnah sedemikian mewabah, sangatlah sulit menemukan sifat jujur di tengah masyarakat. Sebaliknya, sangat mudah kita jumpai sifat berdusta di sekeliling kita. Sedemikian langkanya sifat jujur sehingga kita sering mendengar orang berkata: ”Mana bisa maju kalau kita berlaku jujur terus….. Sudahlah, bersikap realistik sajalah. Kita kadang-kala memang perlu berbohong…!” Malah, terkadang kita mendengar orang dengan yakinnya berkata: ”Hanya dengan berbohonglah kita bakal berhasil di dunia…!”
Orang yang hidup penuh dusta akan menjadi orang yang senantiasa dilanda keraguan. Sedangkan orang yang hidup selalu berlaku jujur pasti akan memiliki ketenteraman di dalam hatinya, walaupun ia berresiko dikucilkan. Demikianlah janji Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam.
قَالَ حَفِظْتُ مِنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ دَعْ مَا يَرِيبُكَ إِلَى مَا لَا يَرِيبُكَ فَإِنَّ الصِّدْقَ طُمَأْنِينَةٌ وَإِنَّ الْكَذِبَ رِيبَةٌ
Dari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam: “Tinggalkan yang meragukanmu kepada sesuatu yang tidak meragukanmu karena kejujuran itu ketenangan dan dusta itu keraguan.” (HR. Tirmidzi No. 2442)
Saudaraku, waspadailah kebiasaan berdusta yang menjadi ciri utama kaum munafiqun. Sebab inilah kelompok manusia yang paling merugi kelak. Mereka bukan saja bakal bernasib sama dengan kaum kafir, yaitu masuk ke dalam azab Allah neraka yang menyala-nyala. Tetapi mereka bahkan dimasukkan ke dalam neraka dengan berada di kapling paling berat siksanya. Dan mereka kekal di dalamnya, tanpa ada fihak yang bisa menolong.
إِنَّ الْمُنَافِقِينَ فِي الدَّرْكِ الأسْفَلِ مِنَ النَّارِ وَلَنْ تَجِدَ لَهُمْ نَصِير
”Sesungguhnya orang-orang munafik itu (ditempatkan) pada tingkatan yang paling bawah dari neraka. dan kamu sekali-kali tidak akan mendapat seorang penolongpun bagi mereka.” (QS 4 - An-Nisaa : 145)

Tuesday, January 19, 2016

7 CIRI MANUSIA BERWAJAH BURUK

7 Ciri Manusia “Berwajah Buruk” Menurut Nabi

BERWAJAH BURUK PERTAMA, orang yang bermuka dua
Yang dimaksud “orang bermuka dua” adalah kaum munafik. Dia tidak memiliki pendirian dan keteguhan dalam imannya. Maka, bila berkumpul dengan kaum Muslimin, seolah-olah ia bagian dari mereka. Namun, jika bersama-sama kaum kafir, bisa jadi ia lebih dahsyat kekafirannya dibanding kaum kafir itu sendiri.
Padahal, Allah mengancam kaum munafik akan dimasukkan ke dasar neraka yang terdalam.

إِنَّ الْمُنَافِقِينَ فِي الدَّرْكِ الأَسْفَلِ مِنَ النَّارِ وَلَن تَجِدَ لَهُمْ نَصِيراً
“Sesungguhnya orang-orang munafik itu (ditempatkan) pada tingkatan yang paling bawah dari neraka. Dan kamu sekali-kali tidak akan mendapat seorang penolongpun bagi mereka.” [QS 4 -  an-Nisaa’: 145]
BERWAJAH BURUK KEDUA, orang yang ditakuti sesama manusia karena kejahatannya
Suatu ketika, ada seseorang yang minta izin untuk bertamu kepada Rasulullah. Tatkala melihatnya, beliau berkata, “Izinkah dia masuk. Dia ini seburuk-buruk keturunan – atau: anggota – suatu kabilah!” Tatkala dia telah masuk, ternyata Rasulullah bersikap sangat lembut dan bahkan tertawa-tawa bersamanya. Setelah ia pergi, ‘Aisyah bertanya, “Wahai Rasulullah, Anda telah menyatakan apa yang Anda nyatakan tadi (tentang orang itu), lalu mengapa Anda berbicara secara lemah lembut kepadanya?” Beliau menjawab, “Wahai ‘Aisyah, sungguh manusia yang paling buruk kedudukannya di sisi Allah adalah seseorang yang ditinggalkan – atau: dijauhi – oleh sesamanya semata-mata mereka takut kepada kejahatannya.” (Riwayat Bukhari-Muslim, dari ‘Aisyah).
BERWAJAH BURUK KETIGA, orang yang tidak bisa disadarkan oleh pesan-pesan Al-Qur’an
Rasulullah bersabda, “Di antara manusia yang terburuk adalah seorang pendurhaka lagi kurang ajar, yang membaca Kitab Allah namun tidak tersadarkan oleh satu pun darinya.” (Riwayat Ahmad, dengan sanad Hasan).
Jadi, apakah yang bisa diharapkan dari seseorang yang tidak mempan oleh nasihat dari Allah? Hatinya telah terkunci mati, sehingga ia akan lebih sesat dibanding seekor hewan ternak sekalipun.

سَاء مَثَلاً الْقَوْمُ الَّذِينَ كَذَّبُواْ بِآيَاتِنَا وَأَنفُسَهُمْ كَانُواْ يَظْلِمُونَ
مَن يَهْدِ اللّهُ فَهُوَ الْمُهْتَدِي وَمَن يُضْلِلْ فَأُوْلَـئِكَ هُمُ الْخَاسِرُونَ
وَلَقَدْ ذَرَأْنَا لِجَهَنَّمَ كَثِيراً مِّنَ الْجِنِّ وَالإِنسِ لَهُمْ قُلُوبٌ لاَّ يَفْقَهُونَ بِهَا وَلَهُمْ أَعْيُنٌ لاَّ يُبْصِرُونَ بِهَا وَلَهُمْ آذَانٌ لاَّ يَسْمَعُونَ بِهَا أُوْلَـئِكَ كَالأَنْعَامِ بَلْ هُمْ أَضَلُّ أُوْلَـئِكَ هُمُ الْغَافِلُون
Amat buruklah perumpamaan orang-orang yang mendustakan ayat- ayat Kami dan kepada diri mereka sendirilah mereka berbuat zalim.
“Barangsiapa yang diberi petunjuk oleh Allah, maka dialah yang mendapat petunjuk; dan barangsiapa yang disesatkan Allah [583], maka merekalah orang-orang yang merugi.”
“Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi neraka Jahannam) kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai. Kedatangan azab Allah kepada orang-orang yang mendustakan ayat- ayat-Nya dengan cara istidraj.” [QS 7 - al-A’raaf: 177-179]

أَمْ تَحْسَبُ أَنَّ أَكْثَرَهُمْ يَسْمَعُونَ أَوْ يَعْقِلُونَ إِنْ هُمْ إِلَّا كَالْأَنْعَامِ بَلْ هُمْ أَضَلُّ سَبِيلاً
Atau apakah kamu mengira bahwa kebanyakan mereka itu mendengar atau memahami. Mereka itu tidak lain, hanyalah seperti binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat jalannya (dari binatang ternak itu).” [QS 25 -  al-Furqan:44]
BERWAJAH BURUK KEEMPAT, orang yang mengalami Hari Kiamat dan menjadikan kuburan sebagai masjid.
Rasulullah bersabda, “Di antara manusia terburuk adalah mereka yang mendapati Hari Kiamat dan orang-orang yang menjadikan kuburan sebagai masjid.” (Riwayat Ibnu Hibban. Isnad-nya hasan).
Hadits ini berhubungan dengan pernyataan beliau lainnya, bahwa Hari Kiamat tidak akan terjadi kecuali jika sudah tidak ada seorang pun yang menyeru nama Allah di muka bumi. Tentu saja, zaman di mana nama Allah tidak lagi dikenal pastilah merupakan zaman terburuk, dan berisi manusia-manusia terburuk. Adapun menjadikan kuburan sebagai masjid, maka cukup banyak hadits lain yang melarangnya, di antaranya karena hal itu meniru-niru atau menyamai perbuatan kaum Yahudi dan Kristen.
BERWAJAH BURUK KELIMA, orang yang merusak akhiratnya demi meraih dunia milik orang lain.
Rasulullah bersabda, “Di antara orang yang paling buruk kedudukannya pada Hari Kiamat adalah seseorang hamba yang menghancurkan akhiratnya demi merebut dunia milik orang lain.” (Riwayat Ibnu Majah. Menurut al-Bushiri: sanad-nya hasan).
Yang dimaksud adalah orang yang membunuh sesamanya demi merampok hartanya, sehingga karena ambisi dunia itulah dia merebut hak milik orang lain dan menghancurkan akhiratnya sendiri. Atau, dia bersedia membantu orang zhalim demi meraih iming-iming duniawi, sehingga agamanya pun hancur.
BERWAJAH BURUK KEENAM, orang yang panjang umurnya, tapi jelek amal perbuatannya.
Abu Bakrah bercerita, bahwa suatu kali seseorang bertanya kepada Rasulullah, “Orang seperti apakah yang paling baik?” Beliau menjawab, “Orang yang panjang umurnya dan baik amalnya.” Dia bertanya lagi, “Lalu, orang seperti apa yang paling buruk?” Beliau menjawab, “Orang yang panjang umurnya, tapi jelek amal perbuatannya.” (Riwayat Tirmidzi. Hadits shahih li ghairihi).
BERWAJAH BURUK KETUJUH, orang yang tidak bisa diharapkan kebaikannya dan justru tidak bisa dirasa aman dari keburukannya.
Abu Hurairah bercerita, bahwa suatu kali Rasulullah berdiri di dekat beberapa orang yang duduk-duduk, lalu bertanya, “Maukah kalian aku beritahu siapa orang terbaik dibandingkan orang terburuk di antara kalian?” Mereka pun terdiam (tidak menjawab). Beliau mengulangi pertanyaannya tiga kali, lalu ada seseorang yang menjawab, “Mau, wahai Rasulullah. Beritahu kami siapa orang terbaik dibanding orang terburuk di antara kami.” Beliau bersabda, “Yang terbaik di antara kalian adalah orang yang bisa diharapkan kebaikannya dan dirasa aman dari keburukannya. Sedangkan orang terburuk di antara kalian adalah orang yang tidak bisa diharapkan kebaikannya dan justru tidak bisa dirasa aman dari keburukannya.” (Riwayat Tirmidzi. Hadits hasan-shahih).
Semoga bermanfaat

Sunday, January 17, 2016

TUNDUKKAN PANDANGANMU

Tundukkan Pandanganmu

Seorang suami mengadu kepada seorang Syeikh, ia berkata :
“Ketika aku mengagumi calon istriku, maka seolah-olah dalam pandanganku Allah tidak menciptakan perempuan yang lebih cantik dari istriku di dunia ini  
Ketika aku sudah meminangnya, aku melihat banyak perempuan seperti istriku itu.
Ketika aku sudah menikahinya aku lihat banyak perempuan yang lebih cantik dari diri istriku.
Ketika berlalu beberapa tahun pernikahan, aku melihat seluruh perempuan lebih manis dari istriku.”
Syeikh berkata, "Apakah kamu mau aku beritahu yang lebih dahsyat dari itu dan pahit?”
Suami menjawab,"Ya, mau."
Syeikh: "Sekalipun kamu mengawini seluruh wanita yang ada di dunia ini, pasti anjing yang berkeliaran di jalanan itu akan nampak lebih cantik di matamu, jika dibandingkan dengan semua istrimu”
Si suami tersentak dan bertanya: “Kenapa tuan Syeikh berkata demikian?”
Syeikh: “Karena masalahnya bukan pada istrimu, tapi masalahnya adalah bila manusia diberi hati yang tamak, pandangan yang kosong dari rasa malu kepada Allah, tidak akan ada yang bisa memenuhi pandangan matanya, kecuali tanah kuburan”.
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda:
"لَوْ أَنَّ لِابْنِ آدَمَ وَادِيًا مِنْ ذَهَبٍ أَحَبَّ أَنْ يَكُونَ لَهُ ثَانِيًا، وَلَنْ يَمْلأَ فَاهُ إِلا التُّرَابُ، وَيَتُوبُ اللَّهُ عَلَى مَنْ تَابَ "
"Andaikan anak Adam itu memiliki lembah penuh berisi emas, pasti ia akan menginginkan lembah kedua, dan tidak akan ada yang bisa memenuhi mulutnya, kecuali tanah. Dan Allah akan menerima taubat siapa yang mau bertaubat”
Syeikh: “Jadi.. masalahnya adalah kamu tidak menundukkan pandangan dari apa yang diharamkan Allah...
Sekarang, apakah kamu ingin mengembalikan kecantikan istrimu seperti saat pertama kali kamu mengenalnya? Ketika ia menjadi wanita tercantik di dunia?”
Suami menjawab: "Ya, tentu mau sekali."
Syeikh itu berkata: "TUNDUKKAN PANDANGANMU."

Wallahu a'lam.