KELUARGA YANG DISAYANG ALLAH
Menjadi Keluarga yang Disayang Allah
(oleh Ust. Bendarii
Jaisyurrahman)
Dalam acara 1 Dekade Syi'ra UI 21 Oktober 2018 di Duta Futsal, Depok
Ada 4 keluarga yang disebut Allah dalam al-Qur'an sebagai tanda cintaNya (QS 3 – Ali Imran : 33)
1. Nabi Adam
2. Nabi Nuh
3. Keluarga Nabi Ibrahim
4. Keluarga 'Imran
Berbeda dengan Nabi Ibrahim dan 'Imran yang disebut beserta keluarganya,
Nabi Adam dan Nuh hanya disebut seorang tanpa keluarganya, karena mereka
memenuhi kualitas untuk dicintai Allah sebagai individu.
Ada 3 syarat keluarga agar disayang Allah, yaitu miliki:
1. Pasangan yang
baik
2. Anak yang baik
3. Cucu dan
keturunan yang baik
Maka tak heran jika keluarga Ibrahim terpilih, karena darinya lahir
keturunan para anbiyaa'. Juga keluarga 'Imran, dari Maryam lahir sesosok Isa
'alayhissalam.
Keluarga yang baik adalah keluarga yang seluruh anggotanya dapat berkumpul
lagi di surga. Kuncinya, pastikan kita didik anak kita dengan keimanan. Jikapun
jarak dan waktu terpaksa memisahkan di dunia, maka pastikan kembali berkumpul
di surgaNya.
Keluarga yang baik juga keluarga yang berlimpah keberkahan. Zaman duhulu,
orang Arab jahiliyah biasa mendoakan pasangan baru untuk selalu rukun dan
memiliki banyak keturunan. Tapi perlu diingat, rukun dan banyak anak belum
tentu berkah. Berkah itu ziyaadatul khayr,
mendatangkan banyak kebaikan, berlimpah dan bertambah-tambah.
Bagaimana cara mengundang keberkahan dalam
keluarga kita?
1. Didasari oleh iman dan taqwa (QS 7 – Al A’raaf : 96). Kepala keluarga harus menjaga spiritualitas dalam keluarga. Miliki visi yang
benar. Cari akhirat, jangan lupakan dunia. Akhirat nggak boleh jadi sambilan.
Didik anak menjadi mandiri (bisa bangun subuh sendiri). Biasakan dialog-dialog
tentang iman. Dasari setiap keputusan dengan iman & taqwa.
2. Tegakkan shalat (QS 19 – Maryam : 31). Biasakan shalat sunnah di rumah. Ini akan datangkan keberkahan. Jangan
akhirkan waktu shalat.
3. Harta yang bersih (QS 19 – Maryam : 31). Keluarkan zakat. Hindari syubhat dan haram. Belajarlah dari keluarga Nabi
Adam, yang dikeluarkan dari surga dan terpaksa berpisah karena makanan yang
haram. Jangan mengambil hak orang lain. Dalam harta kita, ada hak orang lain.
Bersihkan. Harta yang halal hukum asalnya, akan menjadi haram jika masih ada
hak orang lain di dalamnya.
4. Menjaga diri dari dosa besar (QS 19 – Maryam : 32), baik dosa terhadap makhluk (durhaka kepada orangtua), maupun dosa
terhadap Khaliq (sombong).
5. Interaksi dengan Al-Qur'an (QS 44–Ad Dukhaan : 3 dan QS 6–Al An’aam : 92). Jangan mendidik anak penghafal Qur'an yang
durhaka kepada orangtua.
6. Biasakan bangun pagi dan aktif di
pagi hari. Malaikat mendoakan mereka yang beraktivitas di pagi hari.
7. Dekat dengan masjid (QS 3–Ali Imran : 96). Cari tempat tinggal yang dekat dengan masjid. Karena sebaik-baik tempat
adalah masjid dan seburuk-buruk tempat adalah pasar. (HR Ath-Thabrani & Al-Hakim)
8. Budayakan amar ma'ruf & nahi
munkar (QS 17-Al Israa’ : 1). Mengapa masjid Al-Aqsha diberkahi? Karena
di sekitarnya terdapat banyak orang shalih yang saling mengingatkan dalam
kebaikan.
9. Main hujan-hujanan. Hujan
pertanda keberkahan (QS 50-Qaf : 9). Dalam hadits riwayat Muslim, Anas bin
Malik bertanya kepada Rasulullah yang sengaja menyingkap bajunya hingga
terguyur hujan. Beliau demikian karena hujan itu baru Allah ciptakan, langsung
turun dari langit.
10. Biasakan makan bersama, agar
semakin akrab dan harmonis. Pastikan makan yang halal & thayyib. “Makanlah bersama-sama dan sebutlah nama
Allah sebelumnya tentu makanan tersebut akan diberkahi" (HR Abu Dawud)
Untuk membangun visi dalam keluarga, harus serius dalam berumahtangga.
Biasakan ada rapat keluarga, semua berhak biacara. Tulis dan pajang nilai-nilai
yang ingin dianut. Manajemen gawai. Atur sebaik mungkin; me time, couple time, family time, dan social time.
Jangan biarkan pasangan sendiri ketika lemah iman dan turun semangatnya, karena
kesendirian akan menjadi pintu maksiat. Jalan-jalan, refreshing, biar nggak jumud dalam beramal (QS 94-Al Insyirah : 7).
Semoga kita semua dimampukan untuk membangun keluarga yang disayang Allah,
menjadi keluarga yang dapat berkumpul kembali di surgaNya kelak. Aamiin Yaa
Rabb.
No comments:
Post a Comment