SEHAT LEBIH
BAIK DARI KAYA
Sebagian orang mungkin merasakan penuh kesusahan tatkala ia kekurangan harta atau punya banyak hutang sehingga membawa pikiran dan tidur tak nyenyak. Padahal ia masih diberi kesehatan, masih kuat beraktivitas. Juga ia masih semangat untuk beribadah dan melakukan ketaatan lainnya. Perlu diketahui bahwa nikmat sehat itu sebenarnya lebih baik dari nikmat kaya.
لاَ بَأْسَ بِالْغِنَى لِمَنِ اتَّقَى وَالصِّحَّةُ لِمَنِ اتَّقَى خَيْرٌ مِنَ الْغِنَى وَطِيبُ النَّفْسِ مِنَ النِّعَمِ
اِغْتَنِمْ خَمْسًا قَبْلَ خَمْسٍ : شَبَابَكَ قَبْلَ هَرَمِكَ ، وَصِحَّتَكَ قَبْلَ سَقَمِكَ ، وَغِنَاءَكَ قَبْلَ فَقْرِكَ ، وَفِرَاغَكَ قَبْلَ شُغْلِكَ ، وَحَيَاتِكَ قَبْلَ مَوْتِكَ
Sebagian orang mungkin merasakan penuh kesusahan tatkala ia kekurangan harta atau punya banyak hutang sehingga membawa pikiran dan tidur tak nyenyak. Padahal ia masih diberi kesehatan, masih kuat beraktivitas. Juga ia masih semangat untuk beribadah dan melakukan ketaatan lainnya. Perlu diketahui bahwa nikmat sehat itu sebenarnya lebih baik dari nikmat kaya.
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
لاَ بَأْسَ بِالْغِنَى لِمَنِ اتَّقَى وَالصِّحَّةُ لِمَنِ اتَّقَى خَيْرٌ مِنَ الْغِنَى وَطِيبُ النَّفْسِ مِنَ النِّعَمِ
“Tidak mengapa seseorang itu kaya asalkan
bertakwa. Sehat bagi orang yang bertakwa itu lebih baik dari kaya. Dan hati
yang bahagia adalah bagian dari nikmat.” (HR. Ibnu Majah no. 2141 dan Ahmad
4/69, shahih kata Syaikh Al Albani)
Sehat bagi orang bertakwa lebih baik daripada kaya
harta. Karena kata para ulama bahwa sehatnya jasad bisa menolong dalam
beribadah. Jadi sehat sungguh nikmat yang luar biasa. Sedangkan orang yang
sudah kepayahan dan tua renta akan menghalanginya dari ibadah, walaupun ia
memiliki harta yang melimpah. Jadi sehat itu lebih baik dari kaya karena orang
yang kaya sedangkan ia dalam keadaan lemah (sudah termakan usia) tidak jauh
beda dengan mayit.
Sungguh mahal untuk membayar ginjal agar bisa
berfungsi baik. Banyak harta yang mesti dikeluarkan agar paru-paru dapat
bekerja seperti sedia kala. Agar lambung bekerja normal, itu pun butuh biaya
yang tidak sedikit. Namun terkadang agar organ-organ tubuh tadi bisa bekerja
dengan baik seperti sedia kala tidak bisa diganti dengan uang. Di kala organ
tubuh yang ada itu sehat, mari kita manfaatkan dalam ketaatan. Jangan sampai
ketika datang sakit atau organ tersebut tidak berfungsi lagi sebagaimana
mestinya, baru kita menyesal.
Rajin bersyukurlah pada Allah tatkala diberi
kesehatan walaupun mungkin harta pas-pasan. Rajin-rajinlah bersyukur dengan
gemar lakukan ketaatan dan ibadah yang wajib, maka niscaya Allah akan beri
kenikmatan yang lainnya. Syukurilah nikmat sehat sebelum datang sakit. Ingatlah
sabda Nabi kita shallallahu ‘alaihi wa sallam,
اِغْتَنِمْ خَمْسًا قَبْلَ خَمْسٍ : شَبَابَكَ قَبْلَ هَرَمِكَ ، وَصِحَّتَكَ قَبْلَ سَقَمِكَ ، وَغِنَاءَكَ قَبْلَ فَقْرِكَ ، وَفِرَاغَكَ قَبْلَ شُغْلِكَ ، وَحَيَاتِكَ قَبْلَ مَوْتِكَ
“Manfaatkanlah lima perkara sebelum lima perkara:
waktu mudamu sebelum masa tuamu, waktu sehatmu sebelum waktu sakitmu, waktu
kayamu sebelum waktu fakirmu, waktu luangmu sebelum waktu sibukmu, dan waktu
hidupmu sebelum matimu.” (HR. Al Hakim dalam Al Mustadrok, 4/341, dari Ibnu
‘Abbas. Hadits ini shahih sesuai syarat Bukhari-Muslim)
Selengkapnya di Rumaysho.com:
No comments:
Post a Comment