Wednesday, February 28, 2018

KEKUATAN DOA ORANG TUA YANG DAHSYAT UNTUK ANAKNYA

KEKUATAN DOA ORANG TUA YANG DAHSYAT UNTUK ANAKNYA
Suatu ketika ada yang bertanya kepada seorang ibu yang berhasil membesarkan 9 anaknya, mendidik dan menjadikan mereka manusia berakhlak dan berguna bagi agama, negara, bangsa dan sesama.
Apa rahasia di balik keberhasilannya ?. Jawabnya adalah, doa orang tua yang tak henti-henti dipanjatkan untuk anak-anaknya tersebut :
1. Allahummaj'al aulaadana kulluhum shaalihan wa thaa'atan
Yaa Allah jadikanlah anak-anak hamba orang yang sholehah dan shaleh yang taat beribadah kepadaMu.
2. Wa ummuruhum thowiilan
Panjangkanlah umurnya yang barakah.
3. War zuqhum waasi'an
Luaskan dan lapangkan rezekinya yang halal.
4. Wa 'uquuluhum zakiyyan
Cerdaskan akalnya untuk kebaikan dunia dan pakhirat.
5. Wa quluubuhum nuuran
Terangilah kalbunya untuk urusan agamaMu.
6. Wa 'uluumuhum katsiiran naafi'an
Karuniakan ia ilmu yang bermanfaat untuk urusan kebaikkan dunia dan akhirat.
7. Wa jasaaduhum shihhatan wa 'aafiyatan
Sehatkanlah jasmani dan rohaninya yang dengan itu memberikan ketenangan dalam melaksanakan ibadah hanya kepada-Mu.
8. Birahmatika yaa arhamar raahimiin
Dengan segala Rahmat-Mu Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
Panjatkanlah doa orang tua di atas itu sesering mungkin. Paling tidak jika dipanjatkan setiap habis shalat 5 waktu
Karena doa orang tua termasuk doa yang terkabul, dan tidak memiliki penghalang menuju Allah
Rasulullah SAW bersabda :  “Ada tiga macam doa yang mustajab, dan tidak ada keraguan di dalamnya. Yaitu :  doa orang tua,  doa seorang musafir   dan doa orang yang terzalimi” (HR. Al-Bukhari / Al-Adab, Al-Mufrad-32, Abu Dawud).
Selamat pagi dan selamat beraktifitas.

Sunday, February 25, 2018

RAHASIA TAYAMUM TERUNGKAP

RAHASIA TAYAMUM TERUNGKAP
Saya juga mengalami fenomena berikut ini ketika berada di negara yang udaranya  kering 
Teman saya bertanya kepada saya, "Kamu sering kesetrum listrik statis waktu memegang handle pintu kantor kita?"
Saya jawab, "Iya, betul sekali. Tetapi hanya waktu winter saja."
Setiap musim winter tiba, saya memang sering merasa kesetrum ketika memegang handle pintu yang terbuat dari bahan logam seperti almunium.
Ia bertanya, "Tahukah kamu mengapa hal ini tidak terjadi di musim yang lain?"
Saya jawab, "Tidak tahu."
Kata teman saya, "Karena udara sangat kering di musim winter."
Saya tanya, "Kok bisa begitu?"
Jawab dia, "Karena molekul air yang mengembun di tubuh kita akan menetralkan listrik statis yang terakumulasi di tubuh kita. Di musim winter, udara sangat kering, sehingga tidak ada molekul air di permukaan kulit kita. Elektron yang terkumpul di tubuh kita, yang kebanyakan berasal dari gesekan jaket yang kita kenakan, akan terus terakumulasi. Dan begitu tangan kita menyentuh logam yang merupakan konduktor yang baik, elektron yang terakumulasi tadi langsung "meloncat" dari tubuh kita ke logam tsb. Itu adalah fenomena "petir mini", dan ujung jarimu yang merasa seperti tersambar petir. Hal ini mirip dengan fenomena penangkal petir. Di atas ada gumpalan uap air yang kaya akan elektron. Elektron elektron itu akan "meloncat" ke bumi melalui titik titik terdekat dengan awan yang terbuat bahan konduktor yang bagus."
Saya terkesima, dan berujar, "Oooo, begitu ya, ceritanya."
Ia pun dengan semangat meneruskan kuliahnya, "Jadi, kalau kamu tidak ingin tersambar petir mini alias kesetrum listrik statis, sebelum kau memegang handle pintu, basahilah dulu tanganmu dengan air. Atau, kalau tidak ada air, salurkanlah elektron di tubuhmu ke bumi dengan menebakkan tanganmu ke tanah atau tembok."
Saya terperangah dengan kalimat terakhir itu. Saya terperanjat. Saya terkagum kagum. Saya bertakbir: Allahu Akbar!
Berpuluh - puluh tahun saya bertanya - tanya tentang tayamum sebagai pengganti wudhu, berpuluh puluh tahun naluri keingintahuan saya pendam. Hari ini, temanku yang notabene seorang atheis yang menjelaskannya dengan gamblang dengan teori listrik statis; sebuah ilmu sederhana yang sudah saya pelajari sejak bangku SD dan selalu saya dapatkan pelajaran itu di jenjang sekolah berikutnya.
Dulu, saya mengira bahwa (satu satunya) hikmah berwudhu adalah membersihkan badan dari kotoran yang menempel di tubuh kita. Tetapi saya tidak habis fikir, bagaimana bisa wudhu diganti dengan tayamum yang dilakukan dengan membasuhkan debu ke wajah dan telapak tangan?
Bukankah dengan tayamum justru tangan dan wajah kita menjadi "kotor" ? Ada apa ini? Apa rahasia di balik semua ini?
Ternyata, "kotoran" yang ada di dalam tubuh kita ternyata bukan hanya debu yang menempel ke tubuh kita. Ada jenis "kotoran" yang tidak terlihat oleh mata, jauh lebih berbahaya bila tidak segera di"buang". "Kotoran" itu bernama elektron, yang apabila terlalu banyak terakumulasi di tubuh kita bisa merusak kesetimbangan sistem elektrolit cairan di dalam tubuh kita. Padahal konon lebih dari 90% tubuh kita adalah cairan. 
Molekul molekul air H2O yang bersifat polar sangat mudah menyerap elektron elektron yang terakumulasi di tubuh kita. Hanya dengan mengusapkan air ke permukaan kulit saja, maka "kotoran" elektron itu dengan mudah "terbuang" dari tubuh kita. Sekarang saya faham, mengapa Rasulullah SAW pernah "mandi besar" hanya dengan menggunakan air satu ciduk saja; kurang lebih satu liter saja. Rupa - rupanya yang dibutuhkan hanyalah membasahi seluruh permukaan tubuh dengan air, tanpa harus mengguyurnya. Dan itu pulalah sebenarnya definisi syar'i wudhu dan mandi besar: hanya perlu membasuh saja, dan bukan mengguyur dengan air. Ternyata, hanya dengan membasuh kulit tubuh dengan air itulah kelebihan elektron di permukaan tubuh kita akan dinetralkan. 
Dengan teori "kotoran" elektron listrik statis inilah akhirnya rahasia di balik tayamum sebagai pengganti wudhu menjadi terang benderang di mata saya; bahwa air yang dibasuhkan ke kulit tubuh akan menetralkan listrik statis di tubuh kita, dan penetralan itu bisa diganti dengan menebakkan tangan ke tanah dan mengusapkan debu wajah dan telapak tangan. Pernah ada kisah seorang sahabat bergulung gulung di tanah karena ia harus mandi besar dan tidak ada air. Ia mengira, bahwa ia harus melumuri tubuhnya dengan debu, sebab ia beranalogi dengan wudhu dan tayamum. Kalau wudhu yang mengusap hanya wajah, kepala, tangan dan kaki difanti dengan tayamum yang mengusap wajah dan telapak tangan, maka mandi janabat yang harus membasuh seluruh tubuh diganti dengan tayamum seluruh tubuh. Rasulullah pun menjelaskan bahwa tayamum untuk mandi janabah dilakukan sama persis dengan tayamum sebagai pengganti wudhu, yaitu cukup wajah dan telapak tangan saja. Ternyata, efek penetralan elektron itu cukup dengan menebakkan tangan ke tanah dan mengusapkan debu tipis ke telapak tangan dan wajah kita.
MasyaaAllah... Satu lagi Allah tunjukkan kepada saya bukti kebenaran Alqur'an sebagai wahyu Allah dan bukan karangan manusia.
"Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan shalat, maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kakimu sampai dengan kedua mata kaki, dan jika kamu junub maka mandilah, dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh perempuan, lalu kamu tidak memperoleh air, maka bertayammumlah dengan tanah yang baik (bersih); sapulah mukamu dan tanganmu dengan tanah itu. Allah tidak hendak menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, supaya kamu bersyukur"  ~ QS 5 -  Al Maidah : 6 ~
#share dari grup sebelah.... saya rasa bagus pengetahuan ini

Thursday, February 22, 2018

JANGAN MUDAH MENGHAKIMI

JANGAN MUDAH MENGHAKIMI
Di dalam buku hariannya Sultan Turki Murad IV mengisahkan, bahwa suatu malam dia merasakan kekalutan yang sangat, ia ingin tahu apa penyebabnya. Maka ia memanggil kepala pengawalnya dan memberitahu apa yang dirasakannya.
Sultan berkata kepada kepala pengawal: "Mari kita keluar sejenak".
Di antara kebiasaan sang Sultan adalah melakukan blusukan di malam hari dengan cara  menyamar.
Mereka pun pergi, hingga tibalah mereka di sebuah lorong yang sempit. 
Tiba-tiba, mereka menemukan seorang laki-laki tergeletak di atas tanah. Sang Sultan menggerak-gerakkan lelaki itu, ternyata ia telah meninggal. Namun orang-orang yang lalu lalang di sekitarnya tak sedikitpun mempedulikannya.
Sultan pun memanggil mereka, mereka tak menyadari kalau orang tersebut adalah Sultan. Mereka bertanya: "Apa yang kau inginkan?.
Sultan menjawab: "Mengapa orang ini meninggal tapi tidak ada satu pun di antara kalian yang mau mengangkat jenazahnya? Siapa dia? Di mana keluarganya?"
Mereka berkata: "Orang ini Zindiq, suka menenggak minuman keras dan berzinah".
Sultan menimpali: "Tapi... bukankah ia termasuk umat Muhammad shallallahu alaihi wasallam? Ayo angkat jenazahnya, kita bawa ke rumahnya".
Mereka pun membawa jenazah laki-laki itu ke rumahnya.
Melihat suaminya meninggal, sang istripun pun menangis. Orang-orang yang membawa jenazahnya langsung pergi, tinggallah sang Sultan dan kepala pengawalnya.
Dalam tangisnya sang istri berucap kepada jenazah suaminya: "Semoga Allah merahmatimu wahai wali Allah.. Aku bersaksi bahwa engkau termasuk orang yang sholeh".
Mendengar ucapan itu Sultan Murad kaget.. Bagaimana mungkin dia termasuk wali Allah sementara orang-orang membicarakan tentang dia begini dan begitu, sampai-sampai mereka tidak peduli dengan kematiannya".
Sang istri menjawab: "Sudah kuduga pasti akan begini..." 
"Setiap malam suamiku keluar rumah pergi ke toko-toko minuman keras, dia membeli minuman keras dari para penjual sejauh yang ia mampu. Kemudian minuman-minuman itu di bawa ke rumah lalu ditumpahkannya ke dalam toilet, sambil berkata: "Aku telah meringankan dosa kaum muslimin".
"Dia juga selalu pergi menemui para pelacur, memberi mereka uang dan berkata: "Malam ini kalian sudah dalam bayaranku, jadi tutup pintu rumahmu sampai pagi".
"Kemudian ia pulang ke rumah, dan berkata kepadaku: "Alhamdulillah, malam ini aku telah meringankan dosa para pelacur itu dan pemuda-pemuda Islam".
"Orang-orangpun hanya menyaksikan bahwa ia selalu membeli khamar dan menemui pelacur, lalu mereka menuduhnya dengan berbagai tuduhan dan menjadikannya buah bibir."
Suatu kali aku pernah berkata kepada suamiku: "Kalau kamu mati nanti, tidak akan ada kaum muslimin yang mau memandikan jenazahmu, mensholatimu dan menguburkan jenazahmu".
Ia hanya tertawa, dan berkata: "Jangan takut, bila aku mati, aku akan disholati oleh Sultannya kaum muslimin, para Ulama dan para Auliya".
Maka, Sultan Murad pun menangis, dan berkata: "Benar! Demi Allah, akulah Sultan Murad, dan besok pagi kita akan memandikannya, mensholatkannya dan menguburkannya".
Demikianlah, akhirnya prosesi penyelenggaraan jenazah laki-laki itu dihadiri oleh Sultan, para ulama, para masyaikh dan seluruh masyarakat.
(Kisah ini diceritakan kembali oleh Syaikh Al Musnid Hamid Akram Al Bukhory dari Mudzakkiraat Sultan Murad IV)
Wallahu a'lam bish shawwab. 
Saudaraku tercinta... Jangan suka menilai orang lain dari sisi lahiriahnya saja. Atau menilainya berdasarkan ucapan orang lain. Terlalu banyak yang tidak kita ketahui tentang seseorang. Apalagi soal yang tersimpan di tepian paling jauh di dalam hatinya.
Kedepankan prasangka baik terhadap saudaramu. Boleh jadi orang yang selama ini kita anggap sebagai calon penduduk neraka, ternyata penghuni Firdaus yang masih melangkah di bumi.
Jadi... Jangan pernah menilai seseorang hanya dari penampilan luarnya saja...
Wassalamualaikum Wr. Wb.

Tuesday, February 20, 2018

HUKUM RIBA

KAJIAN AL QUR’AN
HUKUM RIBA
Pengajian Subuh Masjid At Taubah – Ustadz Abdullah Amin – Bekasi, Senin,19 Februari 2018

Topik kajian membahas tentang Riba (Al Baqarah : 275-279, yaitu ayat-ayat terkahir tentang riba) serta surat-surat/ayat-ayat lainnya yang berkenaan dengan Riba
QS 2 : 275; Penggambaran orang yang memakan (mengambil) riba; tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran tekanan penyakit gila. Jiwanya tidak tentram, dan selalu stres berat.
Riba ada 2 macam:
1.   Riba Nasiah, yaitu pembayaran lebih yang disyaratkan oleh orang yang meminjamkan. Misalnya pinjam 100 juta, kembalinya harus 110 juta. Atau pinjam satu juta tapi uang pinjaman yang diterima 900 ribu. Ada riba 100 ribu.
2.   Riba Fadhl, ialah penukaran suatu barang dengan barang yang sejenis, namun jumlahnya lebih banyak, karena yang menukarkan barang mensyaratkan seperti itu. Misalnya, pinjam emas 100 gram, tapi kembalinya harus 110 gram emas.  
Orang yang memakan riba, azabnya bisa di dunia dan di akhirat. Orang yang makan riba itu menyangka bahwa melakukan transaksi jual beli (halal) sama dengan transaksi riba (haram). Allah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Memakan riba atau menganalogikan riba dengan jual beli adalah menentang hukum Allah yang sudah sangat jelas halal haramnya.
Ibnu Katsir: Pemakan/pelaku riba di akhirat nanti akan bangkit dalam keadaan gila.
Peringatan Allah tentang hukum Riba sudah sangat jelas, yaitu HARAM.
-      Kalau orang melakukan riba karena tidak tahu, kemudian ada yang memberi tahu kalau haram , maka ia harus segera berhenti.
-      Kalau baru tahu tentang hukum riba, maka hasil riba tidak perlu dikembalikan.
-      Masalah apakah pelaku riba belum tahu atau pura-pura belum tahu padahal tahu diserahkan urusannya kepada Allah.
-      Kalau sudah diberitahu, berhenti, tapi kemudian melakukan lagi, maka ia akan jadi penghuni neraka.
Perbedaan kredit mobil di Bank Konvensional dengan Bank Syariah:
1.   Beli Avanza sevara kredit di BCA. Harga Avanza 180 juta. Di cicil bulanan selama 5 tahun dengan bunga sehingga harga menjadi 220 juta à ada riba 40 juta
2.   Beli Avanza yang sama di Mandiri Syariah, Avanza dihargai 220 juta. Dicicil selam 5 tahun à tidak ada bunga, jadi bukan riba
Jadi, perbedaan transaksi kredit antara Bank konvensional dengan Bank Syariah terletak pada ‘AKAD KREDIT’nya
QS 2 : 168; Makan selain bisa berarti mengambil, dalam ayat ini makan berarti mencari rejeki yang baik dan halal.
QS 3 : 130: Diingatkan untuk tidak mengambil riba dengan berlipat ganda. Tapi dari pengertian riba nasiah, tidak berlipat ganda saja tidak boleh atau haram juga. (footnote 228)
QS 30 : 39; Ayat-ayat tentang Riba dalam Al-Qur’an diturunkan secara bertahap.  Ayat dalam surat ini merupakan ayat pertama tentang riba, di mana Allah belum menegaskan bahwa riba itu haram hukumnya. Allah berfirman bahwa mengambil riba akan menambah harta di sisi pelaku riba, tapi tidak di sisi Allah. Orang berzakat untuk mendapat ridho Allah, itulah orang yang dilipat gandakan pahalanya. 
QS 16 : 67; Ayat ini merupakan contoh bahwa firman Allah diturunkan bertahap sesuai dengan sikon saat itu. Ini tentang minuman khamar yang memabukkan dapat dibuat dari buah kurma dan anggur untuk dijual sebagi rejeki yang baik. Setelah itu diturunkan ayat bahwa minum khamar adalah dosa besar (QS 2 : 219), dan larangan untuk sholat atau mendekati masjid dalam keadaan mabuk khamar (QS 4 : 43). Jadi, belum ada hukum haramnya. Baru pada QS 5 : 90-91, khamar dan judi dinyatakan haram.
QS 4 : 161; Orang Yahudilah yang pertama kali memakan riba walaupun sudah dinyatakan haram. Mereka tidak peduli akan larangan ini dan untuk mereka telah disediakan siksa yang pedih.
QS 8 : 38; Kisah kelompok Abu Sofyan dkk. yang diminta berhenti jadi kafir. Kalau berhenti, dosa-dosa mereka yang lalu akan diampuni, tapi kalu tetap kafir dan memerangi Nabi, maka mereka akan dibinasakan sesuai Sunnah Allah terhadap umat terdahulu. Note: Orang kafir bukan hanya Abu Sofyan dkk. saja.
QS 4 : 100; Orang yang berhijrah di jalan Allah lalu wafat ditengah perjalanan (bisa berarti berhenti dari kekafiran kemudian wafat ditengah usahanya untuk menyempurnakan amal ibadahnya) akan mendapat pahala dan diampuni dosa-dosanya.
QS 3 : 135-136; Orang yang bertaubat setelah melakukan perbuatan keji (dosa besar yang mana mudharatnya tidak hanya menimpa diri sendiri, tapi juga oranglain, seperti zina, riba dsb.) atau menganiaya diri sendiri (melakukan dosa yang mudharatnya hanya menimpa diri sendiri, baik yang besar atau kecil), yang kemudian ingat Allah dan memohon ampunan dan berjanji tidak akan mengulangi lagi perbuatan buruk mereka, akan diampuni Allah dan mendapat surga.
QS 2 : 276; Allah memusnahkan riba dan menyuburkan sedekah. Memusnahkan riba maksudnya memusnahkan harta itu atau meniadakan berkahnya. Sedangkan menyuburkan sedekah maksudnya ialah memperkembang harta yang telah dikeluarkan sedekahnya atau melipat gandakan berkahnya. Allah tidak menyukai orang yang tetap berada dalam kekafiran, yaitu orang-orang yang menghalalkan riba dan tetap melakukannya.
QS 2 : 277; Ayat yang berada di antara 2 ayat tentang Riba ini mengingatkan kita untuk mengerjakan kebajikan, yaitu; beriman kepada Allah, mengerjakan amal saleh, mendirikan sholat dan menunaikan zakat. Kalau melakukan ini niscaya akan dapat pahala di sisi Allah, tidak ada rasa khawatir dan sedih.
QS 2 : 278; Peringatan utnuk meninggalkan sisa riba (riba yag belum dipungut) jika kita mengaku orang yang beriman kepada Allah.
QS 2 : 279; Kalau tidak mau meninggalkan sisa riba, maka Allah dan Rasul-Nya akan memeranginya. Tapi kalau bertaubat dari memakan riba, maka pokok harta tetap untuk yang berhenti makan riba dan tidak akan dianiaya.
--------------------------------------------------------------------------------------------
Disarikan oleh H.R.Mimuk Bambang Irawan - Jakasampurna, Bekasi, Senin, 19 Februari 2018

Sunday, February 18, 2018

B A H L U L


B A H L U L
"Bahlul" adalah kata yang biasa kita gunakan untuk mensifati orang yang bodoh, tapi tahukah dari mana asal kata itu..?
Dikisahkan, sesungguhnya BAHLUL seorang yang dikenal sebagai orang gila di zaman Raja Harun Al-Rasyid (Dinasti Abbasiyah).
Pada suatu hari Harun Al-Rasyid lewat di pekuburan, dilihatnya Bahlul sedang duduk disana.
Berkata Harun Al-Rasyid kepadanya :
"Wahai Bahlul, kapankah kamu akan berakal/sembuh dari gila.. ?"
Mendengar itu Bahlul beranjak dari tempatnya dan naik keatas pohon, lalu dia memanggil Harun Al-Rasyid dengan sekuat suaranya dari atas pohon,
" Wahai Harun yang gila, kapankah engkau akan sadar....? ",
Maka Harun Al-Rasyid menghampiri pohon dengan menunggangi kudanya dan berkata : "Siapa yang gila, aku atau engkau yang selalu duduk di kuburan...?"
Bahlul berkata : "Aku berakal dan engkau yang gila",
Harun : "Bagaimana itu bisa...?",
Bahlul : "Karena aku tau bahwa istanamu akan hancur dan kuburan ini akan tetap ada, maka aku memakmurkan kubur sebelum istana, dan engkau memakmurkan istanamu dan menghancurkan kuburmu, sampai- sampai engkau takut untuk dipindahkan dari istanamu ke kuburanmu, padahal engkau tahu bahwa kamu pasti masuk dalam kubur, maka katakan wahai Harun siapa yang gila di antara kita...?".
Bergetarlah hati Harun, lalu menangis dengan tangisan yang sampai membasahi jenggotnya, lalu Harun berkata : "Demi ALLAH engkau yang benar, tambahkan nasehatmu untukku wahai Bahlul".
Bahlul : "Cukup bagimu Al-Qur'an maka jadikanlah pedoman".
Harun : "Apa engkau memiliki permintaan wahai Bahlul....? Aku akan penuhi".
Bahlul : "Iya aku punya 3 permintaan, jika engkau penuhi aku akan berterima kasih padamu".
Harun : "Mintalah..."
Bahlul : 1. "Tambahkan umurku".
Harun : "Aku tak mampu",
Bahlul: 2. "Jaga aku dari Malaikat maut".
Harun : "Aku tak mampu",
Bahlul: 3. "Masukkan aku kedalam surga dan jauhkan aku dari api Neraka".
Harun : "Aku tak mampu".
Bahlul : "Ketahuilah bahwa engkau dimiliki (seorang hamba) dan bukan pemilik (Tuhan), maka aku tidak perlu padamu".
Kisah ini dikutip dari kitab yang berjudul عقلاء ﺍﻟﻤﺠﺎﻧﻴﻦ "Orang-orang Gila Yang Berakal"
Tetapi kita menggunakan perkataan BAHLUL untuk mengatakan seseorang itu bodoh sedangkan ia adalah merupakan nama Ulama yang hebat.
Makam Syech Bahlul Majnun Di Baghdad Irak.



Thursday, February 15, 2018

AMPUNAN MEMBAWA NIKMAT


AMPUNAN MEMBAWA NIKMAT
Setiap Rasul, utusan Allah, menyeru kepada umatnya untuk memohon ampunan Allah dan bertobat dalam melakukan kemungkaran dan kemaksiatan.
Contohnya a.l. kepada Nabi Nuh a.s. (QS 71 : 10-13), Nabi Huud a.s. (QS 11 ; 52), Nabi Shaleh a.s., (QS11 : 61), Nabi Muhammad s.a.w. (QS 11 : 1-3)
Mengapa kita diminta untuk memohon ampunan kepada Allah oleh para Nabi itu dan bertobat, berjanji tidak akan melakukan dosa lagi?
Ternyata dengan beristighfar memohon ampunan Allah dan bertobat akan diganjar oleh Allah dengan kenikmatan yang baik dan terus menerus sampai ajal menjemput.
Allah berfirman: “Dan hendaklah kamu meminta ampun kepada Tuhanmu dan bertaubat kepada-Nya. (Jika kamu mengerjakan yang demikian), niscaya Dia akan memberi kenikmatan yang baik (terus menerus) kepadamu sampai kepada waktu yang telah ditentukan dan Dia akan memberi kepada tiap-tiap orang yang mempunyai keutamaan (balasan) keutamaannya. Jika kamu berpaling, maka sesungguhnya aku takut kamu akan ditimpa siksa hari kiamat.” ~ QS 11 Huud : 3 ~
Nah, jika kita mengharapkan kenikmatan dan terhindar dari malapetaka maka banyak-banyaklah beristighfar. Beristighfar selain biasa kita lakukan sehabis shalat, kita bisa membiasakan beristighfar di mana saja kapan saja; sewaktu berjalan, berkendara, nyupir atau jadi penumpang, saat melakukan pekerjaan rutin apapun. Beristighfar sama sekali tidak akan mengganggu aktifitas sehari-hari dan ganjaran kebaikan dari Allah itulah yang luar biasa. Yakinlah, beristighfar itu membawa nikmat.

Monday, February 12, 2018

AMALAN-AMALAN YANG TIDAK TERMASUK RIYA'

AMALAN-AMALAN YANG TIDAK TERMASUK RIYA'
DISADUR DARI KAJIAN KITAB RIYADUS SHALIHIN....
(Insya Allah yang membacanya mendapat pahala)
Al Imam an Nawawi rahimahullah membuat suatu bab dalam kitab Riyadus Shalihin dengan judul, “Perkara yang dianggap manusia sebagai riya’ namun tidak termasuk riya’ “. Beliau membawakan hadist dari Abu Dzar radhiyallahu ‘anhu. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah ditanya, “Apa pendapatmu tentang seseorang yang beramal kebaikan kemudian dia mendapat pujian dari manusia?: Beliau menjawab, “Itu adalah kebaikan yang disegerakan bagi seorang mukmin(H.R. Muslim 2642)
Di antara amalan-amalan yang tidak termasuk riya’ adalah :
Amalan #1. Rajin beribadah ketika bersama orang shalih
Hal ini terkadang menimpa ketika seseorang berkumpul dengan orang-orang shaleh sehingga lebih semangat dalam beribadah. Hal ini tidak termasuk riya’. Ibnu Qudamah mengatakan, “Terkadang seseorang menginap di rumah orang yang suka bertahajud (shalat malam), lalu ia pun ikut melaksanakan tahajud lebih lama. Padahal biasanya ia hanya melakukan shalat malam sebentar saja. Pada saat itu, ia menyesuaikan dirinya dengan mereka. Ia pun ikut  berpuasa ketika mereka berpuasa. Jika bukan karena bersama orang yang ahli ibadah tadi, tentu ia tidak rajin beribadah seperti ini”
Amalan #2. Menyembunyikan dosa
Kewajiban bagi setiap muslim apabila berbuat dosa adalah menyembunyikan dan tidak menampakkan dosa tersebut. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Setiap umatku akan diampuni kecuali orang yang menampakkan perbuatan dosanya. Di antara bentuk menampakkan dosa adalah seseorang di malam hari melakukan maksiat, namun di pagi harinya –padahal telah Allah tutupi-, ia sendiri yang bercerita, “Wahai fulan, aku semalam telah melakukan maksiat ini dan itu.” Padahal semalam Allah telah tutupi maksiat yang ia lakukan, namun di pagi harinya ia sendiri yang membuka ‘aib-‘aibnya yang telah Allah tutup.”[9]
Amalan #3. Memakai pakaian yang bagus
Hal ini tidak termasuk riya’ karena termasuk keindahan yang disukai oleh Allah. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tidak akan masuk surga seseorang yang dalam hatinya terdapat sifat sombong walau sebesar dzarrah (semut kecil).” Lantas ada seseorang yang berkata,“Sesungguhnya ada orang yang suka berpenampilan indah (bagus) ketika berpakaian atau ketika menggunakan alas kaki.” Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Sesungguhnya Allah itu Maha Indah dan menyukai keindahan. Yang dimaksud sombong adalah menolak kebenaran dan meremehkan manusia” [10]
Amalan #4. Menampakkan syiar Islam
Sebagian syariat Islam tidak mungkin dilakukan secara sembunyi-sembunyi, seperti haji, umroh, shalat jama’ah dan shalat jum’at. Seorang hamba tidak berarti riya’ ketika menampakkan ibadah tersebut, karena di antara keawajiban yang ada harus ditampakkan dan diketahui manusia yang lain. Karena hal tersebut merupakan bentuk penampakan syiar-syiar islam.
Semoga Bermanfaat .......

Friday, February 9, 2018

TENTANG INFAQ DAN SEDEKAH


KAJIAN AL QUR’AN
TENTANG INFAQ DAN SEDEKAH
Pengajian Subuh Masjid At Taubah – Ustadz Abdullah Amin – Bekasi, Rabu, 7 Februari 2018
Topik kajian membahas surat Al Baqarah : 271, tentang infaq dan sedekah serta surat-surat/ayat-ayat lainnya yang berkenaan dengan infaq sedekah
QS 2 : 271; Menampakkan sedekah itu baik sekali, menyembunyikan sedekah itu lebih baik (artinya baik sekali = lebih baik). Jadi, menampakkan dan menyembunyikan berinfaq sedekah semuanya baik sekali dan akan dihapus SEBAGIAN  kesalahan-kesalahan. Sebahagian-sebahagian, sedikit demi sedikit lama-lama menjadi bahagian yang besar kesalahan yang akan dihapus. Semua yang kita kerjakan diketahui oleh Allah.
Note: Kalau obyek sedekah itu orang/manusia, sebaiknya tidak ditampakkan, sebagaimana hadist yang mengatakan ‘kalau bersedekah dengan tangan kanan, tangan kiri tidak boleh tahu’. Tapi bila sedekah untuk membangun masjid/obyek non manusia boleh ditampakkan asal tidak riya’ dan bertujuan agar orang lain termotivasi untuk berinfaq-sedekah.
QS 2 : 272; Dulu para sahabat Rasul banyak berinfaq kepada orang non-muslim untuk menarik mereka menjadi muslim, namun mereka tetap menolak memeluk Islam à maka turun ayat ini untuk memperingatkan Muhammad bahwa hidayah itu datangnya dari Allah, bukan dengan berinfaq kepada yang non-muslim. Boleh berinfaq kepada non-muslim atau siapa saja asal untuk mendapat ridho Allah semata, dan tetap mendapat pahala. Berinfaq sedekah diprioritaskan untuk yang muslim
Min khairin = harta. Orang berharta adalah baik, cara mendapatkannya baik serta pemanfaatannya juga baik.
QS 2 : 273; Berinfaq prioritas pertama jatuh pada orang fakir yang berjihad di jalan Allah. Fakir ialah orang yang tidak bekerja dan tidak bisa berusaha. Mereka miskin namun tidak menunjukkan kefakirannya dengan tidak meminta-minta (mengemis). Mereka seperti orang biasa, hanya meminta kalau betul-betul sudah mentok, tidak ada yang dimakan lagi.
Ada orang yang meminta dengan paksa, yaitu masih ada yang bisa dimakan tapi mengemis. Apalagi mengemis untuk memperkaya diri.
Min khairin = harta, baik
QS 2 : 274; Orang-orang yang menafkahkan/menginfaqkan/menyedekahkan hartanya di siang atau malam hari secara sembunyi-sembunyi maupun terang-terangan akan mendapat pahala di sisi Allah. Berinfaq sedekah waktu dan tempatnya tidak ditentukan, bisa kapan dan di mana saja.
Sholat: waktu ditentukan, tempat ditentukan
Umroh: Waktu tidak ditentukan tempat ditentukan
Haji: Waktu ditentukan, tempat ditentukan
Infaq/sedekah: waktu dan tempat tidak ditentukan
QS 14 : 31; Perintah melakukan sholat, menginfaq-kan sebagian rejeki secara sembunyi-sembunyi dan terang-terangan sebelum datangnya mati (hari kiamat)
QS 63 : 9-11; Harus ingat Allah; infaq-kan sebagian harta sebelum datangnya kematian
QS 57 : 11; Barangsiapa meminjamkan kepada Allah dengan pinjaman yang baik, Allah melipat gandakan pengemabliannya. Laki-laki maupun perempuan kalau bersedekah akan dilipat gandakan balasannya.
QS 63 : 10; Infaq-kan sebagian dari apa yang telah diberikan Allah sebelum datang kematian di mana penyesalan tidak lagi berguna.
QS 76 : 8-9-11; Berinfaq hanya mengharap keridho-an Allah. Memberi makanan yang disukai pemberi tanpa mengharapkan balasan atau ucapan terima kasih
QS 3 : 92; Untuk mendapat lebajikan yang sempurna, harus menginfaqkan harta yang dicintai (biasanya uang).
QS 2 : 177; Salah satu pokok kebajikan adalah ‘memberi harta yang dicintai’ (biasanya uang)
--------------------------------------------------------------------------------------------
Disarikan oleh H.R.Mimuk Bambang Irawan - Jakasampurna, Bekasi, Rabu, 7 Februari 2018

Tuesday, February 6, 2018

AKAL SEHAT

KAJIAN AL QUR’AN
AKAL SEHAT
Pengajian Subuh Masjid At Taubah – Ustadz Abdullah Amin – Bekasi, Senin, 5 Februari 2018
Topik kajian membahas tentang perlunya akal sehat dalam memahami ayat—ayat Allah sebagaimana di firmankan-Nya dalam surat Al Baqarah : 269 serta surat-surat/ayat-ayat lainnya yang berkenaan “Akal Sehat”
QS 2 : 269; Hikmah adalah kemampuan untuk memahami syari’at agama Islam.
QS  : 251: Hikmah Nabi Daud berupa kenabian dan kitab Zabur serta kebaikan yang banyak
QS 3 : 190; Penciptaan langit dan bumi dan silih bergantinya malam dan siang merupakan tanda-tanda kebesaran Allah bagi orang yang berakal (sehat)
QS 13 : 19;  Hanya orang-orang berakal yang dapat mengambil pelajaran
QS 39 : 9;  Hanya orang-orang yang berakal sehat dapat mengabil pelajaran tentang cara mendapat rahmat Allah yaitu dengan sholat dan rasa takut kepada azab akhirat
QS 39 : 17-18; Orang-orang yang telah diberi petunjuk untuk kembali ke jalan Allah dari Thogut adalah yang berakal sehat.
QS 39 : 21; Allah menurunkan air dari langit dan menjadi sumber-sumber air di bumi, lalu ditumbuhkan tanaman yang bermacam-macam warnanya ... merupakan pelajaran bagi yang berakal sehat
QS 40 : 53-54; Musa mendapat petunjuk berupa Taurat hanya untuk Bani Israil dan menjadi petunjuk bagi orang-orang yang berpikiran/berakal sehat
--------------------------------------------------------------------------------------------
Disarikan oleh H.R.Mimuk Bambang Irawan - Jakasampurna, Bekasi, Senin, 5 Februari 2018

Saturday, February 3, 2018

H I K M A H

KAJIAN AL QUR’AN
H I K M A H
Pengajian Subuh Masjid At Taubah – Ustadz Abdullah Amin – Bekasi, Jum’at, 2 Februari 2018
Topik kajian membahas tentang ‘Hikmah’ dalam surat Al Baqarah : 269 serta surat-surat/ayat-ayat lainnya yang berkenaan dengan pengertian hikmah.
QS 2 : 269; Allah memberikan ‘hikmah’ kepada siapa yang dikehendaki. ‘Hikmah’ ialah kemampuan untuk memahami Al Qur’an dan As-Sunnah serta rahasia syariat agama. Siapapun yang diberikan hikmah ini berarti telah diberi karunia yang banyak, yang harus disyukuri. Dan hanya orang-orang yang berakal dan menggunakan akal pikirannya yang dapat mengambil pelajaran dari firman-firman Allah.
QS 16 : 125: Berdakwah adalah menyeru manusia ke jalan Tuhan (Allah) dengan ‘hikmah’. Hikmah adalah perkataan yang tegas dan benar yang dapat membedakan antara yang hak dan yang bathil. Hikmah di sini adalah Al Qur’an yang memberikan petunjuk tentang mana yang hak dan mana yang bathil. Oleh karenanya Al Qur’an juga dinamai Al Furqan (Pembeda)
QS 2 : 251; Ini kisah perang antara tentara Thalut yang dipimpin Daud dengan tentara pimpinan Jalut (= Goliath). Daud berhasil membunuh Jalut. Allah kemudian memberikan pemerintahan dan ‘hikmah’ kepada Daud. Hikmah di  sini maksudnya adalah ‘kenabian dan kitab Zabur’ (catatan kaki 157)
QS 38 : 17-20; Masih tentang hikmah yang diberikan kepada Nabi Daud yang cukup banyak berupa kenabian, kesempurnaan ilmu dan ketelitian dalam amal perbuatan (catatan kaki 1302)  
QS 3 : 48; Kisah tentang Nabi Isa Al Masih yang diberikan ‘Al Kitab’, ‘hikmah’, Taurat dan Injil. Al Kitab di sini ada yang menafsirkan sebagai pelajaran menulis dan ada pula yang menafsirkannya dengan kitab-kitab yang diturunkan Allah sebelumnya selain Taurat dan Injil (catatan kaki 196).
QS 5 : 110; Hikmah yang diberikan kepada Nabi Isa tidak diterjemahkan atau dijelaskan. Tapi dalam pengertian ‘hikmah’ adsalah Al Qur’an dan As- Sunnah
QS 33 : 34;  Hikmah adalah As-Sunnah
QS 62 : 2; Rasulullah membacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, mensucikan mereka dena mengajarkan kepada mereka semua yang berkaitan dengan Kitab dan Hikmah (As Sunnah).
QS 3 : 164; Allah mengutus Rasul yang mengajarkan Kitab (Al-Qur’an) dan Hikmah (As-Sunnah)
QS 3 : 79; Peringatan Allah bahwa banyak orang yang mengaku menulis kitab dan mengatakan “ini dari Allah”, padahal bukan dan mereka hanya mencari keuntungan bagi diri sendiri dari perilaku ini. Mereka adalah orang-orang yang celaka. Oleh karenanya Al-Qur’an harus dipelajari, dipahami dan dilaksanakan sesuai tuntunan As-Sunnah, agar tidak tertipu dan terjerumus dalam kekafiran. 
--------------------------------------------------------------------------------------------
Disarikan oleh H.R.Mimuk Bambang Irawan - Jakasampurna, Bekasi, Jum’at, 2 Februari 2018