BERTAQWA MERUPAKAN AJARAN PARA NABI
Assalamu’alaikum wa Rahmatullahi wa Barakatuh
Taqwa menjadi kriteria penilaian Allah terhadap kemuliaan manusia. Manusia dinilai mulia oleh Allah bukan berdasarkan rupa, pintar bodoh, kaya miskin, asal usul, suku bangsa dan sebagainya, melainkan hanya dari ketaqwaannya
Semoga bermanfaat.
Wassalamu’alaikum wa Rahmatullahi wa Barakatuh
Dari Pengajian Kelompok 5
Perumahan Masnaga Jakasampurna dengan Narasumber AA Diaz Genaldi – Sabtu, 20
April 2013
Assalamu’alaikum wa Rahmatullahi wa Barakatuh
Sesungguhnya perintah
untuk bertaqwa telah disampaikan kepada ummat melalui para Nabi sebelum Rasul
paling mulia, junjungan kita Nabi Muhammad SAW. Ajaran untuk bertaqwa telah
disampaikan mulai oleh Nabi Adam As. sampai dengan Nabi Muhammad SAW
sebagaimana tercantum dalam surat dan ayat-ayat Al-Qur’an sebagai berikut:
- Al Maa-idah (5) : 27 – Nabi Adam menyampaikan ajaran bertaqwa kepada kedua anaknya; Habil dan Qabil.
“Ceritakanlah kepada mereka
kisah kedua putra Adam (Habil dan Qabil) menurut yang sebenarnya, ketika
keuanya mempersembahkan korban, maka diterima daris salah seorang dari mereka
berdua (Habil) dan tidak diterima dari yang lain (Qabil). Ia berkata
(Qabil):”Alu pasti membunuhmu:. Berkata Habil: “Sesungguhnya Allah hanye
menerima (korban) dari orang-orang yang bertaqwa.”
- Al’Ankabuut (29) : 16 – N. Ibrahim as. menyampaikan ajaran bertaqwa kepada kaumnya
“Dan
ingatlah Ibrahim, ketika ia berkata kepada kaumnya: “Sembahlah olehmu Allah dan
bertaqwalah kepada-Nya. Yang demikian itu adalah lebih baik bagimu, jika kamu
mengetahui.”
- Al Mu’minuun (23) : 23 – N. Nuh as. menyampaikan ajaran bertaqwa kepada kaumnya
“Dan
sesungguhnya Kami telah mengutus Nuh kepada kaumnya, lalu ia berkata: “Hai
kaumku, sembahlah olehmu Allah, (karena) sekali-kali tidak ada Tuhan bagimu
selain Dia. Maka mengapa kamu tidak bertaqwa (kepada-Nya)”
- Asy Syu’araa (26) : 124 – Nabi Hud as. menyampaikan ajaran bertaqwa kepada kaumnya
“Ketika saudara mereka Hud berkata kepada mereka:
“Mengapa kamu tidak bertaqwa?”
- Asy Syu’araa (26) : 142 – N. Shaleh as. menyampaikan ajaran bertaqwa kepada kaumnya
“Ketika saudara mereka, Shaleh, berkata kepada mereka:
“Mengapa kamu tidak bertaqwa?”
- Asy Syu’araa (26) : 161 – N. Luth as. menyampaikan ajaran bertaqwa kepada kaumnya
“Ketika saudara mereka, Luth, berkata kepada mereka:
“Mengapa kamu tidak bertaqwa?”
- Ash Shaaffaat (37) : 123-124 – N. Ilyas as. menyampaikan ajaran bertaqwa kepada kaumnya
“Dan sesungguhnya Ilyas benar-benar termasuk salah
seorang rasul-rasul. (Ingatlah) ketika ia berkata kepada kaumnya: “Mengapa kamu
tidak bertaqwa?”
- Yunus (10) : 84 – Nabi Musa as. menyampaikan ajaran bertaqwa kepada kaumnya
“Berkata Musa: “Hai kaumku, jika kamu beriman kepada
Allah, maka berwakallah kepada-Nya saja, jika kamu benar-benar orang yang
berserah diri.”
- Al Maa-idah (5) : 112 – Nabi Isa menyampaikan ajaran bertaqwa kepada kaumnya
“(Ingatlah), ketika pengikut-pengikut ‘Isa berkata: “ Hai
‘Isa putera Maryam, bersediakah Tuhanmu menurunkan hidangan dari langit kepada
kami?” ‘Isa menjawab: “Bertaqwalah kepada Allah, jika betul-betul kamu orang
yang beriman.”
Al Baqarah (2) : 21 – Nabi Muhammad SAW menyampaikan ajaran bertaqwa kepada SELURUH UMMAT MANUSIA, bukan hanya
kepada kaumnya saja (orang Quraish/Arab), sedangkan para Nabi yang lain hanya
kepada kaumnya saja.
“Hai MANUSIA, sembahlah Tuhan Yang telah menciptakanmu
dan orang-orang yang sebelummu, agar kamu bertaqwa” ~ Al
Baqarah (2) : 21
Taqwa menjadi kriteria penilaian Allah terhadap kemuliaan manusia. Manusia dinilai mulia oleh Allah bukan berdasarkan rupa, pintar bodoh, kaya miskin, asal usul, suku bangsa dan sebagainya, melainkan hanya dari ketaqwaannya
“....Sesungguhnya orang yang paling
mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertqwa di antara kamu.
Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal” ~ Al
Hujuraat (49) : 13
Semoga bermanfaat.
Wassalamu’alaikum wa Rahmatullahi wa Barakatuh
No comments:
Post a Comment