MENYIKAPI 10 PERBEDAAN SUNATULLAH
Dalam tulisan terdahulu telah dibahas mengenai 10 perbedaan sunatullah yang dijelaskan dalam surah dan ayat Al Qur’an. Tujuan adanya perbedaan bukan untuk saling menyakiti tapi untuk disikapi dan diselesaikan dengan cara-cara yang baik dan berada dalam ridho Allah SWT. Alhamdulillah, Al Qur’an juga telah memberikan tuntunan bagaimana menyikapi perbedaan itu.
Dalam tulisan terdahulu telah dibahas mengenai 10 perbedaan sunatullah yang dijelaskan dalam surah dan ayat Al Qur’an. Tujuan adanya perbedaan bukan untuk saling menyakiti tapi untuk disikapi dan diselesaikan dengan cara-cara yang baik dan berada dalam ridho Allah SWT. Alhamdulillah, Al Qur’an juga telah memberikan tuntunan bagaimana menyikapi perbedaan itu.
Untuk
mengingat kembali, di bawah ini ringkasan dari 10 perbedaan sunatullah itu.
(Selengkapnya dapat dilihat di http://risalahmutiaratauhid.blogspot.com/10-perbedaan-sunatullah.html) :
- Perbedaan jenis kelamin, bangsa dan suku
yang diciptakan untuk saling kenal
mengenal – QS 49 – Al Hujuraat : 13
- Perbedaan bahasa dan warna kulit yang merupakan
bukti kebesaran Allah yang terdapat pada alam semesta – QS 30 – Ar Ruum : 22
- Perbedaan pendapat/pemikiran – QS 51 – Adz Dzaariyaat : 8
- Perbedaan dalam usaha/perbuatan/kegiatan – QS 92 – Al
Lail : 4 dan QS
72 – Al Jin : 11
- Perbedaan kemampuan dan kesanggupan – QS 17 – Al
Israa’ : 84
- Perbedaan dalam tingkat perekonomian – QS 6 – Al
An’aam : 53
- Perbedaan syariat dan keyakinan – QS 22 – Al Hajj : 67
- Perbedaan dalam ritual – QS 24 – An Nuur : 41
- Perbedaan derajat/kedudukan di mata Allah – QS 6 – Al
An’aam : 165
- Perbedaan dalam paradigma/cara pandang/kiblat – QS 2 – Al Bagarah : 148
Dalam kenyataan sehari-hari,
perbedaan-perbedaan di atas sering menimbulkan perselisihan, pertentangan,
konflik, ketidak adilan, merendahkan atau menghina pihak lain, penzaliman satu
atas yang lainnya, saling merusak milik orang lain, bahkan dengan membunuh
sesama manusia. Bahkan juga dilakukan dengan alasan yang sepele karena kabar
bohong atau isu yang tak berdasarkan fakta kebenaran.
Yang paling mendasar dari setiap
pertentangan adalah sikap yang menganggap dirinya paling benar, paling pintar,
paling tahu, paling berhak, paling berkuasa, tidak mau mengalah, dan menganggap
orang lain salah. Sikap “gue bener lu salah” itu biang keladi dari
konflik-konflik yang terjadi.
Oleh karena itu, cara terbaik untuk
menyikapi perbedaan adalah dengan mencari petunjuk dalam Al Qur’an, sehingga
setiap sikap dan usaha kita menyelesaikan masalah yang timbul karena perbedaan
berada dalam ridho Allah SWT. Petunjuk Al Qur’an dalam menyikapi perbedaan,
sekaligus mencegah terjadinya pertentangan seperti disinggung di atas sebagai
berikut:
#1 - Sikapi
perbedaan dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih dan Penyayang. Kalau
ada perbedaan bertingkah lakulah seperti sifat Allah yang penuh kasih sayang
sebagaimana firmanNya: “Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang” ~ QS 1 –
Al Faatihah : 1 ~. Dengan demikian tidak akan ada rasa membenci orang lain
karena perbedaan apapun.
#2 –
Menyadari dan menghayati bahwa kalau kita menzalimi orang lain tanpa
mengindahkan kebenaran itu merupakan perbuatan dosa, dan bakal mendapat siksaan
yang amat pedih seperti firmanNya: “Sesungguhnya kesalahan hanya ada pada
orang-orang yang berbuat zalim kepada manusia dan melampaui batas di bumi tanpa
(mengindahkan) kebenaran. Mereka itu
mendapat siksaan yang pedih”. ~
QS 42 – Asy
Syuura : 42 ~. Artinya, bersabar dan memberi maaf bila ada pertentangan
merupakan perbuatan lebih baik daripada mengambil pembalasan secara zalim.
#3 – Menyadari dan menghayati bahwa
orang sesama iman adalah saudara dekat, kalaupun ada yang berselisih (dan ini
sering terjadi karena perbedaan melaksanakan syariat) harus didamaikan atau
dicarikan penyelesaian persengketaan yang timbul antara sesame muslim.
FirmanNya: “Sesungguhnya orang-orang
mukmin itu bersaudara, karena itu damaikanlah antara kedua saudaramu (yang
berselisih) dan bertakwalah kepada Allah agar kamu mendapat rahmat”. ~ QS 49 – Al Hujuraat : 10 ~. Jadi, berdamai adalah PERINTAH ALLAH. Kalau mengaku
bertaqwa kepada Allah SWT, maka bangunlah sikap dan jiwa yang mudah berdamai
dan penuh kedamaian.
#4 – Berhati-hati terhadap berita
bohong, isu yang memprovokasi perpecahan dan konflik dengan menerimanya secara
teliti. Periksa kebenarannya dengan akal pikiran jernih dan kepala dingin yang
jauh dari emosi dan rasa amarah. FirmanNya: “Wahai orang-orang yang beriman!
Jika seseorang yang fasik datang kepadamu membawa suatu berita, maka telitilah
kebenarannya, agar kamu tidak mencelakakan suatu kaum karena kebodohan
(kecerobohan), yang akhirnya kamu menyesali perbuatanmu itu” ~ QS 49 – Al Hujuraat : 6 ~. Kalau kita
mengaku beriman, maka janganlah mudah tersulut oleh berita yang menimbulkan
pertentangan. Allah SWT dengan sangat jelas telah mengingatkan kita.
#5 – Hindari bersikap tidak adil
sehingga merugikan orang lain. FirmanNya:“Dan
wahai kaumku! Penuhilah takaran dan
timbangan dengan adil, dan janganlah kamu merugikan manusia terhadap
hak-hak mereka dan jangan kamu membuat kejahatan di bumi dengan berbuat
kerusakan”. ~
QS 11 – Huud : 85
~. Bahkan
juga diingatkan kepada kita untuk menghindari berbuat jahat dan membuat
kerusakan. Jelas ANARKISME MERUPAKAN LARANGAN ALLAH.
#6 – Utamakan sikap JUJUR, ADIL dan
TAQWA dalam menyikapi perbedaan seperti firmanNya dalam surah dan 4 ayat
berikut ini:
Ayat 181: “Sempurnakanlah takaran dan
janganlah kamu merugikan orang lain”
Ayat 182: “dan timbanglah dengan
timbangan yang benar”
Ayat 183: “Dan janganlah kamu merugikan
manusia dengan mengurangi hak-haknya dan janganlah membuat kerusakan di bumi”
Ayat 184: “dan bertakwalah kepada Allah
yang telah menciptakan kamu dan umat-umat yang terdahulu”. ~ QS 26 – Asy Syu’araa’ : 181 s/d 184 ~
#7 – Hindari berlaku tidak adil
karena membenci orang lain, karena dengan cara ini kita menunjukkan ketaqwaan kita
kepada Allah SWT. FirmanNya:
“Wahai orang-orang yang beriman! Jadilah kamu sebagai penegak keadilan
karena Allah, (ketika) menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah kebencianmu terhadap suatu kaum,
mendorong kamu untuk berlaku tidak adil.
Berlaku adillah. Karena (adil)
itu lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah, sungguh, Allah
Maha Teliti dengan apa yang kamu kerjakan”. ~ QS 5 – Al Maa-idah : 8 ~
Maha Benar Allah beserta segala
FirmanNya
Semoga berkenan dan bermanfaat.
Aamiin ya Rabbal’aalamiin
Dari Pengajian Masnaga Jakasampurna
Narasumber: AA Diaz Genaldi
No comments:
Post a Comment