HUJAN, BERKAH ATAU MUSIBAH?
Assalamu’alaikum wa rahmatullah wa
barakatuh saudara-saudaraku yang dirahmati Allah Subhaanahu wa ta’ala, di musim
penghujan kali ini terjadi banjir di mana-mana dan berlangsung cukup lama.
Banyak orang harus mengungsi karena rumah mereka di rendam banjir sampai
puluhan sentimeter tingginya. Banyak sekali orang yang terhenti kegiatannya
dalam mencari nafkah hidup karena mengurusi dampak banjir atau terendamnya
sawah garapan petani. Transportasi lumpuh selama berhari-hari karena jalan
Pantura tergenang banjir di berbagai titik. Berbagai penyakitpun menimpa para
korban banjir ini…
Sesungguhnya hujan merupakan bagian
terpenting bagi kehidupan mahluk di muka bumi. Ia merupakan sebuah prasyarat
bagi kelanjutan aktivitas di suatu tempat. Hujan yang memiliki peranan penting
bagi semua mahluk hidup, termasuk manusa yang disebutkan dalam beberapa ayat Al
Qur’an mengenai penjelasan penting tentang hujan, kadar dan
pengaruh-pengaruhnya. Mari kita kaji penjelasan Al Qur’an tentang hujan.
Kadar Hujan
Allah Subhaanahu wa ta’ala berfirman: “Dan yang menurunkan air dari langit menurut
kadar (yang diperlukan) lalu kami hidupkan dengan air negeri yang mati, seperti
itulah kamu akan dikeluarkan (dari dalam kubur)” ~ QS 43 - Az-Zukhruf : 11
~
“Kadar” yang disebutkan dalam ayat ini
merupakan salah satu karakteristik hujan. Secara umum, jumlah hujan yang turun
ke bumi selalu sama. Diperkirakan sebanyak 16 ton air di bumi menguap setiap
detiknya. Jumlah ini sama dengan jumlah air yang turun ke bumi setiap detiknya.
Hal ini menunjukkan bahwa hujan secara terus-menerus bersirkulasi dalam sebuah
siklus seimbang menurut “ukuran” tertentu.
Pembentukan Hujan
Bagaimana hujan terbentuk tetap menjadi
misteri bagi manusia dalam kurun waktu yang lama. Hanya setelah ditemukannya
radar cuaca, barulah dapat dipahami tahap-tahapan pembentukan hujan.
Pembentukan hujan terjadi dalam tiga tahap. Pertama, “bahan mentah” hujan naik
ke udara. Kemudian terkumpul menjadi awan. Akhirnya tetesan-tetesan hujanpun
muncul dan membasahi bumi.
Tahapan-tahapan ini secara terperinci
telah tertulis dalam Al Qur’an berabad-abad lalu sebelum informasi mengenai
pembentukan hujan disampaikan.
“Allah,
Dialah yang mengirimkan angin, lalu angin itu menggerakkan awan dan Allah
membentangkannya di langit menurut yang dikehendakiNya, dan menjadikannya
bergumpal-gumpal, lalu kamu lihat hujan keluar dari celah-celahnya. Maka
apabila hujan itu turun mengenai hamba-hambany yang dikehendakinya, tiba-tiba
mereka menjadi gembira” ~ QS 30 – Ar-Ruum : 48 ~
Sekarang, mari kita lihat tiga tahapan
yang disebutkan dalam Al Qur’an
Tahap Pertama: “Allah, Dialah
yang mengirimkan angin … “. Gelembung-gelembung udara yang tidak terhitung
jumlahnya dibentuk oleh buih-buih di lautan yang secara terus-menerus pecah dan
mengakibatkan partikel-parikel air tersembur ke udara menuju ke langit.
Partikel-partikel ini – yang kaya akan garam – kemudian terbawa angin dan
bergeser ke atas menuju atmosfir. Partikel-partikel ini (disebut aerosol)
membentuk awan dengan mengumpulkan uap air (yang naik dari lautan sebagai
tetesan-tetesan oleh sebuah proses yang dikenal dengan ‘Jebakan Air’, water
trap) disekelilingnya.
Tahap Kedua: “ ... lalu angin
itu menggerakan awan dan Allah membentangkannya di langit menurut yang
dikehendaki-Nya, dan menjadi bergumpal-gumpal ...”. Awan terbentuk dari uap
air yang mengembun di sekitar kristal-kristal garam atau partikel-partikel debu
di udara. Karena tetesan-tetesan air di sini sangat kecil (dengan diameter 0,01
– 0,02 milimeter), awan mengapung di udara dan menyebar di angkasa, sehingga
langit tertutup olah awan.
Tahap Ketiga: “ ... lalu kamu
lihat hujan keluar dari celah-celahnya, maka apabila hujan itu turun ...”.
Partikel-partikel air yang mengelilingi kristal-kristal garam dan partikel-partikel
debu mengental dan membentuk tetesan-tetesan hujan. Sehingga,
tetesan-tetesan tersebut, yang menjadi lebih berat dari udara, meninggalkan
awan dan mulai jatuh ke tanah sebagai hujan.
Setiap tahap dalam pembentukan hujan
disampaikan dalam Al Qur’an dengan runtutan yang benar.
Manfaat Hujan
Di antara manfaat turunnya hujan
adalah:
#1. Sebab adanya rizki
#2. Hidupnya bumi. Allah Subhaanahu wa
ta’ala berfirman: “… Dan apa yang Allah turunkan dari langit berupa air, lalu
dengan air itu Dia hidupkan bumi sesudah mati (kering)-nya …” ~ QS 2 – Al-Baqarah : 164 ~
#3. Sebagai menyuci dalam thaharah.
Allah Subhaanahu wa ta’ala berfirman: “… Dan
dia menurunkan kepada kalian hujan dari langit untuk emnsucikan kalian dengan
hujan itu ...” QS 8 – Al-Anfaal : 11
~
#4. Untuk dikonsumsi oleh mahluk hidup
di bumi. Allah Subhaanahu wa ta’ala berfirman: “Dialah yang telah menurunkan air hujan dari langit untuk kalian,
sebagiannya menjadi minuman dan sebagiannya (menyuburkan) tumbuh-tumbuhan yang
pada (tempat tumbuhnya) kalian menggembalakan ternak kalian” ~ QS 16 – An-Nahl : 10 ~
Karenanya, menyandarkan sebab turunnya
hujan kepada Allah selain Allah – baik itu kepada bintang tertentu atau kepada
masuknya bulan tertentu atau kepada selain-Nya – merupakan perbuatan mengkafiri
nikmat dan merupakan perbuatan kesyirikan kepada Allah. Sudah sepantasnya
manusia menyandarkan turunnya hujan itu hanya kepada Allah, karena tidak ada
seorangpun yang mengetahui kapan turunnya hujan kecuali Allah semata.
Tatkala turunnya hujan, terkadang bisa
membawa manfaat dan terkadang bisa mendatangkan mudharat, maka Nabi Shallallahu
‘Alaihi Wassalam mengajari umatnya agar meminta kepada Allah hujan yang
mendatangkan manfaat setiap kali hujan turun: “Ya Allah, (jadikanlah) hujan ini
adalah hujan yang bermanfaat” Aamiin ya Rabbal’aalamiin . . .
Semoga bermanfaat
Wassalam, Mimuk Bambang Irawan
No comments:
Post a Comment