Pada akhirnya, ia datang juga. Sesuai kodrat, waktu pasti akan datang, tak pernah ingkar, tanpa penundaan. Kita, manusia berawal dari janin, lahir, anak-anak, remaja, dewasa, lantas tua dan mati. Manusia belajar, cari pengalaman, bekerja, berprestasi lantas berhenti bekerja.
Ibadah ini bisa jalan terus sampai akhir hayat, dengan memperbanyak amal soleh, dengan pemikiran, dengan penyebaran ilmu dan dengan menebar pengalaman yang bisa bermanfaat buat orang lain. Itulah roda kehidupan dunia. Roda yang tidak sama bagi setiap insan. Roda yang sesuai kodrat Illahi.
Roda akan berjalan terus, tanpa henti, tanpa istirahat melewati batas-batas kehidupan yang tak nampak. Menembus suka dan duka, bahagia dan derita, manis dan kegetiran, keberanian dan ketakutan, optimisme dan kecemasan, keberhasilan dan kegagalan, pertemuan dan perpisahan. Semua orang akan mengalaminya, walaupun dengan pacu yang tidak sama.
Roda akan semakin lambat berputar, karena takdir. Lambat dan semakin lambat, sampai akhirnya berhenti. Di dunia fana ini. Lalu kita akan punya roda lain, roda kehidupan akhirat. Bak pindah kereta. Roda akhirat ini juga berputar, tapi abadi, dengan pacu yang teratur.
Ada roda yang hanya menembus suka dan kebahagiaan dalam surga. Tapi ada roda yang melulu menembus rasa duka dan penderitaan dalam neraka jahanam. Kita hanya bisa menerima roda mana yang akan diberikanNya kepada kita. Itu semua hasil kita, menjalani roda kehidupan dunia.
Kita dianugrahkan kesempatan. Kesempatan untuk memilih roda kehidupan dunia yang mana yang akan kita jalani. Itu semua tergantung kita. Dia hanya memberi nikmat kesempatan, selanjutnya terserah kita. Tanda-tanda sudah tersirat dalam Kitab-Nya dan bimbingan Nabi SAW dalam melaksanakannya.
Kita mesti waspada. Roda dunia bisa tiba-tiba berhenti berputar tanpa sempat kita siap menyiapkan roda yang lain. Roda kehidupan akhirat. Makanya, kita mesti pandai membaca tanda-tanda Illahi yang bertebaran dalam kehidupan kita. Renungkanlah.
Ibadah ini bisa jalan terus sampai akhir hayat, dengan memperbanyak amal soleh, dengan pemikiran, dengan penyebaran ilmu dan dengan menebar pengalaman yang bisa bermanfaat buat orang lain. Itulah roda kehidupan dunia. Roda yang tidak sama bagi setiap insan. Roda yang sesuai kodrat Illahi.
Roda akan berjalan terus, tanpa henti, tanpa istirahat melewati batas-batas kehidupan yang tak nampak. Menembus suka dan duka, bahagia dan derita, manis dan kegetiran, keberanian dan ketakutan, optimisme dan kecemasan, keberhasilan dan kegagalan, pertemuan dan perpisahan. Semua orang akan mengalaminya, walaupun dengan pacu yang tidak sama.
Roda akan semakin lambat berputar, karena takdir. Lambat dan semakin lambat, sampai akhirnya berhenti. Di dunia fana ini. Lalu kita akan punya roda lain, roda kehidupan akhirat. Bak pindah kereta. Roda akhirat ini juga berputar, tapi abadi, dengan pacu yang teratur.
Ada roda yang hanya menembus suka dan kebahagiaan dalam surga. Tapi ada roda yang melulu menembus rasa duka dan penderitaan dalam neraka jahanam. Kita hanya bisa menerima roda mana yang akan diberikanNya kepada kita. Itu semua hasil kita, menjalani roda kehidupan dunia.
Kita dianugrahkan kesempatan. Kesempatan untuk memilih roda kehidupan dunia yang mana yang akan kita jalani. Itu semua tergantung kita. Dia hanya memberi nikmat kesempatan, selanjutnya terserah kita. Tanda-tanda sudah tersirat dalam Kitab-Nya dan bimbingan Nabi SAW dalam melaksanakannya.
Kita mesti waspada. Roda dunia bisa tiba-tiba berhenti berputar tanpa sempat kita siap menyiapkan roda yang lain. Roda kehidupan akhirat. Makanya, kita mesti pandai membaca tanda-tanda Illahi yang bertebaran dalam kehidupan kita. Renungkanlah.
“Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia
melainkan supaya mereka menyembahku”
[QS 51 - Adz Dzaariyaat : 56]
melainkan supaya mereka menyembahku”
[QS 51 - Adz Dzaariyaat : 56]
Bagaimana pendapat Anda?
Tulisan H.R. Bambang Irawan
No comments:
Post a Comment