MELAKSANAKAN
PERINTAH RASULULLAH SESUAI DENGAN
KEMAMPUAN
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ
عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ صَخْرٍ رَضِيَ الله تَعَالَى عَنْهُ قَالَ: سَمِعْتُ
رَسُوْلَ اللهِ صلى الله عليه وسلم يَقُوْلُ: (مَا نَهَيْتُكُمْ عَنْهُ
فَاجْتَنِبُوهُ وَمَا أَمَرْتُكُمْ بِهِ فأْتُوا مِنْهُ مَا اسْتَطَعْتُمْ؛
فَإِنَّمَا أَهْلَكَ الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكُمْ كَثْرَةُ مَسَائِلِهِمْ
وَاخْتِلافُهُمْ عَلَى أَنْبِيَائِهِمْ).
ٌ[ رواه البُخارِيُّ وَ مُسلِم ]
ٌ[ رواه البُخارِيُّ وَ مُسلِم ]
Terjemahan Hadits :
Dari Abu Hurairah Abdurrahman bin Sakhr r'a, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi
Wasallam bersabda: “Apa yang aku larang, hendaklah
kalian menghindarinya dan apa yang aku perintahkan, maka hendaklah kalian
laksanakan semampu kalian. Sesungguhnya kehancuran orang-orang sebelum kalian,
karena banyaknya pertanyaan mereka (yang tidak berguna) dan penentangan mereka
terhadap Nabi-nabi mereka” (HR Bukhari dan Muslim)
Kandungan Hadits ;
1. Wajib mengikuti perintah tentang apa yang dilarang oleh
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam
2. Siapa yang tidak mampu melakukan perbuatan yang
diperintahkan secara keseluruhan dan dia hanya mampu sebagian, hendaknya
melaksanakan perintah apa yang mampu ia penuhi
3. Allah tidak akan membebankan kepada seseorang, kecuali
yang sesuai dengan kadar kemampuannya
4. Perkara yang mudah tidak gugur, karena perkara yang sulit.
5. Menolak keburukan lebih diutamakan untuk mendatangkan
kemaslahatan
6. Larangan untuk saling bertikai dan anjuran untuk bersatu
7. Wajib mengikuti perintah Rasulullah, taat dan menempuh
jalan keselamatan dan kesuksesan
Sumber : j.mp/arbainnawawipdf
MENGIKUTI JEJAK SHALIHIN
MENGIKUTI JEJAK SHALIHIN
Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman tentang Nabi Nuh AS dan
anaknya yang tenggelam
anaknya yang tenggelam
يَا
بُنَيَّ ارْكَبْ مَعَنَا وَلَا تَكُنْ مَعَ الْكَافِرِينَ
“Hai anakku, naiklah (ke bahtera) bersama kami dan janganlah
kamu bersama orang-orang yang kafir.”
Namun si anak menolak ajakan tadi dengan jawaban yang begitu congkaknya,
قَالَ
سَآوِي إِلَى جَبَلٍ يَعْصِمُنِي مِنَ الْمَاءِ
Anaknya menjawab: "Aku akan mencari perlindungan ke gunung
yang dapat memeliharaku dari air bah.”
Kemudian sang ayah menimpali kecongkakan sang anak dengan penuh
ketegasan,
قَالَ
لَا عَاصِمَ الْيَوْمَ مِنْ أَمْرِ اللَّهِ إِلَّا مَنْ رَحِمَ
Nuh berkata: "Tidak ada yang melindungi hari ini dari adzab
Allah selain Allah (saja) Yang Maha Penyayang.”
Akhirnya Allah Subhanahu Wa Ta’ala menetapkan,
وَحَالَ
بَيْنَهُمَا الْمَوْجُ فَكَانَ مِنَ الْمُغْرَقِينَ
“Dan gelombang menjadi penghalang antara keduanya, maka jadilah
anak itu termasuk orang-orang yang ditenggelamkan.” ~ QS 11 - Huud : 42-43 ~
Usaha sang anak mencari perlindungan pun ternyata sia-sia belaka.
Saudaraku…
Jika kita renungkan ayat tersebut, kita dapati bahwa mengikuti jejak
orang-orang yang beriman, berteman dan bergabung bersama mereka adalah cara yang
benar untuk menggapai keselamatan.
Mereka senantiasa mendapat perlindungan dan pertolongan dari
Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Bahkan ketika mereka diombang-ambingkan oleh
gelombang fitnah, meskipun sarana yang mereka miliki sangat sederhana, seperti
kapal kayu di tengah gelombang setinggi gunung.
Sebaliknya, mengikuti jejak orang-orang kafir dan munafik serta
bergabung bersama mereka adalah jalan menuju kehancuran.
Marilah kita ikuti jejak orang-orang yang beriman, berteman dan
bergabung bersama mereka, sehingga keselamatan akan kita raih dengan izin-Nya.
[Fahd
al-Aiban, dalam “Liyaddabbaruu Aayaatihi” (Hashaad
al-Aam Min at-tadabbur ) hal. 105 dengan Gubahan]
No comments:
Post a Comment