Tujuh Puasa Sunnah
Hadits Abu Ayyub Al-Anshari bahwa Raulullah shallahu ‘alaihi
wasallam bersabda:
مَنْ
صَامَ رَمَضَانَ ثُمَّ أَتْبَعَهُ سِتًّا مِنْ شَوَّالٍ كَانَ كَصِيَامِ الدَّهْرِ
“Barangsiapa yang berpuasa Ramadhan, lalu menyambungnya
dengan enam hari dibulan Syawwal, maka dia seperti berpuasa sepanjang tahun.”
(H.S.R.Muslim 1164, Abu Daud 2433,
Tirmidzi 759, Ibnu Majah 1716, Ahmad 22433, 22454 )
#2. Puasa Senin dan Kamis
Hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dari Abu Qatadah
radhiallahu’anhu bahwa Rasulullah shallahu ‘alaihi wasallam ditanya tentang
puasa pada hari Senin? Maka beliau menjawab:
ذَاكَ
يَوْمٌ وُلِدْتُ فيه وَيَوْمٌ بُعِثْتُ أو أُنْزِلَ عَلَيَّ فيه
“Itu adalah hari yang aku dilahirkan padanya dan aku diutus
atau diturunkan kepadaku (wahyu).” (H.S.R. Muslim:1162)
Diriwayatkan oleh Ibnu Majah dan yang lainnya dari Aisyah
radhiallahu anha bahwa beliau ditanya tentang puasanya Rasulullah shallahu
‘alaihi wasalam, maka beliau menjawab:
وَكَانَ
يَتَحَرَّى صِيَامَ الاثْنَيْنِ وَالْخَمِيسِ
“Adalah beliau senantiasa menjaga puasa pada hari Senin dan
Kamis.” (H.S.R.
Tirmidzi. 745, Ibnu Majah 1739, Nasa'i 2187, 2360, 2361, 2362, Ahmad. 20792,
23369, 23605)
Diriwayatkan dari Abu Hurairah radhiallahu’anhu bahwa Nabi
shallahu ‘alaihi wasalam berpuasa pada hari Senin dan Kamis. Lalu ada yang
bertanya: sesungguhnya engkau senantiasa berpuasa pada hari Senin dan Kamis?
Beliau menjawab:
تُفَتَّحُ
أَبْوَابُ الْجَنَّةِ يوم الإثنين وَالْخَمِيسِ فَيُغْفَرُ فِيهِمَا لِمَنْ لَا
يُشْرِكُ بِاللَّهِ شيئا إلا الْمُهْتَجِرَيْنِ يُقَالُ رُدُّوا هَذَيْنِ حتى
يَصْطَلِحَا
“Dibuka pintu-pintu surga pada hari Senin dan Kamis, lalu
diampuni (dosa) setiap orang yang tidak menyekutukan Allah dengan sesuatu
apapun, kecuali dua orang yang saling bertikai, dikatakan: biarkan mereka berdua
sampai keduanya berbaikan.” (H.S.R. Tirmidzi. 2023, Ibnu Majah. 1740, Muslim.2565, Abu
Daud. 4916, Nasa'i. 2361, Ahmad. 20792, 23605)
#3. Puasa Dawud Alaihissalam
Hadits yang datang dari Abdullah bin Amr bin ‘Al-Ash
radhiallahu’anhu bahwa Rasulullah shallahu ‘alaihi wasalam bersabda:
أَحَبُّ
الصِّيَامِ إلى اللَّهِ صِيَامُ دَاوُدَ كان يَصُومُ يَوْمًا وَيُفْطِرُ يَوْمًا
وَأَحَبُّ الصَّلَاةِ إلى اللَّهِ صَلَاةُ دَاوُدَ كان يَنَامُ نِصْفَ اللَّيْلِ
وَيَقُومُ ثُلُثَهُ وَيَنَامُ سُدُسَهُ
“Puasa yang paling dicintai Allah Ta’ala adalah puasa Dawud,
beliau berpuasa sehari dan berbuka sehari. Dan shalat yang paling dicintai
Allah adalah shalatnya Dawud, beliau tidur dipertengahan malam, lalu bangun
(shalat) pada sepertiga malam dan tidur pada seperenamnya.” (H.S.R.Bukhari.
1976, Muslim. 1159, Abu Daud. 2427, Nasa'i. 2392)
#4. Puasa tiga hari dalam sebulan (ayyamul bidh)
Hadits Abdullah bin Amr bahwa Rasulullah shallahu ‘alaihi
wasalam berkata kepadanya:
وَإِنَّ
بِحَسْبِكَ أَنْ تَصُومَ كُلَّ شَهْرٍ ثَلَاثَةَ أَيَّامٍ فإن لك بِكُلِّ حَسَنَةٍ
عَشْرَ أَمْثَالِهَا فإن ذلك صِيَامُ الدَّهْرِ كُلِّهِ
“Dan sesungguhnya cukup bagimu berpuasa tiga hari dalam setiap
bulan, karena sesungguhnya bagimu pada setiap kebaikan mendapat sepuluh kali
semisalnya, maka itu sama dengan berpuasa setahun penuh.” (H.S.R.
Bukhari. 1976, Muslim. 1159, Abu Daud. 2427, Nasa'i. 2392)
Diriwayatkan oleh Aisyah radhiallahu anha bahwa beliau ditanya
oleh Mu’adzah Al-Adawiyyah: apakah Rasulullah shallahu ‘alaihi wasalam
senantiasa berpuasa tiga hari dalam setiap bulan? Maka beliau
menjawab: iya. Lalu ditanya lagi: pada hari yang mana dari bulan
tersebut? Beliau menjawab:
لم
يَكُنْ يُبَالِي من أَيِّ أَيَّامِ الشَّهْرِ يَصُومُ
“Beliau tidak peduli dihari yang mana dari bulan tersebut ia
berpuasa.” (H.S.R.Muslim.1160, Ibnu Majah. 1709)
Hadits ini menjelaskan bahwa diperbolehkan pada hari yang mana
saja dari bulan tersebut ia berpuasa, maka ia telah mengamalkan sunnah.
Namun jika ia ingin mengamalkan yang lebih utama lagi, maka dianjurkan
untuk berpuasa pada pertengahan bulan hijriyyah, yaitu tanggal 13,14 dan 15.
Hal ini menurut hadits yang datang dari Abu Dzar radhiallahu’anhu bahwa
Rasulullah shallahu ‘alaihi wasalam bersabda:
يا
أَبَا ذَرٍّ إذا صُمْتَ من الشَّهْرِ ثَلَاثَةَ أَيَّامٍ فَصُمْ ثَلَاثَ عَشْرَةَ
وَأَرْبَعَ عَشْرَةَ وَخَمْسَ عَشْرَةَ
“Wahai Abu Dzar,jika engkau hendak berpuasa tiga hari dalam
sebulan, maka berpuasalah pada hari ketiga belas, empat belas dan lima belas.” (HR.Tirmidzi.
761, An-Nasa'i. 2424, 2426, Abu Daud. 2449, Ahmad. 20465, 20557)
#5. Puasa Arafah
Hadits Abu Qatadah radhiallahu’anhu bahwa Rasulullah shallahu
‘alaihi wasalam ditanya tentang puasa pada hari Arafah, Beliau menjawab:
يُكَفِّرُ
السَّنَةَ الْمَاضِيَةَ وَالْبَاقِيَةَ
“Menghapus dosa setahun yang lalu dan setahun yang akan datang.” (H.S.R.Muslim:1162)
Kecuali bagi mereka yang sedang wukuf di Arafah dalam rangka
menunaikan ibadah haji, maka tidak dianjurkan berpuasa pada hari itu.
Hadits Ibnu Abbas radhiallahu’anhu bahwa “Rasulullah shallahu
‘alaihi wasalam berbuka di Arafah, Ummul Fadhl mengirimkan segelas susu kepada
beliau, lalu beliau meminumnya.” (H.S.R.Tirmidzi. 750)
Juga diriwayatkan dari hadits Ibnu Umar radhiallahu’anhu bahwa
beliau ditanya tentang hukum berpuasa pada hari Arafah di Arafah?, beliau
menjawab”
“Aku menunaikan ibadah haji bersama Nabi shallahu ‘alaihi
wasalam dan beliau tidak berpuasa pada hari itu, aku bersama Abu Bakar
radhiallahu’anhu beliau pun tidak berpuasa padanya, aku bersama Umar dan beliau
pun tidak berpuasa padanya, aku bersama Utsman dan beliau pun tidak berpuasa
padanya. Dan akupun tidak berpuasa padanya dan aku tidak memerintahkannya dan
tidak pula melarangnya.” (HR.Tirmidzi. 751).
#6. Puasa dibulan Muharram, khususnya pada hari ‘Asyura (10
muharram)
Bulan Muharram adalah bulan yang dianjurkan untuk memperbanyak
berpuasa padanya. Hadits Abu Hurairah radhiallahu’anhu bahwa Rasulullah
shallahu ‘alaihi wasalam bersabda:
أَفْضَلُ
الصِّيَامِ بَعْدَ رَمَضَانَ شَهْرُ اللَّهِ الْمُحَرَّمُ وَأَفْضَلُ الصَّلَاةِ
بَعْدَ الْفَرِيضَةِ صَلَاةُ اللَّيْلِ
“Puasa yang paling afdhal setelah Ramadhan adalah bulan
Allah: Muharram dan shalat yang paling afdhal setelah shalat wajib adalah
shalat malam.” (H.S.R.
Muslim:1163, Abu Daud. 2429, Tirmidzi. 438, 740)
Dan diantara hari-hari dibulan tersebut, lebih dianjurkan lagi
berpuasa pada hari Asyura, yaitu tanggal 10 Muharram. Banyak hadits-hadits yang
menunjukkan sangat dianjurkannya berpuasa pada hari ‘Asyura. Diantaranya adalah
hadits Aisyah radhiallahu anha bahwa beliau berkata:
“Adalah Rasulullah shallahu ‘alaihi wasalam memerintahkan
(perintah yang mewajibkan) puasa pada hari ‘Asyura. Maka tatkala telah
diwajibkannya Ramadhan, maka siapa yang ingin berpuasa maka silahkan dan siapa
yang ingin berbuka juga boleh.” (H.S.R. Bukhari.1893, 4501, 4502, Muslim. 1125, 1126)
Dan juga dianjurkan berpuasa pada tanggal sembilan Muharram,
hadits Ibnu Abbas radhiallahu’anhu bahwa beliau berkata: “Tatkala Rasulullah
shallahu ‘alaihi wasalam berpuasa pada hari ‘Asyura dan memerintahkan untuk
berpuasa padanya. Mereka (para shahabat) berkata: wahai Rasulullah, itu adalah
hari yang diagungkan oleh Yahudi dan Nashara. Maka bersabda Rasulullah shallahu
‘alaihi wasalam : jika tiba tahun yang berikutnya, Insya Allah kita pun
berpuasa pada hari kesembilan. Namun belum tiba tahun berikutnya hingga
Rasulullah shallahu ‘alaihi wasalam wafat.” (H.S.R. Muslim. 1134, Ibnu Majah.
1736, Ahmad. 1869, 2009)
#7. Puasa di bulan Sya’ban
Diantara bulan yang dianjurkan memperbanyak puasa adalah dibulan
Sya’ban. Berdasarkan hadits Aisyah radhiallahu anha bahwa beliau berkata:
“Aku tidak pernah melihat
Rasulullah shallahu ‘alaihi wasalam menyempurnakan puasa sebulan penuh kecuali
Ramadhan, dan aku tidak pernah melihat beliau berpuasa yang lebih banyak dari
bulan Sya’ban,” (H.S.R. Bukhari.1969, Muslim. 1156)
Kecuali pada hari-hari terakhir, sehari atau dua hari sebelum
ramadhan, tidak diperbolehkan berpuasa pada hari itu, terkecuali seseorang yang
menjadi hari kebiasaannya berpuasa maka dibolehkan, seperti seseorang yang
terbiasa berpuasa senin kamis, lalu sehari atau dua hari tersebut bertepatan
dengan hari senin atau kamis. Hal ini berdasarkan hadits Rasulullah shallahu
‘alaihi wasalam bahwa beliau bersabda:
لَا
تَقَدَّمُوا رَمَضَانَ بِصَوْمِ يَوْمٍ ولا يَوْمَيْنِ إلا رَجُلٌ كان يَصُومُ
صَوْمًا فَلْيَصُمْهُ
“Janganlah kalian mendahului Ramadhan dengan berpuasa sehari dan
dua hari, kecuali seseorang yang biasa berpuasa pada hari itu maka boleh
baginya berpuasa. (H.S.R. Muslim. 1082, Bukhari. 1914, Abu Daud. 2335,
Nasa'i. 2173)
*Wallaahu
a'lam*
No comments:
Post a Comment