KAJIAN AL QUR’AN
DAKWAH PARA RASUL KARENA ALLAH SEMATA
Pengajian
Subuh Masjid At-Taubah – Ustadz Abdullah Amin – Bekasi, 15 Juni 2017
Allah mengutus
para nabi untuk menyampaikan khabar gembira dan memberi peringatan. Dalam
melaksanakan tugasnya para nabi/rasul di bekali KITAB (bentuk tunggal, berarti
satu kitab) bukan KITAB-KITAB (bentuk jamak, yang artinya banyak kitab dengan
isi yang berbeda). Ini menekankan bahwa KITAB yang dibawa para nabi isinya
sama. Sama pesannya, sama peringatannya dan menerangkan tentang kebenaran yang
sama. (QS 2: 213), (QS
57: 25).
Dalam mengemban
tugas dari Allah untuk menyampaikan khabar gembira dan memberi peringatan,
Allah mengingatkan para rasul untuk tidak meminta upah atau imbalan dan
melakukannya dengan harapan para pengikutnya akan patuh kepada Allah dan
rasul-Nya (QS 25: 56-57) serta kasih sayang dalam kekeluargaan
(QS 42: 23)
Nabi Nuh meminta
kaumnya untuk bertaqwa kepada Allah dan dirinya, dan menegaskan bahwa dia tidak
meminta imbalan atau upah dari kaumnya, melainkan hanya dari Allah semata (QS 26 : 106-109), demikian pula pesan Nabi Hud kepada kaum A’ad (QS
26 : 123-127),
Nabi Shaleh kepada kaum Tsamud (QS 26 : 141-145), Nabi Luth kepada kaumnya
yang homosex (QS 26 : 160-164), Nabi Syu’aib kepada penduduk Aikah
(QS 26 : 176-180).
Pokok inti dari
peringatan Allah yang disampaikan para rasul itu adalah; siapa yang ingkar
terhadap Allah (zalim) akan menerima siksa di akhirat, sedangkan yang saleh,
beriman kepada Allah dan mengerjakan amal saleh, kelak di akhirat akan mendapat
karunia yang sangat besar yaitu masuk surga. (QS
42: 22-23).
Walau sudah
diberi peringatan masih banyak orang (sampai sekarang) yang tidak atau kurang
yakin adanya akhirat. Fokusnya hanya pada kehidupan di dunia dan tidak
mengikuti tuntunan Al Qur’an sebagai pedoman hidup di dunia dan di akhirat.
Keyakinan yang berfokus hanya pada kehidupan dunia akan merugi karena
menghilangkan kesempatan untuk mendapat kehidupan akhirat yang baik (surga).
Sedangkan bagi mereka yang beriman pada Allah dan menyiapkan diri untuk
kehidupan akhirat akan beruntng (QS 42: 20).
Ajakan kepada
penganut Injil dan Kitab Sebelum Turunnya Al-Qur’an
Al Qur’an yang
dibawa oleh Rasulullah, Nabi terakhir yang diutus Allah, adalah kitab yang
membawa kebenaran, membenarkan apa yang sebelumnya, yaitu kitab-kitab (yang
diturunkan sebelumnya) dan batu ujian (baca: sebagai acuan kebenaran) terhadap
kitab-kitab yang lain itu; maka para penganut Injil dan kitab-kitab lain diajak
untuk memutuskanlah perkara mereka menurut apa yang Allah turunkan (Al Qur’an)
dan tidak mengikuti hawa nafsu mereka dengan meninggalkan kebenaran yang telah
datang kepada mereka. (QS 5: 46-48)
Kutipan
ayat Al Qur’an yang menegaskan firman Allah tentang Dakwah Para Rasul Karena
Allah Semata:
“Manusia adalah umat yang satu.
(Setelah timbul perselisihan), maka Allah mengutus para Nabi sebagai pemberi
khabar gembira dan peringatan, dan Allah menurunkan bersama mereka KITAB
dengan benar, untuk memberi keputusan di antara manusia tentang perkara yang
mereka perselisihkan. Tidakklah berselisih tentang Kitab itu melainkan orang
yang telah didatangkan kepada mereka KITAB, yaitu setelah datang kepada
mereka keterangan-keterangan yang nyata, karena dengki antara mereka sendiri.
Maka Allah memberi petunjuk orang-orang yang beriman tentang kebenaran tentang
hal yang mereka perselisihkan itu dengan kehendak-Nya. Dan Allah selalu memberi
petunjuk orang yang dikehendaki-nya”~
QS (2) Al Baqarah : 213 ~
-------------------------------------------------------------------------------------
[56] “Dan tidaklah Kami mengutus kamu
melainkan hanya sebagai pembawa berita gembira dan pemberi peringatan
[57] Katakanlah: “Aku tidak meminta
upah sedikitpun kepada kamu dalam menyampaikan risalah itu, melainkan
(mengharapkan kepatuhan) orang-orang yang mau mengambil jalan kepada Tuhannya ~ QS (25) Al Furqaan : 56-57 ~
-------------------------------------------------------------------------------------
“Ketika saudara mereka (Nuh)
berkata kepada mereka: “Mengapa tidak bertaqwa? Sesungguhnya aku adalah seorang
rasul kepercayaan (yang diutus) kepadamu, maka bertaqwalah kepada Allah dan
taatlah kepadaku. Dan aku sekali-kali tidak meminta upah kepadamu atas
ajakan-ajakan itu; upahku tidak lain hanyalah dari Tuhan semesta alam” ~
QS (26) Asy Syu’araa’ : 106-109 ~
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------
“Kaum ‘Aad telah mendustakan
para rasul. Ketika saudara mereka Hud berkata kepada mereka: “Mengapa
kamu tidak bertaqwa? Sesungguhnya aku adalah seorang rasul kepercayaan (yang
diutus) kepadamu. Maka bertaqwalah kepada Allah dan taatlah kepadaku. Dan
sekali-kali aku tidak meminta upah kepadamu atas ajakan itu; upahku tidak lain
hanyalah dari Tuhan semesta alam” ~ QS (26) Asy Syu’araa’ : 123-127 ~
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------
“Kaum Tsamud telah mendustakan rasul-rasul.
Ketika saudara mereka, Shaleh berkata kepada mereka: “Mengapa kamu tidak
bertaqwa? Sesungguhnya aku adalah seorang rasul kepercayaan (yang diutus) kepadamu.
Maka bertaqwalah kepada Allah dan taatlah kepadaku Dan sekali-kali aku tidak
meminta upah kepadamu atas ajakan itu; upahku tidak lain hanyalah dari Tuhan
semesta alam”
~ QS (26) Asy Syu’araa’ : 141-145 ~
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------
“Kaum Luth telah mendustakan
rasul-rasul. Ketika saudara mereka, Luth berkata kepada mereka: “Mengapa
kamu tidak bertaqwa? Sesungguhnya aku adalah seorang rasul kepercayaan (yang
diutus) kepadamu. Maka bertaqwalah kepada Allah dan taatlah kepadaku Dan
sekali-kali aku tidak meminta upah kepadamu atas ajakan itu; upahku tidak lain
hanyalah dari Tuhan semesta alam” ~ QS (26) Asy Syu’araa’ : 160-164
~
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
“Penduduk Aikah 1089)
telah mendustakan rasul-rasul. Ketika Syu’aib berkata kepada mereka:
“Mengapa kamu tidak bertaqwa? Sesungguhnya aku adalah seorang rasul kepercayaan
(yang diutus) kepadamu. Maka bertaqwalah kepada Allah dan taatlah kepadaku Dan
sekali-kali aku tidak meminta upah kepadamu atas ajakan itu; upahku tidak lain
hanyalah dari Tuhan semesta alam” ~ QS (26) Asy Syu’araa’ : 176-180
~
1089) Yang dimaksud dengan “Penduduk Aikah”
ialah penduduk Mad-yan yaitu kaum nabi Syu’aib a.s.
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
[22] “Kamu
lihat orang-orang yang zalim sangat ketakutan karena kejahatan-kejahatan yang
telah mereka kerjakan, sedang siksaan menimpa mereka. Dan orang-orang yang
saleh (berada) di dalam taman-taman surga, mereka memperoleh apa yang mereka
kehendaki di sisi Tuhan mereka. Yang demikian itu adalah karunia yang besar.
[23] Itulah (karunia) yang (dengan
itu) Allah menggembirakan hamba-hamba-Nya yang beriman dan mengerjakan amal
saleh. Katakanlah “Aku tidak meminta kepadamu sesuatu upahpun atas seruanku
kecuali kasih sayang dalam kekeluargaan”. Dan siapa yang mengerjakan kebaikan
akan Kami tambahkan baginya kebaikan pada kebaikannya itu. Sesungguhnya Allah
Maha Pengampun lagi Maha Mensyukuri 1345)” ~
QS (42) Asy Syuura : 22-23 ~
1345) lihat catatan kaki no. 104 – Allah
mensyukuri hamba-Nya: memberi pahala terhadap amal-amal hamba-Ny, memaafkan
kesalahannya, menambah nikmat-Nya dan sebagainya
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
“Barangsiapa menghendaki keuntungan di
akhirat akan Kami tambah keuntungan itu baginya dan barangsiapa yang
menghendaki keuntungan di dunia Kami berikan kepadanya sebagian dari keuntungan
dunia dan tidak ada baginya suatu bahagianpun di akhirat” ~ QS (42) Asy Syuura : 20 ~
---------------------------------------------------------------------------------------------
“Sesungguhnya Kami telah mengutus
rasul-rasul dengan membawa bukti yang nyata dan telah kami turunkan bersama
mereka AL KITAB dan neraca (keadilan) supaya manusia dapat melaksanakan
keadilan... “
~ QS (57) Al Hadiid : 25 ~
---------------------------------------------------------------------------------------------
[46] “Dan Kami iringkan jejak mereka
(nabi-nabi Bani Israil) dengan ‘Isa putera Mayam, membenarkan kitab yang
sebelumnya, yaitu: Taurat. Dan Kami telah memberikan kepadanya kitab Injil
sedang di dalamnya (ada) petunjuk dan cahaya (yang menerangi), dan membenarkan
kitab yang sebelumnya, yaitu kitab Taurat. Dan menjadi petunjuk serta pengajaran
untuk orang-orang yang bertaqwa
[47] Dan hendaklah orang-orang
pengikut Injil, memutuskan perkara menurut apa yang diturunkan Allah di
dalamnya 419).
Barangsiapa tidak memutuskan perkara menurut apa yang diturunkan Allah, maka
mereka itu adalah orang-orang yang fasik 420)
[48] Dan Kami telah turunkan kepadamu
Al Qur’an dengan membawa kebenaran, membenarkan apa yang sebelumnya, yaitu
kitab-kitab (yang diturunkan sebelumnya) dan batu ujian 421) terhadap kitab-kitab yang lain
itu; maka putuskanlah perkara mereka menurut apa yang Allah turunkan dan
janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka dengan meninggalkan kebenaran yang
telah datang kepadamu. Untuk tiap-tiap umat di antara kamu 422), Kami berikan aturan dan jalan
yang terang. Sekiranya Allah menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat
(saja), tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap pemberian-Nya kepadamu, maka
berlomba-lombalah berbuat kebajikan. Hanya kepada Allah-lah kembali kamu semuanya,
lalu diberitahukan-Nya kepadamu apa yang telah kamu perselisihkan itu” ~ QS (5) Al Ma’idah : 46-48
~
419) Pengikut-pengikut Injil itu
diharuskan memutuskan perkara menurut apa yang diturunkan Allah di dalam Injil
itu, sampai kepada masa diturunkan Al Qur’an
420) Orang yang tidak memutuskan perkara
menurut hukum Allah ada tiga macam: a. Karena benci dan ingkarnya kepada hukum
Allah, orang yang semacam ini kafir (QS 5 ; 44). b. Karena menurut hawa nafsu
dan merugikan orang lain dinamakan zalim (QS 5 : 45). Karena fasik sebagaimana
ditunjuk oleh QS 5 : 47 ini.
421) Maksudnya: Al Qur’an adalah ukuran
untuk menentukan benar-tidaknya ayat-ayat yang diturunkan dalam kitab-kitab
sebelumnya
422) Maksudnya: Umat Nabi Muhammad s.a.w.
dan umat-umat sebelumnya
-------------------------------------------------------------------------------------------------
Perkara Zakat (Sesi Tanya Jawab)
“Ambillah
zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan 658)
dan
mensucikan 659)
mereka, dan mendoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi)
ketentraman jiwa bagi mereka, dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui ~ QS (9) At Taubah : 103 ~
658) Maksudnya:
zakat itu membersihkan mereka dari kekikiran dan cinta yang berlebihan terhadap
harta benda
659) Maksudnya:
zakat itu menyuburkan sifat-sifat kebaikan dalam hati mereka dan
memperkembangkan harta benda mereka
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Disarikan oleh H. R. Mimuk
Bambang Irawan - Jakasampurna, Rabu, 15 Juni 2017
No comments:
Post a Comment