Wednesday, August 18, 2021

MEMAHAMI AS-SUNNAH (3)

MEMAHAMI AS SUNNAH SESUAI PETUNJUK AL QUR'AN (3)

Bagaimana Memahami Sebuah Hadits Shahih,

 نَّ أَبِي وَأَبَاكَ فِي النَّارِ

Terjemahannya: ‘Sungguh, ayahku dan ayahmu berada di dalam neraka,” ~HR Muslim~

Secara harfiah pemahaman yang kita dapati dari keterangan hadits di atas menunjukkan bahwa orang tua Rasulullah SAW termasuk ke dalam penghuni neraka. 

Tetapi sebenarnya ulama baik dari kalangan ahli hadits maupun kalangan ahli kalam berbeda pendapat perihal ini. 

Di antara ulama yang memaknai hadits ini secara harfiah adalah Imam An-Nawawi.

Imam Nawawi menjelaskan bahwa orang yang meninggal dalam keadaan kufur bertempat di neraka. Kedekatan kerabat muslim tidak akan memberikan manfaat bagi mereka yang mati dalam keadaan kafir. Hadits ini juga menunjukkan bahwa mereka yang meninggal dunia di masa fatrah (masa kosong kehadiran rasul) dalam keadaan musyrik yakni menyembah berhala sebagaimana kondisi masyarakat Arab ketika itu, tergolong ahli neraka. Kondisi fatrah ini bukan berarti dakwah belum sampai kepada mereka. Karena sungguh dakwah Nabi Ibrahim AS, dan para nabi lainnya telah sampai kepada mereka. Sedangkan ungkapan ‘Sungguh, ayahku dan ayahmu berada di dalam neraka’ merupakan ungkapan solidaritas dan empati Rasulullah SAW yang sama-sama terkena musibah seperti yang dialami sahabatnya perihal nasib orang tua keduanya. Ungkapan Rasulullah SAW ‘Ketika orang itu berpaling untuk pergi’ bermakna beranjak meninggalkan Rasulullah SAW.”  [Imam An-Nawawi, Al-Minhaj Syarah Shahih Muslim Ibnil Hajjaj, Dar Ihyait Turats Al-Arabi, Beirut, Cetakan Kedua, 1392 H].

Sebaliknya, Syaikh Muhammad al Ghazali terang terangan menolak hadits shahih yang diriwayatkan oleh Imam Nawawi tsb, karena bertentangan dengan firman Allah Swt seperti,

1).  

وَمَا كُنَّا مُعَذِّبِينَ حَتَّىٰ نَبْعَثَ رَسُولًا

"Dan Kami tidak akan mengazab sebelum Kami (Allah) mengutus seorang rasul." ~QS-17 Al Isra’ : 15~

2)

وَلَوْ أَنَّا أَهْلَكْنَاهُمْ بِعَذَابٍ مِنْ قَبْلِهِ لَقَالُوا رَبَّنَا لَوْلَا أَرْسَلْتَ إِلَيْنَا رَسُولًا فَنَتَّبِعَ آيَاتِكَ مِنْ قَبْلِ أَنْ نَذِلَّ وَنَخْزَىٰ

"Dan sekiranya Kami binasakan mereka dengan suatu azab sebelum Al Quran itu (diturunkan), tentulah mereka berkata: "Ya Tuhan kami, mengapa tidak Engkau utus seorang rasul kepada kami, lalu kami mengikuti ayat-ayat Engkau sebelum kami menjadi hina dan rendah?" ~QS-20 Thaahaa : 134~

3)

يَا أَهْلَ الْكِتَابِ قَدْ جَاءَكُمْ رَسُولُنَا يُبَيِّنُ لَكُمْ عَلَىٰ فَتْرَةٍ مِنَ الرُّسُلِ أَنْ تَقُولُوا مَا جَاءَنَا مِنْ بَشِيرٍ وَلَا نَذِيرٍ ۖ فَقَدْ جَاءَكُمْ بَشِيرٌ وَنَذِيرٌ ۗ وَاللَّهُ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ

"Hai Ahli Kitab, sesungguhnya telah datang kepada kamu Rasul Kami, menjelaskan (syari'at Kami) kepadamu ketika terputus (pengiriman) rasul-rasul agar kamu tidak mengatakan: "Tidak ada datang kepada kami baik seorang pembawa berita gembira maupun seorang pemberi peringatan". Sesungguhnya telah datang kepadamu pembawa berita gembira dan pemberi peringatan. Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu." ~QS-5 Al Ma'idah : 19~

Bersambung.....

Link ke Bagian Artikel selengkapnya:

MEMAHAMI AS-SUNNAH (1)

MEMAHAMI AS-SUNNAH (2)

MEMAHAMI AS-SUNNAH (3)

MEMAHAMI AS-SUNNAH (4)


No comments:

Post a Comment