RAHASIA TAYAMUM
TERUNGKAP
Saya juga mengalami fenomena berikut ini ketika
berada di negara yang udaranya kering
Teman saya bertanya kepada saya, "Kamu
sering kesetrum listrik statis waktu memegang handle pintu kantor kita?"
Saya jawab,
"Iya, betul sekali. Tetapi hanya waktu winter saja."
Setiap musim winter
tiba, saya memang sering merasa kesetrum ketika memegang handle pintu yang
terbuat dari bahan logam seperti almunium.
Ia bertanya,
"Tahukah kamu mengapa hal ini tidak terjadi di musim yang lain?"
Saya jawab,
"Tidak tahu."
Kata teman saya,
"Karena udara sangat kering di musim winter."
Saya tanya, "Kok
bisa begitu?"
Jawab dia,
"Karena molekul air yang mengembun di tubuh kita akan menetralkan listrik
statis yang terakumulasi di tubuh kita. Di musim winter, udara sangat kering,
sehingga tidak ada molekul air di permukaan kulit kita. Elektron yang terkumpul
di tubuh kita, yang kebanyakan berasal dari gesekan jaket yang kita kenakan,
akan terus terakumulasi. Dan begitu tangan kita menyentuh logam yang merupakan
konduktor yang baik, elektron yang terakumulasi tadi langsung
"meloncat" dari tubuh kita ke logam tsb. Itu adalah fenomena
"petir mini", dan ujung jarimu yang merasa seperti tersambar petir.
Hal ini mirip dengan fenomena penangkal petir. Di atas ada gumpalan uap air
yang kaya akan elektron. Elektron elektron itu akan "meloncat" ke
bumi melalui titik titik terdekat dengan awan yang terbuat bahan konduktor yang
bagus."
Saya terkesima, dan
berujar, "Oooo, begitu ya, ceritanya."
Ia pun dengan
semangat meneruskan kuliahnya, "Jadi, kalau kamu tidak ingin tersambar
petir mini alias kesetrum listrik statis, sebelum kau memegang handle pintu,
basahilah dulu tanganmu dengan air. Atau, kalau tidak ada air, salurkanlah
elektron di tubuhmu ke bumi dengan menebakkan tanganmu ke tanah atau
tembok."
Saya terperangah
dengan kalimat terakhir itu. Saya terperanjat. Saya terkagum kagum. Saya
bertakbir: Allahu Akbar!
Berpuluh - puluh
tahun saya bertanya - tanya tentang tayamum sebagai pengganti wudhu, berpuluh
puluh tahun naluri keingintahuan saya pendam. Hari ini, temanku yang notabene
seorang atheis yang menjelaskannya dengan gamblang dengan teori listrik statis;
sebuah ilmu sederhana yang sudah saya pelajari sejak bangku SD dan selalu saya
dapatkan pelajaran itu di jenjang sekolah berikutnya.
Dulu, saya mengira
bahwa (satu satunya) hikmah berwudhu adalah membersihkan badan dari kotoran
yang menempel di tubuh kita. Tetapi saya tidak habis fikir, bagaimana bisa
wudhu diganti dengan tayamum yang dilakukan dengan membasuhkan debu ke wajah
dan telapak tangan?
Bukankah dengan
tayamum justru tangan dan wajah kita menjadi "kotor" ? Ada apa ini?
Apa rahasia di balik semua ini?
Ternyata,
"kotoran" yang ada di dalam tubuh kita ternyata bukan hanya debu yang
menempel ke tubuh kita. Ada jenis "kotoran" yang tidak terlihat oleh
mata, jauh lebih berbahaya bila tidak segera di"buang".
"Kotoran" itu bernama elektron, yang apabila terlalu banyak
terakumulasi di tubuh kita bisa merusak kesetimbangan sistem elektrolit cairan
di dalam tubuh kita. Padahal konon lebih dari 90% tubuh kita adalah
cairan.
Molekul molekul air
H2O yang bersifat polar sangat mudah menyerap elektron elektron yang
terakumulasi di tubuh kita. Hanya dengan mengusapkan air ke permukaan kulit
saja, maka "kotoran" elektron itu dengan mudah "terbuang"
dari tubuh kita. Sekarang saya faham, mengapa Rasulullah SAW pernah "mandi
besar" hanya dengan menggunakan air satu ciduk saja; kurang lebih satu
liter saja. Rupa - rupanya yang dibutuhkan hanyalah membasahi seluruh permukaan
tubuh dengan air, tanpa harus mengguyurnya. Dan itu pulalah sebenarnya definisi
syar'i wudhu dan mandi besar: hanya perlu membasuh saja, dan bukan mengguyur
dengan air. Ternyata, hanya dengan membasuh kulit tubuh dengan air itulah
kelebihan elektron di permukaan tubuh kita akan dinetralkan.
Dengan teori
"kotoran" elektron listrik statis inilah akhirnya rahasia di balik
tayamum sebagai pengganti wudhu menjadi terang benderang di mata saya; bahwa
air yang dibasuhkan ke kulit tubuh akan menetralkan listrik statis di tubuh
kita, dan penetralan itu bisa diganti dengan menebakkan tangan ke tanah dan
mengusapkan debu wajah dan telapak tangan. Pernah ada kisah seorang sahabat
bergulung gulung di tanah karena ia harus mandi besar dan tidak ada air. Ia
mengira, bahwa ia harus melumuri tubuhnya dengan debu, sebab ia beranalogi
dengan wudhu dan tayamum. Kalau wudhu yang mengusap hanya wajah, kepala, tangan
dan kaki difanti dengan tayamum yang mengusap wajah dan telapak tangan, maka
mandi janabat yang harus membasuh seluruh tubuh diganti dengan tayamum seluruh
tubuh. Rasulullah pun menjelaskan bahwa tayamum untuk mandi janabah dilakukan
sama persis dengan tayamum sebagai pengganti wudhu, yaitu cukup wajah dan
telapak tangan saja. Ternyata, efek penetralan elektron itu cukup dengan
menebakkan tangan ke tanah dan mengusapkan debu tipis ke telapak tangan dan
wajah kita.
MasyaaAllah... Satu
lagi Allah tunjukkan kepada saya bukti kebenaran Alqur'an sebagai wahyu Allah
dan bukan karangan manusia.
"Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu
hendak mengerjakan shalat, maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan
siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kakimu sampai dengan kedua mata kaki,
dan jika kamu junub maka mandilah, dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan
atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh perempuan, lalu kamu
tidak memperoleh air, maka bertayammumlah dengan tanah yang baik (bersih);
sapulah mukamu dan tanganmu dengan tanah itu. Allah tidak hendak menyulitkan
kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu,
supaya kamu bersyukur" ~ QS 5 - Al Maidah : 6 ~
#share dari grup
sebelah.... saya rasa bagus pengetahuan ini
No comments:
Post a Comment