NEGARA ISLAMI
NEW
ZEALAND ADALAH NEGARA ISLAMI NO 1 DI DUNIA, SEDANGKAN INDONESIA NO 141 (PALING
TIDAK ISLAMI)
(untuk
bahan introspeksi)
SYAIKH
Muhamad Abduh, ulama besar dari Mesir pernah geram terhadap dunia Barat yang
mengganggap Islam kuno dan terbelakang.
Kepada
Renan, filosof Prancis, Muhammad Abduh dengan lantang menjelaskan bahwa agama
Islam itu hebat, cinta ilmu, mendukung kemajuan dan lain sebagainya.
Dengan
ringan Renan, yang juga pengamat dunia Timur itu. mengatakan: “Saya tahu persis kehebatan semua nilai Islam
itu tercatat dalam Al-Quran. Tapi
tolong tunjukkan satu komunitas Muslim di dunia yang bisa menggambarkan
kehebatan ajaran Islam itu."
Muhammad
Abduh pun terdiam mendapat pernyataan itu.
Satu
abad kemudian beberapa peneliti dari George Washington University, AS ingin membuktikan tantangan Renan.
Mereka
menyusun lebih dari seratus nilai-nilai luhur Islam, seperti kejujuran (shiddiq), amanah, keadilan, kebersihan, ketepatan
waktu, empati, toleransi, dan sederet ajaran Al-Quran serta akhlaq Rasulullah
SAW.
Berbekal
sederet indikator yang mereka sebut sebagai 'islamicity index' itu
mereka datang ke lebih dari 200 negara untuk mengukur seberapa islami
negara-negara tersebut.
Bagaimana
hasilnya ?
New Zealand (Selandia Baru) sebuah negara di sebelah
selatan Australia dinobatkan sebagai negara paling Islami di dunia.!
Bagaimana
dan di mana posisi Indonesia ?
Kita harus kecewa
karena Indonesia berada di urutan ke 140.
Artinya, Indonesia adalah negara yang paling tidak Islami di dunia.
Nasib
Indonesia tidak jauh dengan
negara-negara Islam lainnya yang kebanyakan sebagai negara yang paling tidak
Islami di dunia atau bertengger di urutan ke 100-200 negara di dunia !
Apa
itu Islam? Bagaimana sebuah negara atau seseorang bisa dikategorikan
sebagai negara atau orang paling islami
?
Kebanyakan
ayat dan hadits menjelaskan Islam dengan menunjukkan indikasi-indikasinya,
bukan definisi.
Misalnya
hadits yang menjelaskan bahwa : “Seorang
Muslim adalah orang yang di sekitarnya selamat dari tangan dan lisannya."
Itu
indikator.
Atau
hadits yang berbunyi: “Keutamaan Islam seseorang adalah kalau ia meninggalkan yang tak bermanfaat." atau “Barangsiapa yang
beriman kepada Allah dan hari akhir, maka hormatilah tetangga dan hormati
tamu." atau seperti kata peribahasa: “Bicaralah
yang baik atau diamlah."
Jika
kita koleksi sejumlah hadits yang menjelaskan tentang islam dan iman, maka kita
akan menemukan ratusan indikator keislaman seseorang yang bisa juga diterapkan
pada sebuah kota bahkan negara.
Dengan
indikator-indikator itu maka jangan heran ketika Muhamad Abduh melawat ke Perancis
akhirnya dia berkomentar: “Saya tidak
melihat Muslim disini, tapi merasakan (nilai-nilai) Islami di Perancis, sebaliknya, di Mesir saya
melihat begitu banyaknya Muslim, tapi hampir tidak melihat yang Islami"
Pengalaman
serupa dirasakan Professor Afif Muhammad (dari UIN Bandung) ketika ia
berkesempatan meninjau Kanada yang merupakan negara paling islami no 5 di
dunia, padahal 90% penduduknya Kristen '
Ia
heran melihat penduduk di sana yang tidak pernah mengunci pintu rumahnya.
Saat
salah seorang penduduk ditanya tentang hal ini, mereka malah balik bertanya: “Mengapa rumah harus dikunci
?”
Di
kesempatan lain, masih di Kanada, seorang pimpinan ormas Islam besar pernah
ketinggalan kamera di halte bis. Setelah beberapa jam kembali ke tempat itu,
kamera masih tersimpan dengan posisi yang tidak berubah.
Sungguh
ironis jika kita bandingkan dengan keadaan di Indonesia yang sepatu atau sandal
saja bisa hilang di mesjid atau rumah Allah yang Maha Melihat. Padahal
jelas-jelas kata “iman” sama akar katanya dengan aman. Artinya, jika semua
penduduk beriman, maka
seharusnya bisa memberi rasa aman.
Penduduk
Kanada menemukan rasa aman padahal (mungkin) tanpa iman. Tetapi kita di Indonesia, suka merasa tidak
aman berada di tengah orang-orang
yang (mengaku) beriman
Seorang
teman bercerita, di
sebuah kota di Jerman, seorang wanita tua pernah marah kepada seorang Indonesia
yang menyebrang saat lampu penyebrangan masih merah :
“Saya mendidik anak
saya bertahun-tahun untuk taat pada aturan, dan hari ini Anda
menghancurkannya. Tadi
anak saya ini melihat kamu melanggar aturan, menyebrang jalan seenaknya saat
lampu hijau masih menyala. Dan saya khawatir kalau anak saya ini akan meniru
Anda melanggar peraturan itu."
Kejadian
ini sangat kontras dengan sebuah video di Youtube
yang menayangkan seorang bapak di Jakarta dengan pakaian jubah dan sorban naik
motor tanpa helm.
Ketika
ditangkap polisi karena melanggar, si bapak tersebut malah marah-marah dengan
menyebut-nyebut bahwa dirinya tak bersalah.
Mengapa
kontradiksi ini terjadi ?
Syaikh
Basuni, seorang ulama Kalimantan, dahulu suau hari pernah berkirim surat kepada
Muhamad Rashid Ridha, ulama terkemuka dari Mesir.
Suratnya
berisi pertanyaan :
“Limadza taakhara
muslimuuna wataqaddama ghairuhum ?” ("Mengapa
muslim terbelakang dan umat yang lain maju?")
Surat
itu dijawab panjang lebar dan dijadikan satu buku dengan judul yang dikutip
dari pertanyaan itu.
Inti
dari jawaban Rasyid Ridha adalah: Islam
mundur karena para Muslim meninggalkan ajarannya, sementara negara Barat
maju karena menjalankan
ajarannya.
Umat
Islam terbelakang karena meninggalkan ajaran 'iqro' (membaca) yang artinya mencinta ilmu, sedangkan orang barat
terus ’membaca’ untuk menuntut ilmu dan meninggikan derajatnya.
Muslim
juga meninggalkan budaya disiplin dan amanah, sehingga tak heran negara-negara Muslim terpuruk dan
berada di kategori 'low trust society'
yang artinya, masyarakatnya sulit dipercaya dan sulit mempercayai orang lain
alias selalu penuh curiga.
Muslim
meninggalkan budaya bersih yang menjadi ajaran Islam, karena itu jangan heran
jika kita melihat mobil-mobil mewah di kota-kota besar tiba-tiba melempar
sampah ke jalan melalui jendela mobilnya.
Siapa
yang salah ?
Mungkin
yang salah yang membuat 'survey'. Sebab, kalau saja keislaman sebuah negara itu
diukur dari jumlah penduduknya yang berbondong-bondong menunaikan ibadah haji dan/atau melakukan umroh, maka
pastilah Indonesia akan berada di ranking pertama.
Wallahu a'lam
bish-shawwab.
*******
Saudaraku
tercinta, mari
kita berbenah... mulai
dari diri kita sendiri... mulai
dari hal yang
terkecil/ sepele dan mulailah berubah sekarang juga !!!...
No comments:
Post a Comment