7 Ciri Manusia “Berwajah Buruk” Menurut Nabi
Yang dimaksud “orang bermuka dua” adalah kaum munafik. Dia tidak
memiliki pendirian dan keteguhan dalam imannya. Maka, bila berkumpul dengan
kaum Muslimin, seolah-olah ia bagian dari mereka. Namun, jika bersama-sama kaum
kafir, bisa jadi ia lebih dahsyat kekafirannya dibanding kaum kafir itu
sendiri.
Padahal, Allah mengancam kaum munafik akan dimasukkan ke dasar
neraka yang terdalam.
إِنَّ الْمُنَافِقِينَ فِي الدَّرْكِ الأَسْفَلِ مِنَ النَّارِ وَلَن تَجِدَ لَهُمْ نَصِيراً
“Sesungguhnya orang-orang munafik itu (ditempatkan) pada
tingkatan yang paling bawah dari neraka. Dan kamu sekali-kali tidak akan
mendapat seorang penolongpun bagi mereka.” [QS 4 - an-Nisaa’: 145]
BERWAJAH BURUK KEDUA, orang yang ditakuti sesama manusia karena
kejahatannya
Suatu ketika, ada seseorang yang minta izin untuk bertamu kepada
Rasulullah. Tatkala melihatnya, beliau berkata, “Izinkah dia masuk. Dia ini
seburuk-buruk keturunan – atau: anggota – suatu kabilah!” Tatkala dia telah
masuk, ternyata Rasulullah bersikap sangat lembut dan bahkan tertawa-tawa
bersamanya. Setelah ia pergi, ‘Aisyah bertanya, “Wahai Rasulullah, Anda telah
menyatakan apa yang Anda nyatakan tadi (tentang orang itu), lalu mengapa Anda
berbicara secara lemah lembut kepadanya?” Beliau menjawab, “Wahai ‘Aisyah,
sungguh manusia yang paling buruk kedudukannya di sisi Allah adalah seseorang
yang ditinggalkan – atau: dijauhi – oleh sesamanya semata-mata mereka takut
kepada kejahatannya.” (Riwayat Bukhari-Muslim, dari
‘Aisyah).
BERWAJAH BURUK KETIGA, orang yang tidak bisa disadarkan oleh
pesan-pesan Al-Qur’an
Rasulullah bersabda, “Di antara manusia yang terburuk adalah
seorang pendurhaka lagi kurang ajar, yang membaca Kitab Allah namun tidak
tersadarkan oleh satu pun darinya.” (Riwayat Ahmad, dengan sanad Hasan).
Jadi, apakah yang bisa diharapkan dari seseorang yang tidak
mempan oleh nasihat dari Allah? Hatinya telah terkunci mati, sehingga ia akan
lebih sesat dibanding seekor hewan ternak sekalipun.
سَاء مَثَلاً الْقَوْمُ الَّذِينَ كَذَّبُواْ بِآيَاتِنَا وَأَنفُسَهُمْ كَانُواْ يَظْلِمُونَ
مَن يَهْدِ اللّهُ فَهُوَ الْمُهْتَدِي وَمَن يُضْلِلْ فَأُوْلَـئِكَ هُمُ الْخَاسِرُونَ
وَلَقَدْ ذَرَأْنَا لِجَهَنَّمَ كَثِيراً مِّنَ الْجِنِّ وَالإِنسِ لَهُمْ قُلُوبٌ لاَّ يَفْقَهُونَ بِهَا وَلَهُمْ أَعْيُنٌ لاَّ يُبْصِرُونَ بِهَا وَلَهُمْ آذَانٌ لاَّ يَسْمَعُونَ بِهَا أُوْلَـئِكَ كَالأَنْعَامِ بَلْ هُمْ أَضَلُّ أُوْلَـئِكَ هُمُ الْغَافِلُون
“Amat buruklah perumpamaan orang-orang yang mendustakan ayat-
ayat Kami dan kepada diri mereka sendirilah mereka berbuat zalim.
“Barangsiapa yang diberi petunjuk oleh Allah, maka dialah yang
mendapat petunjuk; dan barangsiapa yang disesatkan Allah [583], maka merekalah
orang-orang yang merugi.”
“Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi neraka Jahannam)
kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak
dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata
(tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan
mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar
(ayat-ayat Allah). Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih
sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai. Kedatangan azab Allah kepada
orang-orang yang mendustakan ayat- ayat-Nya dengan cara istidraj.” [QS
7 - al-A’raaf: 177-179]
أَمْ تَحْسَبُ أَنَّ أَكْثَرَهُمْ يَسْمَعُونَ أَوْ يَعْقِلُونَ إِنْ هُمْ إِلَّا كَالْأَنْعَامِ بَلْ هُمْ أَضَلُّ سَبِيلاً
“Atau apakah kamu mengira bahwa kebanyakan mereka itu
mendengar atau memahami. Mereka itu tidak lain, hanyalah seperti binatang
ternak, bahkan mereka lebih sesat jalannya (dari binatang ternak itu).” [QS 25 - al-Furqan:44]
BERWAJAH BURUK KEEMPAT, orang yang mengalami Hari Kiamat dan
menjadikan kuburan sebagai masjid.
Rasulullah bersabda, “Di antara manusia terburuk adalah
mereka yang mendapati Hari Kiamat dan orang-orang yang menjadikan kuburan
sebagai masjid.” (Riwayat
Ibnu Hibban. Isnad-nya hasan).
Hadits ini berhubungan dengan pernyataan beliau lainnya, bahwa
Hari Kiamat tidak akan terjadi kecuali jika sudah tidak ada seorang pun yang menyeru
nama Allah di muka bumi. Tentu saja, zaman di mana nama Allah tidak lagi
dikenal pastilah merupakan zaman terburuk, dan berisi manusia-manusia terburuk.
Adapun menjadikan kuburan sebagai masjid, maka cukup banyak hadits lain yang
melarangnya, di antaranya karena hal itu meniru-niru atau menyamai perbuatan
kaum Yahudi dan Kristen.
BERWAJAH BURUK KELIMA, orang yang merusak akhiratnya demi meraih
dunia milik orang lain.
Rasulullah bersabda, “Di antara orang yang paling buruk
kedudukannya pada Hari Kiamat adalah seseorang hamba yang menghancurkan
akhiratnya demi merebut dunia milik orang lain.” (Riwayat Ibnu Majah. Menurut
al-Bushiri: sanad-nya hasan).
Yang dimaksud adalah orang yang membunuh sesamanya demi merampok
hartanya, sehingga karena ambisi dunia itulah dia merebut hak milik orang lain
dan menghancurkan akhiratnya sendiri. Atau, dia bersedia membantu orang zhalim
demi meraih iming-iming duniawi, sehingga agamanya pun hancur.
BERWAJAH BURUK KEENAM, orang yang panjang umurnya, tapi jelek
amal perbuatannya.
Abu Bakrah bercerita, bahwa suatu kali seseorang bertanya kepada
Rasulullah, “Orang seperti apakah yang paling baik?” Beliau menjawab, “Orang
yang panjang umurnya dan baik amalnya.” Dia bertanya lagi, “Lalu, orang seperti
apa yang paling buruk?” Beliau menjawab, “Orang yang panjang umurnya, tapi
jelek amal perbuatannya.” (Riwayat Tirmidzi. Hadits shahih li ghairihi).
BERWAJAH BURUK KETUJUH, orang yang tidak bisa diharapkan
kebaikannya dan justru tidak bisa dirasa aman dari keburukannya.
Abu Hurairah bercerita, bahwa suatu kali Rasulullah berdiri di
dekat beberapa orang yang duduk-duduk, lalu bertanya, “Maukah kalian aku
beritahu siapa orang terbaik dibandingkan orang terburuk di antara kalian?”
Mereka pun terdiam (tidak menjawab). Beliau mengulangi pertanyaannya tiga kali,
lalu ada seseorang yang menjawab, “Mau, wahai Rasulullah. Beritahu kami siapa
orang terbaik dibanding orang terburuk di antara kami.” Beliau bersabda, “Yang
terbaik di antara kalian adalah orang yang bisa diharapkan kebaikannya dan
dirasa aman dari keburukannya. Sedangkan orang terburuk di antara kalian adalah
orang yang tidak bisa diharapkan kebaikannya dan justru tidak bisa dirasa aman
dari keburukannya.” (Riwayat
Tirmidzi. Hadits hasan-shahih).
Semoga bermanfaat
No comments:
Post a Comment