ILMU PANGURIPAN
Saya melihat simbok penjual sayur menyruput teh... nampak nikmat sekali...,
setelah puas ditutupnya kembali cangkirnya...
Saya mencoba untuk belajar.... merenung peristiwa ini....??
Ternyata pada akhirnya semua rasa itu sama...
Secangkir teh itu hanyalah seharga Rp 2.000,00 (dua ribu
rupiah). Namun simbok itu begitu menikmatinya... tidak beda dengan
nikmatnya teh yang dibeli di cafe atau resto dengan tarif harga mahal.
Seberapa lama teh itu nikmat...?
Hanyalah sepanjang perjalanan sampai di tenggorokan... setelah itu rasanya
lenyap.
Tidak berbeda dengan minuman semahal apapun.
Begitu pula nikmat-nikmat yang lainnya, ketika tidur di kasur yang
empuk ataupun tikar, ketika mata terpejam, kita tak bisa membedakan saat ini
tidur di mana... nikmatnya kasur empuk hanyalah terasa sampai mata ini
terpejam.
Begitu pula tentang sebuah penderitaan. Sewaktu nglaju dari Yogya-Wonosobo
lewat Magelang dan Secang, saya sering tidak mendapat tempat duduk di bis...
pegel2 deh kaki ini, apalagi bawa bawaan... dan baru dapat tempat duduk, 10
menit menjelang turun.
Rasanya penderitaan 5 jam sebelumnya tidak terasa lagi,
nikmaaatt sekali.... yang 10 menit ini. Namun senikmat apapun, saat
kondektur bilang "sobo terakhir, Sobo terakhir..." maka tanpa pikir
panjang atau berat hati saya berdiri.. kursi saya tinggalkan.
Tak terpikir untuk membawa kursi bis.
Entah esok akan dapat kursi lagi atau tidak.. pokoknya kursi saya
tinggalkan.
Begitu pula dengan kursi jabatan.. saatnya selesai, tinggalkan kursi dengan
senang hati.
Ternyata kehidupan itu hanyalah tentang rasa... dan segala rasa hanyalah
sebentar dan akan berganti rasa yang lain.
Apapun rasa yang hadir padamu saat ini... nikmati sajalah.. karena semua
hanya sementara...
Simbok.. maturnuwun... sudah mengajarkan ilmu panguripan ... mugi slamet
lan sehat nggih ... benjang sadean malih...
Sugeng enjing.
Ilmu Panguripan - (Zo.sil/pepeling)
No comments:
Post a Comment