Bismillahirrohmanirrohiim
EGP ( = EMANGNYA GUE
PIKIRIN)
Saudara-saudaraku yang dirahmati Allah Subhaanahu wa ta’ala, musibah yang
silih berganti telah dan sedang menimpa bangsa ini. Mulai dari bencana alam
seperti gempa bumi, banjir, musim kemarau yang berkepanjangan yang
mengakibatkan kekeringan, kegagalan panen dan kebakaran hutan sampai bencana
karena ulah tangan-tangan manusia seperti kecelakaan didarat, laut dan udara
dan belakangan ini; kerusuhan-kerusuhan yang diwarnai oleh penculikan,
penyiksaan, penjarahan, perkosaan bahkan pembunuhan yang menyebarkan ketakutan
dan keputus-asaan sehingga benar-benar merobek-robek harkat bangsa ini.
Belum lagi akibat dari semua itu yang menyebabkan bangsa ini mengalami
krisis politik dan ekonomi. Lebih parah lagi adalah krisis akhlak dan
kepercayaan. Kita menjadi bertanya-tanya, masihkah bangsa ini adalah bangsa
yang diridhoi oleh Allah swt?
Mengapa Allah menimpakan cobaan yang demikian beratnya kepada kita-kita
semua. Bukankah musibah ini diakibatkan oleh ulah sekelompok manusia-manusia
zalim tidak berahlak yang mendustai Tuhannya yang sebenarnya telah diberikan
karunia oleh Allah swt. dalam bentuk jabatan, kekuasaan dan kewenangan? Kenapa
Allah tidak hanya menimpakan musibahNya kepada mereka, biang keladi dari semua
kesengsaraan ini? Mengapa kita semua kena getahnya?
Ini semua terjadi karena kita sebenarnya tidak mengikuti aturan main yang
telah ditentukan dalam Al-Qur’an. Padahal kita - sebagai ummat muslim yang
bertaqwa - seharusnya sepakat bahwa Al-Qur’an adalah pedoman hidup kita untuk
mencapai kebahagiaan dunia akhirat. Lho, bukankah kita tidak ikut-ikutan
berbuat zalim, bukankah kita tergolong manusia alim yang selalu sholat, puasa,
berzakat dan bersedekah, bahkan banyak diantara kita yang sudah haji. Kok kita
dibilang tidak ikut aturan main. Kalau ada yang zalim, kenapa gue mesti ikut
campur? EGP! Emangnya Gue Pikirin! Firman Allah swt.:
“Dan hendaklah diantara
kamu segolongan umat yang menyeru kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang
munkar; merekalah orang yang beruntung” ~ QS 3 – Ali ‘Imran : 104 ~
Note: Ma’ruf : segala
perbuatan yang mendekatkan kita kepada Allah, sedangkan munkar ialah segala perbuatan yang menjauhkan kita dari pada-Nya.
Sebagai insan yang berpihak kepada kebenaran, seharusnyalah kita selalu
mengingatkan siapapun yang melakukan kemungkaran. Kita harus menghindari sikap
EGP atau tidak mau tahu keadaan sekeliling kita. Tujuannya adalah agar yang
menyeleweng dari relnya bisa dikembalikan ke jalan yang diridhoi Allah swt.
Suatu usaha yang harus dilakukan tanpa tedeng aling-aling dengan terus menerus
tak kenal lelah setiap saat dan kapan saja kita melihat ada kemungkaran terjadi
disekeliling kita. Allah berfirman :
Hai orang-orang yang
beriman, jadilah kamu orang-orang yang selalu menegakkan (kebenaran) karena
Allah, menjadi saksi yang adil. Dan janganlah sekali-sekali kebencianmu terhadap
satu kaum mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. ~ QS 5 – Al-Maaidah : 8 ~
Maka sampaikanlah olehmu
secara terang-terangan segala apa yang telah diperintahkan kepadamu dan
berpalinglah dari orang-orang yang musyrik ~ QS 15 – Al-Hijr : 94 ~
Demi masa. Sesungguhnya
manusia itu benar-benar berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman
dan mengerjakan amal saleh dan nasihat-menasihati supaya mentaati kebenaran dan
nasihat-menasihati supaya menetapi kesabaran
~ QS 103 – Al-Ashr : 1-3 ~
Dan orang-orang yang
beriman, laki-laki dan perempuan sebahagian mereka adalah menjadi penolong bagi
sebahagian yang lain. Mereka menyuruh melakukan perbuatan yang ma’ru , mencegah
dari yang munkar, mendirikan shalat, mengeluarkan zakat, taat kepada Allah dan
Rasul-Nya. Mereka itulah orang-orang yang akan mendapatkan rahmat dari Allah
swt. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana ~ QS 9 – At-Taubah : 71 ~
Beberapa hadist Nabi menekankan pada sikap terhadap kemungkaran:
“Rasa takut terhadap manusia jangan
sampai menghalangi kamu untuk menyatakan apa yang sebenarnya jika memang benar
kamu melihatnya, menyaksikan atau mendengarnya” (HR Ahmad)
“Katakanlah apa yang hak
meskipun akibatnya terasa pahit” (HR Ibnu Haban)
“Berjihad yang paling
utama adalah mengatakan yang hak dihadapan penguasa yang zalim” (HR Abu Daud)
Semangat amar ma’ruf nahii mungkar ini harus dimulai dari lingkungan
sosial terkecil. Mulai dari diri kita sendiri, keluarga, lingkungan tetangga,
lingkungan kerja, perkumpulan dan organisasi sampai akhirnya pada sistim
pemerintahan dan bernegara dalam tatanan dunia.
Mengenai bagaimana menghadapi dan melawan kemungkaran ini tercermin dari
hadist Nabi saw seperti dikisahkan berikut ini:
Nabi Muhammad
mengisahkan sebagaimana diriwayatkan Muslim: Suatu saat, sekelompok orang
berpergian diatas kapal, berlayar lepas ditengah gelombang lautan. Diatas kapal
itu, mereka memilih tempatnya masing-masing. Ada yang di bagian atas kapal, ada
pula yang di bagian bawah. Tiba-tiba seorang yang di bagian bawah kapal berdiri
dari tempat ia duduk dan mulai melubangi tempat ia duduk tadi dengan sebuah
kampak. Penumpang yang lain segera memegang tangan orang itu dan bertanya: “Apa
yang kamu perbuat?”. Ia menjawab: “Ini tempatku sendiri dan aku boleh berbuat
pada tempatku semauku!”
Nabi bersabda
lebih lanjut: “Jika mereka (penumpang lain) memegang tangan yang ingin berbuat
semaunya itu, maka orang itu akan selamat dan mereka semua juga akan selamat.
Tapi bila mereka membiarkannya, maka dia akan celaka dan semua penumpang lain
akan celaka” Kemudian Nabi menegaskan sabdanya : “Siapa diantara kamu melibatkan
kemungkaran, hendaklah mencegah dengan tangannya. Jika tidak punya kekuatan
dengan tangan, maka cegahlah dengan lidahnya (teguran atau nasihat). Jika tidak
sangup demikian (lantaran serba lemah), maka hendaklah dia mencegahnya dengan
hatinya. Hal itu selemah-lemahnya iman”
Jadi, yang penting dilakukan dalam rangka
amar ma’ruf nahii munkar ini adalah menentukan strategi menghadapi, melawan
dan memberantas kemunkaran itu. Disini berbicara kearifan, kesabaran, ketegasan
dan penggunaan akal secara maksimal, kemudian memformulasikan menjadi suatu action
yang kongkrit.
Jangan sampai kita bersikap dan bertindak konyol sehingga langkah kita
memberantas kemungkaran ini terhenti dengan kita sendiri sebagai pecundangnya.
Kiat Nabi Muhammad saw menghadapi kemungkaran telah jelas: Pertama, dengan power kalau kita memilikinya dan kedua ; dengan kata-kata kalau kita
tidak punya punya power.
Marilah kita mulai mencari dan melihat kemungkaran disekitar kita (baca
lampiran: “Kemungkaran di sekeliling kita”) dengan lebih peduli dan membuang
jauh-jauh sikap EGP. Kemungkaran yang ada disekeliling kita tidak lain adalah
ujian buat kita apakah kita mau mengikuti aturan main sebagaimana dititahkan
Allah dalam Al-Qur’an tanpa reserve atau keraguan sedikitpun jua. Dengan sikap
sedemikian pada setiap muslim Indonesia, insya Allah kita semua bisa bangkit
dari “Jaman jahiliyah masa kini”
yang telah menyengsarakan kita semua. Amien Ya Robbal’alamiin.
Bagimana pendapat
Anda?
Kepustakaan: Al-Qur’an, Hadist
Buchari – Muslim, Hikmah Harian Republika, 1999
Filename: THINK08-EeGePe –
Re-edited 24 Agustus 2009, Ramadhan 1430H, Copyright © Mimuk Bambang Irawan
No comments:
Post a Comment