IBU
RahmatMu ya Rabbi,
Pernahkah kita mengukur sepanjang apa kaih dan
cinta Ibu??
Pernahkah kita menimbang severat apa cintanya??
Pernahkah kita merenung setulus apa kasihnya??
Atau setelah kita dewasa ....
Setelah kita bisa berjalan
Bisa berlari
Bisa bekerja mencari hidup
Memiliki pasangan hidup
Setelah kita tidak butuh lagi ..
dengan suapannya
dengan gandengan tangannya
dengan pelukannya
dengan dekapannya
dengan ninaboboknya
dengan belaiannya
dengan segala belas kasihnya
Kita mulai menjauh darinya
Kita mulai sibuk dengan urusan kita
Kita mulai lupa dengannya
Akhi/Ukhti
Andai semua waktumu kau luangkan untuk Ibundamu
Andai semua hartamu kau berikan kepada Ibundamu
Aku yakin, kaupun mustahil melakukannya
Tapi kalau itu yang kau lakukan...
Kaupun tak akan bisa mencukupkan balasannya
Tiada hal yang paling membahagiakan hati seorang
Ibu, selain meilah anaknya bahagia
Tiada hal yang melarakan hatinya selain dari
melihat musibah menimpa buah hatinya
Apapun yang dibutuhkan anaknya akan dipenuhi,
asalkan buah ahtinya bisa kembali tersenyum
Dia rela memakai sandal usang, asalkan anaknya
memakai sandal baru
Dia rela begadang, asalkan anaknya lelap tidurnya
Dia kuat menahan lapar dalam perutnya, tapi dia
tak tahan melihat anaknya kelaparan
Dia rela nyawa digadaikan asalkan anaknya hidup
Dia rela hatinya diiris-iris asalkan anaknya
senang
Akhi/Ukhti
Bila kau berada dengan dengan Ibumu, maka
hampirilah dia sekarang...
Kecuplah keningnya
Minta maafnya
Minta ridhonya
Pijat kakinya
Dan ucapkan: “Rabbighfirli waliwalidayya
warhamhuma kama Rabbayani shogiran”
Bila kau jauh darinya, teleponlah dia, sengarkan
suaranya, mintalah doanya, dan kirimkanlah sesuatu untuknya
Dan bila Ibumu berada di alam yang berbeda ....
Angkatlah tanganmu,
Pujilah Rabbmu dan doakan Ibumu selalu:
“Rabbighfirli waliwalidayya warhamhuma kama Rabbayani shogiran”
Ditulis oleh: Ustadz Dr. Syafiq Riza Hassan
Basalamah MA
Wassalam, Mimuk Bambang Irawan
Jakarta,
27 Oktober 2013
No comments:
Post a Comment