MAKNA MINAL ‘AIDIN WAL FAIZIN
Menurut Quraish Shihab dalam bukunya ‘Lentera
Hati’, kalimat ini mengandung 2 kata pokok: ‘aidin dan faizin (ini penulisan
yang benar menurut ejaan Bahasa Indonesia, bukan aidzin, aidhin atau faidzin,
faidhin).
‘Aidin sebenarnya akar katanysa sama dengan’Ied
pada Idul Fitri. ‘Ied itu artinya kembali, maksudnya sesuatu yang kembali atau
berulang, dalam hal ini perayaan yang datang setiap tahun. Sementara al Fitr,
artinya berbuka, maksudnya tidak lagi berpuasa selama sebulan penuh. Jadi, Idul
Fitri berarti “Hari Raya berbuka” dan ‘aidin menunjukkan para pelakunya, yaitu
orang-orang yang kembali.
Faizin berasal dari kata Fawz yang berarti
kemenangan. Maka, faizin adalah orang-orang yang menang. Menang di sini berarti
memperoleh keberuntungan berupa ridha, ampunan dan nikmat surga. Sementara kata
“min” dalam “minal” menunjukkan bagian dari sesuatu.
Nah, sebenarnya kalimat ‘Minal ‘aidin wa faizin’ adalah
penggalan doa yang lengkapnya adalah: “Taqabbalallahu Minna wa Minkum. Shiyamana
wa Shiyamakum. Ja’alanallahu Minal ‘aidin wal Faizin” yang artinya: Semoga
Allah menerima (amalan-amalan) yang telah aku dan kalian lakukan, puasa kami
dan kamu. Dan semoga Allah menjadikan kita termasuk (orang-orang) yang kembali (dari perjuangan
Ramadhan) dan sebagai orang yang menang”
Padahal untuk ucapan “minal ‘aidin wa faizin” itu
sendiri tidak pernah dicontohkan Rasulullah shalallallahu ‘alaihi wassalam
maupun para sahabat. Ini hanya budaya umat Islam di Indonesia saja. Yang sering
salah kaprah adalah ucapan tersebut diikuti dengan “mohon maaf lahir dan
bathin”. Sehingga seolah-olah minal ‘aidin wa faizin itu artinya adalah mohon
maaf lahir dan bathin.
Jadi jelaslah, meskipun diikuti dengan kalimat
mohon maaf lahir dan bathin, ia tidak mempunyai makna serupa. Bahkan sebenarnya
merupakan doa untuk yang patut untuk diaminkan
Semoga bermanfaat
Jakarta, 9 Oktober 2013
Wassalam, Mimuk Bambang Irawan
kemudian saran yang sebaiknya diucapkan apa ya?
ReplyDelete