ASBABUN NUZUL KE 22
TURUNNYA SURAH 3 – ALI IMRAN AYAT 99 – 101
Kisah Asid ibn Al Hadhir, Amir putera Sang Amir.
Asid adalah pejuang tangguh yang selalu siap menerima tantangan yang mengancam negeri, keluarganya jiwanya dan harga dirinya. Ia mahir dalam melontarkan tombak dan memanah. Dia diangkat menjadi pemimpin suku Aus menggantikan ayahnya yang terbunuh oleh suku Khazraj yang merupakan musuh besar suku Aus.
Setelah adanya bai’at
pada para utusan Yatsrib, Islam mulai berkembang di kota Yatsrib. Untuk lebih
memberikan pemahaman tentang Islam disana, Rasulullah mengutus Mush’ab ibn
Umair ke Yatsrib. Di Yatsrib dia tinggal di rumah As’ad ibn Zararah.
Suatu hari ketika Asid
tertidur dibawah pohon kurma, ia bermimpi didatangi ayahnya yang membawa mushaf
di tangan kanan dan tongkat di tangan kirinya. Ia melihat hamparan pasir di
sekelilingnya berubah menjadi putih kebiru-biruan memancarkan cahaya yang
cemerlang.
Ketika dibangunkan
Sa’d ibn Mu’az, sahabatnya, ia diceritakan bahwa kawannya As’ad ibn Zararah
kedatangan tamu dari Mekkah yang menyeru manusia ke agama baru yang menyembah
Allah Tuhan Yang Maha Esa dan Muhammad adalah utusanNya.
Allah memerintahkan
manusia beriman kepada agamaNya, serta meninggalkan penyembahan kepada berhala.
Ia juga menyatakan bahwa kelak sesudah mati semua akan dibangkitkan kembali dan
dimintai pertanggung jawabannya.
Asid tersentak marah
karena merasa tuhan-tuhannya telah dihina. Dengan wajah yang merah padam ia
langsung menuju rumah As’ad. Alangkah kagetnya ketika tiba di rumah As’ad
ternyata para tetua dan pemuka Yatsrib berkumpul membentuk lingkaran
mendengarkan dengan khidmat kata-kata seorang laki-laki asing yang duduk
ditengah-tengah mereka.
Dia datang bukan
dengan maksud mendengarkan ceramah, tetapi hendak menyatroni laki-laki itu yang
telah meracuni pikiran orang-orang Yatsrib, mencela ibadah mereka dan menghina
tuhan-tuhan mereka.
Mush’ab menyadari
kemarahan Asid, namun dengan lembut dia mengajak Asid untuk mendengarkan dulu
apa yang ia jelaskan.
Setelah mendengarkan uraian
dari Mush’ab, Allah berkehendak memberinya petunjuk tentang Islam kepada Asid.
Asid segera mengucapkan dua kalimat syahadat bahwa Allah dan Muhammad
utusanNya.
Keislaman Asid yang
merupakan kepala suku Aus merupakan berkah bagi Islam, sehingga hampir semua
penghuni rumah Yatsrib memeluk agama Islam.
Pada musim haji, Asid
bersama 70 penduduk Yatsrib dibaiat Rasulullah di Aqobah untuk setia dan
melindungi Rasulullah, siap berperang demi agama Allah juga diminta untuk
menyeru penduduk Yatsrib masuk Islam.
Rasulullah bersama Abu
Bakar hijrah dari Mekkah ke Yatsrib dan mengganti nama Yatsrib menjadi Madinah
Al Munawwarah. Beliau juga berhasil mendamaikan kedua suku Aus dan Khazraj yang
selama ini selalu berperang menjadi saudara.
Rasulullah juga
berhasil menentramkan penduduk Madinah dari hasutan jahat seorang Yahudi yang
bernama Syas untuk tidak mengikuti ajaran Muhammad dan kembali ke ajaran nenek
moyangnya.
Adanya peristiwa ini
Allah menurunkan ayat Al Qur’an yang mencela kebusukan kaum kafir Yahudi untuk
memecah belah kaum Muslim:
“Qulyaa ahlalkitaabi
limatashudduuna ‘an sabiilillaahi man aamana tabghuunahaa ‘iwajawwa antum
syuhadaa’. Wamallaahu bighaafilin ‘ammaa ta’maluun. Yaa ayyuhalladziina aamanuu
intuthii’uu fariiqam minalladziina uutulkitaaba yarudduukum ba’da iimaanikum
kaafiriin. Wa kaifa takfuruuna wa antum tutlaa ‘alaikum aayaanullaahi wa fiikum
rasuuluh. Wa mayya’tashim billaahi faqad hudiya ilaa shiraathim mustaqiim”
“Katakanlah: ‘Hai Ahli
Kitab, mengapa kamu menghalang-halangi dari jalan Allah orang-orang yang telah
beriman, kamu menghendakinya menjadi bengkok, padahal kamu menyaksikan?’.
Allah sekali-kali
tidak lalai dari apa yang kamu kerjakan.
Hai orang-orang yang
beriman, jika kamu mengikuti sebahagian dari orang-orang yang diberi Al Kitab,
niscaya mereka akan mengembalikan kamu menjadi orang kafir sesudah kamu
beriman.
Bagaimanakah kamu
(sampai) menjadi kafir, padahal ayat-ayat Allah dibacakan kepada kamu, dan
RasulNya pun berada ditengah-tengah kamu...?
Barangsiapa yang
berpegang teguh kepada (agama) Allah, maka sesungguhnya ia telah diberi
petunjuk kepada jalan yang lurus” ~ QS 3
– Ali Imran : Ayat 99-101~
Dalam
mempertahankan kaum Muslim, Asid ibn Al Hadhir tidak pernah absen untuk ikut
berperang bersama Rasulullah.
Pada suatu hari
terjadi perselisihan antara beberapa orang kaum Anshar dan kaum Muhajirin
memperebutkan sebuah sumur. Pertengkaran itu dimanfaatkan Abdullah ibn Ubay ibn
Salul seorang pemimpin kaum munafik untuk membangkitkan permusuhan antara kaum
Anshar yang menurut dia lebih berhak atas sumur itu daripada kaum Muhajirin
yang hanya pendatang serta menyuruh kaum Anshar mengusirnya. Begitulah pedasnya
ucapan seorang munafikun hingga terdengar oleh Rasulullah dan tak lama setelah
itu Allah menurunkan ayat:
“Humulladziina
yaquuluuna laatunfiquu ‘alaa man ‘indarasuulillaahi hattaa yanfadhdhu.
Walillaahi khazaainussamaawaati wal ardhi walaakinnal munaafiqiina laa
yafqahuun. Yaquuluuna lairraja’naa ilalmadiinati layukhrijannal a’azzu minhal
adzall. Walillaahil ‘izzatu wa lirasuulihii wa lilmu’miniina wa laakinnal
munaafiqiina laa ya’lamuun”.
“Mereka
orang-orang yang mengatakan (kepada orang-orang Anshar): ‘Janganlah kamu
memberikan perbelanjaan kepada orang-orang (Muhajirin) yang ada disisi
Rasulullah supaya mereka bubar (meninggalkan Rasulullah)’.
Padahal
kepunyaan Allahlah perbendaharaan langit dan bumi, tetapi orang-orang munafik
itu tidak memahami.
Mereka berkata:
‘Sesungguhnya jika kita telah kembali ke Madinah, benar-benar orang yang kuat
akan mengusir orang-orang yang lemah daripadanya’.
Padahal
kekuatan itu hanyalah bagi Allah, bagi RasulNya dan bagi orang-orang mu’min,
tetapi orang-orang munafik itu tiada mengetahui” ~ QS 63 – Al Munaafiquun : Ayat 7-8 ~
Pada saat
Rasulullah wafat, timbul perselisihan tentang siapa yang akan memimpin. Apakah
orang Muhajirin atau Anshar...?
Sejarah Islam
menuturkan, betapa manfaatnya peran penting Asid Al Hadir dalam peristiwa ini.
Dia meyakinkan kaum Anshar bahwa kaum Muhajirinlah yang berhak menggantikan
Rasulullah, mengingat beliaupun orang Muhajirin. Adapun kaum Anshar adalah kaum
penolong dan akan selalu menolong Sang Khalifah. Keteguhan ucapan Asid ibn
Hadhir untuk mendukung Abu Bakar patut dibanggakan, padahal dia adalah seorang
Amir (pemimpin) kaum Aus yang dipandang di Madinah. Asid sampai akhir hayatnya
ia tetap mendukung khalifah Abu Bakar Al Shiddiq.
Semoga Allah
SWT mengasihinya.
Edited and posted by: Rika Rakasih
Sumber : Kitab Asbabun Nuzul
Penulis : Fathi Fauzi Abd Al Mu’thi
Disarikan oleh : Idih Ruskanda
Thema :
Ali Imran (3) – Ayat 99-101 à Asid ibn Al Hadhir, Amir putera Sang Amir
No comments:
Post a Comment