TURUNNYA SURAH
8 – AL ANFAL AYAT 31-32, SURAH 18 – AL KAHFI AYAT 9
– 26, 83 – 98, SURAH 17 – AL ‘ISRAA AYAT 85
Tentang Pengarang Kisah dan Kebohongan.
Dia adalah seorang bangsawan Mekkah yang kaya, terpandang, dikenal dan
disukai banyak orang, kenyang akan pengalaman berdagang, mengembara mengenal
budaya, adat istiadat bangsa lain seperti Persia, Syria, Mesir dan Yaman. Dia
juga berkawan dengan ahli filsafat Persia dan Irak untuk menambah pengetahuan
tentang kehidupan dan tuhan-tuhan mereka serta kisah-kisah kepahlawanan mereka.
Dialah Al Nadhr ibn Al Harits.
Ketika Muhammad mendeklarasikan agama Islam secara terang-terangan,
mengajak manusia menyembah Allah Yang Maha Esa, bukannya mendekat untuk lebih
mengenal Islam lebih jauh, ia malah membenci dan menganggap Muhammad sebagai
ancaman akan menjatuhkan kedudukan dan posisi sosialnya ditengah masyarakat
Mekkah.
Dengan segala tipu daya dan hartanya dia berusaha menarik kembali kaum
Muslim untuk kembali ke ajaran nenek moyangnya. Karena kekhawatirannya, ketika
melihat seruan Islam semakin menyentuh banyak orang Mekkah untuk bergabung
dengan Muhammad, ia mencoba menyuruh seorang ahli diplomasi dan cerdik yaitu
Utbah ibn Rabiah untuk mendekati Muhammad dengan berbagai tawaran yang
menggiurkan mulai harta, kemuliaan, kerajaan dan wanita agar Muhammad
menghentikan dakwahnya.
Tidak ada sedikitpun terlintas dalam pikiran Muhammad akan hasrat kepada
dunia dan keni’matannya selain hidupnya ditujukan untuk memperoleh keridhoan
Allah dan tersebarnya Islam.
Mendengar penawaran Uthbah, Rasulullah menolak mentah-mentah dan
menjawabnya seraya membacakan ayat-ayat Surah Al Fushshilat ayat 1-6. Uthbah
kembali kepada kaumnya dengan tangan hampa.
Kaum kafir Quraisy tidak putus asa, mereka mengutus Al Nadhr dan Uqbah
untuk bertanya kepada kaum Yahudi di Yatsrib, bagaimana pandangan mereka jika
ada orang yang mengaku nabi Allah.
Seorang ulama Yahudi menjelaskan salah satu ayat dalam Al Ishhah, Kitab
Kejadian yang berma’na: ‘Musa mendapatkan risalah dari Tuhannya di Bukit Sinai,
Isa diutus oleh Allah di tanah Sair (dekat Baitul Muqaddas Palestina) dan nabi
baru akan muncul di tanah Faran (Mekkah)’. Selanjutnya pemuka Yahudi itu
meminta mereka menanyakan kepada nabi baru itu tentang 3 hal:
- Kisah para pemuda di masa lalu yang memiliki kisah
yang aneh.
- Kisah laki-laki hebat yang mengitari bumi dari Barat
ke Timur dan
- Apa yang dimaksud dengan Ruh.
Ketika para utusan itu kembali, mereka menemui Rasulullah. Dengan angkuhnya
bagaikan Fir’aun beserta para penyihirnya yang berhadapan dengan Nabi Musa as.,
dan dengan disaksikan banyak penduduk Mekkah, mereka bertanya tentang 3 (tiga)
hal sesuai perintah ulama Yahudi kepada Rasulullah. Tentu saja Rasulullah tidak
mengetahui jawaban ketiga pertanyaan tadi selain meminta waktu menanti turunnya
wahyu dari Allah SWT.
Hingga 15 hari berlalu Allah SWT belum juga menurunkan wahyu dan mulailah
kaum kafir Quraisy melecehkan Rasulullah yang dianggap seorang pendusta. Namun
Allah tidak akan membiarkan NabiNya menjadi cemoohan kaum kafir. Untuk menjawab
pertanyaan mereka Allah menurunkan beberapa ayat:
- Ayat 9-26 Surah Al Kahfi, tentang pemuda para
penghuni gua,
- Ayat 83-98 tentang kisah Zulkarnain,
- Ayat 85 Surah Al Isra, tentang Ruh.
Rasulullah membacakan ayat-ayat itu kepada mereka dan disaksikan masyarakan
Mekkah.
Meskipun peristiwa ini semakin mendorong orang-orang untuk masuk Islam
namun para kafir Quraisy tidak mau menyerah. Mereka menyiksa kelompok Muslim
terutama para budak yang beriman bahkan menantang Rasulullah, sebagaimana Allah
berfirman:
“Wa idzqaalullaahumma inkaana haazaa huwalhaqqa min ‘indika fa amthir
‘alainaa hijaaratam minassamaa i awi’tinaa bi’adzaabin aliim”
“Dan (ingatlah), ketika mereka (orang-orang musyrik) berkata: ‘Ya Allah,
jika betul (Al Qur’an) ini, dialah yang benar dari sisi Engkau, maka hujanilah
kami dengan batu dari langit, atau datangkanlah kepada kami azab yang pedih” ~ QS 8
– Al Anfal : Ayat 32 ~
Dalam berda’wah Rasulullah sering menceritakan kisah para nabi terdahulu
yang diwahyukan Allah, mereka menganggapnya cerita itu hayalan atau cerita yang
didengarnya dari si Jabar, seorang Nasrani yang kebetulan sering bertemu dengan
Rasulullah.
Allah mengabarkan RasulNya dalam ayat:
“Wa idzaa tutlaa ‘alaihim aayaatunaa qaaluu qad sami’naa lau nasyaa u
laqulnaa mitsla haadzaa in haadzaa illaa asaathiirul awwaliin”
“Dan apabilan dibacakan kepada mereka ayat-ayat Kami, mereka berkata:
‘Sesungguhnya kami telah mendengar (ayat-ayat yang seperti ini), kalau kami
menghendaki niscaya kami dapat membacakan yang seperti ini, (Al Qur’an) ini
tidak lain hanyalah dongeng-dongengan orang-orang purbakala”.
~ QS
8 – Al Anfal : Ayat 31 ~
Segala upaya kaum kafir Quraisy untuk menghalangi laju da’wah Rasulullah
dilakukan, mulai dari mengucilkan keluarga Hasyim dan Abu Tholib hingga
mengumpulkan para pemuda untuk mengepung dan mengintai rumah Rasulullah dengan
maksud saat Rasulullah keluar rumah saat Shalat Fajar, mereka akan membunuhnya
dan darahnya akan dicecerkan ke semua kabilah sehingga Bani Hasyim kesulitan
harus membalas dendam kemana.
Allah SWT memberitahu NabiNya atas kelakuan para kafir Quraisy itu melalui
wahyu:
“Wa idzyamkuru bikalladziina kafaruu liyutsbituuka awyaqtuluuka
awyukhrijuuk. Wa yamkuruuna wa yamkurullaah. Wallaahu khairulmaa kiriin”
“Dan (ingatlah), ketika orang-orang kafir (Quraisy) memikirkan daya upaya
terhadapmu untuk menangkap dan memenjarakanmu atau membunuhmu, atau mengusirmu.
Mereka memikirkan tipu daya dan Allah menggagalkan tipu daya itu. Dan Allah
sebaik-baik Pembalas tipu daya”.
~ QS
8 – Al Anfal : Ayat 30 ~
Akhirnya Allah SWT memerintahkan Rasulullah dan para pengikutnya hijrah ke
Yatsrib. Dalam Perang Badar Al Nadhr dan Uqbah berhasil ditangkap dan ditawan
kaum Muslim. Keduanya dihukum pancung melalui pedang Ali ibn Abu Tholib.
Begitulah kisah hidup seorang kafir sesat yang tidak henti-hentinya
memperdaya Rasulullah.
Bekasi, 9 Jumadil Akhir 1436 Hijriyah atau 30 Maret 2015.
Edited and posted by: Rika Rakasih
Sumber : Kitab Asbabun Nuzul
Penulis : Fathi Fauzi Abd Al Mu’thi
Disarikan oleh : Idih Ruskanda
Thema :
Thema : Al Anfal (8) Ayat 31-32;
Al Kahfi (18) Ayat 9-26, 83-98; Al Isra (17) Ayat 85 à Pengarang Kisah dan Kebohongan
No comments:
Post a Comment