ASBABUN NUZUL KE 23
TURUNNYA SURAH 8 – AL ANFAL
AYAT 70
Kisah Abbas ibn Abd. Muthalib – Penyedia Air Minum di Al Haramayn.
Al Abbas adalah salah seorang putera dari Abdul Muthalib, kakek Rasulullah saw. Sepeninggal ayahnya dia tinggal bersama kakaknya Abu Tholib dan Muhammad keponakannya.
Pada suatu hari Al
Abbas mendengar Muhammad menyeru seluruh orang di sekitar Ka’bah untuk
menyembah Allah dan meninggalkan berhala-berhala dan dirinya diutus sebagai
Rasul Allah.
Umm Al Fadhl isteri Al
Abbas langsung beriman dan menjadi wanita Islam pertama sesudah Sayyidah
Khadijah, namun Al Abbas masih belum menyatakan keimanannya karena takut akan
kaumnya.
Sepeninggal Abu Tholib
dan Khadijah, tinggallah Al Abbas yang menemani Muhammad. Dengan
sembunyi-sembunyi, Al Abbas berperan dalam menghubungkan utusan-utusan dari
Yatsrib dengan Muhammad yang dibai’at di Aqobah.
Pada saat Rasulullah
hijrah ke Yatsrib, Al Abbas tidak ikut serta, sehingga pada saat perang Badar,
Al Abbas, Uqil ibn Abi Thalib (saudaranya Ali ibn Abi Thalib) dan kerabat Bani
Hasyim dipaksa kaum kafir Quraisy untuk ikut serta ke Yatsrib memerangi
Rasulullah.
Rasulullah mengetahui
bahwa keluarga Bani Hasyim terpaksa ikut berperang, sehingga beliau berpesan
untuk tidak membunuhnya. Al Abbas, Uqil dan beberapa kerabat tertawan pasukan
Muslim dan untuk membebaskannya disepakati harus membayar fidyah sebesar 4.000
dirham. Rasulullah tahu bahwa Al Abbas bukan orang kaya dan pernah membantu
Rasulullah, maka ketika Al Abbas diminta membayar dia menjawab bahwa dirinya
sebetulnya sebagai Muslim hanya menyembunyikannya karena kekhawatiran dibenci
kaumnya. Tentu saja sebagai manusia biasa Rasulullah tidak mengetahui hakekat
keislaman Al Abbas yang sebenarnya.
Allah SWT menunjukkan
jalan kepada Rasulullah melalui wahyuNya:
“Yaa ayyuhannabiyyu
qul liman fii aidiikum minal asraa iyya’lamillaahu fii quluubikum khairam
mimmaa ukhidza minkum wa yaghfirlakum wallaahu ghafuururrahiim”
“Hai Nabi, katakanlah
kepada tawanan-tawanan yang ada di tanganmu: ‘Jika Allah mengetahui ada
kebaikan dalam hatimu, niscaya Dia akan memberikan kepadamu yang lebih baik
dari apa yang telah diambil daripadamu dan Dia akan mengampuni kamu’. Dan Allah
Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”. ~ QS 8
– Al Anfal : Ayat 70 ~
Setelah mendapatkan
wahyu, sekali lagi Rasulullah meminta Al Abbas membayar fidyah seraya
mengatakan bahwa Al Abbas masih memiliki harta yang di wasiatkan kepada Al
Fadhl puteranya jika dirinya tidak kembali ke Mekkah.
Tentu saja Al Abbas
terkejut mendengar itu karena yang tahu akan harta itu hanya dirinya dan Al
Fadhl puteranya, namun Allah memberitahu RasulNya.
Atas kekagumannya,
seketika itu pula Al Abbas menyatakan keislamannya.
Karena kecerdikan dan
kebijakannya Al Abbas diminta Rasulullah untuk tetap tinggal di Mekkah sebagai
intel mengawasi perkembangan kaum Quraisy, meskipun dengan cara menyembunyikan
keislamannya.
Ia sangat bahagia dan
bangga ketika tahun ke 10 Hijriyah, Rasulullah berhasil menaklukkan Mekkah
tanpa pertumpahan darah. Al Abbas dipercaya menjadi sesepuh Bani Hasyim dalam
membagikan harta kepada anak cucunya.
Sepeninggal
Rasulullah, meskipun Al Abbas saudara Nabi, namun ia taat sepenuhnya kepada
Amirul Mukminin. Beliau wafat. Semoga Allah merahmati Al Abbas sesuai
jasa-jasanya terhadap Islam.
Edited and posted by: Rika Rakasih
Sumber : Kitab Asbabun Nuzul
Penulis : Fathi Fauzi Abd Al Mu’thi
Disarikan oleh : Idih Ruskanda
Thema : Al Anfal (8) – Ayat 70 à Al Abbas ibn
Abd. Muthalib – Penyedia Air Minum di Al Haramayn.
No comments:
Post a Comment