ASBABUN NUZUL KE - 41
TURUNNYA SURAH 3 – ALI IMRAN AYAT 181
Kaum Yahudi adalah kaum imigran yang menyebar ke berbagai
wilayah setelah mendapat siksaan, keburukan dan kejaran tentara Fir'aun.
Mereka adalah kaum pendusta, bahkan seruan nabi mereka sendiri dibantahnya
bahkan berani membunuhnya.
Mereka bertabiat pembangkang, pandai mengadu domba, tidak ada
keimanan sejati dalam dirinya, mereka tidak dapat dipercaya dan tidak pernah
memegang teguh janji.
Begitu pula tabiat kaum Yahudi yang bermukim di Madinah telah mengakar
sejak nenek moyangnya.
Rasulullah masih menghargai kaum Yahudi sebagai akhli Kitab umat
Nabi Musa As yang beriman kepada Allah.
Dan demi keamanan serta kedamaian di Madinah, maka antara kaum
Muslim dengan kaum Yahudi dibuatlah perjanjian untuk hidup berdampingan.
Suatu hari Abu Bakar Al Shiddiq, sahabat Nabi memasuki sebuah
pasar yang sangat ramai di Madinah. Tiba-tiba ia dipanggil seseorang yang
diketahui adalah Fanhash ibn Azura, seorang Yahudi yang sering membuat masalah
dengan orang-orang pasar.
Dia berkata : "Hai Abu Bakar.. kalian mengharamkan riba,
tapi mengapa Allah menghalalkan bagi diriNya...".
Abu Bakar terkejut, karena yang dimaksud Fanshah tadi adalah
ayat 245, Surah Al Baqarah yang berbunyi : "Siapakah yang mau memberi
pinjaman kepada Allah...... maka Allah akan 'melipatgandakan' pembayaran
kepadanya dengan 'lipat ganda yang banyak'."
Suara Fanshah sangat keras dan memancing seorang Yahudi lain,
yaitu Kahin Azura menimpali : "Saya setuju dengan ucapan Fanshah.. Mengapa
Tuhan kalian meminta-minta pinjaman dan akan membayarnya lebih banyak... kalau
begitu Tuhan kalian itu miskin dan melakukan riba..".
Abu Bakar tidak kuasa membendung amarahnya mendengar Allah Subhanahu
wa ta’ala dihina seperti itu. Dicengkramnya leher Fanshah kemudian wajahnya
ditampar.
Orang-orang Yahudi yang lain tidak ada yang berani membantu
Fanshah karena takut kawan-kawan Abu Bakar membalasnya.
Tidak menerima perlakuan Abu Bakar, Fanshah mengadu kepada Rasulullah
bahwa ia ditampar Abu Bakar dan menghujat perdamaian dan jaminan keamanan
antara kaum Yahudi dan Muslim. Liciknya dia tidak menceritakan kronologis yang
sebenarnya.
Pada saat itu Abu Bakar datang dan menceritakan apa yang
dialaminya secara lengkap termasuk penghinaan Fashah kepada Allah. Fashah
memotong perkataan Abu Bakar dan berusaha memutar balikkan fakta. Namun Allah
mendukung tindakan Abu Bakar dan menyingkapkan dusta serta penghinaan kaum
Yahudi melalui wahyuNya :
لَقَدْ سَمِعَ اللَّهُ
قَوْلَ الَّذِينَ قَالُوا إِنَّ اللَّهَ فَقِيرٌ وَنَحْنُ أَغْنِيَاءُ ۘ
سَنَكْتُبُ مَا قَالُوا وَقَتْلَهُمُ الْأَنْبِيَاءَ بِغَيْرِ حَقٍّ وَنَقُولُ
ذُوقُوا عَذَابَ الْحَرِيقِ
"Sesungguhnya Allah telah mendengar perkatan orang-orang
yang mengatakan: "Sesunguhnya Allah miskin dan kami kaya”. Kami akan
mencatat perkataan mereka itu dan perbuatan mereka membunuh nabi-nabi tanpa
alasan yang benar, dan Kami akan mengatakan (kepada mereka): "Rasakanlah
olehmu azab yang membakar". ~ QS 3 - 'Āli `Imrān : 181 ~
Demikian Al Qur'an menunjukkan mujizatnya dg mengungkap
kebusukan2 kaum Yahudi yang semakin hari semakin kelihatan penghianatan,
keculasannya yang berpotensi mengancam kedamaian dan persatuan masyarakat
Madinah.
Rosulullah beberapa kali megingatkan mereka, namun tidak mau
berubah bahkan bersekutu dengan kaum kafir Mekkah dan kaum munafik Madinah,
akhirnya semua kaum Yahudi diusir dari Madinah.
Bekasi, 10 Agustus 2015
Edited
and posted by: Rika
Rakasih
Sumber :
Kitab Asbabun Nuzul
Penerbit:
Zaman
Penulis
: Fathi Fauzi Abd Al Mu’thi
Disarikan
oleh : Idih Ruskanda
Thema : Ali Imran Ayat 181 – Kisah Abu Bakar Al Shiddiq - Membongkar
kebohongan Yahudi..
No comments:
Post a Comment