ASBABUN NUZUL KE - 46
TURUNNYA SURAH 9 – AT TAUBAH AYAT 49 dan 117 - 118
Kisah Tiga Orang yang tidak ikut
berperang
Pada tahun ke 8 hijrah musim panas di Madinah sungguh panjang.
Terik matahari hampir memanggang padang pasir dan bebatuan hingga nampak mengepul.
Saat itu sebagian penduduk Madinah sedang bersiap-siap
menghadapi musim panen perkebunan terutama kurma, sebelum datangnya hujan yang
dapat merusak buah yang sudah ranum.
Pada saat yang sama dikabarkan bahwa pasukan Romawi bersama
beberapa kabilah Arab sedang menyiapkan diri di Tabuk, untuk menyerang kaum
Muslim.
Rasulullah segera menyerukan kaum Muslim untuk berjihad kembali.
Disisi lain kaum munafik bergerilya menghasut kaum muslim yang masih lemah imannya agar mengurungkan niatnya untuk berjihad karena cuaca yang sangat panas, harus menempuh perjalanan yang jauh dan musim panen akan segera tiba.
Disisi lain kaum munafik bergerilya menghasut kaum muslim yang masih lemah imannya agar mengurungkan niatnya untuk berjihad karena cuaca yang sangat panas, harus menempuh perjalanan yang jauh dan musim panen akan segera tiba.
Sungguh kondisi seperti ini merupakan situasi yang sulit bagi Rasulullah
untuk mengajak kaum Muslim berjihad, selain memiliki iman yang kuat.
Orang-orang kaya Madinah bergotong royong menyumbangkan harta, senjata, perbekalan dan hewan tunggangan untuk menempuh perjalanan sekitar 700 km. Namun semuanya belumlah mencukupi, terutama jumlah hewan tunggangan.
Orang-orang kaya Madinah bergotong royong menyumbangkan harta, senjata, perbekalan dan hewan tunggangan untuk menempuh perjalanan sekitar 700 km. Namun semuanya belumlah mencukupi, terutama jumlah hewan tunggangan.
Dengan kekurangan hewan tunggangan inilah menyebabkan banyak
pasukan Muslim terpaksa tidak bisa menyertai Rasulullah dalam perang yang berat
ini.
Salah seorang kaum munafik yang bernama Jadd ibn Qays menolak
berperang dengan menggunakan alasan klasik yaitu takut terjerumus fitnah yaitu
takut terpikat wanita Romawi.
Allah Subhanahu wa ta’ala menurunkan ayat atas penolakan perang
ini :
وَمِنْهُمْ مَنْ يَقُولُ
ائْذَنْ لِي وَلَا تَفْتِنِّي ۚ أَلَا فِي الْفِتْنَةِ سَقَطُوا ۗ وَإِنَّ
جَهَنَّمَ لَمُحِيطَةٌ بِالْكَافِرِينَ
"Di antara mereka ada orang yang berkata: "Berilah
saya izin (tidak pergi berperang) dan janganlah kamu menjadikan saya terjerumus
dalam fitnah". Ketahuilah bahwa mereka telah terjerumus ke dalam fitnah.
Dan sesungguhnya Jahannam itu benar-benar meliputi orang-orang yang
kafir". ~ QS 9 - At-Taubaħ :
49 ~
Ditengah situasi yang sulit ini, Rasulullah berhasil menghimpun
sejumlah besar kaum Muslim, namun ada yang mengherankan, yaitu tidak ikut
sertanya beberapa orang Muslim langganan berjihad, yaitu Abu Khaytsamah, Ka'b
ibn Malik, Hilal ibn Umayyah dan Mararah ibn Al Rabi.
Mereka tidak ikut berperang dengan alasan yang tidak dibenarkan, yaitu memilih tinggal di Madinah bersama anak isterinya. Namun Abu Khaytsamah segera menyadari kesalahannya dan ia menyusul Rasulullah ke Tabuk.
Mereka tidak ikut berperang dengan alasan yang tidak dibenarkan, yaitu memilih tinggal di Madinah bersama anak isterinya. Namun Abu Khaytsamah segera menyadari kesalahannya dan ia menyusul Rasulullah ke Tabuk.
Perang yang melelahkan telah berakhir..
Setibanya di Madinah, Rasulullah pergi ke masjid mendirikan
sholat dan bersujud mengucapkan rasa syukur kepada Allah atas nikmat yang
diberikan kepada kaum yang beriman. Lalu beliau berbicara dihadapan kaum muslim
mengemukakan murka Allah bagi mereka yang tidak ikut berperang dengan alasan
yang tidak dibenarkan.
Rasulullah memerintahkan untuk mengucilkan mereka. Tidak boleh
berbicara dan bergaul dengan mereka. Bahkan Rasulullah memerintahkan mereka
bertiga untuk tidak menggauli istri-istrinya sampai Allah memberi ketetapan
atas perkara mereka.
Ketiga muslim yang mangkir berperang itu menyadari kesalahannya.
Setiap hari mereka bertobat mohon ampun kepada Allah dan menangis menyesali
dosa-dosanya.
Ketiganya tidak tergiur tawaran dari penguasa Ghassan yang mengajaknya
bergabung jika mereka dikucilkan Muhammad.
Setelah 50 hari pengucilan, Allah Swt
menurunkan ayat untuk RasulNya :
لَقَدْ تَابَ اللَّهُ عَلَى
النَّبِيِّ وَالْمُهَاجِرِينَ وَالْأَنْصَارِ الَّذِينَ اتَّبَعُوهُ فِي سَاعَةِ
الْعُسْرَةِ مِنْ بَعْدِ مَا كَادَ يَزِيغُ قُلُوبُ فَرِيقٍ مِنْهُمْ ثُمَّ تَابَ
عَلَيْهِمْ ۚ إِنَّهُ بِهِمْ رَءُوفٌ رَحِيمٌ / وَعَلَى الثَّلَاثَةِ الَّذِينَ
خُلِّفُوا حَتَّىٰ إِذَا ضَاقَتْ عَلَيْهِمُ الْأَرْضُ بِمَا رَحُبَتْ وَضَاقَتْ
عَلَيْهِمْ أَنْفُسُهُمْ وَظَنُّوا أَنْ لَا مَلْجَأَ مِنَ اللَّهِ إِلَّا
إِلَيْهِ ثُمَّ تَابَ عَلَيْهِمْ لِيَتُوبُوا ۚ إِنَّ اللَّهَ هُوَ التَّوَّابُ
الرَّحِيمُ
[117] "Sesungguhnya Allah telah menerima taubat Nabi,
orang-orang muhajirin dan orang-orang anshar yang mengikuti Nabi dalam masa
kesulitan, setelah hati segolongan dari mereka hampir berpaling, kemudian Allah
menerima taubat mereka itu. Sesungguhnya Allah Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang kepada mereka.
[118] Dan terhadap tiga orang yang ditangguhkan (penerimaan
taubat) mereka, hingga apabila bumi telah menjadi sempit bagi mereka, padahal
bumi itu luas dan jiwa merekapun telah sempit (pula terasa) oleh mereka, serta
mereka telah mengetahui bahwa tidak ada tempat lari dari (siksa) Allah,
melainkan kepada-Nya saja. Kemudian Allah menerima taubat mereka agar mereka
tetap dalam taubatnya. Sesungguhnya Allah-lah Yang maha Penerima taubat lagi
Maha Penyayang". ~ QS 9 - At-Taubaħ : 117-118 ~
Setelah sholat shubuh, seseorang mengumumkan bahwa Allah Subhanahu
wa ta’ala telah mengampuni ketiga orang yang mangkir dari perang Tabuk itu.
Semua umat Islam menyampaikan selamat, memeluk ketiganya dengan penuh cinta dan
kasih sayang.
Segera ketiga orang itupun menemui Rasulullah yang menyambutnya
dengan ucapan selamat karena Allah Subhanahu wa ta’ala telah mengampuninya. Sebagai
rasa syukur, Ka'b ibn Malik langsung mensedekahkan hartanya ke Fakir Miskin.
Bekasi, 14 Agustus 2015
Edited
and posted by: Rika
Rakasih
Sumber :
Kitab Asbabun Nuzul
Penerbit:
Zaman
Penulis
: Fathi Fauzi Abd Al Mu’thi
Disarikan
oleh : Idih Ruskanda
Thema : At Taubah Ayat 49, 117-118 - KisahTiga
Orang yang tidak ikut berperang
No comments:
Post a Comment