KISAH BILAL
Kisah Yang Bikin Airmata Menetes!
Semenjak Rasulullah wafat, Bilal menyatakan bahwa dirinya tidak
akan mengumandangkan adzan lagi. Ketika Khalifah Abu Bakar memintanya untuk
menjadi muadzin kembali, dengan hati pilu nan sendu Bilal berkata: "Biarkan
aku hanya menjadi muadzin Rasulullah saja. Rasulullah telah tiada, maka aku
bukan muadzin siapa-siapa lagi." Abu Bakar pun tak bisa lagi mendesak
Bilal untuk kembali mengumandangkan adzan.
Kesedihan sebab ditinggal wafat Rasulullah terus mengendap di
hati Bilal. Dan kesedihan itu yang mendorongnya meninggalkan Madinah, dia ikut
pasukan Fath Islamy menuju Syam, dan kemudian tinggal di Homs, Syria.
Lama Bilal tak mengunjungi Madinah, sampai pada suatu malam,
Rasulullah hadir dalam mimpi Bilal, dan menegurnya: "Ya Bilal, Wa maa
hadzal jafa? Hai Bilal, mengapa engkau tak mengunjungiku? Mengapa sampai
seperti ini?"
Bilal pun bangun terperanjat, segera dia mempersiapkan
perjalanan ke Madinah, untuk ziarah ke makam Rasulullah. Sekian tahun sudah dia
meninggalkan Rasulullah.
Setiba di Madinah, Bilal bersedu sedan melepas rasa rindunya
pada Rasulullah, pada sang kekasih.
Saat itu, dua pemuda yang telah beranjak dewasa, mendekatinya.
Keduanya adalah cucu Rasulullah Hasan dan Husein. Dengan mata sembab oleh tangis,
Bilal yang kian beranjak tua memeluk kedua cucu Rasulullah tersebut.
Salah satu dari keduanya berkata kepada Bilal: "Paman,
maukah engkau sekali saja mengumandangkan adzan untuk kami? Kami ingin
mengenang kakek kami."
Ketika itu, Umar bin Khattab yang telah jadi Khalifah juga
sedang melihat pemandangan mengharukan itu, dan beliau juga memohon kepada
Bilal
untuk mengumandangkan adzan, meski sekali saja.
untuk mengumandangkan adzan, meski sekali saja.
Bilal pun memenuhi permintaan itu.
Saat waktu shalat tiba, dia naik pada tempat dahulu biasa dia
adzan pada masa Rasulullah masih hidup.
Mulailah dia mengumandangkan adzan.
Saat lafadz Allahu Akbar dikumandangkan olehnya, mendadak
seluruh Madinah senyap, segala aktifitas terhenti, semua terkejut, suara yang
telah bertahun-tahun hilang, suara yang mengingatkan pada sosok Nan Agung,
suara yang begitu dirindukan itu telah kembali.
Ketika Bilal meneriakkan kata Asyhadu an laa ilaha illallah,
seluruh isi kota Madinah berlarian ke arah suara itu sambil berteriak, bahkan
para gadis dalam pingitan mereka pun keluar.
Dan saat bilal mengumandangkan Asyhadu anna Muhammadan
Rasulullah, Madinah pecah oleh tangisan dan ratapan yang sangat memilukan.
Semua menangis, teringat masa-masa indah bersama Rasulullah,
Umar bin Khattab yang paling keras tangisnya. Bahkan Bilal sendiri pun tak
sanggup meneruskan adzannya, lidahnya tercekat oleh air mata yang berderai.
Hari itu Madinah mengenang masa saat masih ada Rasulullah diantara mereka.
Hari itu adalah adzan pertama dan terakhir bagi Bilal setelah
Rasulullah wafat. Adzan yang tak bisa dirampungkan.
Subhanallah... kisah diatas ini mampu mencampur adukkan perasaan
kita. Mampu membuat kita menitikkan airmata tanda kecintaan kita kepada
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam, sebagaimana cinta kita pula kepada
ummat Muhammad. Itulah pentingnya ukhuwah...
karena ukhuwah itu merupakan penanda iman kita.
karena ukhuwah itu merupakan penanda iman kita.
Video: Bilal dan Adzan Terakhirnya http://t.co/8OQVdBuxnU
No comments:
Post a Comment