Mukjizat Al Qur'an
Bagaimana pendapat Anda?
Saudara-saudarku
yang dicintai Allah SWT, setiap tahun kita memperingati kejadian yang sangat
berarti bagi kehidupan manusia, yaitu peristiwa Nuzulul Al-Qur’an, turunnya pedoman bagi manusia yang menakjubkan,
pedoman yang tak tertandingi oleh kitab manapun juga. Pedoman yang diyakini
bisa membuat manusia hidup bahagia di dunia dan kelak ditempatkan disurga di
sisi-Nya. Allah berfirman:
Dan sesungguhnya Al-Qur’an ini benar-benar diturunkan oleh
Rabb Semesta Alam,
dia dibawa turun oleh Ar Ruh Al Amin, ke dalam hatimu
(Muhammad)
agar kamu menjadi salah seorang di antara orang-orang
yang memberi peringatan, dengan bahasa Arab yang jelas.
Dan sesungguhnya Al-Qur’an itu benar-benar
(tersebut) dalam
Kitab-kitab yang terdahulu
~ Asy-Syu’araa’- QS : 92-196 ~
Yang
perlu direnungkan ialah, mengapa Allah menurunkan Al-Qur’an itu? Bahkan Allah
telah merencanakannya sejak jaman nabi-nabi sebelum Muhammad, sesuai dengan
firman-Nya bahwa turunnya Al-Qur’an telah disebutkan dalam Kitab-kitab yang
terdahulu. Jawabnya ada dalam surat Yunus:37
sebagai berikut:
Tidaklah mungkin Al Qur’an ini dibuat oleh selain Allah;
akan tetapi (Al-Qur’an itu) membenarkan kitab-kitab yang
sebelumnya
dan menjelaskan
hukum-hukum yang telah ditetapkannya*,
tidak ada keraguan di dalamnya, (diturunkan) dari Tuhan
semesta alam
~ Yunus – QS : 37 ~
Note: * Maksudnya: Al-Qur’an menjelaskan secara terperinci
hukum-hukum yang telah disebutkan dalam Al-Qur’an itu pula.
Jelas
kiranya dalam ayat surat Yunus itu, bahwa Al-Qur’an diturunkan untuk
membenarkan, membetulkan, mengoreksi kitab-kitab yang terdahulu. Kalau kitab
terdahulu seperti Taurat dan Injil perlu dikoreksi, apakah itu berarti bahwa
Allah telah melakukan “kesalahan” pada ayat-ayat dalam kitab-kitab itu?
Bukan
itu maksudnya, melainkan karena kitab-kitab itu telah dicemari oleh pikiran dan
tangan-tangan manusia yang punya tujuan pribadi atau golongan. Walaupun
demikian masih banyak orang yang tidak menyadari bahkan tidak mengakui hal ini
dan tetap menganut pada kitab-kitab tersebut.
Saya
tidak akan membahas lebih dalam mengenai “pencemaran” kitab-kitab lain. Yang
jelas adalah bahwa Allah SWT tentunya tak membiarkan manusia yang merupakan master-piece ciptaanNya terombang-ambing
oleh kebingungan dan inkonsistensi yang ditimbulkan oleh “kitab-kitab”
terdahulu, sehingga Al-Qur’anpun di-nuzulkan-Nya.
Apakah
Al-Qur’an yang telah diturunkan melalui Jibril kepada Muhammad akan mengalami
nasib yang sama seperti kitab-kitab terdahulu, dicemari dengan diubah sana sini
sesuai kehendak para penulis Al-Qur’an, sehingga kesuciannya tidak bisa dijamin
lagi? Usaha ke arah itu pasti ada, namun sepertinya tak memungkinkan untuk
berbuat semacam itu.
Naskah
Al-Qur’an memiliki kinci-kunci pengaman, sehingga kalau ada yang merubah pasti
ketahuan kepalsuannya. Prof. Dr. M.
Quraish Shihab dalam bukunya “Mukjizat Al-Qur’an” menjelaskan
berbagai kehebatan Al-Qur’an yang tak mungkin ditandingi oleh kitab bikinan
manusia, sekalipun dibantu oleh jin. Kelemahan-kelemahan seperti pada Injil
(yang sekarang) sama sekali tidak dijumpai.
Ke
6.236 ayat dalam Al Qur’an merupakan satu rangkaian kesatuan yang saling
menunjang, saling memperkuat, saling menjelaskan, saling mengisi. Tidak ada
yang saling bertentangan, saling melemahkan atau membuat kebingungan atau
menimbulkan pertanyaan yang tak terjawab.
Seperti
yang dikemukakan oleh Quraish Shihab dalam bukunya itu, kemukjizatan Al-Qur’an bisa ditinjau dari berbagai aspek.
Kemukjizatan
yang utama dan pertama ialah dari aspek keindahan dan ketelitian bahasa
Al-Qur’an. Susunan kata dan kalimat
Al-Qur’an sangat memukau.
Mengenai
nada dan langgamnya seorang cendikiawan Inggris, Marmaduke Pickthall dalam The Meaning of the Glorious Qur’an,
menulis: “Al-Qur’an mempunyai simfoni yang tidak ada taranya di mana setiap
nada-nadanya bisa menggerakkan manusia untuk menangis dan bersuka-cita”.
Al-Qur’an
juga singkat dan padat, karena setiap ayat, kalimat bahkan kata sarat dengan
berbagai makna. Pesan-pesan dalam Al-Qur’an memiliki kemampuan memuaskan yang
sangat luas. Satu ayat bisa difahami dengan memuaskan oleh yang awam atau orang
kebanyakan. Ayat yang sama dapat dipahami dengan lebih luas oleh para ahli
filsafat atau para ilmuwan dalam pengertian yang baru yang tidak terjangkau
oleh orang kebanyakan. Al-Qur’an juga dapat memuaskan akal dan jiwa sekaligus.
Tidak seperti kitab atau bacaan pada umumnya yang hanya dapat memuaskan salah
satunya belaka.
Keseimbangan
redaksi atau susunan kata-kata dalam Al-Qur’an sungguh mencengangkan. Seorang
ahli tafsir Al-Qur’an, Rasyad Khalifah,
menyatakan adanya rahasia dibalik jumlah pengulangan kosa kata Al-Qur’an.
Salah
satunya ialah kata Basmallah yang
terdiri dari 19 huruf. Ternyata ada beberapa kata tersurat seperti Allah (2.698
kali), ism (19 kali), Ar-Rahman (57 kali), Ar-Rahim (114 kali) yang semuanya
merupakan kelipatan 19.
Keseimbangan
redaksi yang lain; jumlah bilangan kata
yang sama banyaknya dengan lawan katanya, misalnya: kehidupan vs. kematian
= 145 kali, manfaat vs. mudharat = 50 kali, panas vs. dingin = 4 kali,
kebajikan vs. keburukan = 167 kali, kelapangan vs. kesempitan = 13 kali, cemas
vs. harap = 8 kali, kufur vs. iman = 17 kali, musim panas vs. musim dingin = 1
kali.
Kemudian,
keseimbangan antara jumlah bilangan kata
dengan persamaan katanya, misalnya: bertani = membajak = 14 kali,
membanggakan diri = angkuh = 27 kali, al-qur’an = al-wahyu = al-islam = 70
kali, al’aql/akal = an-nur/cahaya = 49 kali dan masih banyak yang lain.
Di
samping itu masih ada keseimbangan antara
jumlah bilangan kata dengan kata yang menunjuk sebagai akibatnya ataupun kata
penyebabnya. Selain itu masih ada lagi keseimbangan khusus, seperti
penulisan hari dalam bentuk tunggal (yaum) sebanyak 365 kali, sesuai dengan
jumlah hari dalam setahun. Penulisan hari dalam bentuk jamak (ayyam) dijumpai
sebanyak 30 kali, sesuai jumlah hari dalam sebulan. Kata yang berarti “bulan”
(syahr/asyhur) ditulis sebanyak 12 kali, sesuai jumlah bulan dalam setahun.
Al-Qur’an
menjelaskan bahwa langit ada 7, dan penjelasan ini diulang sebanyak tujuh kali,
yakni dalam surat-surat Al-Baqarah:20,
Al-Israa’:44, Al-Mu’minuun:86, Fushshilat:12, Ath-Thalaaq:12, Al-Mulk:3 dan
Nuh:3.
Kemudian
kata-kata yang menunjuk pada utusan Allah, baik kata rasul maupun nadzir (=
pemberi peringatan) keseluruhannya berjumlah 518 kali, seimbang dengan
penyebutan nama-nama rasul, nabi atau pembawa berita tersebut yakni 518 kali
juga.
Mukjizat
yang kedua, ialah isyarat-isyarat ilmiah yang disampaikannya pada jaman Nabi SAW namun baru bisa
terungkap kebenarannya oleh para ilmuwan modern beratus-ratus tahun setelah
Nuzulul Qur’an.
Isyarat
ilmiah itu antara lain ihwal reproduksi
manusia (Al-Qiyamah:36-39, An-Najm:45-46, Al-Waaqi’ah:58-59,
Al-Baqarah:223, Al-Insaan:2, Al-Mu’minuun:14), ihwal kejadian alam semesta (Al-Anbiyaa’:30, Al-Ghaasyiyah:17-18,
Adz-Dzaariyaat:47), ihwal pemisah dua
laut (Al-Furqaan:53), ihwal awan
(An-Nur:43, Al-Ahqaaf:24, Al-Hijr:22), ihwal gunung (An-Naml:88), ihwal pohon
hijau/klorofil (Yaasiin:80), cahaya
matahari berasal dari dirinya dan cahaya bulan merupakan pantulan (Yunus:5,
Nuh:16), kurangnya oksigen pada
ketinggian, dapat menyebabkan sesak nafas (Al-An’aam:125), perbedaan sidik jari manusia
(Al-Qiyaamah:4), aroma/bau manusia
berbeda-beda (Yunus:94), masa
penyusuan ideal dan masa kehamilan minimal (Al-Baqarah:233, Al-Ahqaaf:15), adanya nurani (superego) dan bawah
sadar manusia (Al-Qiyaamah:14-15), yang
merasakan nyeri adalah kulit (An-Nisaa’:56) dan masih banyak yang lain.
Apakah
semuanya itu karangan Muhammad saw yang ummy,
yang tidak bisa membaca dan menulis? Tentu tidak, karena itulah titah Allah.
Muhammad hanyalah penyampai pesan-pesan tersebut kepada ummat manusia.
Mukjizat
yang ketiga, Al-Qur’an juga menyampaikan berita ghaib, atau berita tentang sesuatu yang tidak diketahui atau
tersembunyi. Berita ghaib yang disampaikan dalam Al-Qur’an misalnya tentang
masa lampau yang kemudian terbukti kebenarannya melalui penyelidikan para
ilmuwan (kebanyakan adalah arkeolog) beratus-ratus tahun kemudian.
Contohnya
antara lain: binasanya kaum ‘Ad dan Tsamud serta kehancuran kota Aram ribuan
tahun yang lalu, sebelum jaman Nabi saw. (Al-Haaqqah:4-7, Al-Fajr:6-9), berita
tentang tenggelam dan selamatnya badan Fir’aun, yang juga terjadi ribuan tahun
sebelum Nabi saw (Yunus:90-92), kasus Ashhaab al-Kahf, yaitu kisah sekelompok
pemuda yang bersembunyi di gua Kahfi. Mereka tertidur dan terbangun 300 tahun
kemudian (Al-Kahf:17-22).
Berita
ghaib juga disampaikan mengenai masa depan, yakni tentang peristiwa yang belum
terjadi di jaman Nabi SAW, antara lain mengenai kemenangan Romawi atas Persia
yang terjadi dalam kurun waktu 3 sampai 9 tahun setelah berita ghaib itu
diturunkan (Ar-Ruum:1-5), kasus Al-Walid bin Al-Mughirah (Al-Qalam:10-16) serta
kasus Abu Jahl (Iqra’:9-19).
Last but not least, Al-Qur’an sebagai
bacaan, memiliki prestasi top dan bisa mengalahkan semua rekor bacaan yang lain.
Tiada satu bacaanpun di muka bumi yang keadaannya sama sempurna lagi mulia selama beratus-ratus tahun sejak manusia mengenal menulis dan membaca ribuan tahun yang lalu selain Al-Qur’an.
Tiada satu bacaanpun di muka bumi yang keadaannya sama sempurna lagi mulia selama beratus-ratus tahun sejak manusia mengenal menulis dan membaca ribuan tahun yang lalu selain Al-Qur’an.
Tiada
satupun bacaanpun selain Al-Qur’an yang dibaca dan bahkan dihafalkan oleh
berjuta-juta orang. Tiada satu bacaanpun selain Al-Qur’an yang mendapat
perhatian yang serius tentang sejarahnya, tentang ayat-ayatnya dari masa ke
masa, dari waktu turunnya sampai kepada sebab-sebabnya ia diturunkan.
Tiada
satu bacaanpun selain Al-Qur’an yang dipelajari redaksi kalimat dan katanya,
ditelaah, di tafsirkan sehingga melahirkan ribuan buku tafsir dari generasi
demi generasi. Dan masih banyak lagi prestasi yang tak tertandingi dan tidak akan
tertandingi sepanjang jaman.
Memang
kita harus benar-benar bersyukur telah menjadi muslim yang memiliki Kitab
pedoman yang masih suci murni dan yang demikian komprehensif. Itulah hebatnya
Al-Qur’anku! Al-Qur’an kita, kaum muslimin!