Adi
anakku yang saleh,
Keadaan
bangsa kita yang tengah dilanda kemerosotan akhlaq dengan perilaku yang korup
dan tidak taat hukum saat ini berpotensi untuk melahirkan generasi mendatang yang
memprihatinkan. Betapa tidak, keadaan bangsa kita yang sarat dengan
contoh-contoh KKN, kezaliman, kemaksiatan, lunturnya keadilan, dan banyaknya
orang tua yang kini jadi pejabat atau tokoh masyarakat cuma banyak bicara tanpa
contoh positif yang kongkrit.
Hal
ini tentunya sangat berpengaruh pada adik-adikmu yang kini masih remaja
(berumur sekitar 15 - 20 tahun) namun merupakan the next generation yang kemungkinan menjadi pemegang kendali
negeri ini di masa mendatang.
Bagaimana
mereka bisa menjadi generasi penerus yang berakhlaqul kharimah, kalau contoh
dari yang tua begitu adanya? Kita perlu mengkhawatirkan mereka ini, karena 10
sampai 20 tahun mendatang, saat mereka berumur 30 - 40 tahun, mereka akan
berkontribusi dan memberikan warna kepada bangsa ini. Sebagian dari mereka akan
menjadi pejabat tinggi pemerintah atau militer, politisi, atau pakar-pakar yang
memegang posisi-posisi kunci dalam percaturan dunia politik dan ekonomi di masa
mendatang.
Penampilan
remaja, yang terlihat di ibu kota Jakarta ini, memang beraneka ragam. Namun
kita bisa memilah mereka pada dua kutub yang berseberangan.
Di
kutub positif, ada golongan remaja yang kreatif, percaya diri, mandiri, gemar
berorganisasi dan melakukan berbagai kegiatan positif seperti mengaji dan
berdiskusi tentang agama macam remaja masjid, berolah raga, bermain musik,
menggemari seni sampai kumpul-kumpul dengan teman-temannya sambil having fun dengan membakar-bakar sate
ayam atau ikan guna memelihara silaturahmi.
Remaja
macam ini biasanya memiliki tanggung jawab yang besar dan bersikap hormat penuh
sopan santun kepada para orang tua. Waktu mereka diisi dengan hal-hal yang
bermanfaat. Pembicaraan dalam kelompok mereka terasa segar, ceria, lucu, unik,
bebas lepas, namun dalam batas tata krama. Nuansa yang khas remaja.
Di
kutub yang negatif berada kelompok remaja yang amburadul. Ciri-ciri mereka
sudah bisa Adi tebak. Dapat dipastikan mereka tergolong yang menjauhi shalat
dan menuruti hawa nafsu mereka dalam bentuk tawuran, keterlibatan dalam
kejahatan, terjerumus narkoba, sex bebas, jarang belajar, nekat tanpa
perhitungan, dan macam-macam kegiatan negatif lainnya. Ini memang merupakan hal
yang melekat pada kelompok remaja ini.
Al-Qur’an
juga menyiratkan adanya generasi yang negatif alias buruk seperti itu yang
terdapat dalam firman Allah berikut ini:
Maka datanglah sesudah mereka, pengganti (yang buruk)
yang menyia-nyiakan shalat dan memperturutkan hawa nafsunya, maka mereka kelak
akan menemui kesulitan.
~ Maryam – QS 19 : 59 ~
Remaja
golongan inilah yang perlu dikasihani dan perlu segera ditolong agar keluar
dari kebiasaan dan kenakalan yang berlebihan dan sudah keterlaluan itu. Papa
yakin mereka bisa segera direhabilitasi untuk menjadi manusia yang positif dan
kiranya belum terlalu terlambat untuk mengadakan perbaikan pada akhlaq dan
moral mereka.
Yang
paling bertanggung jawab menciptakan generasi berikutnya yang memiliki
sifat-sifat kebaikan adalah generasi sebelumnya, para orang tua beserta
lingkungan yang diciptakannya.
Generasi
penerus yang Islami yang diidam-idamkan adalah generasi yang memiliki semangat
jiwa yang menggelora, penuh vitalitas dan profesionalisme yang dilandasi
perilaku yang mulia. Tipe generasi ini dalam Al- Qur’an disebut sebagai
generasi Rabbani, seperti di titahkan Allah dalam surah dan ayat berikut ini:
Hendaklah kamu menjadi orang-orang rabbani,
karena kamu selalu
mengajarkan al-Kitab (Al-Qur’an)
dan disebabkan
kamu telah mempelajarinya
~ Ali Imran – QS 3 : 79 ~
Jadi,
kuncinya adalah pembinaan akhlaq melalui pemahaman isi Al-Qur’an serta
mempelajari ilmu sebanyak-banyaknya untuk kemudian diamalkan dengan benar.
Generasi berakhlaq mulia dengan ilmu
yang dimilikinya akan mampu mengatasi berbagai persoalan bangsa, karena mereka
inilah golongan yang selalu mendapat perlindungan Allah swt. Jelaslah terbukti
lagi, bahwa Al-Qur’an merupakan pedoman ummat yang komprehensif dalam
menciptakan generasi penerus yang akhlaqul-kharimah.
Adi
anakku yang saleh, adalah menjadi tugasmu kelak untuk mengajarkan Al-Qur’an
kepada anak-anakmu. Tujuannya agar mereka kelak menjadi remaja, pemuda dan
orang dewasa yang berakhlaq mulia.
Berikanlah
kesempatan dan paculah mereka untuk menimba ilmu yang bermanfaat
sebanyak-banyaknya sehingga mereka tergolong dalam generasi yang akhlaqul
kharimah, generasi rabbani sebagaimana diperintahkan Allah swt. Semoga generasi
yang akan datang dapat membawa negara dan bangsa ini kepada keselamatan dan
kebahagiaan dunia akhirat. Aamiin ya Rabbal alamin.
Bagaimana
pendapat Anda?
Penulis:
H. R. Bambang Irawan – Pesan untuk anak cucuku