TURUNNYA SURAH
46 – AL AHKAF AYAT 17
Kisah Abdurrahman ibn Abu Bakar dari kafir menjadi Muslim, hijrah dari
kesesatan ke jalan yang lurus dan ayat tentang Kewajiban menghormati Ibu Bapak.
“Dan
orang yang berkata kepada dua orang Ibu Bapaknya: “Cis bagi kamu keduanya,
apakah kamu keduanya memperingatkan kepadaku bahwa aku akan dibangkitkan,
padahal sungguh telah berlalu beberapa umat sebelumku...?” Lalu kedua Ibu
Bapaknya itu memohon pertolongan kepada Allah seraya mengatakan: “Celaka kamu,
berimanlah...! Sesungguhnya janji Allah adalah benar”. Lalu dia berkata: “ini
tidak lain hanyalah dongengan orang-orang dahulu belaka” ~ QS 46 – Al Ahkaf : 17 ~
Abdurrahman
ibn Abu Bakar Ashshidiq – Kesatria ketika masih kafir dan setelah menjadi
muslim.
Abdurrahman
adalah putera pertama dari Abdullah ibn Utsman (Abu Bakar As Shiddiq) atau
kakak dari A’isyah dan Asma serta Abdullah ibn Abu Bakar. Dia hingga dewasa
tidak mau beriman kepada Rasulullah.
Alangkah
sedihnya hati Abu Bakar As Shiddiq beserta isterinya atas kelakuan anaknya, dia
berusaha keras untuk meyakinkan anaknya bahwa dia salah jalan: “Anakku ....
sesungguhnya Muhammad menyeru kepada Islam, mengajak manusia untuk menyembah
Allah, Tuhan Yang Maha Esa, bukan menyembah berhala-berhala buatan manusia yang
bisu dan tuli ... Muhammad mengatakan bahwa Allah kelak akan membangkitkan
manusia kembali pada hari kiamat, membangkitkan mereka dari kubur, kemudian
memperhitungkan semua perbuatan mereka. Allah akan memberikan pahala bagi orang
yang berbuat baik, lalu memasukkannya ke dalam surga. Alah akan menyiksa para pendosa atas
kesalahan dan kejahatan mereka, kemudian memasukkannya ke dalam neraka”.
Abdurrahman
memandang ayah ibunya seraya berkata: “Apa yang dikatakan Muhammad itu tidak
masuk akal (musykil)... Bagaimana mungkin Tuhan Muhammad bisa membangkitkan
lagi setelah aku mati...? Bagaimana
mungkin membangkitkanku ke dalam kehidupan lagi...? Mana mungkin membangkitkan
lagi orang-orang yang mati sebelum aku...? Apa yang dikatakan Muhammad kepada
Ayah dan Ibu hanyalah angan-angan Muhammad yang didongengkan kepada Ayah dan
Ibu... Kaum Muslimin yang mempercayainya karena kurang berakal, sedangkan aku
mempunyai akal, bagaimana mungkin mempercayai kebenaran perkataan Muhammad yang
tidak masuk akal...”.
Kedua
orang tua itu mengadu kepada Allah SWT, memohon perlindungan dan pertolongan
kepadaNya agar Dia membukakan pintu hati putera mereka dan mau menerima Islam
serta meninggalkan agama jahiliyah.
Kegundahan
Abu Bakar ini diketahui dan dirasakan oleh Rasulullah yang berusaha menghiburnya
bahwa Allah SWT akan memberikan hidayah kepada Abdurrahman sesuai dengan
kehendakNya.
Tidak
lama setelah itu Allah SWT menurunkan ayat berikut ini :
“Wallazii
qaala liwaalidaihi uffillakumaa ata’idaaninii an ukhraja wa qad khalatil
quruunu min qablii wa humaa yastaghiitsaanillaaha wailaka aamin inna wa’dallahi
haqqun fayaquulu maa haazaa illaa asaathiirul awwaliin”.
“Dan
orang yang berkata kepada dua orang Ibu Bapaknya: “Cis bagi kamu keduanya,
apakah kamu keduanya memperingatkan kepadaku bahwa aku akan dibangkitkan,
padahal sungguh telah berlalu beberapa umat sebelumku...?”
Lalu
kedua Ibu Bapaknya itu memohon pertolongan kepada Allah seraya mengatakan:
“Celaka kamu, berimanlah...! Sesungguhnya janji Allah adalah benar”.
Lalu
dia berkata: “ini tidak lain hanyalah dongengan orang-orang dahulu belaka” ~ QS 46 – Al Ahkaf : 17 ~
Memang
tidak dapat dipungkiri bahwa Abdurrahman ibn Abu Bakar ikut berperan dalam
penindasan dan intimidasi kepada kaum muslim. Ia bersama para pemimpin Quraisy
berusaha menyakiti Rasulullah dan orang-orang yang masuk Islam, sehingga
dirinya merasa bangga disejajarkan dengan para pemuka Quraisy.
Pada
suatu hari Abdurrahman merasa terkejut dan kecolongan saat mendengar dan
menyadari bahwa Ayah, Ibu serta adik-adiknya telah pergi hijrah bersama
Rasulullah saw. Tinggallah dia sendirian di Mekkah ditemani setan dalam
kekafiran.
Dalam
perang Badar, Abdurrahman ibn Abu Bakar bergabung dengan pasukan kafir untuk
bertempur bahu membahu melawan kaum muslim dimana ayahnya ikut berperang.
Alih-alih
bertobat karena kalah perang melawan pasukan Muslim dalam perang Badar, dia
malah bersemangat untuk terus berjuang dijalan setan, jalan kekafiran dan
kesesatan. Dalam perang Uhud dia berjuang gigih dengan semangatnya memerangi
kaum Muslimin.
Alangkah
sedih dan hancurnya hati Abu Bakar As Shiddiq melihat kelakuan puteranya yang
masih ta’at dan istikomah menyembah berhala-berhala sebagai tuhannya. Namun
kuatnya do’a dari ayah bundanya dan turunnya hidayah dari Allah SWT, akhirnya
Allah membukakan pintu hati Abdurrahman untuk masuk Islam. Dia meninggalkan
Mekkah menuju Madinah untuk menemui ayah, ibunya serta Rasulullah saw. Sayang
keislaman Abdurrahman ini tidak disaksikan oleh ibunya Ummu Rumman yang telah
berpulang ke rahmatullah. Namun kebahagiaan dengan masuk Islam-nya Abdurrahman
dapat dirasakan adik-adiknya yaitu A’isyah, yang telah menjadi isteri Rasulullah
dan Asma.
Abdurrahman
tinggal di Madinah sebagai Muslim. Ia bertekad mengubur masa lalunya yang sarat
dengan kebodohan dan kesesatan dengan terjun ke medan perang, berjihad membela
agama dan keyakinan bersama kaum muslim lainnya.
Setelah
Rasulullah wafat dan Abu Bakar Ashshiddiq menjadi khalifah pertama, pengganti
Rasulullah, Abdurrahman tampil sebagai pembela ayahnya yang setia dan paling
berani. Ia ikut serta dalam ekspedisi pasukan muslim untuk memerangi kaum
murtad dan yang enggan membayar zakat serta para nabi palsu.
Abdurrahman
bersama pasukan muslim berhadapan dengan pasukan Musailamah, yang mengaku
seorang nabi dan berhasil membunuh Muhkam ibn Al Thufail sebagai tangan kanan,
pemikir, ahli strategi Musailamah, yang akhirnya pasukan nabi palsu itu kocar
kacir digempur pasukan Muslim.
Pada
saat kekhalifahan Ali banyak terjadi konflik antar kelompok dan Abdurrahman
tidak memihak salah satu pihak, bahkan dia kembali ke Mekkah, namun Allah
meridhoi dan menghendaki Abdurrahman meninggal dalam perjalanan. Allah SWT
menjanjikan kepada Abu Bakar dan Abdurrahman, sebagai hamba-hamba yang ikhlas,
dengan memberikan balasan yang baik menggantikan dosa-dosanya dimasa lalu.
Bekasi, 15 Jumadil
Awal 1436 Hijriyah atau 6 Maret 2015.
Posted by: Rika Rakasih
Sumber : Kitab Asbabun Nuzul
Tulisan: Fathi Fauzi Abd Al Mu’thi
Tulisan: Fathi Fauzi Abd Al Mu’thi
Disarikan oleh
: Idih Ruskanda
Thema : Al
Ahkaf (46) - Ayat 17
No comments:
Post a Comment