TURUNNYA SURAH 96 AL ‘ALAQ AYAT 6 - 19
Kisah Al Hakam ibn Hisyam (Abu Jahal) yang dijuluki Fir’aun Makkah Masa
Jahiliyah
(6)”Ketahuilah! Sesungguhnya manusia benar-benar melampaui batas
(7) karena dia melihat dirinya serba cukup
(8) Sesungguhnya hanya kepada Tuhanmulah kembali(mu)
(9) Bagaimana pendapatmu tentang orang yang melarang
(10) seorang hamba ketika mengerjakan shalat
(11) bagaimana pendapatmu jika orang yang melarang itu berada di atas
kebenaran
(12) bertakwa (kepada Allah)?
(13) Bagaimana pendapatmu jika orang yang melarang itu mendustakan dan
berpaling?
(14) Tidaklah dia mengetahui bahwa sesungguhnya Allah melihat segala
perbuatannya?”
(15) Ketahuilah, sungguh jika dia tidak berhenti (berbuat demikian) niscaya
Kami tarik ubun-ubun orang yang mendustakan lagi durhaka
(16) (yaitu) ubun-ubun orang yang mendustakan lagi durhaka
(17) Maka biarlah dia memanggil golongannya (untuk menolongnya)
(18) kelak Kami akan memanggil malaikat Zabaniyah
(19) sekali-kali jangan, janganlah kamu patuh kepadanya; dan sujudlah dan
dekatkanlah (dirimu kepada Tuhan)” ~ QS 96 – Al ‘Alaq : 6 - 19 ~
Kisahnya:
Lelaki itu tubuhnya kecil dan nampak ringkih, namun wajahnya terlihat kelam
seakan-akan menderita penyakit yang tidak kunjung sembuh. Pandangannya tajam
menakutkan, lidah dan ucapannya tajam mengiris menyakitkan hati orang lain,
dialah Amir ibn Hisyam yang dijuluki Al Hakam karena kejahatan dan kebenciannya
kepada Islam, sehingga oleh Rasulullah dinamai “Abu Jahal – Biang Kebodohan”.
Saat Rasulullah menyatakan kerasulannya, Abu Jahal bernazar akan menjadi
musuh utama Islam. Dia senantiasa berusaha menyakiti Muhammad dan para
pengikutnya.
Sebutlah satu keluarga budak, yang terdiri dari Yasir, Samiyyah isterinya
dan Anmar puteranya. Mereka diam-diam mengikuti ajaran Muhammad, maka atas ijin
pemiliknya, Abu Jahal melampiaskan kemarahannya dengan menyiksanya sehingga
Yasir dan Samiyyah meninggal dibunuhnya. Namun Rasulullah memberi kabar gembira
kepada keluarga budak itu, bahwa mereka sebagai ahli surga.
Abu Jahal dan kawan-kawannya setiap saat merancang cara untuk menyakiti
Muhammad namun Allah SWT senantiasa melindungi beliau, tapi Abu Jahal tidak
pernah jera.
Inilah beberapa kejahatan Abu Jahal yang dilakukan pada Rasulullah :
Saat Rasulullah bersujud dalam Sholat di Masjidil Haram, Abu Jahal berjanji
kepada kawan-kawannya akan menendang bokong Muhammad. Namun saat akan
melakukannya, Allah melindungi Rasulullah seolah-olah ada tabir yang
menghalangi sehingga dia tidak bisa mendekati Rasulullah.
Atas kejadian ini Allah menurunkan ayat :
“Kallaa innal insaana layathghaa”
“Ketahuilah! Sesungguhnya manusia benar-benar melampaui batas ~ QS
96 – Al ‘Alaq : 6 ~
“Arraa hustaghnaa”
“karena dia melihat dirinya serba cukup” ~ QS 96 – Al ‘Alaq : 7 ~
“Inna ilaa rabbikarruj’aa”
“Sesungguhnya hanya kepada Tuhanmulah kembali(mu)”
~ QS
96 – Al ‘Alaq : 8 ~
Ketika Rasulullah selesai sholat di Masjidil Haram, Abu Jahal mendekatinya
dengan suara keras penuh amarah: “Hai Muhammad...!! Aku melarangmu shalat dan
jangan pernah mendekati tempat ini lagi. Jika kamu bersikeras... Lihatlah apa
yang akan aku lakukan kepadamu...!!!”.
Rasulullah tidak menghiraukannya dan saat itu pula turun ayat:
“ara aitalladzii yanhaa”
“Bagaimana pendapatmu tentang orang yang melarang”
~ QS
96 – Al ‘Alaq : 9 ~
“’abdan idzaa shallaa”
“seorang hamba ketika mengerjakan shalat”
~ QS
96 – Al ‘Alaq : 10 ~
“ara aita inkaana ‘alaal hudaa”
“bagaimana pendapatmu jika orang yang melarang itu berada di atas
kebenaran”
~ QS
96 – Al ‘Alaq : 11 ~
“aw amara bittaqwaa”
“bertakwa (kepada Allah)?”
~ QS
96 – Al ‘Alaq : 12 ~
“ara aita in kadzdzaba watawallaa”
“Bagaimana pendapatmu jika orang yang melarang itu mendustakan dan
berpaling?”
~ QS
96 – Al ‘Alaq : 13 ~
“alam ya’lam biannallaaha yaraa”
“Tidaklah dia mengetahui bahwa sesungguhnya Allah melihat segala
perbuatannya?”
~ QS
96 – Al ‘Alaq : 14 ~
“Kallaa lain lam yantahi lanasfa’an binnaashiyah”
“Ketahuilah, sungguh jika dia tidak berhenti (berbuat demikian) niscaya
Kami tarik ubun-ubun orang yang mendustakan lagi durhaka”
~ QS
96 – Al ‘Alaq : 15 ~
“Naashiyatin khaathiah”
“(yaitu) ubun-ubun orang yang mendustakan lagi durhaka”
~ QS
96 – Al ‘Alaq : 16 ~
Ketika Rasulullah kembali ke Masjidil Haram, Abu Jahal melarangnya dengan
menyebut dia sebagai pemimpin lembah Masjidil Haram, Rasulullah tidak
menghiraukan. Namun ketika Abu Jahal mendekati beliau, ia mundur terkejut
seolah-olah melihat unta yang besar yang menghalanginya. Atas kejadian itu
Allah langsung menurunkan ayat:
“Falyad’u naadiyah”
“Maka biarlah dia memanggil golongannya (untuk menolongnya)”
~ QS
96 – Al ‘Alaq : 17 ~
“Sanad’uzzabaaniyah”
“kelak Kami akan memanggil malaikat Zabaniyah”
~ QS 96 – Al ‘Alaq : 18 ~
“Kallaa laa tuthi’hu wasjud waqtarib”
“sekali-kali jangan, janganlah kamu patuh kepadanya; dan sujudlah dan
dekatkanlah (dirimu kepada Tuhan)”
~ QS
96 – Al ‘Alaq : 19 ~
Suatu hari Abu Jahal dan kawan-kawannya mencegat Rasulullah untuk mecela,
memarahi dan mengucapkan kata-kata kotor yang tidak pantas. Namun tiba-tiba
datanglah Hamzah ibn Abdul Muthalib paman Rasulullah yang belum masuk Islam
melemparkan Abu Jahal ke tanah sambil mengancam akan menghukumnya jika
mengganggu lagi Muhammad. Atas kehendak Allah pada saat itu pula Hamzah masuk
Islam. Keislaman Hamzah tentu saja menambah kekuatan umat Islam, karena selain
Hamzah putera Abdul Muthalib pemuka Mekkah, juga dia seorang pemuda pemberani
dan kuat.
Suatu kejadian yang menimpa seorang pedagang unta yang ditipu oleh Abu
Jahal dengan tidak membayar unta yang telah dibelinya. Oleh Para pemuka Mekkah
pedagang unta ini disuruh menemui Muhammad dengan maksud untuk mengadukan
Muhammad dengan Abu Jahal. Rasulullah beserta pedagang unta datang ke rumah Abu
Jahal untuk menagih. Terjadi kejadian aneh bahwa Abu Jahal tanpa basa basi
langsung membayarnya. Dalam pandangan Abu Jahal, dia melihat hean buas di
kepala Rasulullah yang akan menerkamnya.
Suatu hari Abu Jahal bersama para pemuda Quraisy mengurung rumah Rasulullah
untuk membunuhnya. Namun Allah SWT menyelamatkan beliau dengna menyuruhnya
berhijrah. Mereka tidak melihat kepergian Rasulullah bersama Abu Bakar.
Demikian beberapa penghinaan Fir’aun Mekkah saat itu kepada Rasulullah,
hingga saat perang Badar berlumba-lumbalah para pemuda Muslim yang ingin
membunuh Abu Jahal. Abu Jahal mati dengan leher terputus ditebas para pemuda
Muslim Muaz ibn Amr, Muas ibn Afra dan Abdullah ibn Mas’ud. Kini dia sedang
menunggu hukuman Allah di akhirat.
Bekasi, 15 Jumadil
Awal 1436 Hijriyah atau 6 Maret 2015.
Edited and Posted by: Rika Rakasih
Sumber : Kitab Asbabun Nuzul
Tulisan: Fathi Fauzi Abd Al Mu’thi
Tulisan: Fathi Fauzi Abd Al Mu’thi
Disarikan oleh : Idih Ruskanda
Subhanallah
ReplyDeleteKoreksi dikit boleh ya..
ReplyDeleteNaashiyatin kaadzibatin khaathi-atin
Di atas hilang Kaadzibatin-nya
Semoga tulisan anda ini membawa berkah pada anda dan kami dunia dan akhirat..amin..
Waktu peristiwa belum ada yaa
ReplyDeleteHadits itu ada yg dhoif, yg kisah abu jahl melihat unta besar
ReplyDeleteGuru Ibnu Ishaq dalam riwayat ini majhul (tidak diketahui. Baihaqi berkata, “Bila Ibnu Ishaq tidak menyebutkan guru yang bercerita kepadanya, maka hadisnya tidak perlu ditanggapi.”
DeleteBerita tentang unta jantan itu juga sudah disebutkan dalam kisah orang dari Irasy, dan sanadnya dha’if sebagaimana telah dijelaskan. Keganjilan yang terdapat dalam riwayat ini adalah ucapan Abu Jahal “Aku berjanji pada Allah.” Padahal dalam riwayat Muslim yang akan disebutkan setelah ini, ia bersumpah atas nama Lata dan Uzza.
Hakim telah meriwayatkan kisah yang mirip dengan ini dari jalur Abudullah bin Shalih yang berkata, “Laits bin Sa’ad bercerita kepadaku, dari Ishaq bin Abdullah bin Abi Farwah, dari Aban bin Shalih, dari Ali bin Abdillah bin Abbas, dari ayahnya Abbas bin Abdul Muthallib. Kemudian usai menyebutkan kisah ini, Hakim berkata, “Shahih.” Namun Dzahabi mengkritisinya dengan mengatakan,” Aku berkata, ‘Dalam sanadnya ada Abdullah bin Shalih. Ia bukan perawi yang bisa dijadikan pegangan, dan Ishaq bin Abdullah bin Abi Farwah matruk.”