MEMOHON PETUNJUK ALLAH,
SUDAHKAH DIIJABAH?
Saudara-saudaraku yang dirahmati Allah, setiap hari seorang muslim sekurang-kurangnya memohon petunjuk Allah sebanyak 17 kali dalam shalat fardhu mulai Subuh sampai Isya, belum lagi dalam shalat-shalat sunnah seperti tahajjud, dhuha, rawatib dan lain-lainnya:
“Ihdinas
siratal mustaqim. Sirotal lazina an’amta ‘alaihim, gairil magdubi ‘alaihim wa
laddollin” ~ QS 1 – Al Fatehah : 6-7 ~
“Tunjukilah kami jalan yang lurus. Yaitu jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepadanya; bukan (jalan) mereka yang dimurkai, dan bukan pula (jalan) mereka yang sesat” ~ QS 1 – Al Fatehah : 6-7 ~
Sebagai hamba Allah amatlah wajar bila kita meminta petunjuk kepada Sang Pencipta kita agar hidup kita selamat sejahtera dunia akhirat dengan menapaki jalan yang lurus sebagaimana bunyi doa kita
Sayang
sekali bahwa doa itu amatlah sering dibacakan tanpa penghayatan maknanya.
Membacanya dalam shalat yang tidak khusyu, secara otomatis terlepas dari bibir
kita, bahkan ada kalanya kita tidak sadar bahwa kita telah memanjatkannya.
Astaghfirullah, ya Allah ampunilah hambaMu ini...
Kita juga tidak menyadari bahwa sesungguhnya doa meminta petunjuk ini telah Allah kabulkan dan tersedia di depan kita, yaitu, Al Qur’anul Karim. Karena tidak menyadari hal ini kita terus meminta petunjukNya, seakan-akan Allah belum juga mengijabahnya. Petunjuk Allah untuk kita benar-benar-benar telah diberikan kepada kita sebagaimana firmanNya:
“Al Qur’an ini adalah pedoman bagi manusia, petunjuk dan rahmat bagi kaum yang meyakini” ~ QS 45 – Al Jaatsiyah : 20 ~
“Al Qur’an ini adalah penerangan bagi sekluruh manusia, dan petunjuk serta pelajaran bagi orang-orang yang bertaqwa” ~ QS 3 – Ali Imran : 138 ~
Dalam dua ayat pendek di atas, Allah menegaskan bahwa Al Qur’an bisa merupakan petunjuk, rahmat dan pelajaran bila kita meyakininya (haqulyakin) dan termasuk golongan orang yang bertaqwa.
Bukti bahwa kita telah meyakini Al Qur’an sebagai petunjuk adalah bila kita telah menjalankan arahan Allah subhanahu wa ta’ala tentang bagaimana kita harus menggunakan Al Qur’an ini agar benar-benar bisa berfungsi sebagai petunjuk dan pedoman hidup manusia yang bisa kita singkat dengan 7M
Mari kita lihat, bahwa kita diWAJIBkan oleh Allah untuk:
#1 – Memiliki Al Qur’an. Bagaimana mungkin kita bsa menjadikan Al Qur’an sebagai pertunjuk dan pedoman hidup bila kita tidak memilikinya. Seorang muslim pastilah mempunyai Kitabullah ini, sebagaimana pertanyaan Allah dalam firmanNya:
“Atau adakah kamu mempunyai sebuah kitab (yang diturunkan Allah) yang kamu membacanya?” ~ QS 68 – Al Qalam : 37 ~
#2 – Membaca Al Qur’an. Setelah kita memilikinya maka langkah kedua adalah perintah Allah untuk membacanya:
“Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al Kitab (Al Qur’an) dan dirikanlah shalat ....” ~ QS 29 – Al ‘Ankabuut : 45 ~
Dalam ayat ini, selain memerintahkan kita untuk membaca Al Qur’an, Allah juga memerintahkan kita untuk shalat. Walau Al Qur’an disampaikan dalam bahasa Arab, kita orang Indonesia yang tidak menguasai bahasa Arab boleh membaca tafsir atau terjemahannya. Yang terpenting ialah kita bisa mempelajari dan mengerti apa yang tertulis di dalamnya
#3 – Mempelajari Al Qur’an. Saat kita membacanya (terjemahan), maka kita bisa mempelajari kejadian-kejadian dan kisah-kisah bersejarah yang berkaitan dengan Allah dan penciptaan serta peradaban manusia, para Nabi dan keimanannya di masa lalu, sekarang dan yang akan datang
“.... Akan tetapi (dia berkata): ‘Hendaklah kamu menjadi orang-orang rabbani, karena kamu selalu mengajarkan Al Kitab dan disebabkan kamu tetap mempelajarinya” ~ QS 3 – Ali Imran : 79 ~
#4 – Mengerti/Memahami Al Qur’an. Dari apa yang kita pelajari, maka hendaknya kita bisa menangkap makna dari pesan dan petunjuk yang disampaikan dalam Al Qur’an yang berkaitan dengan semua kehidupan manusia di muka bumi dan di alam yang akan datang sebagai pedoman hidup selamat dan bahagia dunia akhirat.
“
Alif, lam, raa. Ini adalah ayat-ayat Kitab (Al Qur’an) yang nyata (dari Allah). Sesungguhnya Kami menurunkannya berupa Al Qur’an dengan berbahasa Arab, agar kamu memahaminya.” ~ QS 12 – Yusuf : 1-2 ~
Alif, lam, raa. Ini adalah ayat-ayat Kitab (Al Qur’an) yang nyata (dari Allah). Sesungguhnya Kami menurunkannya berupa Al Qur’an dengan berbahasa Arab, agar kamu memahaminya.” ~ QS 12 – Yusuf : 1-2 ~
Allah menurunkan Al Qur’an dalam bahasa manusia bukan bahasa langit, yaitu bahasa Arab di mana Al Qur’an diturunkan. Dengan demikian Al Qur’an bisa diterjemahkan dan ditafsirkan dalam bahasa-bahasa lain agar dapat dipahami oleh berbagai bangsa.
#5 – Mengamalkan/Melaksanakan/Mengerjakan ajaran Al Qur’an. Setelah memahami sedikit demi sedikit petunjuk, perintah dan larangan Allah (Al Qur’an juga ditutunkan secara bertahap, tidak sekali gus, untuk memantapkan pemahaman tentang isi Al Qur’an), maka perintah selanjutnya adalah mengamalkannya. Ibaratnya setelah kita mengetahui teorinya maka kita harus mempraktekannya dalam kehidupan sehari-hari
“Dan Al Qur’an itu adalah kitab yang Kami turunkan yang diberkati, maka ikutilah dia dan bertaqwalah agar kamu diberi rahmat” ~ QS 6 – Al An’aam : 155 ~
Cara mengamalkan ajaran dalam Al Qur’an telah dicontohkan oleh Rasulullah, Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam dal kumpulan As-Sunnah. Jadi, hendaknya kita mengikuti cara yang dicontohkan Nabi, tidak memebuat cara dan aturan sendiri dalam mengamalkannya.
#6 – Menyampaikan/Menyebarkan ajaran Al Qur’an. Ini berkaitan dengan syi’ar Islam dan dakwah. Bukan hanya Rasul yang wajib menyampaikan firman-firman Allah, tapi selaku seorang muslim kita wajib menyampaikan apa yang telah kita pelajari dan amalkan kepada orang lain bila kita telah memiliki kemampuan untuk itu.
“Hai Rasul, sampaikanlah apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu. Dan jika tidak kamu kerjakan (apa yang diperintahkan itu, berarti) kamu tidak menyampaikan amanatNya. Allah memelihara kamu dari (gangguan) manusia. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang kafir” ~ QS 5 – Al Maa-idah : 67 ~
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda: “Sampaikanlah ariku walau hanya satu ayat” (HR Bukhari)
Dalam melakukan dakwah dan syi’ar Islam tidaklah kita perlu menunggu sampai kita memahami dan mempraktekkan seluruh isi Al Qur’an. Sebarkan sesuai kemampuan dan penguasaan kita. Caranya bisa macam-macam, melalui diskusi, ceramah, tulisan yang disebarkan melalui sosmed, blog dan booklet, serta berbagai cara lain yang sesuai sikon.
#7 – Melestarikan kegiatan 1 s/d 6. Dengan melakukan perintah Allah di atas berupa, Memiliki, Membaca, Mempelajari, Memahami, Mengamalkan dan Menyebarkan Al Qur’an maka hakekatnya kita telah menyembah Allah Sang Pencipta kita. Kegiatan ini merupakan tugas yang wajib kita lakukan seumur hidup sebagaimana firmanNya:
“Dan sembahlah Tuhanmu, sampai datang kepadamu yang diyakini (ajal)” ~ QS 15 : 99 ~
Kesimpulan dari bahsan kali ini adalah bahwa doa kita memohonkan petunjuk Allah “Tunjukilah kami jalan yang lurus” sesungguhnya telah diijabah oleh Allah Yang Maha Rahman dan Rahiim berupa sebuah Kitab, Al Qur’an, yang merupakan petunjuk bagi orang yang meyakini dan bertaqwa.
Hendaknya
kita senantiasa menyadari bahwa setiap kali melakukan shalat fardhu maupun
sunnah, bacaan “Ihdinas-siratal mustaqim” merupakan pengingat
bagi kita dan penulis untuk mengkuti ke-7 perintah Allah di atas atau disingkat
7M (Memiliki, Membaca, Mempelajari, Memahami, Mengamalkan, Menyebarkan
dan Melestarikan Al Qur’an sebagai petunjuk dan pedoman hidup kita).
Semoga bermanfaat.
Wasallam, Mimuk Bambang Irawan
Jakarta, 24 Maret 2015
Narasumber: AA Diaz Genaldy
Subhannalloh sangat bermanfaat
ReplyDelete