TURUNNYA SURAH 4 – AN NISAA AYAT 105 – 111 DAN 115
Kisah Zaid ibn Al Samin ra – Yahudi yang
dibebaskan oleh Al Qur’an.
Perang Uhud baru saja berakhir, Kaum Muslim sudah bersiap-siap lagi untuk menghadapi perang berikutnya melawan kafir Quraisy atau Yahudi.
Begitu pula yang dilakukan Rifaah ibn Zaid, sahabat Anshar yang kaya dan terhormat. Pada malam itu dia telah menyiapkan baju zirah, senjata dan gandum serta kurma kering. Barang-barang keperluan perang ini disimpan disamping Masjid Rasulullah.
Alangkah kecewanya ketika esok paginya, barang-barang
tersebut telah lenyap dicuri orang, terutama yang ia sesalkan adalah baju zirah
dan pedangnya. Setelah melalui penyelidikan dia mencurigai keluarga Ubairaq
yang mencurinya, terutama ketiga anak lelakinya, yaitu Basyar, Mubasyar dan
Basyir. Namun karena tidak punya bukti otentik maka keluarga Ubairaq tentu saja
menampiknya. Akhirnya ia mengadu kepada Rasulullah.
Keluarga Ubairaq tahu bahwa Rifaah mengadu kepada Rasulullah
dan alangkah aibnya, jika kesalahan mereka diketahui Rosulullah. Untuk
membebaskan diri dari kesalahan, mereka merancang siasat dengan menyembunyikan
zirah dan pedang dirumah Zaid ibn Al Samin, seorang Yahudi kafir.
Ketika mereka dikumpulkan Rasulullah, keluarga Ubairaq
menyangkal dengan dalih bahwa keluarga mereka Muslim yang bersahabat dan tidak
ada bukti barangnya. Bahkan keluarga Ubairaq balik menuduh Rifaah telah
mencemarkan nama baiknya. Sebagai manusia biasa Rasulullah tidak mengetahui
hal-hal yang ghaib, sehingga beliau belum bisa memutuskan siapa yang salah. Basyir
salah seorang keluarga Ubairaq memberi pandangan bahwa kemungkinan pencurinya
adalah Zaid ibn Al Samin, seorang Yahudi yang sombong musuh Islam. Yahudi
itu tidak suka melihat kerukunan umat Islam, tidak suka umat Islam sejahtera
dan tidak suka kaumnya dikalahkan umat Islam, makanya dia mencuri baju zirah
& pedang untuk berperang.
Tuduhan itu sepintas beralasan, namun perlu bukti yang
nyata. Untuk itu Rasulullah menugaskan orang bersama Basyir menanyakan dan
menggeledah rumah Zaid ibn Al Samin. Karena tidak merasa bersalah Zaid
dengan tenang mempersilahkan orang-orang Rasulullah untuk menggeledah rumahnya.
Alangkah kagetnya ketika Zaid melihat ada baju zirah dan pedang ditemukan
dirumahnya. Zaid berusaha menampik tuduhan itu dan mengemukakan alibinya, namun
kali ini ia ada dipihak yang lemah dan terpojok bahwa bukti barang curian ada
dirumahnya.
Semua pihak berkumpul dirumah Rasulullah dan melaporkan hasil
penyelidikannya. Tentu saja Rasulullah merasa senang dengan bukti kesalehan
dari keluarga Ubairaq, bahkan mencela Rifaah yang telah menuduhnya mencuri. Ketika
semua pihak masih berkumpul dan saat Rasulullah akan memutuskan hukuman kepada
Yahudi kafir yang mencuri itu, Allah Subhanahu wa ta’ala menurunkan wahyu
berturut-turut untuk menjelaskan masalah ini :
إِنَّا أَنْزَلْنَا إِلَيْكَ الْكِتَابَ بِالْحَقِّ لِتَحْكُمَ بَيْنَ النَّاسِ بِمَا أَرَاكَ اللَّهُ ۚ وَلَا تَكُنْ لِلْخَائِنِينَ خَصِيمًا/ وَاسْتَغْفِرِ اللَّهَ ۖ إِنَّ اللَّهَ كَانَ غَفُورًا رَحِيمًا/ وَلَا تُجَادِلْ عَنِ الَّذِينَ يَخْتَانُونَ أَنْفُسَهُمْ ۚ إِنَّ اللَّهَ لَا يُحِبُّ مَنْ كَانَ خَوَّانًا أَثِيمًا
“Innaa anzalnaa ilaikalkitaaba bilhaqqi litahkuma
bainannaasi bimaa araakallaah. Wa laa takullilkhaa iniina khashiimaa.
Wastaghfirillaah. Innallaaha kaana ghafuurarrahiimaa. Wa laa tujaadil ‘anilladziina
yakhtaanuuna anfusahum. Innallaaha laa yuhibbu man kaana khawwaanan atsiimaa”.
"Sesungguhnya Kami telah menurunkan kitab kepadamu
dengan membawa kebenaran, supaya kamu mengadili antara manusia dengan apa yang
telah Allah wahyukan kepadamu, dan janganlah kamu menjadi penantang (orang yang
tidak bersalah), karena (membela) orang-orang yang khianat, dan mohonlah
ampun kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Dan
janganlah kamu berdebat (untuk membela) orang-orang yang mengkhianati dirinya.
Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang selalu berkhianat lagi bergelimang
dosa. ~
QS 4 – An Nisāa': Ayat 105-107 ~
Ayat-ayat diatas menunjukkan kepada Rasulullah bahwa
keluarga Ubairaq telah menipu dan menimpakan tuduhan kepada orang lain.
Sesungguhnya orang Yahudi itu tidak berdosa dan keluarga Ubairaq yang
berkhianat serta jahat.
Selanjutnya Allah masih menurunkan ayat-ayat sebagai
berikut :
يَسْتَخْفُونَ مِنَ النَّاسِ وَلَا يَسْتَخْفُونَ مِنَ اللَّهِ وَهُوَ
مَعَهُم إِذْ يُبَيِّتُونَ مَا لَا يَرْضَىٰ مِنَ الْقَوْلِ ۚ وَكَانَ اللَّهُ
بِمَا يَعْمَلُونَ مُحِيطًا / هَا أَنْتُمْ هَٰؤُلَاءِ جَادَلْتُمْ عَنْهُمْ فِي
الْحَيَاةِ الدُّنْيَا فَمَنْ يُجَادِلُ اللَّهَ عَنْهُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ
أَمْ مَنْ يَكُونُ عَلَيْهِمْ وَكِيلًا / وَمَنْ يَعْمَلْ سُوءًا أَوْ يَظْلِمْ
نَفْسَهُ ثُمَّ يَسْتَغْفِرِ اللَّهَ يَجِدِ اللَّهَ غَفُورًا رَحِيمًا / وَمَنْ
يَكْسِبْ إِثْمًا فَإِنَّمَا يَكْسِبُهُ عَلَىٰ نَفْسِهِ ۚ و
“Yastakhfuuna minannaasi walaa yastakhfuuna minallaahi wa
huwa ma’ahum idzyubayyituuna maa laa yardhaa minalqaul. Wa kaanallaahu bimaa
ya’maluuna muhiitha. Haa antum haaulaa i jaadaltum ‘anhum fil hayaatiddunyaa.
famayyujaadilullaaha ‘anhum yaumal qiyaamati ammayyakuunu ‘alaihim wakiilaa. Wa
mayya’mal suu an auyadhlim nafsahuu tsumma yastaghfirillaaha yajidillaaha
ghafuurarrahiimaa. Wa mayyaksib itsman fainnamaa yaksibuhuu ‘alaa nafsih wa
kaanallaahu ‘aliiman hakiimaa”.
"Mereka bersembunyi dari manusia, tetapi mereka tidak
bersembunyi dari Allah, padahal Allah beserta mereka, ketika pada suatu malam
mereka menetapkan keputusan rahasia yang Allah tidak ridloi. Dan adalah Allah
Maha Meliputi (ilmu-Nya) terhadap apa yang mereka kerjakan.
Beginilah kamu, kamu sekalian adalah orang-orang yang berdebat untuk (membela) mereka dalam kehidupan dunia ini. Maka siapakah yang akan mendebat Allah untuk (membela) mereka pada hari kiamat...? Atau siapakah yang menjadi pelindung mereka (terhadap siksa Allah)...?
Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan dan menganiaya dirinya, kemudian ia mohon ampun kepada Allah, niscaya ia mendapati Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Barangsiapa yang mengerjakan dosa, maka sesungguhnya ia mengerjakannya untuk (kemudharatan) dirinya sendiri. Dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana. ~ QS 4 – An Nisā': Ayat 108-111 ~
Beginilah kamu, kamu sekalian adalah orang-orang yang berdebat untuk (membela) mereka dalam kehidupan dunia ini. Maka siapakah yang akan mendebat Allah untuk (membela) mereka pada hari kiamat...? Atau siapakah yang menjadi pelindung mereka (terhadap siksa Allah)...?
Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan dan menganiaya dirinya, kemudian ia mohon ampun kepada Allah, niscaya ia mendapati Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Barangsiapa yang mengerjakan dosa, maka sesungguhnya ia mengerjakannya untuk (kemudharatan) dirinya sendiri. Dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana. ~ QS 4 – An Nisā': Ayat 108-111 ~
Dengan turunnya ayat-ayat diatas kini kebenaran makin
jelas dihadapan semua pihak. Bahwa Yahudi itu terbebas dari tuduhan dan Allah
telah menetapkan keputusan dengan menurunkan langsung ayat-ayat Al Qur'an.
Keluarga Ubairaq akhirnya mengakui kesalahannya, dimana Basyir telah disesatkan setan dengan mengambil barang-barang milik Rifaah dan menyembuyikannya dirumah Zaid dengan maksud untuk memfitnah Zaid.
Karena takut perbuatannya diketahui Rasulullah. Mereka disuruh minta ampun kepada Allah, adapun Basyir sendiri malah melarikan diri ke Mekkah bergabung dengan kafir Mekkah.
Keluarga Ubairaq akhirnya mengakui kesalahannya, dimana Basyir telah disesatkan setan dengan mengambil barang-barang milik Rifaah dan menyembuyikannya dirumah Zaid dengan maksud untuk memfitnah Zaid.
Karena takut perbuatannya diketahui Rasulullah. Mereka disuruh minta ampun kepada Allah, adapun Basyir sendiri malah melarikan diri ke Mekkah bergabung dengan kafir Mekkah.
Zaid ibn Al Samin merasa kagum akan keputusan Tuhannya
Muhammad meskipun dia seorang Yahudi dan sebagai penghormatan, dia langsung
memeluk agama Islam.
Basyir ternyata kabur ke Mekkah dan disana ia membuat
syair yang mencela serta menghina Rasulullah. Atas kelakuannya itu Allah
menurunkan ayat sebagai berikut :
وَمَنْ يُشَاقِقِ الرَّسُولَ مِنْ بَعْدِ مَا تَبَيَّنَ
لَهُ الْهُدَىٰ وَيَتَّبِعْ غَيْرَ سَبِيلِ الْمُؤْمِنِينَ نُوَلِّهِ مَا
تَوَلَّىٰ وَنُصْلِهِ جَهَنَّمَ ۖ وَسَاءَتْ مَصِيرًا
“Wa mayyusyaaqiqirrasuula mimba’di maa tabayyanalahullhudaa
wa yattabi’ ghaira sabiilil mu’miniina nuwallihii maa tawallaa wa nushlihii
jahannam. Wasaa atmashiiraa”
"Dan barangsiapa yang menentang Rasul sesudah jelas
kebenaran baginya, dan mengikuti jalan yang bukan jalan orang-orang mu’min,
Kami biarkan ia leluasa terhadap kesesatan yang telah dikuasainya itu dan Kami
masukkan ia ke dalam Jahannam, dan Jahannam itu seburuk-buruk tempat kembali. ~
QS 4 - An-Nisāa' : 115 ~
Demikian Allah Subhanahu wa ta’ala telah menunjukkan
sebuah kebenaran sekalipun itu
menyangkut orang Yahudi.
Bekasi, 12 Juli 2015
Edited
and posted by: Rika
Rakasih
Sumber : Kitab Asbabun Nuzul
Penerbit: Zaman
Penulis : Fathi Fauzi Abd Al Mu’thi
Disarikan oleh : Idih Ruskanda
Thema : An Nisaa (4) – Ayat 105 s/d 111 dan 115 à Zaid ibn Al Samin ra – Yahudi yang
dibebaskan oleh Al Qur’an.
No comments:
Post a Comment