SABAR DAN SHALAT
Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman
بسم الله الرحمن الرحيم
اسﻻم عليكم ورحمة الله وبركاته
Yang artinya: ''Wahai orang-orang yang berIman jadikan lah
sabar dan sholat sebagai penolong mu, sesungguhnya Allah beserta orang-orang
yang sabar” ~
QS 2 - Al-Baqarah : 153 ~
MENGAPA SABAR DAN SHALAT SEBAGAI
PENOLONG?
Kata SABAR lebih dari seratus kali disebut di dalam AL-Qur'an. Hal
ini menunjukan betapa pentingnya makna sabar. Karena sabar merupakan poros,
sekaligus inti dan asas segala macam ke-Muliaan Akhlak.
Jika ditelusuri lebih lanjut ternyata hakekat seluruh Akhlak
Mulia, sabar selalu menjadi asas atau landasan nya.
MISALNYA:
* Iffah (menjaga kesucian diri), adalah merupakan bentuk
kesabaran dalam menahan diri dari memperturutkan Syahwat.
* Syukur, adalah bentuk kesabaran untuk tidak mengingkari
Nikmat dari Allah Subhanahu wa ta’ala.
* Qana'ah (merasa cukup dengan apa yang ada), adalah
sabar menahan diri dari angan-angan dan keserakahan.
* Hilm (lemah lembut), adalah kesabaran dalam mengendalikan
Amarah.
* Pemaaf, adalah sabar untuk tidak membalas dendam.
* Demikian pula keutamaan Akhlak lain nya, semuanya bersumbu
pada kesabaran ..
Dengan kata lain secara psikologis kita bisa memaknai kesabaran
sebagai suatu kemampuan untuk menerima, mengelolah, dan menyikapi kenyataan.
Jadi sabar adalah upaya menahan diri dalam melakukan sesuatu
atau tidak melakukan sesuatu untuk mencapai Ridho Allah Subhanahu wa ta’ala. Maka
orang yang sabar adalah orang yang mampu menempatkan diri dan bersikap optimal
dalam setiap keadaan.
Sabar bukanlah sebuah bentuk keputus asa'an, tapi merupakan
optimisme yang terukur. Ketika menghadapi situasi dimana kita harus marah
misalnya, maka marahlah secara Bijak dan diniati untuk kebaikan bersama..
Sedangkan SHALAT adalah Ibadah yang diawali dengan TAKBIR
dan diakhiri dengan SALAM. Dengan gerakan dan bacaan tertentu seperti yang
telah dicontohkan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Shalat adalah Ibadah paripurna yang memadukan oleh pikir, gerak
dan rasa.
Ketiganya terpadu secara serasi dan selaras dan saling
melengkapi.
Dalam shalat terintregrasi proses latihan meletakan kendali diri
secara proporsional, mulai dari gerakan, inderawi, aql, dan pengelolaan Nafsu
yang pada akhirnya akan menghasilkan jiwa yang bersifat MUTHMA'INNAH.
Orang yang memiliki jiwa muthma'innah inilah yang pada akhirnya
akan mampu mengaplikasikan nilai-nilai shalat dalam keseharian, yaitu
nilai-nilai yang didominasi kesabaran paripurna..
Prakteknya tercermin dalam sikap penuh syukur, pemaaf, lemah
lembut, penyayang, tawaqal, qana'ah, menjaga kesucian diri, istiqomah, dsb.
Dengan kata lain, orang yang shalat nya baik dalam hidupnya akan dipenuhi sifat sabar yang tercermin dalam tingginya Akhlak dalam kehidupan sehari-hari..
Dengan kata lain, orang yang shalat nya baik dalam hidupnya akan dipenuhi sifat sabar yang tercermin dalam tingginya Akhlak dalam kehidupan sehari-hari..
Maka karena itulah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam,
para sahabat dan orang-orang shaleh menjadikan shalat sebagai istirahat, sarana
pelajaran, media pembangkit energi, sumber kekuatan, dan pemadu untuk meraih
kemenangan..
Ketika mendapat Rizki melimpah, shalat-lah ungkapan kesyukuran
nya.
Ketika beban hidup makin berat, maka shalat -lah yang meringankan nya.
Ketika rasa cemas membelenggu, maka shalat-lah yang membebaskan nya...
Ketika beban hidup makin berat, maka shalat -lah yang meringankan nya.
Ketika rasa cemas membelenggu, maka shalat-lah yang membebaskan nya...
Maka tak heran bila Khubaib bin Adi ketika akan menjalani
eksekusi mati, dedengkot kafir quraisy diberi kesempatan untuk mengajukan
permintaan terakhirnya.
Apa yang dia minta..??? Ternyata
yang diminta adalah kesempatan untuk shalat. Dengan khusyuk shalat dua rakaat
ditunaikan.
Selepas itu beliau berkata... ''Andai saja aku tidak ingin dianggap takut dan mengulur-ulur waktu, niscaya akan kuperpanjang lagi shalatku.''
Selepas itu beliau berkata... ''Andai saja aku tidak ingin dianggap takut dan mengulur-ulur waktu, niscaya akan kuperpanjang lagi shalatku.''
Memang shalat yang baik akan menghasilkan kemampuan bersabar.
Sebaliknya kesabaran yang baik akan menghasilkan shalat yang berkualitas. Yaitu terjadinya dialog dengan Allah Subhanahu wa ta’ala sehingga melahirkan kenikmatan, dan ketenangan yang tak terhingga di hati.
Sebaliknya kesabaran yang baik akan menghasilkan shalat yang berkualitas. Yaitu terjadinya dialog dengan Allah Subhanahu wa ta’ala sehingga melahirkan kenikmatan, dan ketenangan yang tak terhingga di hati.
Barang siapa yang mampu merasakan Nikmatnnya berdialog dengan
Allah Subhanahu wa ta’ala didalam shalat nya, maka niscaya Allah Subhanahu wa
ta’ala akan membuka lebar-lebar pintu pertolongan-Nya...
''Sudahkah shalat kita demikian..???''
''Sudahkah shalat kita demikian..???''
Oleh karena itu, mari kita berusaha menegakkan shalat dan
mewarnai kehidupan kita penuh kesabaran, agar pintu pertolongan senantiasa
terbuka lebar untuk kita... Amiin...!
Wassalamu'alaikum warohmatullahi wabarokatuh..
No comments:
Post a Comment