TURUNNYA SURAH 104 – AL HUMAZAH AYAT 1-9 DAN SURAH 109
AL KAAFIRUUN AYAT 1-6
Kisah Umayyah ibn Khalaf – Kafir yang dibunuh budaknya
sendiri.
“Kecelakaanlah bagi setiap pengumpat lagi pencela, yang
mengumpulkan harta dan menghitung-hitung, dia mengira bahwa hartanya itu dapat
mengkekalkannya, sekali-kali tidak...! Sesungguhnya dia benar-benar akan
dilemparkan ke dalam Huthamah. Dan tahukah kamu apa Huthamah itu...? (yaitu)
api (yang disediakan) Allah yang (membakar) sampai ke hati. Sesungguhnya api
itu ditutup rapat atas mereka, (sedang mereka itu) diikat pada tiang-tiang yang
panjang” ~ QS 104 – Al Humazah
: Ayat 1-9 ~
Masih ingat dengan nama Umayyah ibn Khalaf...? Dia adalah
pemilik seorang budak bernama Bilal. Umayyah ibn Khalaf adalah seorang pedagang
yang kaya raya. Harta kekayaannya itu ditumpuk di rumahnya dan ia percaya bahwa
ini berkat patung-patung berhala yang disembahnya di sekitar Ka’bah. Untuk itu
dia rajin membersihkan semua berhala di sekitar Ka’bah dan banyak mendapat
hadiah dari pemiliknya pula.
Ketika Islam yang diserukan Muhammad mulai bercahaya di
Mekkah, ia yang paling gencar menentangnya karena seruan Muhammad itu mengancam
keberadaan tuhan-tuhannya. Bersama dengan tokoh-tokoh Quraisy lainnya seperti
Abu Jahal dan Abu Lahab, menghimpun kekuatan untuk menentang da’wah Muhammad.
Ketika mendengar budaknya yaitu Bilal ibn Rabah mengikuti
ajaran Muhammad, maka bersama adiknya Ubay ibn Khalaf, melampiaskan
kekesalannya dengan menyiksa Bilal, hingga Abu Bakar Al Shiddiq membelinya dan
memerdekakan Bilal.
Pada saat Rasulullah berkumpul dengan para pengikutnya,
dia tidak henti-hentinya mengumpat dan mencelanya: “Mengapa Al Qur’an
diturunkan hanya kepada Muhammad, padahal kami sebagai pemimpin-pemimpin Mekkah
merasa lebih berhak daripada Muhammad...?
-Para pengikut Muhammad adalah orang-orang rendahan,
budak yang bodoh sehingga mengikuti ajarannya karena kebodohannya.
-Muhammad adalah penyihir yang mahir dan syair-syair yang
dibuatnya dikatakan sebagai ayat Al Qur’an dari Tuhannya.
-Muhammad berkisah tentang orang yang sudah mati bisa
hidup kembali, sedangkan mereka telah menjadi tulang belulang...?
-Adapun surga bagi orang-orang yang mengikuti ajarannya
dan neraka bagi yang menentangnya, itu hanyalah kebohongan dan khayalannya
belaka”.
Itulah berbagai umpatan uang dilemparkan Umayyah kepada
Rasulullah dan pengikutnya.
Untuk menenangkan dan menghibur Rasulullah, Allah
menurunkan Surah Al Humazah:
“Wailullikulli humazatillumazah. Alladzii jama’amaa
lawwa’addadah. Yahsabu annamaa lahuu akhladah. Kallaa layumbadzanna fil
huthamah. Wamaa adraakamal huthamah. Naarullaahil muuqadah. Allatii taththali’u
‘alal afidah. Innahaa ‘alaihim mu’shadah. Fii ‘amadim mumaddadah”.
“Kecelakaanlah bagi setiap pengumpat lagi pencela, yang
mengumpulkan harta dan menghitung-hitung, dia mengira bahwa hartanya itu dapat
mengkekalkannya, sekali-kali tidak...! Sesungguhnya dia benar-benar akan
dilemparkan ke dalam Huthamah. Dan tahukah kamu apa Huthamah itu...? (yaitu)
api (yang disediakan) Allah yang (membakar) sampai ke hati. Sesungguhnya api
itu ditutup rapat atas mereka, (sedang mereka itu) diikat pada tiang-tiang yang
panjang” ~ QS 104 – Al Humazah
: Ayat 1-9 ~
Allah Subhanahu wa Ta’ala hendak menegaskan bahwa
Dia mengetahui kedengkian dan kejahatan mereka dan apa yang diucapkannya. Tidak
lama setelah ayat-ayat itu turun, Allah Subhanahu wa Ta’ala mewahyukan ayat
sebagai berikut:
“Innaa kafainaakal mustahzi iin. Alladziina
yaj’aluuna ma’allaahi ilaahan aakhar. Fasaufa ya’lamuun.”
“Sesungguhnya Kami memelihara
kamu daripada (kejahatan) orang-orang yang memperolok-olokkan (kamu), (Yaitu)
orang-orang yang menganggap adanya tuhan yang lain di samping Allah; maka
mereka kelak akan mengetahui (akibat-akibatnya)”. ~ QS 15 – Al Hijr
: Ayat 95 dan 96 ~
Karena berputus asa, maka
kaum kafir yang dipimpin Umayyah bin Khalaf mengajak menawarkan usul kepada
Rasulullah sebagai berikut: “Wahai Muhammad...!!! kami siap menyembah Tuhanmu,
asalkan kamu juga menyembah Tuhan kami... Begini saja, setahun kami menyembah
Tuhanmu dan tahun berikutnya kamu menyembah Tuhan kami...!!!”.
Sebagai jawaban, pada saat
itu pula Allah menurunkan Surah Al Kafirun:
“Qulyaa ayyuhal kaafiruun.
Laa a’budumaa ta’buduun. Walaa antum ‘aabiduunamaa a’bud. Walaa ana ‘aabidummaa
‘abattum. Walaa antum ‘aabiduunamaa a’bud. Lakum diinukum waliyadiin”.
“Katakanlah: ‘Hai orang-orang
kafir. Aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah. Dan kamu bukan penyembah
Tuhan yang aku sembah. Dan aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu
sembah, dan kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah Tuhan aku sembah.
Untukmu agamamu, dan untukkulah, agamaku”. ~ QS 109 – Al Kafirun : Ayat 1-6 ~
Saat orang-orang kafir akan
menyerang kaum Muslim di Yatsrib, mereka mengajak Umayyah untuk memimpinnya,
namun nampak sifat pengecutnya dengan alasan sudah tua dia menolak, padahal
sebetulnya dia takut mati di medan perang. Setelah dihina kaumnya dengan
disodori ulekan dan sisir yang menggambarkan pekerjaan wanita. Umayyah
benar-benar merasa terhina kemudian dia ikut perang Badar.
Saat perang Badar itu Bilal
bekas budak Umayyah yang kenyang akan siksaan Umayyah melihatnya, dia menyodori
Umayyah sebilah pedang dan menantang duel. Umayyah terluka terkena sabetan
pedang Bilal tapi kabur meninggalkan medan perang, akhirnya ia mati di
perjalanan.
Bekasi, 27 Jumadil Awal 1436 Hijriyah atau 18 Maret 2015.
Edited and posted by: Rika Rakasih
Sumber : Kitab
Asbabun Nuzul
Penulis : Fathi
Fauzi Abd Al Mu’thi
Disarikan oleh : Idih Ruskanda
Thema : Surah
104 Al Humazah - Ayat 1-9 dan Surah 109 Al Kaafiruun Ayat 1-6 tentang Umayyah
ibn Khalaf – Kafir yang dibunuh budaknya sendiri.
No comments:
Post a Comment