TURUNNYA SURAH 8 – AL ANFAL AYAT 27 - 28 DAN SURAH 9 AT
TAUBAH AYAT 102
Kisah Abu Lubabah ibn Abd Al Mundzir RA, karena berbuat
salah, menghukum dirinya sendiri sehingga Allah menerima taubatnya.
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu
mengkhianati Allah dan Rasul (Muhammad) dan (juga) janganlah kamu mengkhianati
amanat-amanat yang dipercayakan kepadamu, sedang kamu mengetahui. Dan
ketahuilah, bahwa hartamu dan anak-anakmu itu hanyalah sebagai cobaan dan
sesungguhnya di sisi Allah-lah pahala yang besar”. ~ QS 8 – Al ‘Anfaal : Ayat 27 dan 28 ~
“Dan (ada pula) orang-orang lain yang mengakui dosa-dosa
mereka, mereka mencampur baurkan pekerjaan yang baik dengan pekerjaan lain yang
buruk. Mudah-mudahan Allah menerima taubat mereka. Sesungguhnya Allah Maha
Pengampun lagi Maha Penyayang”. ~ QS 9 – Al At
Taubah : Ayat 102 ~
Abu Lubabah adalah seorang pahlawan suku Aus di Yatsrib
yang banyak memenangi peperangan. Ketika suatu hari ia sedang berjalan
menyusuri kota, ia melihat banyak orang berkumpul di rumah As’ad sedang
mendengarkan ceramah dari seorang utusan Muhammad, yaitu Mus’ad ibn Umair yang
mengajak manusia menyembah Allah, Tuhan Yang Maha Esa dengan membacakan
ayat-ayat Al Qur’an. Allah berkehendak membuka hatinya dan seketika itu juga,
ia menyatakan keislamannya.
Ketika akan terjadi Perang Badar, ia tidak ikut berperang
karena Rasulullah memberi tugas yang sama beratnya, yaitu meminta dia
melindungi dan menjaga penduduk Madinah selama perang berlangsung.
Setelah terjadi perang Uhud, ia menikah kembali dengan
Khansa ibn Khadzam, janda seorang sahabat yang syahid bernama Anis ibn Qotadah.
Sebetulnya Al Khadzam, ayah Khansa berniat menikahkannya dengan laki-laki
pilihannya, namun Khansa menolaknya karena tidak kenal dengannya dan dia
mengadu kepada Rasulullah.
Rasulullah ingin menegakkan ketentuan syari’at bahwa
seorang janda dapat menikah dengan laki-laki pilihannya tanpa harus
bermusyawarah dulu dengan ayahnya. Akhirnya Khanza memilih Abu Lubabah menjadi
suaminya.
Suatu hari Rasulullah berniat membersihkan dan mensucikan
Madinah dari para penghianat Yahudi, terutama Bani Quraizhah yang telah
menghianati perjanjian dengan kaum Muslim.
Kaum Muslim mengurung kampung Bani Quraizhah dan melarang
penghuninya keluar selama 25 hari. Bani Quraizhah adalah sekutu suku Aus dan
tahu bahwa Abu Lubabah adalah suku Aus. Mereka meminta Rasulullah untuk
mengutus Abu Lubabah untuk memutuskan perkara mereka dan memberi nasihat
mereka.
Dalam posisi yang terjepit Abu Lubabah bukannya memberi
nasihat malah ikut larut dalam kesedihan para wanita Bani Quraizhah dan tidak
menasihatinya.
Allah mengetahui apa yang dihadapi dan dikatakan Abu
Lubabah kepada Bani Quraizhah, sehingga menurunkan ayat:
“Yaa ayyuhalladziina aamanuu laa takhuunullaaha
warrasuula wa takhuunuu amaanaatikum wa antum ta’lamuun. Wa’lamuu annamaa
amwaalukum wa aulaadukum fitnah. Wa annallaaha ‘indahuu ajrun ‘adhiim”.
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengkhianati
Allah dan Rasul (Muhammad) dan (juga) janganlah kamu mengkhianati amanat-amanat
yang dipercayakan kepadamu, sedang kamu mengetahui. Dan ketahuilah, bahwa
hartamu dan anak-anakmu itu hanyalah sebagai cobaan dan sesungguhnya di sisi
Allah-lah pahala yang besar”. ~ QS 8 – Al ‘Anfaal
: Ayat 27 dan 28 ~
Abu Lubabah sadar bahwa ia telah terpeleset dan ia tahu
bahwa ayat itu ditujukan kepadanya. Untuk menebus dosanya ia bertobat kepada
Allah dan mengikat dirinya pada salah satu tiang Masjid hingga Allah
mengampuninya dan hanya dibuka isterinya pada saat sholat saja. Hal ini
dilakukan selama 6 hari, sehingga Allah menurunkan wahyu kepada Rasulullah:
“Wa aakharuuna’tarafuu bidzunuubihim khalathuu ‘amalan
shaalihawwa aakhara sayyi aa. ‘asallaahu ayyatuuba ‘alaihim. Innallaaha
ghafuururrahiim”.
“Dan (ada pula) orang-orang lain yang mengakui dosa-dosa
mereka, mereka mencampur baurkan pekerjaan yang baik dengan pekerjaan lain yang
buruk. Mudah-mudahan Allah menerima taubat mereka. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun
lagi Maha Penyayang”. ~ QS 9 – Al At Taubah : Ayat 102 ~
Rasulullah mengabarkan ayat itu kepada Abu Lubabah seraya
membuka ikatannya. Alangkah bahagianya Abu Lubabah karena Allah Subhanahu wa
ta’ala menerima taubatnya.
Sepanjang hidupnya ia selalu mendampingi Rasulullah
kemanapun beliau pergi dengan tekad berjuang mempertahankan agama Islam dan
meraih ridho Allah.
Abu Lubabah wafat pada saat kekhalifahan Utsman ibn
Affan, semoga Allah meridhoinya.
Bekasi, 25 Jumadil Awal 1436 Hijriyah atau 16 Maret 2015.
Edited and posted by: Rika
Rakasih
Sumber : Kitab Asbabun Nuzul
Penulis : Fathi Fauzi Abd Al Mu’thi
Disarikan oleh : Idih
Ruskanda
Thema : An Anfal (8) - Ayat
27 dan 28 serta At Taubah (9) - Ayat 102 - Abu
Lubabah ibn Abd Al Mundzir RA, karena berbuat salah, menghukum dirinya sendiri
sehingga Allah menerima taubatnya.
Luar biasa...yg ginian kok ga da koment.?giliran gosip pasti rame yg koment.tq
ReplyDeleteLuar biasa...yg ginian kok ga da koment.?giliran gosip pasti rame yg koment.tq
ReplyDeleteTercerahkan,.. Alhamdulillah syukron kasir
ReplyDelete