TURUNNYA SURAH
111 – AL LAHAB AYAT 1 - 5
Kisah Abu
Lahab dan Ummu Jamil yang dimasukkan ke dalam neraka yang menyala-nyala.
“Binasalah
kedua tangan Abu Lahab dan sesungguhnya dia akan binasa. Tidaklah berfaedah
baginya hartanya dan apa yang dia usahakan. Kelak dia akan masuk ke dalam api
yang bergejolak (neraka). Dan (begitu pula) isterinya, pembawa kayu bakar
(penyebar fitnah). Yang di lehernya ada tali dari sabut yang dipintal”.
~ QS
111 – Al Lahab : 1-5 ~
Al Lahab
nama sesungguhnya adalah Abdul Uzza ibn Abdul Muthalib. Uzza adalah nama sebuah
berhala yang disembah-sembah pada masa Jahiliyah. Karena wajahnya teramat
putih, maka ia dikenal dengan panggilan Abu Lahab. Abu Lahab adalah saudara
seayah dengan ayah Rasulullah, Abdullah jadi dia adalah paman Rasulullah. Sosoknya
tinggi tegap yang berhati keras, kasar, tegas, bengis, peminum khamar dan
gampang marah dengan suaranya yang nyaring.
Ketika
diberitahu budaknya yang bernama Tsuwaibah bahwa kakak iparnya Aminah (ibunda
Muhammad Rasulullah) melahirkan, dia sekonyong-konyong berkata kepada
Tsuwaibah: “Wahai Tsuwaibah, engkau pergilah dan mulai sekarang engkau merdeka”.
Ini mungkin kehendak Allah Subhanahu wa ta’ala, karena setelah merdeka
Tsuwaibah termasuk salah seorang yang menyusui Muhammad.
Abu Lahab
termasuk orang yang sangat menghormati dan memuja berhala sekitar Ka’bah. Di
sisi lain sebetulnya Abu Lahab sangat menyukai karakter Muhammad keponakannya
yang jujur, amanah dan sangat bijaksana juga isterinya Khadijah adalah wanita
yang baik.
Untuk
itulah maka ia menjodohkan putera-puteranya yaitu Utbah dan Mu’tb dengan
puteri-puteri Muhammad yaitu Rukayyah dan Ummu Kultsum. Begitulah Allah
berkehendak untuk mempererat kekerabatan diantara keduanya.
Namun
ketika Allah mengangkat Muhammad sebagai utusanNya yang menyeru manusia untuk
menyembah kepadaNya dan berhenti menyembah berhala, inilah yang menjadi titik
awal terjadinya permusuhan antara Muhammad dengan Abu Lahab dan isterinya Ummu
Jamil.
Rasulullah
dengan dukungan Shafiyah bint Abdul Muthalib bibinya, mulai berda’wah dengan
mengumpulkan saudara-saudara dan kerabatnya untuk mendengarkan seruannya.
Ketika pada
akhir da’wah beliau bertanya kepada saudara-saudara dan kerabatnya: “Siapakah
diantara saudara-saudaraku yang mendukungku dan menyebarkan da’wah ini...?”.
Paman
Rasulullah, Abu Tholib yang sangat menyayangi Rasulullah angkat suara:
“Laksanakan apa yang Allah perintahkan kepadamu Muhammad... Aku akan selalu
mendukung dan menjagamu, namun aku tidak bisa meninggalkan agama Abdul
Muthalib”. Sepupunya Ali ibn Abu Tholib juga mendukungnya: “Aku akan selalu
membantumu... Aku akan memerangi siapa saja yang memerangimu...”.
Pada saat
Rasulullah mulai berda’wah secara terbuka dan berseru diatas bukit Shafa banyak
penduduk Mekkah yang percaya, mendukung dan mengikuti ajaran Muhammad, karena
mereka tahu persis kejujuran dan kebijaksanaan Muhammad. Namun ada pula yang
menolaknya, apalagi setelah mendengar teriakan Abu Lahab: “Celakalah engkau
wahai Muhammad...!!, untuk inikah engkau mengumpulkan kami...”.
Sejak hari
itu terompet permusuhan antara kaum Quraisy dan Rasulullah mulai ditiup
kencang. Terutama permusuhan antara Rasulullah dengan Abu Lahab dan isterinya
Ummu Jamil mulai menyala. Perjodohan anak-anaknya diputuskan, namun anak-anak
Abu Lahab kelak masuk Islam.
Abu Lahab
beserta isterinya sering sekali menyakiti Rasulullah dengan cara menghina,
melemparkan kotoran kehadapan beliau, mencaci maki beliau. Hingga Allah
menurunkan ayat sebagai berikut:
“Tabbat
yadaa abii lahabiw watabb. Maa aghnaa ‘anhumaa luhuu wa maa kasab. Sayashlaa
naa ranzaatalahabbiw wamra atuhuu hammaa latal hatab. Fii jiidihaa hablum mim
masad”
“Binasalah
kedua tangan Abu Lahab dan sesungguhnya dia akan binasa. Tidaklah berfaedah
baginya hartanya dan apa yang dia usahakan. Kelak dia akan masuk ke dalam api
yang bergejolak (neraka). Dan (begitu pula) isterinya, pembawa kayu bakar
(penyebar fitnah). Yang di lehernya ada tali dari sabut yang dipintal”. ~ QS 111
– Al Lahab : 1-5 ~
Pada saat
Perang Badar, Abu Lahab karena badannya sudah tidak kuat lagi tidak ikut
berperang. Namun bersama para pemimpin Quraisy yang tidak ikut berperang,
menyokong perbekalan dan kuda-kuda yang baik untuk memerangi Rasulullah dan
pengikutnya. Untuk ini Allah menurunkan ayat:
“Innalladziina
kafaruu yunfiquuna amwaalahum liyashudduu ‘an sabiilillaah. Fasayunfiquu nahaa
tsumma takuunu ‘alaihimhasratan tsumma yughlabuun. Walladziina kafaruu ilaa
jahannama yuhsyaruun”.
“Sesungguhnya
orang-orang yang kafir menafkahkan harta mereka untuk menghalangi (orang) dari
jalan Allah. Mereka akan menafkahkan harta itu, kemudian menjadi sesalan bagi
mereka, dan mereka akan dikalahkan. Dan ke dalam Jahanamlah orang-orang yang
kafir itu dikumpulkan”. ~ QS 8 – Al ‘Anfaal : 36 ~
Melihat
kekalahan kaumnya dan banyak kaum Quraisy yang terluka serta terbunuh, Abu
Lahab semakin geram dan sangat sedih. Kesedihannya yang mendalam ini
menimbulkan bisul yang menggerogoti sekujur tubuhnya. Orang-orang tidak berani
mendekatinya karena takut ketularan. Bahkan kedua anaknya-pun meninggalkannya
dan ikut kaum Muslim.
Begitu
pula saat Abu Lahab meninggal tidak ada seorangpun yang mau mengurusnya karena
takut tertular penyakitnya. Selama 3 hari mayatnya dibiarkan membusuk dan
mereka seret ke pemakaman, membiarkannya tanpa dimasukkan ke liang lahat serta
melemparinya dengan batu dan pasir sehingga mayatnya tertimbun.
Begitu
akhir kehidupan Abu Lahab, musuh Allah dan RasulNya.
Bekasi, 24 Jumadil Awal 1436 Hijriyah atau 15 Maret 2015.
Edited and posted by: Rika Rakasih
Sumber : Kitab Asbabun Nuzul
Penulis : Fathi Fauzi Abd Al Mu’thi
Disarikan oleh : Idih Ruskanda
Thema : Al Lahab (111) - Ayat
1-5 - Abu Lahab dan Ummu Jamil ditetapkan masuk ke dalam
neraka yang menyala-nyala.
No comments:
Post a Comment