TURUNNYA SURAH
16 – AN NAHL AYAT 106
Kisah Ammar ibn Yasir – Keluarga penghuni surga.
“Barangsiapa
yang kafir kepada Allah sesudah dia beriman (dia mendapat kemurkaan Allah),
kecuali orang yang dipaksa kafir padahal hatinya tetap tenang dalam beriman
(dia tidak berdosa), akan tetapi orang yang melapangkan dadanya untuk
kekafiran, maka kemurkaan Allah menimpanya dan baginya azab yang besar”
~ QS
16 – An Nahl : 106 ~
Yasir ibn
Amir adalah seorang Yaman yang datang ke Mekkah dengan maksud mencari
saudara-saudaranya yang diperkirakan dulu ikut tentara Abrahah untuk
menghancurkan Ka’bah. Dia menikahi Samiyyah bint Khayyath, budak milik Abu
Hudzayfah ibn Al Mughirah hingga memiliki seorang putera bernama Ammar ibn
Yasir.
Suatu hari
Ammar mendengar seruan Muhammad di Bukit Shafa untuk mengikuti agamanya yang
menyembah Allah sebagai Tuhan Yang Maha Esa, dengan meninggalkan penyembahan
kepada berhala-berhala. Ammar melihat dalam agama yang dibawa Muhammad itu,
menganut kesetaraan antara budak-budak penganutnya dengan para pembesar Mekkah.
Tentu saja dia sangat tertarik, karena di menyadari bahwa dia sekeluarga adalah
golongan budak yang selalu teraniaya. Ammar diam-diam mengikuti ajaran muhammad
dan setelah hatinya bulat, dia menemui Rasulullah untuk masuk Islam.
Diluar
dugaan ketika dia menyampaikan berita kepada kedua orang tuanya, bahwa dia
telah masuk Islam ternyata keduanya memberi respon baik dan akan menemui
Muhammad untuk masuk Islam pula. Tentu saja keislaman keluarga Yasir ini sangat
dirahasiakan dari majikannya. Meskipun dengan sembunyi-sembunyi, berita
keislaman keluarga Yasir ini akhirnya diketahui juga oleh Kafir Mekkah.
Dengan
dipelopori Abu Jahal, mulailah terjadi penyiksaan yang keji kepada keluarga
Yasir dan budak-budak yang berasal di luar Mekkah dan tidak memilki Kabilah
sebagai pelindung.
Dalam
tradisi Arab jahiliyah, siapa yang tidak memiliki Kabilah sebagai pelindung dan
memiliki kelas sosial yang paling rendah, boleh mau diperlakukan apa saja,
bahkan mau dibunuh sekalipun tidak akan ada yang menuntut pembunuhnya.
Mereka
dipanggang dibawah terik matahari padang pasir sambil dicambuki dan dipukuli.
Setelah itu tubuh mereka yang terluka diseret ke dalam bak air sehingga hampir
tidak bisa bernafas. Mereka dipaksa Abu Jahal untuk mengingkari ajaran
Muhammad.
Suatu hari
Abu Jahal, kafir yang paling sengit memusuhi Rasulullah, kembali melakukan penyiksaan
terhadap keluarga Yasir. Baju Samiyyah isteri Yasir dilucuti, badannya diikat
dan diseret keledai sepanjang padang pasir yang panas, sambil diteriaki:
‘ingkarilah agama Muhammad...hina dan rendahkanlah Muhammad...niscaya aku akan
mengampuni engkau...!!!’.
Namun
keimanan Samiyyah terhadap Allah Yang Maha Esa jauh lebih kuat, daripada
keangkuhan Abu Jahal. Samiyyah dalam penderitaannya tetap berkata: ‘Aku tidak
akan kembali kepada agama kalian...aku tidak akan mengingkari Muhammad...dia
adalah Nabi utusan Allah SWT...!!!’.
Mendengar
kata-kata itu Abu Jahal yang merasa terhina menjadi kalap, di mencabut belati,
lalu menancapkannya ke dada Samiyyah dan seketika darah muncrat membasahi
hamparan pasir yang panas bersamaan dengan lepasnya nyawa Samiyyah. Dialah
syahidah pertama dalam Islam.
Begitu pula
Yasir suaminya kemudian syahid pula dibunuh oleh orang-orang kafir yang
kesetanan. Mereka disiksa dan dibunuh tidak berperikemanusiaan bagaikan hewan
buas yang melahap mangsanya.
Tinggalah
Ammar yang lemah karena siksaan dan hatinya terguncang. Betapa tidak...baru
saja ia menyaksikan kematian yang mengenaskan atas kedua orang tuanya. Dalam
kesedihannya ia spontan berkata lirih: ‘Laa ilaha ilallaah, Muhammad
Rasulullah...’.
Mendengar
kata-kata Ammar, Abu Jahal yang masih panas dalam kemarahan, berteriak pada
Ammar: ‘Ingkari Muhammad...hina dan rendahkanlah Muhammad...kembalilah engkau
kepada agama kami...!!!’.
Teriakan
Abu Jahal yang membahana itu seakan-akan tidak terdengar oleh Ammar. Dalam
keadaan lemah, badan penuh luka, kulitnya terkelupas, jiwanya terguncang atas
terbunuhnya kedua orang tua yang dicintainya. Dia seperti kehilangan kesadaran
dan tidak dapat mengenali dirinya sendiri sehingga ucapan yang keluar dari
mulutnya pun tidak dapat dikendalikan lagi.
Tanpa sadar
dia mengulangi kata-kata Abu Jahal yang mengingkari agama Muhammad dan kembali
kepada agama Quraisy.
Mendengar
kata-kata Ammar, Abu Jahal dan kawan-kawannya bersorak kegirangan karena telah
berhasil mengkafirkan salah seorang pengikut Muhammad, dia lalu membuka ikatan
Ammar dan membiarkannya pergi.
Setelah
sadar, Ammar mencoba mengingat-ingat kembali apa yang dia ucapkan. Dia sangat
menyesal dan merasa berdosa. Kalau dia sadar, bagaimana mungkin dia membiarkan
dirinya mengingkari agama Rasulullah...?
Dalam
keadaan sedih dia segera menemui Rasulullah dan mengutarakan penyesalannya.
‘Wahai Rasulullah...apapun yang terjadi aku akan tetap mengimani Allah dan
mengikuti agamamu...Aku terpaksa mengatakan keburukan itu untuk menyelamatkan
diri dari kekejaman mereka...’.
Rasulullah
berusaha menghibur Ammar: ‘Tenanglah Ammar...sesungguhnya Allah telah menurunkan
ayat tentangmu. Jika mereka kembali, katakanlah seperti itu lagi...’. Kemudian
Rasulullah membacakan ayat itu kepadanya:
“Man
kafara billaahi mim ba’di iimaanihii illaa man ukriha wa qalbuhuu muthmainnum
bil iimaani wa laakim man syarahabil kufri shodran fa’alaihim ghadhabum
minallaah. wa lahum ‘adzaabun ‘adhiim”.
“Barangsiapa
yang kafir kepada Allah sesudah dia beriman (dia mendapat kemurkaan Allah),
kecuali orang yang dipaksa kafir padahal hatinya tetap tenang dalam beriman
(dia tidak berdosa), akan tetapi orang yang melapangkan dadanya untuk
kekafiran, maka kemurkaan Allah menimpanya dan baginya azab yang besar” ~ QS 16 – An Nahl
: 106 ~
Tentu saja kaum
kafir merasa kecele dengan semakin giatnya Ammar membantu mengembangkan Islam.
Ammar termasuk orang yang ikut hijrah ke Habsyah dan selanjutnya ke Madinah.
Hingga saat
kepemimpinan Khalifah Ali ibn Abu Thalib yang berperang melawan kelompok
Muawiyah, Ammar berada dibelakang Ali ibn Abu Thalib dan wafat dibunuh kelompok
Muawiyah.
Begitulah
kisah seorang budak asing yang penuh duka nestapa namun mulia di sisi Allah.
Semoga Allah merahmatinya.
Bekasi, 22 Jumadil Awal 1436 Hijriyah atau 13 Maret 2015.
Edited and posted by: Rika Rakasih
Sumber : Kitab Asbabun Nuzul
Penulis : Fathi Fauzi Abd Al Mu’thi
Disarikan oleh : Idih Ruskanda
Thema : An Nahl (16) - Ayat 106 à Ammar ibn Yasir – Keluarga penghuni surga.
No comments:
Post a Comment