KAJIAN AL
QUR’AN
SIFAT MULIA NABI IBRAHIM
Pengajian Subuh
Masjid At Taubah – Ustadz Abdullah Amin – Bekasi, Rabu, 30 Agustus 2017
Nabi Abrahim
a.s memiliki sifat-sifat mulia antara lain ia seorang yang penyantun (halim),
berhati lembut dan suka kembali dan taat kepada Allah. Kisah sebenarnya dari
Nabi Ibrahim beserta putranya, Ismail a.s menjadi dasar disyariatkannya
menyembelih hewan qurban pada hari raya Haji.
Pada jaman itu sudah ada kebiasaan berqurban, tapi merupakan kesyirikan,
yaitu mengurbankan manusia sebagai persembahan bagi ‘penjaga’ sungai Nil yang
tidak pernah banjir maupun surut airnya. Persembahan biasanya seorang gadis
yang tercantik di masyarakat itu yang ditenggelamkan ke dalam sunga Nil. Orang tua gadis qurban merasa bangga bahwa
mereka bisa mempersembahkan putrinya
untuk dijadikan qurban. Maka ayat-ayat diturunkan
kepada Nabi Ibrahim untuk meluruskan masalah ini
QS 37 :
99-102; Arti ‘halim’ dalam ayat ini bukan sabar, melainkan
penyantun. Kalau sabar ya ‘sabr’. Sifat halim ditunjukkan oleh Nabi Ibrahim
dengan tidak memaksa Ismail putranya untuk dijadikan qurban. Namun meminta secara halus dengan meminta pendapat Ismail tentang
perintah Allah dalam mimpinya. Putranya, Ismail juga santun, ia menjawab
permintaan ayahnya, bukan membantah atau menolak, walaupun itu sesuatu yang
mengancam nyawanya.
QS 3 : 38-39;
Nabi Zakaria meminta keturunan yang baik ia dikaruniai Yahya yang soleh
QS11 : 75; Ibrahim
bersifat penyantun, lembut hati dan suka kembali ke jalan Allah
QS 2 : 263; Allah
Maha Penyantun
QS 3 : 95;.
Firman Allah selalu benar. Kita diperintahkan untuk mengikuti agama Ibrahim
QS 16 : 123; Ikuti
agama Nabi Ibrahim
Kutipan ayat Al
Qur’an yang menegaskan firman Allah tentang Sifat Mulia Nabi Ibrahim
“[99] Dan Ibrahim berkata: Seungguhnya aku pergi menghadap kepada Tuhanku, dan Dia akan memberi petunjuk kepadaku 1283)
[100] Ya Tuhanku, anugrahkanlah kepadaku (seorang
anak) yang termasuk orang-orang yang soleh.
[101] Maka Kami beri dia khabar gembira dengan
seorang anak yang amat sabar 1284)
[102] Maka tatkala anak itu sampai (pada umur
sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: “Hai anakku
sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah
apa pendapatmu!” Ia menjawab: “Hai Bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan
kepadamu; in syaa Allah kamu akan mendapatku termasuk orang-orang yang sabar”
~ QS (37) Alsh Shaaffat : 99-102 ~
1283) Maksudnya:
Ibrahim pergi ke satu negeri untuk dapat menyembah Allah dan berdakwah
1284) Yang dimaksud ialah Nabi Ismail a.s.
-----------------------------------------------------------------------------------------------------
“[38] Di sanalah Zakariya mendoa kepada Tuhannya
seraya berkata: “Ya Tuhanku, berilah aku dari sisi Engkau seorang anak yang
baik. Sesungguhnya Engkau Maha Pendengar
Doa
[39] Kemudian Malaikat (Jibril) memanggil Zakariya, sedang ia tengan berdiri
melakukan sholat di mihrab (katanya): “Sesungguhnya Allah menggembirakan kamu
dengan kelahiran (seorang putramu) Yahya, yang membenarkan kalimat 193) (yang datang)
dari Allah, menjadi ikutan, menahan diri (dari hawa nafsu) dan seorang Nabi
termasuk keturunan orang-orang soleh” ~ QS (3) Ali Imran : 38-39
~
193) Maksudnya:
membenarkan kedatangan seorang nabi yang diciptakan dengan kalimat “kun”
(jadilah) tanpa bapak yaitu Nabi Isa a.s.
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------
“Sesungguhnya Ibrahim itu benar-benar seorang yang
penyantun lagi penghiba dan suka kembali kepada Allah” ~ QS (11) Huud : 75 ~
----------------------------------------------------------------------------------------------------
“Perkataan yang baik dan pemberian maaf 167) lebih baik dari sedekah yang diiringi dengan
sesuatu yang menyakitkan (perasaan si penerima)” ~ QS (2) Al Baqarah :263 ~
167) Perkataan yang baik maksudnya menolak dengan cara yang baik, dan maksud
pemberian maaf ialah memaafkan
tingkah laku yang kurang sopan dari si penerima
----------------------------------------------------------------------------------------------------
“Katakanlah: “Benarlah (apa yang difirmankan)
Allah”, maka ikutilah agama Ibrahim yang lurus, dan bukanlah dia termasuk
orang-orang yang musyrik” ~
QS (3) Ali Imran : 95 ~
---------------------------------------------------------------------------------------------------
“Kemudian Kami wahyukan kepadamu (Muhammad):
“Ikutilah agama Ibrahim seorang yang hanif”. Dan bukanlah dia termasuk
orang-orang yang mempersekutukan Tuhan” ~ QS (16) An Nahl : 123 ~
-----------------------------------------------------------------------------------------------------
Disarikan
oleh H. R. Mimuk Bambang Irawan - Jakasampurna, Bekasi, Rabu, 30 Agustus 2017
No comments:
Post a Comment