Masalah umur sungguh perlu kita renungkan, karena
banyak dari teman-teman termasuk saya sudah memasuki usia lanjut yang rawan
maut. Sebagaimana peringatan Rasululla, Shallallahi alaihi
wassalam sebagai berikut:
“Umur
umatku antara 60 sampai 70 tahun, sedikit yang melampaui itu” ~ HR
Trimidzi no. 2331 ~
Faktanya memang rata-rata usia manusia hari ini
kisarannya antara 60 – 70 tahun saja.
Usia Rasul,
usia sedang, usia ideal Rasulullah.
Berapa usia beliau saat wafat? Beliau mencapai usia
63 tahun. Bukankah angka ini seperti sabda beliau, antara 60 – 70 tahun. Inilah
yang semakin menguatkan bahwa apapun yang disampaikan adalah wahyu, baik yang
ada dalam Al Qur’an maupun Hadits. Beliau berada pada titik yang paling ideal.
Termasuk panjang usia idealnya.
Uniknya, keempat sahabat beliau yang memimpin pada
fase khilafah ’ala minhaj an-nubuwwah, tiga di antaranya berusia sama dengan
Rasulullah yakni Abu Bakar ash-Shiddiq, Umar bin Khattab dan Ali bin Abi
Thalib. Ketiga generasi terbaik Rasul itu wafat seperti usia Rasulullah, 63
tahun. Sementara Utsman bin Affan mewakili kalimat Nabi
(sedikit yang melampaui
itu). Utsman wafat pada usia 82 tahun.
Dari sini kita belajar, bahwa berapapun usia kita tidaklah
terlalu penting. Tetapi yang terpenting adalah umur yang penuh keberkahan.
Sahabat Anas bin Malik yang usianya mencapai 103 tahun, atau Imam an-Nawawi
yang usianya 45 tahun, keduanya adalah kehidupan yang penuh kebaikan, dengan
waktu-waktu yang mengukir karya dan prestasi yang abadi sepanjang zaman.
Sekedar panjang umur bukanlah prestasi hidup.
Apalagi panjang usia yang hanya menjadi beban bagi orang lain. Tetapi bagaimana
hidup kita bermanfaat bagi orang lain itulah yang sangat penting.
Doanya orang yang beriman juga tidak meminta
sekedar panjang umur. Walaupun Nabi sendiri mengijinkan untuk berdoa agar
panjang umur, sebagaimana Nabi sendiri mendoakan Anas bin Malik agar panjang
umur, tetapi panjang umur itu haruslah berkah, penuh karya kebaikan di dunia
dan berujung surga.
No comments:
Post a Comment