KAJIAN AL
QUR’AN
MENOLAK MATI
Pengajian
Subuh Masjid At Taubah – Ustadz Abdullah Amin – Bekasi, Senin, 20 November 2017
QS 2 : 243; Kisah tentang orang-orang
yang keluar meninggalkan kampung halamannya karena takut mati. Ini terjadi pada
masa sebelum Nabi, dan Muhammad diperintahkan untuk memperhatikan fenomena ini.
Kisah ini berasal dari kitab, tidak perlu diperdebatkan tempat kampung/wilayah
itu berada, karena tidak bermanfaat. Penyebab orang-orang itu takut mati: 1.
Menurut Ibnu Katsir adalah karena adanya wabah. 2. Menurut ahli tafsir lainnya,
karena kampung itu mau diserang oleh pasukan raja yang kuat.
Mengenai tafsir tentang “mati”: 1. Ibnu
Katsir, mati yang sebenar-benarnya mati raga. 2. Ahli tafsir lainnya, mati
ditafsirkan sebagai mati semangatnya, nyalinya.
QS 2 : 259; Ini kisah Qimar di satu
negeri, di mana dia dimatikan lalu 100 tahun kemudian Allah menghidupkannya
kembali. Ini bukti kekuasaan Allah yang bisa menghidupkan sesuatu yang sudah
mati. Buah-buahan dan makanan tetap segar selama 100 tahun. Keledai yang
tinggal tulang belulang disatukan lagi tulang belulangnya kemudian dibalutkan
dagingnya dan hidup kembali. Tidak ada sulitnya Allah mematikan dan
menghidupkan kembali sesuatu
QS 3 : 166-168; Orang munafik ketika diajak
untuk berperang (pada perang Uhud) mereka menolak. Mereka berkata: “Kalau kamu
mendengar nasihat kami, maka kamu tidak akan mati dalam peperangan”
QS 3 : 169; Orang yang gugur berjihad
di jalan Allah tidak mati tetapi tetap hidup
QS 4 -77-78; Orang munafik menolak
berperang karena takut dibunuh oleh musuh. Dilarang memulai suatu peperangan,
dan hanya boleh berperang bila diserang terlebih dahulu. Kematian pasti akan datang menemui kita,
walaupun bersembunyi di manapun, di benteng yang tinggi dan kokoh tetap akan
ditemui oleh kematian.
QS 62 : 8; Kematian itu pasti akan
datang walau mencoba untuk menghindar, agar ruh setiap manusia dikembalikan
kepada Allah untuk dimintai pertanggung-jawaban atas perbuatannya.
QS 21: 34-35; Tiada seorang manusiapun
yang hidup kekal di dunia, dan pasti akan mati setelah diuji dengan keburukan
dan kebaikan selama hidup di dunia.
Kutipan
ayat Al Qur’an yang menegaskan firman Allah tentang Menolak Mati.
“Apakah kamu tidak
memperhatkan orang-orang yang ke luar dari kampung halaman mereka, sedang
mereka beribu-ribu (jumlahnya) karena takut mati, maka Allah berfirman: kepada
mereka: “matilah kamu” 154), kemudian
Allah menghidupkan mereka. Sesungguhnya Allah mempunyai karunia terhadap
manusia tetapi kebanyakan manusia tidak bersyukur” ~
QS (2) Al Baqarah : 243
~
154) Sebahagian ahli tafsir (seperti Al-Thabari dan Ibnu Katsir) mengartikan
mati di sini dengan mati yang sebenarnya, sedangkan sebahagian ahli tafsir yang
lain mengartikannya dengan mati semangat
-----------------------------------------------------------------------------------
“Atau apakah (kamu tidak
memperhatikan) orang yang melalui suatu negeri yang (temboknya) telah roboh menutupi
atapnya. Dia berkata: “Bagaimana Allah menghidupkan kembali negeri ini setelah
hancur?”. Maka Allah mematikan orang itu seratus tahun, kemudian
menghidupkannya kembali. Allah bertanya: “Berapa lama kamu tinggal di sini?” Ia
menjawab: “Saya telah tinggal di sini sehari atau setengah hari”. Allah
berfirman: “Sebenarnya kamu telah tinggal di sini seratus tahun lamanya;
lihatlah kepada makanan dan minumanmu yang belum lagi berubah, dan lihatlah
kepada keledai kamu (yang telah menjadi tulang belulang); Kami akan menjadikan
kamu tanda kekuasaan Kami bagi manusia; dan lihatlah kepada tulang belulang
keledai itu, kemudian Kami menyusunnya kembali, kemudian Kami membalutnya
dengan daging”. Maka tatkala telah nyata kepadanya (bagaimana Allah
menghidupkan yang telah mati) diapun berkata: “Saya yakin bahwa Allah Maha
Kuasa atas segala sesuatu.”~ QS (2) Al Baqarah : 259 ~
--------------------------------------------------------------------------------------------
[77] “Tidakkah kamu
perhatikan orang-orang yng dikatakan kepada mereka 317):
“Tahanlah tanganmu (dari berperang), dirikanlah sembahyang dan tunaikanlah
zakat!” Setelah diwajibkan kepada mereka berperang, tiba-tiba sebahagian dari
mereka (golongan munafik) takut kepada manusia (musuh), seperti takutnya kepada
Allah, bahkan lebih sangat dari itu takutnya. Mereka berkata: “Ya Tuhan kami,
mengapa engkau wajibkan berperang kepada kami? Mengapa tidak engkau tangguhkan
(kewajiban berperang) kepada kami beberapa waktu lagi?” Katakanlah: “Kesenangan
di dunia ini hanya sebentar dan akhirat itu lebih baik untuk orang-orang yang
bertaqwa dan kamu tidak akan dianiaya sedikitpun” 318).
[78] Di mana saja kamu
berada, kematian akan mendapatkan kamu, kendatipun kamu di dalam benteng yang
tinggi lagi kokoh, dan jika mereka memperoleh kebaikan 319), mereka mengatakan: “Ini adalah dari sisi
Allah”, dan kalau mereka ditimpa suatu bencana mereka mengatakan: “Ini
(datangnya) dari sisi kamu (Muhammad)” Katakanlah: “Semuanya (datang) dari sisi
Allah”. Maka mengapa orang-orang itu (orang munafik) hampir-hampir tidak
memahami pembicaraan 320) sedikitpun?” ~ QS (4) An Nisaa’ :
77-78 ~
317) Orang-orang yang menampakkan dirinya beriman dan minta izin berperang
sebelum ada perintah berperang.
318) Artinya pahala turut berperang tidak akan dikurangi sedikitpun.
319) Kemenangan dalam peperangan atau rejeki.
320) Pelajaran dan nasihat-nasihat yang diberikan
-----------------------------------------------------------------------------------
[166] Dan apa yang menimpa
kamu pada hri bertemunya dua pasukan, maka (kekalahan) itu adalah dengan izin
(takdir) Allah, dan agar Allah mengetahui siapa orang-orang yang beriman
[167] dan upaya Allah
mengetahui siapa orang-orang yang munafik. Kepada mereka dikatakan: “Marilah
berperang di jalan Allah atau pertahankanlah (dirimu)”. Mereka berkata:
“Sekiranya kami mengetahui akan terjadi peperangan, tentulah kami mengikuti
kamu” 247). Mereka pada hari itu lebih
dekat kepada kekafiran dari pada keimanan. Mereka mengatakan dengan mulutnya
apa yang tidak terkandung dalam hatinya. Dan Allah lebih mengetahui apa yang
mereka sembunyikan.
[168] Orang-orang yang
mengatakan kepada saudara-saudaranya dan mereka tidak turut berperang:
“Sekiranya mereka mengikuti kita, tentulah mereka tidak terbunuh”. Katakanlah:
“Tolaklah kematian itu dari dirimu, jika kamu orang-orang yang benar.” ~
QS (3) Ali Imran : 166-168 ~
247) Ucapan ini ditujukan kepada Nabi dan sahabat-sahabat beliau sebagai
ejekan, karena mereka memandang Nabi tidak tahu taktik berperang sebab beliau
melakukan peperangan ketika jumlah kaum muslimin sedikit. Ucapan ini dapat
digunakan untuk mengelakkan cercaan yang ditujukan kaepada diri orang-orang
munafik sendiri.
-----------------------------------------------------------------------------------
“Janganlah kamu mengira
bahwa orang-orang yang gugur di jalan Allah itu mati; bahkan mereka itu hidup
248) di sisi Tuhannya dengan mendapat rezki.” ~
QS (3) Ali Imran : 169 ~
--------------------------------------------------------------------------------------------
“Katakanlah: “Sesungguhnya
kematian yang kamu lari dari padanya, maka sesungguhnya kematian itu akan
dikembalikan kepada (Allah), yang mengetahui yang ghaib dan yang nyata, lalu
Dia beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.” ~
QS (62)
Al Jumu’ah : 8 ~
--------------------------------------------------------------------------------------------
“[34] Kami tidak menjadikan
hidup abadi bagi seorang manusiapun sebelum kamu (Muhammad), maka jikalau kamu
mati, apakah mereka akan kekal?
[35] Tiap-tiap yang berjiwa
akan merasakan mati. Kami akan menguji
kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya). Dan
hanya kepada Kamilah kamu dikembalikan.” ~
QS (21)
Al Anbiyaa’ : 34-35 ~
--------------------------------------------------------------------------------------------
Disarikan
oleh H. R. Mimuk Bambang Irawan - Jakasampurna, Bekasi, Senin, 20 November 2017
No comments:
Post a Comment