KISAH MUJAHID UMAR BIN KHATTAB DITUSUK SAAT
JADI IMAM SHOLAT SUBUH
Sahabat
Nabi Umar bin Khattab merupakan sahabat Rasul yang menjadi Khalifah ke dua
setelah meninggalnya Khalifah Abu Bakar. Khalifah Umar termasuk orang yang
disegani dan di takuti oleh kaum Quraisy sebelum dan sesudah beliau masuk
Islam.
Umar
memiliki julukan yang diberikan oleh Nabi Muhammad yaitu Al-Faruq yang berarti
orang yang bisa memisahkan antara kebenaran dan kebathilan.
Akan
tetapi di akhir hayatnya Khalifah Umar bin Khattab dibunuh oleh Abu Lu’luah,
seorang budak yang fanatik. pada saat ia akan memimpin shalat Subuh. Al
kisahnya diriwayatkan oleh Imam Bukhari dari Amr bin Maimun ra. bahwa ketika
Khalifah ‘Umar ra, ditusuk perutnya ketika shalat subuh oleh budak Majusi yang
bernama Abu Lu’luah Al-Majusi.
Abu
Lu’luah Al-Majusi menunggu kedatangan Umar di kegelapan subuh, ia bersembunyi
di dekat masjid, ia tetap berada di tempat itu sampai akhirnya Umar masuk
masjid guna membangunkan orang-orang untuk mendirikan shalat, lalu didirikanlah
shalat dengan Umar sebagai Imamnya.
“Allaahu Akbar”, Khalifah Umar bertakbir.
Ketika
ia mulai melantunkan ayat-ayat Al-Quran budak tadi keluar dari
persembunyiannya, secepat kilat ia menyerang Umar dengan tiga tusukan.
Tusukan
pertama mengenai dada, kedua mengenai perut dan terakhir mengenai bagian bawah
pusar, Umar menjerit dan roboh ke tanah.
Saat
itu ia mengulang-ulang Firman Allah,
“Dan ketentuan Allah adalah takdir yang pasti
terjadi,”
~ QS-33 Al-Ahzab : 38 ~
Lalu
Abdurrahman bin Auf, maju menggantikan Khalifah Umar untuk menyelesaikan shalat
Jamaah tersebut, sementara itu, setelah menusuk Umar, budak tadi menerobos ke
barisan kaum Muslimin dengan pisaunya yang diayun ayunkan ke kiri dan kanan.
Ada
13 orang yg terkena pisau itu, tujuh diantaranya meninggal dunia, lalu ia
berhenti dengan menghunus pisaunya, setiap orang yang mendekatinya pasti
diserangnya, sampai ada seorang yang melempar sebuah kain selendang tebal ke
arahnya.
Budak
itu terhuyung-huyung. Ia merasa kaum muslimin akan segera meringkusnya.
Seketika itu ia tikamkan pisau itu ketubuhnya sendiri, dia membunuh dirinya
sendiri. Khalifah Umar sendiri langsung dibopong kerumahnya, orang-orang yang
menunggui disekitarnya menangis semua.
Khalifah
Umar pingsan sampai menjelang matahari terbit, ketika sadar dipandangnya wajah
orang-orang disekelilingnya. Pertanyaan yang pertama kali ia ucapkan adalah.
“Apakah
kalian sudah shalat?”,
“Sudah”,
jawab mereka semua.
“Segala
puji bagi Allah, sesungguhnya tak dianggap Islam orang yang meninggalkan
shalat”, seru Umar.
Saat
itu darah terus mengalir dari luka beliau sehingga kami menutupnya dengan kain
sorban, Demikianlah Umar menunaikan shalat subuhnya yang tadi belum
diselesaikannya.
“Siapakah
yang ingin membunuhku?”, tanya Khalifah Umar kepada Ibnu Abbas.
“Dia
seorang budak majusi, beberapa orang juga telah diserangnya, lalu dia bunuh
diri,” jawab oleh sahabat yang lain.
“Segala
Puji Bagi Allah yang menjadikan pembunuhku tidak dapat memusuhiku dihadapan
Allah dengan satu sujud pun,” tutur beliau.
Setelah
itu Thabib datang mengobati luka beliau, kemudian tabib berkata kepada Khalifah
Umar, “Wahai Amirul Mukminin berwasiatlah, Aku yakin kalau tidak hari ini,
pasti besok engkau akan meninggal.”
Khalifah
Umar menjawab, ” Engkau benar Andai saja engkau tidak mengucapkan yang seperti
tadi, pasti kau telah berbohong”, Demi Allah seandainya aku miliki semua isi
dunia, akan aku gadaikan demi menghadapi dahsyatnya suatu hari saat menghadap
Allah”, lanjutnya.
Luka
tusuk pada Khalifah Umar sangatlah parah. Sampai-sampai Khalifah Umar diberi
minum air kurma dan diminumnya maka keluar dari tenggorokannya, kemudian diberi
air susu maka beliau meminumnya dan keluar dari lukanya.
Mereka
mengetahui bahwa beliau akan meninggal. Kemudian datanglah seorang pemuda dan
berkata kepadanya, “Berbahagialah engkau wahai Amirul Mukminin, Kau menjadi
sahabat Rasulullah, kemudian menjadi khalifah yang adil, lalu mati syahid.“
Kemudian
Umar berkata, “Aku cukup senang ketika keluar dari dunia, dalam keadaan telah
melaksanakan semua tugas, tak perlu tambahan pujian bagiku.”
Rasa
sakit yang dialami Umar bertambah parah, dan kepayahan itu pun telah
menyelimuti dirinya, Abdullah bin Umar anaknya berkata, “Ayahku pingsan, lalu
kuletakan kepalanya diatas tanganku, ketika dia sadar.
Lalu
tubuhnya melemah dan Beliau menghadapi sakaratul maut dan meninggal. Khalifah
Umar dimakamkan disamping dua Sahabatnya yaitu Rasulullah dan Abu Bakar.
Demikianlah
sekelumit kisah mujahid Umar bin Khattab. Tentunya menjadi pelajaran bagi
kita sekarang ini untuk menjaga para ulama dan imam masjid dari
penyerangan orang Majusi jaman sekarang.
Semoga
bermanfaat. Aamiin Ya Rabbal Alamin
Copas Bambang Abdul Rochman