BERDOA DENGAN
BAHASA NON-ARAB
Seringkali ada yang mengajukan
pertanyaan, “Bolehkah berdo’a dengan
bahasa non Arab?”
Semoga penjelasan berikut bisa menjawab
pertanyaan tersebut.
Berdo’a dengan Bahasa Non Arab*
Syaikh Sholih Al Munajid
hafizhohullah dalam situs beliau Al Islam Sual wa Jawab memberikan penjelasan,
“Jika orang yang shalat mampu berdoa
dengan bahasa Arab, maka ia tidak boleh berdo’a dengan bahasa selainnya. Namun
jika orang yang shalat tersebut tidak mampu berdo’a dengan bahasa Arab, maka
tidak mengapa ia berdo’a dengan bahasa yang ia pahami sambil ia terus
mempelajari bahasa Arab (agar semakin baik ibadahnya, -pen).
Adapun do’a di luar shalat, maka
tidak mengapa menggunakan bahasa non Arab. Seperti ini sama sekali tidak ada
masalah lebih-lebih lagi jika hatinya semakin hadir (semakin memahami) do’a
yang ia panjatkan.
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah
menerangkan,
وَالدُّعَاءُ يَجُوزُ بِالْعَرَبِيَّةِ وَبِغَيْرِ الْعَرَبِيَّةِ وَاَللَّهُ سُبْحَانَهُ يَعْلَمُ قَصْدَ الدَّاعِي وَمُرَادَهُ وَإِنْ لَمْ يُقَوِّمْ لِسَانَهُ فَإِنَّهُ يَعْلَمُ ضَجِيجَ الْأَصْوَاتِ بِاخْتِلَافِ اللُّغَاتِ عَلَى تَنَوُّعِ الْحَاجَاتِ .
“Berdo’a boleh dengan bahasa Arab dan bahasa non Arab. Allah subhanahu
wa ta’ala tentu saja mengetahui setiap maksud hamba walaupun lisannya pun
tidak bisa menyuarakan. Allah Maha Mengetahui setiap do’a dalam berbagai bahasa
pun itu dan Dia pun Maha Mengetahui setiap kebutuhan yang dipanjatkan”[1].”[2
Baca Selengkapnya : https://rumaysho.com/1135-hukum-berdoa-dengan-bahasa-non-arab.html
No comments:
Post a Comment