Tahukah kalian siapa Ibnu Sina? Adalah
tahun 980 sampai 1037 ada seorang mumpuni bernama Ibnu Sina. Seorang filsuf,
penulis, ahli obat dan pengobatan juga ilmuwan yang cukup handal. Adapun
karyanya yang tersohor adalah al-Qanun
fi At-Tibb tentang ilmu obat dan pengobatan.
Suatu hari Ibnu Sina melakukan perjalanan dengan kuda
kesayangannya. Pada suatu tempat yang dianggap nyaman, ia berhenti
beristirahat. Kuda diikat ditempat yang sedikit teduh. Diberi makanan jerami
dicampur rumput pilihan. Ibnu Sina tahu binatang itu tidak boleh dimusuhi
bahkan disiksa. Harus disayang karena membantu manusia. Ibnu Sina duduk di tempat
lebih teduh tak jauh dari kuda, sambil menikmati bekal yang dibawanya.
Tiba-tiba datang seseorang menunggang keledai. Ia turun
dan mengikat keledai berdekatan dengan kuda milik Ibnu Sina. Dengan maksud
supaya keledainya bisa ikut memakan jerami dan rumput pilihan. Dan orang
tersebut pun duduk dekat dengan Ibnu Sina berada. Ketika ia duduk dan ikut
makan, Ibnu Sina mengingatkan,
"Keledaimu jauhkan dari kudaku supaya tidak
dislentak/ditendang."
Orang yang diajak bicara itu tersenyum sambil
menoleh ke kuda dan keledai.
Namun plak. Si keledai ditendang kuda hingga luka
cidera.
Pemilik Keledai marah² kepada Ibnu Sina dan meminta
tanggung jawabnya. Ibnu Sina diam saja.
Sampai kemudian si pemilik keledai mendatangi hakim
dan meminta agar Ibnu Sina membayar atas luka cidera keledainya.
Saat ditanya oleh hakimpun Ibnu Sina terdiam.
Hakim kemudian berkata kepada orang yang
mengadu, "Apakah ia bisu?"
Orang itu menjawab, "Tidak, tadi bicara
padaku."
Hakim bertanya lagi, "Apa yang ia katakan
..... ?"
Orang itu kembali menjawab, "Jangan dekatkan keledaimu
nanti ditendang Kudaku."
Setelah mendengar jawaban itu, sang hakim tersenyum
dan berkata kepada Ibnu Sina: "Anda ternyata pintar. Cukup diam dan
kebenaran terungkap."
Sambil tersenyum Ibnu Sina berkata kepada hakim, "Tidak
ada cara lain untuk menghadapi orang bodoh selain dengan diam."
Dan kebenaran akan menemukan jalannya sendiri.
Itulah kenapa sebabnya kenapa saya memilih diam.
No comments:
Post a Comment