Ayik
Heriansyah (Mantan
Pengurus HTI, Sekarang Aktivis NU Jawa Barat)
1. Meyakini bahwa Nabi Muhammad SAW
pernah mendirikan Khilafah padahal Muhammad SAW adalah seorang Nabi dan Rasul
bukan seorang Khalifah. Di Madinah Rasulullah SAW membangun sistem kehidupan
seperti negara. Sebagai seorang Nabi dan Rasul, Muhammad SAW wajib diimani dan
ditaati secara mutlak termasuk menjadikannya sebagai pemimpin politik. Oleh
karenanya penyerahan kekuasaan tanpa syarat dari tokoh-tokoh Yatsrib merupakan
bagian integral dari keimanan. Negara yang dibangunnya bersifat khas. Disebut
Daulah Nubuwwah. Daulah Nubuwwah hanya ada ketika Nabi SAW masih hidup. Setelah
itu berdiri Khilafah 'ala minhajin Nubuwwah/Khulafa'ur Rasyidin selama 30
tahun.
2. HTI mengklaim mengikuti metode
(thariqah) Rasulullah dalam mendirikan Khilafah. Ini klaim dusta karena Nabi SAW
tidak pernah mendirikan Khilafah lalu bagaimana mungkin Beliau SAW punya metode
(thariqah) untuk mendirikan khilafah.
3. HTI mewajibkan thalabun nushrah
(kudeta) sebagai jalan untuk meraih kekuasaan dalam mendirikan khilafah. Ini
kewajiban yang mengada-ngada karena keempat khulafaur rasyidin (Abu Bakar,
Umar, Utsman dan Ali) mendapat kekuasaan melalui bai'at setelah dilakukan
musyawarah dan pemilihan secara terbuka, jujur dan bebas (ridla wal ikhtiar).
Keempat khalifah tersebut tidak pernah melakukan thalabun nushrah (kudeta)
menjadi khalifah. Dalam konteks sekarang nashbul imam adalah pilpres.
4. HTI menyelewengkan makna
khilafah/imamah di dalam kitab-kitab kuning dari nashbul imam menjadi iqamatul
nizham. Tidak satupun ulama salaf yang memaknai khilafah/imamah dengan khilafah
tahririyah.
5. HTI mengasosiasikan bahwa
khilafah 'ala minhajin nubuwwah yang kedua adalah khilafah tahririyah yang
khalifahnya pernah menjadi Amir Hizbut Tahrir padahal ulama Aswaja sepakat
bahwa khilafah 'ala minhajin nubuwwah adalah khilafah mahdiyah yakni khilafah
yang dipimpin oleh Imam Mahdi.
6. HTI menjadikan Nusantara
sebagai wilayah tegaknya khilafah 'ala minhajin nubuwwah yang kedua padahal
hadits-hadits tentang akhir zaman, Imam Mahdi, Dajjal, dll semuanya menunjukkan
makna bahwa lokasi berdirinya Khilafah 'ala minhajin nubuwwah yang kedua atau
khilafah mahdiyah adalah di Arab (Syam dan Jazirah Arab). Artinya HTI salah alamat.
7. HTI secara licik mengopinikan
khilafah secara umum tanpa merinci bahwa khilafah yang mereka perjuangkan itu
adalah khilafah tarhririyah bukan khilafah mahdiyah.
No comments:
Post a Comment