KAJIAN AL QUR’AN
SEPUTAR IBADAH PUASA (2)
Pengajian Subuh Masjid At Taubah – Ustadz
Abdullah Amin – Bekasi, Selasa,
07-Mei-2019
Topik kajian kali ini membahas tentang SEPUTAR IBADAH PUASA RAMADHAN dalam surat-surat-surat serta ayat-ayat Al Qur’an yang berkenaan dengan topik tersebut
QS 2 : 187; Dihalalkan
pada malam hari di bulan puasa, artinya siang hari bercampur dengan istri itu
haram. (Walaupun tidak puasa)
·
Kalau siang hari dilarang apapun: makan minum dan
hubungan suami istri, hanya boleh malam hari di bulan puasa
·
Puasa “nyambung” (puasa wisol?) dilarang = terus
puasa selama 2 hari tanpa makan minum
·
Batas terakhir dari makan dan minum ialah fajar
(subuh)
·
Tajil artimya “mensegerakan” berbuka/ makan untuk
membatalkan puasa
·
Di Iran, maghrib belum makan, baru makan waktu masuk
Isya. Artinya, maghrib belum malam, Isya itu baru malam.. Kalau maghrib itu
baru menjelang malam.
·
Imsak itu hanya di Indonesia, dan bukan sunnah
Rasul. Imsak artinya “menahan”
·
Ketika itikaf, boleh pulang untuk makan minum dan
sebagainya, tapi tidak boleh bercampur suami istri, juga dekat-dekat saja
dilarang.
QS 17 : 78; Laksanakan
shalat sejak matahari tergelincir (Dzuhur dan ashar) sampai gelap malam (magrib
dan isya) dan jalankan pula shalat subuh à footnote
[865]: Ayat ini menerangkan waktu-waktu shalat yang lima:
tergelincir untuk waktu shalat Dzuhur dan Ashar sampai gelap malam untuk shalat
Magrib dan Isya). Shalat Subuh disaksikan malaikat (semua shalat disaksikan malaikat).
Waktu subuh aplusan antara malaikat siang dan malam. Dua-duanya mencatat amalan
sholat subuh.
QS
82 : 10-12; Ada malaikat yang mengawasi pekerjaan
QS 50 : 17-18; Dua
malaikat mencatat amalan kita, satu duduk sebelah kiri dan yang lain duduk di
sebelah kanan
Kutipan ayat Al Qur’an yang menegaskan firman Allah tentang SEPUTAR IBADAH PUASA RAMADHAN (2)
(187) “Dihalalkan bagi kamu pada malam hari bulan Puasa
bercampur dengan isteri-isteri kamu; mereka itu adalah pakaian bagimu, dan
kamupun adalah pakaian bagi mereka. Allah mengetahui bahwasanya kamu tidak
dapat menahan nafsumu, karena itu Allah mengampuni kamu dan memberi ma’af
kepadamu. Maka sekarang campurilah mereka dan carilah apa yang telah ditetapkan
Allah untukmu, dan makan minumlah hingga terang bagimu benang putih dari benang
hitam, yaitu fajar. Kemudian sempurnakanlah puasa itu sampai [datang] malam,
[tetapi] janganlah kamu campuri mereka itu, sedang kamu beri’tikaf dalam
masjid. Itulah larangan Allah, maka janganlah kamu mendekatinya. Demikianlah
Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepada manusia, supaya mereka bertakwa.” ~QS (2) Al Baqarah : 187~
-----------------------------------------------------------------------------------------------
(78) “Dirikanlah shalat dari sesudah matahari tergelincir
sampai gelap malam dan [dirikanlah pula shalat] subuh [865]. Sesungguhnya shalat subuh itu disaksikan
[oleh malaikat].” ~QS (17) Al
Israa’ : 78~
Footnote 865: Ayat ini menerangkan waktu-waktu shalat yang lima:
tergelincir matahari untuk waktu shalat Dzuhur dan ashar sampai gelap malam
untuk shalat Magrib dan Isya
---------------------------------------------------------------------------------------------
(17) “[yaitu] ketika dua orang malaikat mencatat amal
perbuatannya, seorang duduk di sebelah kanan dan yang lain duduk di sebelah
kiri.
(18) Tiada suatu ucapanpun yang
diucapkannya melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir.”
~QS (50) Qaaf : 17-18~
--------------------------------------------------------------------------------------
(10) “Padahal sesungguhnya bagi kamu ada
[malaikat-malaikat] yang mengawasi [pekerjaanmu],
(11) yang mulia [di sisi Allah] dan yang
mencatat [pekerjaan-pekerjaanmu itu],
(12) mereka mengetahui apa yang kamu
kerjakan.”
~QS (82) Al Infithaar: 10-12~
---------------------------------------------------------------------------------------------
Disarikan
oleh H.R.Mimuk Bambang Irawan - Jakasampurna, Bekasi, Selasa, 07-Mei-2019
KE KAJIAN BERIKUTNYA : SEPUTAR IBADAH PUASA (3)
No comments:
Post a Comment