MEMAHAMI AS SUNNAH SESUAI PETUNJUK AL
QUR'AN (3)
Bagaimana Memahami Sebuah Hadits Shahih,
نَّ أَبِي وَأَبَاكَ فِي النَّارِ
Terjemahannya:
‘Sungguh, ayahku dan ayahmu berada di dalam neraka,” ~HR Muslim~
Secara harfiah
pemahaman yang kita dapati dari keterangan hadits di atas menunjukkan bahwa
orang tua Rasulullah SAW termasuk ke dalam penghuni neraka.
Tetapi sebenarnya
ulama baik dari kalangan ahli hadits maupun kalangan ahli kalam berbeda
pendapat perihal ini.
Di antara ulama yang
memaknai hadits ini secara harfiah adalah Imam An-Nawawi.
Imam Nawawi
menjelaskan bahwa orang yang meninggal dalam keadaan kufur bertempat di neraka.
Kedekatan kerabat muslim tidak akan memberikan manfaat bagi mereka yang mati
dalam keadaan kafir. Hadits ini juga menunjukkan bahwa mereka yang meninggal
dunia di masa fatrah (masa kosong kehadiran rasul) dalam keadaan musyrik yakni
menyembah berhala sebagaimana kondisi masyarakat Arab ketika itu, tergolong
ahli neraka. Kondisi fatrah ini bukan berarti dakwah belum sampai kepada
mereka. Karena sungguh dakwah Nabi Ibrahim AS, dan para nabi lainnya telah
sampai kepada mereka. Sedangkan ungkapan ‘Sungguh, ayahku dan ayahmu berada di
dalam neraka’ merupakan ungkapan solidaritas dan empati Rasulullah SAW yang sama-sama
terkena musibah seperti yang dialami sahabatnya perihal nasib orang tua
keduanya. Ungkapan Rasulullah SAW ‘Ketika orang itu berpaling untuk pergi’
bermakna beranjak meninggalkan Rasulullah SAW.” [Imam An-Nawawi, Al-Minhaj Syarah Shahih Muslim Ibnil Hajjaj, Dar
Ihyait Turats Al-Arabi, Beirut, Cetakan Kedua, 1392 H].
Sebaliknya, Syaikh
Muhammad al Ghazali terang terangan menolak hadits shahih yang diriwayatkan
oleh Imam Nawawi tsb, karena bertentangan dengan firman Allah Swt seperti,
1).
وَمَا كُنَّا مُعَذِّبِينَ حَتَّىٰ نَبْعَثَ رَسُولًا
"Dan Kami tidak akan mengazab sebelum Kami (Allah) mengutus
seorang rasul." ~QS-17 Al Isra’ :
15~
2)
وَلَوْ أَنَّا أَهْلَكْنَاهُمْ بِعَذَابٍ مِنْ قَبْلِهِ لَقَالُوا رَبَّنَا لَوْلَا أَرْسَلْتَ إِلَيْنَا رَسُولًا فَنَتَّبِعَ آيَاتِكَ مِنْ قَبْلِ أَنْ نَذِلَّ وَنَخْزَىٰ
"Dan sekiranya Kami binasakan mereka dengan suatu azab
sebelum Al Quran itu (diturunkan), tentulah mereka berkata: "Ya Tuhan
kami, mengapa tidak Engkau utus seorang rasul kepada kami, lalu kami mengikuti
ayat-ayat Engkau sebelum kami menjadi hina dan rendah?" ~QS-20 Thaahaa : 134~
3)
يَا أَهْلَ الْكِتَابِ قَدْ جَاءَكُمْ رَسُولُنَا يُبَيِّنُ لَكُمْ عَلَىٰ فَتْرَةٍ مِنَ الرُّسُلِ أَنْ تَقُولُوا مَا جَاءَنَا مِنْ بَشِيرٍ وَلَا نَذِيرٍ ۖ فَقَدْ جَاءَكُمْ بَشِيرٌ وَنَذِيرٌ ۗ وَاللَّهُ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ
"Hai Ahli
Kitab, sesungguhnya telah datang kepada kamu Rasul Kami, menjelaskan (syari'at
Kami) kepadamu ketika terputus (pengiriman) rasul-rasul agar kamu tidak
mengatakan: "Tidak ada datang kepada kami baik seorang pembawa berita
gembira maupun seorang pemberi peringatan". Sesungguhnya telah datang
kepadamu pembawa berita gembira dan pemberi peringatan. Allah Maha Kuasa atas
segala sesuatu." ~QS-5 Al Ma'idah :
19~
Bersambung.....
Link ke Bagian Artikel selengkapnya:
No comments:
Post a Comment