MEMAHAMI AS SUNNAH SESUAI PETUNJUK AL QUR'AN ! (1)
Syaikh Dr Yusuf Qardhawi dalam kitab "Bagaimana Memahami Hadits Nabi Saw (judul asli 'Kayfa Nata'amalu Ma'a As-Sunnah An Nabawiyyah')" menjelaskan bahwa, untuk dapat memahami As-Sunnah dengan pemahaman yang benar, jauh dari penyimpangan, pemalsuan, dan penafsiran yang buruk maka haruslah dipahami sesuai dengan petunjuk Al Qur'an. Yaitu dalam kerangka bimbingan Ilahi yang pasti benarnya dan tak diragukan keadilannya.
وَتَمَّتْ كَلِمَتُ رَبِّكَ صِدْقًا وَعَدْلًا ۚ لَّا مُبَدِّلَ لِكَلِمَٰتِهِۦ ۚ وَهُوَ ٱلسَّمِيعُ ٱلْعَلِيمُ
"Dan
telah sempurnalah kalimat Tuhanmu (Al-Quran) sebagai kalimat yang benar dan
adil. Tidak ada yang dapat merubah rubah kalimat-kalimat-Nya dan Dialah yang
Maha Mendenyar lagi Maha Mengetahui”
~ QS.
Al-An’am Ayat 115 ~
Jelaslah bahwa Al-Qur'an adalah
"ruh" dari eksistensi Islam, dan merupakan azas bangunannya. Ia
merupakan konstitusi dasar yang paling pertama dan utama, yang kepadanya
bermuara semua perundang undangan Islam.Sedangkan As-Sunnah adalah penjelasan
terinci tentang isi konstitusi tsb, baik dalam hal-hal yang bersifat teoritis
ataupun penerapan secara praktis. Itulah tugas Rasulullah Saw, "menjelaskan
bagi manusia apa yang diturunkan kepada mereka."Oleh sebab itu, tidaklah
mungkin sesuatu yang merupakan "pemberi penjelasan" bertentangan
dengan "apa yang hendak dijelaskan" itu sendiri. Atau,
"cabang" berlawanan dengan "pokok". Maka, penjelasan yang
bersumber dari Nabi Saw. selalu dan dan senantiasa berkisar disekitar
Al-Qur'an, dan tidak mungkin akan melanggarnya.
Karena itu, tidak mungkin ada
suatu hadits (sunnah) shahih yang kandungannya berberlawanan dengan ayat2 Al
Qur'an yang muhkamat, yang berisi keterangan2 yang jelas dan pasti.
Dan kalaupun ada sebagian dari
kita memperkirakan adanya pertentangan seperti itu, maka hal itu pasti
disebabkan tidak shahihnya hadits yang bersangkutan, atau pemahaman kita yang
tidak tepat, ataupun apa yang diperkirakan sebagai "pertentangan" itu
hanyalah bersifat semu, bukanlah pertentangan yang hakiki.
Ini berarti bahwa As-Sunnah harus dipahami dalam kerangka petunjuk al-Qur'an.
Dimasa lalu, setelah wafatnya para Sahabat muncullah kaum Mu'tazilah yang telah amat jauh menyimpang dari kebenaran, ketika mereka berani menolak hadits-hadits yang shahih dan dikenal secara luas mengenai diberikannya syafaat di akhirat, kepada Rasulullah Saw dan saudara2 beliau para Nabi serta para malaikat, dan kaum mukminin yang saleh.
Yakni syafaat yang ditujukan untuk
orang2 yang berdosa dari kalangan ahli Tauhid.
Dan Allah Swt akan memuliakan
mereka dengan karunia dan rahmat-Nya, serta syafaat dari para ahli syafaat
tersebut, sehingga mereka tidak akan masuk neraka sama sekali, atau memasukinya
untuk sementara, sampai keluar lagi setelah suatu masa tertentu; dan pada
akhirnya masuk surga untuk selama lamanya.
Hal ini adalah diantara kemurahan
Allah Swt atas hamba2-Nya, dengan mendahulukan sifat rahmahNya atas sifat
keadilan-Nya. Yaitu dengan menjadikan ganjaran atas suatu perbuatan baik,
sebanyak sepuluh sampai tujuh ratus kali lipat atau lebih dari itu.
Dan menjadikan hukuman atas suatu
perbuatan buruk , hanya sebanding dengannya saja, atau bahkan mengampuninya
sama sekali.
Dan dijadikan-Nya pula pelbagai
penghapus dosa-dosa, berupa shalat lima waktu, shalat Jum'at, puasa ramadhan,
dan shalat2 sunnah pada malam harinya, sedekah-sedekah, haji dan umroh, tasbih,
tahlil, takbir, tahmid serta berbagai zikir dan do'a lainnya.
Bahkan kesusahan apa saja yang
menimpa diri seorang Muslim, baik yang berupa kelelahan, penyakit menahun,
kerisauan hati, kesedihan ataupun gangguan yang sekecil-kecilnya, tertusuk duri
dan lain2nya.... Semua itu merupakan peluang bagi diperolehnya pengampunan
Allah Swt atas kesalahan-kekeliruan (dosa-dosa) yang dilakukan olehnya.
Disamping itu pula, Allah Swt
menjadikan doa orang2 mukmin baginya setelah ia wafat, baik yang berasal dari
keluarga ataupun selain mereka, semuanya bermanfaat baginya dalam kuburnya.
Maka berdasarkan itu semua,
tidaklah mengherankan apabila Allah Swt memuliakan hamba-hamba-Nya yang
terpilih dan yang baik-baik, dengan mengizinkan mereka bersyafaat bagi siapa
saja yang dikehendaki oleh-Nya, yang meninggal dunia dengan menyandang kalimat Tauhid.
Bersambung.........
No comments:
Post a Comment